NovelToon NovelToon

Aku Masih Menunggumu

Masalah keluarga..

Malam dikamar yang cukup tenang, Natasya sedang duduk dikursi meja belajar yang berada disudut kamarnya sambil memainkan laptopnya. Natasya sekarang berumur 14 thn, ia sekolah di SMP *****. Kehidupan Natasya sangat bagus, apapun keinginannya selalu didapat dengan mudah. Namun sayang Natasya kekurangan kasih sayang dari orang tuanya, ia tak pernah merasakan bagaimana bahagianya tertawa bersama kedua orang tuanya.

“ Darimana aja kamu mas?! Jam segini baru pulang?! “

Suara keras ibu terdengar dari ruang keluarga, ayah selalu pulang terlambat tanpa memberitahu alasannya kepada ibu, jadi Setiap ayah pulang pasti ibu akan selalu memarahi ayah. Bukannya menjelaskan, ayah malah bersikap acuh pada ibu.

“ Dari kantorlah, emang kamu pikir saya darimana? “

Ayah suka sekali mengajak ibu bertengkar setiap hari, Natasya terheran dengan kedua orang tuanya bagaimana bisa mereka tidak lelah sedikitpun? Natasya saja bosan yang trus mendengar keduanya bertengkar setiap bertemu.

“ Kantor ? Udah berani bohong kamu ya sama aku mas “

“ bohong gimana? “

“ kamu habis ngumpulkan sama temen – temen kamu di cafe, aku lihat dari IG temen kamu. “

“ Lalu kenapa kalau aku habis dari sana hah?!!! “

“ Kenapa kamu bilang? Kamu dari kemarin ngumpul Mulu lho sama temen-temen kamu. Trus kapan kamu mau kasih sedikit waktu buat Natasya? “

“ Kasih waktu apa si? Aku udah kasih uang banyak ke dia, semua kemauannya udah aku turuti, trus mau kamu apa lagi hah? Belum cukup puas Ama semua yang aku kasih? “

“ Dia butuh kamu mas bukan uang kamu!! Dia butuh waktu kamu buat main sama dia...kamu gak bisa selalu mengandalkan uang kamu untuk menyenangkan hati Natasya. Natasya juga butuh kasih sayang kamu mas. “  

 

“ yaelah. Kamu kan tau aku sibuk, banyak kerjaan dikantor belum lagi urusan lain. Emang kamu gak bisa kasih perhatian lebih ke dia, lagian dia juga masih pasti ngerti ko “

“ gila kamu ya mas! Natasya itu anak kamu!! “

“ iya emang anak aku, kalau bukan aku juga gak bakal kasih uang aku ke dia “

“ Sadar kamu mas!! Kamu itu sebenarnya lebih penting Natasya atau kerjaan kamu si?!! “

 

“ ya kerjaan akulah, kalo Natasya kan ada kamu “

Natasya yang sedari tadi mendengar pertengkaran orang tuanya hanya bisa terdiam dikamar dengan hati yang sakit karna sikap ayahnya. Walau Natasya sudah sering sekali mendengar perkataan ayahnya tapi tetap saja rasanya sakit. Tidak mau terlalu banyak mendengar, Natasya pun beranjak kekasurnya dan mengibakan selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Natasya menangis tanpa suara hingga akhirnya tertidur pulas.

 

*

*

*

 

Natasya bangun pagi sekali, dia keluar dari kamarnya dalam posisi sudah rapih dengan seragamnya baju yang putih dengan lengan pendek dan rok orange kotak-kotak, dengan rambut yang dikuncir kuda. Ibu yang sedang menyiapkan sarapan terkejut melihat Natasya berlari turun ditangga

“ Natasya, jangan lari-lari nanti jatuh “ kata ibu

Ibu dari dulu selalu memperhatikan Natasya hingga Natasya tidak merasa kesepian, Natasya yang mendengar teguran ibunya hanya tersenyum dan duduk di kursi yang kosong sambil menatap keatas meja yang berisi banyak lauk.

“ banyak sekali Bu makanannya “

 

Natasya senang hari ini ibunya memasak begitu banyak makanan kesukaan Natasya. Ibu yang melihat Natasya tersenyum pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

“ iya sayang, ibu masak banyak nih. Kamu makan yang banyak ya “ kata ibu sambil menuangkan nasi kedalam piring ku.

 

Merasa rumahnya sepi, Natasya melihat sekeliling seperti mencari sesuatu. Ibu yang melihat tingkah Natasya pun bertanya dengan nada yang lembut.

“ Ada apa sayang? Kamu cari siapa? “ Tanya ibu

 

“ cari ayah Bu, ayah kemana Bu? Kok gak ada? “ kata Natasya sambil menatap ibunya

Ibu yang mendengar perkataan Natasya langsung berubah menjadi suram. Ibu merasa kasihan kepada Natasya yang selalu menanyakan kemana ayahnya. Sedangkan ayahnya tidak pernah sedikitpun bertanya tentang Natasya. Natasya yang melihat wajah sedih ibunya pun langsung mengerutkan keningnya dan bertanya...

 

“ ibu ada apa? Kenapa ibu sedih? “ tanya Natasya

Karna tidak ingin membuat Natasya khawatir, ibu pun langsung mengembalikan ekspresi nya dengan senyuman.

“ tidak apa apa sayang, kamu cari ayah? Ayah ada dikantor, katanya ada meeting penting yang harus dihadiri pagi ini jadi berangkat jam 05.53 “ kata ibu

Jujur? Tentu saja tidak, ibu berbohong kepada Natasya tentang ayahnya. Ayah Natasya pergi pagi karna ia tidak ingin makan bersama mereka, ia memilih makan bersama teman-temannya di cafe biasa ia kumpul. Ibu tidak mungkin memberitahu Natasya soal itu takut membuat Natasya berpikir yang tidak-tidak.

 

“ ouhk begitu...Bu kayaknya ayah sibuk banget ya, dari kemarin kerjaannya banyak banget. “ kata Natasya

“ Iya sayang, yaudah sekarang kamu makan dulu ya. Nanti berangkat sekolah lagi “ ujar ibu yang mengalihkan pembicaraan.

 

Natasya yang melihat reaksi ibunya hanya terdiam dan tersenyum kaku. Ia tau ibunya pasti sedang berbohong padanya karna takut membuatnya sedih. Justru kalau ibu selalu menyembunyikan itu semua malah membuat Natasya sedih, tak peduli dengan sikap ayahnya Natasya hanya ingin ibunya terus seperti ini ' tenggelam dalam kesedihan '

 

*

*

*

 

Natasya berangkat sekolah dengan mobil jemputan pribadi dari ayahnya. Walau ayahnya jarang memperhatikan Natasya tapi ayahnya selalu memberinya kemewahan hingga membuatnya teman-teman disekolah Natasya iri padanya.

 

Dikelas, Natasya duduk di kursi pojok belakang dekat dengan jendela. Setiap hari Natasya selalu tidak bersemangat sekolah saat pagi hari hingga dia menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya dimeja. Natasya memejamkan matanya sambil menikmati angin yang masuk dari jendela terbuka.

 

Braakk!

Meja terjeprak membuat Natasya melonjak kaget sambil membangun kepalanya dari lipatan tangannya. Natasya melihat seorang laki-laki yang sedang terdiri didepan mejanya dengan senyuman, yang menurut Natasya aneh.

Yaps! Itu Rio sahabat dekat sekaligus sahabat dari kecil, Natasya dan Rio tumbuh bersama hingga membuat mereka menjadi dekat. Sikap Rio saat ini menurut Natasya cukup menyebalkan tapi bisa membuat orang lain tertawa. Natasya juga sering cerita tentang keluarganya pada Rio, ia keluarkan semua keluhan yang ada dihatinya hingga membuatnya menangis dan Rio yang sebagai peran mendengarkan langsung menghibur Natasya dengan candaan konyolnya.

Natasya nyaman saat berbagi cerita pada Rio, Rio juga pernah berbagi cerita namun tidak sesering natasya.

 

“ enak banget nih! Pagi-pagi tidur “ cibir Rio

 

Natasya hanya diam menatap Rio. Jujur saja Natasya capek tapi disisi lain Natasya merasa beban dipikirannya menghilang saat mendengar suara Rio. Rio yang merasa diliatin dengan Natasya dengan tatapan dingin pun langsung bergidik ngeri.

“ oi lah kenapa si lu? Jangan ngeliatin gua kayak gitu Napa! Serem tau gak?! “ kata Rio

Mendengar perkataan Rio membuat Natasya memutar bola matanya dengan malas dan kembali menatap Rio dengan tatapan biasa.

 

“ Kamu sendiri ngapain? Pagi-pagi udah bikin orang jantungan aja “ kata Natasya

“ hehehe...habisnya gua liatin dari kejauhan lu begitu Mulu setiap pagi, jadi iseng aja gua. Emang kenapa lagi si lu? Ada masalah? “ kata Rio sambil duduk di kursi depan meja Natasya

“ Nggak kok...gua Cuma ngantuk aja tadi “ bohong Natasya

“ ck...udah mulai bohong lu ya Ama gua! Lu pikir gua bisa lu bohongin? Kalau lu ada apa apa itu ngomong ke gua, jangan diem aja. Gak akan selamanya lu bisa nyimpen beban itu sendiri “ kata Rio dengan tulus

Natasya yang mendengar pernyataan Rio pun hanya terdiam dan tersenyum kaku. Kalau boleh ia akui Natasya memang udah capek dengan beban semua itu. Tapi disisi lain Natasya mencoba untuk berhenti bercerita tentang masalahnya ke Rio.

 

Dia gak mau terus-terusan cerita. Natasya cerita gak akan bikin masalahnya selesai jadi ia memutuskan untuk menutup semua bebannya dihatinya sendiri. Seperti itulah yang ada dipikiran Natasya.

“ gak apa apa, gua gak ada masalah tadi gua Cuma ngantuk aja. “ ujar Natasya yang menyakinkan

 

“ lu gak bohong kan Ama gua? “ tanya Rio yang tidak percaya

“ gak percaya ama aku? “ tanya Natasya balik

Natasya yang tidak ingin cerita hanya membuat Rio pasrah untuk berpura-pura percaya. Rio tau bagaimana sikap Natasya itu jadi gak mudah bagi Natasya untuk bohongin dia.

“ oke oke gua percaya sama lu, tapi kalau Lu ada masalah cerita ke gua oke?! “ kata Rio sambil tersenyum lebar

 

“ iya iya tau kok “ jawab Natasya sambil tersenyum

 

Setelah pembicaraan mereka selesai, mereka pun terdiam sejenak. Keheningan pun mengelilingi sekitar mereka. Rio yang merasa canggung karena kediaman mereka, Rio pun memutuskan kan membuka pembicaraan mereka untuk menghilangkan keheningan.

 

“ Oi sya? “ panggil Rio

“ Hem? “ dehem Natasya yang malas

“ besok temenin gua jalan ya. “ Ajak Rio dengan semangat

“ jalan? Tumben “ kata natasya dengan nada terheran

“ iya nih, lagi pengen cari suasana baru aja. Bolehkan? “ jawab Rio

“ iya boleh, besok kabarin aja. Besok aku juga lagi senggang “ kata Natasya yang memerima ajakan Rio

“ Okelah siap! Besok gua traktir lu deh sampe puas “ ujar Rio dengan semangat dan senyuman

“ terserah, aku ikut aja “ kata natasya

“ okelah kalau begitu...gua cabut kebawah dulu ya, mau keruang guru dulu “ kata Rio sembari bangun dari duduknya

“ ngapain? “ tanya Natasya yang penasaran

“ Mau ketemu Bu Lina, ada urusan sebentar. Gua cabut ya “ kata Rio sembari pergi keluar kelas

 

Natasya hanya terdiam melihat punggung Rio yang menjauh hingga tak terlihat baru natasya menarik pandangannya dan kembali menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya.

*

*

*

Sepulang sekolah, Natasya tidak pulang dengan jemputan pribadinya melainkan bersama Rio. Hari ini kebetulan Rio juga tidak naik jemputannya jadi bisa jalan bareng.

“ Sya, lu gakpapa nih pulang jalan kaki? “ tanya Rio

“ gakpapa. Emang nya kenapa? “ jawab Natasya dengan santai

 

“ Lu gak takut nanti ayahnya lu marah gara-gara lu gak naik jemputannya? Nanti kalau jemputan lu nyariin lu gimana? “ tanya Rio yang khawatir

 

“ Ck..gakpapa kali. Lagian mau aku pergi kemanapun, ayah aku gak bakal nyariin “ ujar natasya yang acuh

“ Lah trus ibu lu gimana? “ tanya Rio lagi

“ tadi aku udah bilang ke Bu Lina buat kasih tau ibu kalau aku pulang gak naik jemputan “ jawab Natasya

“ hah? Gimana? Lah trus? “ tanya Rio yang masih belum mengerti

“ huh...ibu aku tau kalau aku gak naik jemputan pasti pulang bareng temen atau enggak pulang sama kamu “ jelas Natasya sambil menghela nafas

“ ouhk gitu...jelasin kek daritadi “ kata Rio sambil menyalahkan Natasya

Natasya hanya bisa memutarkan bola matanya dengan malas. Mereka pun mengakhiri pembicaraan dan berjalan kearah rumah. Bagi yang belum tau, sebenarnya rumah natasya dan Rio satu jalur namun hanya berbeda jalan saja yang menentukan rumahnya.

beberapa saat kemudian mereka berdua berpisah jalan, Natasya mengambil jalur kanan dan Rio mengambil jalur kiri. keduanya melambaikan tangan yang membuat tanda sampai jumpa besok.

sesampainya Natasya dirumah, baru saja ia berdiri didepan pintu langsung terdengar suara keributan didalam.

praaangg!

suara benda kaca terbanting pecah membuat Natasya terkejut sekaligus khawatir dengan satu orang yang ada dibenaknya

yaitu ibunya...

Pelampiasan Amarah..

Natasya yang yang khawatir dengan ibunya, seketika langsung membuka pintu dan masuk kedalam. Baru saja masuk Natasya sudah melihat ibunya sedang dimarahi oleh ayahnya. Dilihat dari wajah ayahnya, Natasya menyadari ayahnya sedang dalam keadaan mabuk.

Wajahnya merah karna efek dari alkohol, nafasnya memburu. Ibu disana hanya menangis melihat ayah seperti itu, sementara ayah yang melihat ibu menangis bukannya merasa iba malah mengangkat tangannya yang bersiap memukul wajah ibu.

“ KAU INI BERISIK!! TINGGAL JAWAB PERTANYAANKU DAN BERHENTI MENANGIS!! “

Bentak ayah dengan suara yang keras. Natasya yang melihat ayahnya bersiap memukul ibunya pun langsung spontan berlari kearah mereka dan berdiri diantara ayah dan ibunya, dalam posisi membelakangi ibu. Tangan Natasya juga menahan tangan ayahnya yang tadinya berniat memukul ibu.

“ CUKUP AYAH!! “

Kata Natasya yang keras membuat ibu dan ayahnya terkejut dengan kehadiran Natasya. Ayah yang melihat Natasya seketika amarahnya langsung meluap, ia menepis kasar tangan yang ditahan oleh Natasya.

Natasya hanya bisa terdiam dan melepaskan tangan ayahnya dan melangkah mundur sambil menarik tangan ibunya dengan lembut, namun tatapan Natasya masih terkunci kearah ayahnya. Ibu yang melihat Natasya berada disini langsung merasa bahwa anaknya akan menjadi pelampiasan amarah ayahnya, jadi ibu mencoba menyuruh Natasya pergi kekamar.

“ Sayang apa yang kau lakukan disini? Cepat pergi ke kamarmu “ kata ibunya dengan suara lemah

Natasya yang melihat kondisi ibunya yang banyak luka akibat pukulan ayahnya, merasa kesal tanpa menjawab pertanyaan ibunya, Natasya kembali menatap ayahnya sedang tatapan tajam.

“ Kenapa ayah ngelakuin ini ke ibu? Apa salah ibu? “ tanya natasya dengan tegas

“ Ayah hanya memberinya pelajaran karna dia tidak becus mendidik kamu “ jawab ayah dengan suara keras

“ Contohnya? “ tanya Natasya dengan suara yang merendah

“ Kamu tidak pulang dengan mobil jemputan yang ayah kasih ke kamu. Pasti ini hasutan ibumu yang membuatmu berhenti memakai semua pemberian ayah!! “ kata ayah sambil menunjuk kearah ibu yang berada dibelakang Natasya

“ Aku tidak menghasut natasya mas, Sumpah. “ ujar ibu yang ketakutan

“ BOHONG!!! “ bentak ayah

Lagi-lagi suara keras ayah terdengar membuat bulu kuduk berdiri, Natasya yang merasa tubuh ibu yang begitu gemetaran dibelakang Natasya, langsung mencoba memulihkan keadaan lagi.

“ Ibu tidak menghasut ku ayah. Aku yang menginginkan itu sendiri, aku ingin pulang jalan kaki bersama temanku dan itu gak ada kaitannya sama sekali dengan ibu “ jelas Natasya

Berharap amarah ayahnya mereda karna penjelasan Natasya malah sebaliknya ayahnya malah semakin malah dan membentak keras Natasya.

“ JALAN KAKI? AYAH SUDAH MAHAL-MAHAL BELIKAN MOBIL PRIBADI ITU UNTUK KAMU, UNTUK ANTAR-JEMPUT KAMU!!! TAPI KENAPA KAMU MALAH MEMILIH JALAN KAKI? APA KATA ORANG LUAR NANTI?!! PASTI MEREKA AKAN MENGANGGAP AYAH TIDAK MAMPU MEMBELIKAN APAPUN UNTUK KAMU...MAU DITARUH MANA MUKA AYAH NANTI... NATASYA... “ Bentak ayah lagi

“ Tapi aku hanya jalan kaki, kenapa ayah begitu marah? Sebelumnya ayah gak pernah memperhatikan aku, tapi kenapa Cuma masalah aku pulang enggak naik mobil jemputan, ayah jadi seperti ini? Apalagi sampe mukul ibu! “ protes Natasya dengan keras

Capek! Natasya capek dengan sikap ayahnya yang selalu seperti ini. Natasya gak tau apa isi hati dan jalan pikir ayahnya. Biasanya ayah selalu gak peduli dengan Natasya ataupun ibunya, tapi kenapa sekarang dia begitu marah saat Natasya tidak memakai barang yang dia beri? Pikiran Natasya menjadi rumit hingga bentakan ayahnya membuat Natasya terkejut.

“ AYAH UDAH BELIIN SEMUA YANG KAMU MAU NATASYA!! KAMU TINGGAL PAKAI SEPUASNYA APA TIDAK CUKUP?!! APA KURANG YANG AYAH BERIKAN KE KAMU HAH?!!! “ Bentak ayah dengan nafas yang memburu

“ aku gak butuh semua pemberian ayah “ kata Natasya dengan suara lemah

Ya! Natasya capek berhadapan dengan ayahnya, tidak akan ada habisnya jika bertengkar dengannya. Jadi Natasya memutuskan mengakhiri pertengkaran ini walaupun akhirnya tidak akan menjadi baik.

PRAAAKKK!!

Suara tamparan keras terdengar nyaring di ruangan, sebuah tamparan dari ayahnya yang melayang keras kearah pipi mulus Natasya hingga membuat sudut bibir Natasya mengeluarkan darah segar. Ibu yang melihat ayahnya langsung memundurkan tubuh natasya dan membalikan tubuh Natasya hingga menghadap kearah ibunya.

Tubuh Natasya masih berdiri tegak seperti tamparan itu bukan apa-apa bagi Natasya. Ibu menangis melihat pipi anaknya merah karna perbuatan ayah, lalu memohon ke ayah untuk tidak bertindak kasar padanya.

“ Mas apa yang kamu lakukan? Ini putri kamu lho mas, tega kamu tampar dia? Kamu boleh marah, tapi jangan sampai main tangan begini!! Kalau perlu kau boleh memukuli ku sampai mati tapi jangan mukul Natasya “ kata ibu dengan tangis

Bruukkk!

Bukannya merespon ibu, ayah beranjak keluar rumah sambil membanting keras pintu hingga terdengar sangat nyaring. Tanpa mempedulikan Ayah pergi, ibu kembali menatap Natasya sambil mengusap pipi merah Natasya.

Sakit rasanya kalau melihat langsung ibunya menangis, Natasya tidak mempedulikan tamparan ayah nya tadi, ia lebih memperhatikan tubuh ibunya yang penuh dengan luka.

“ apakah ibu baik-baik saja? “ tanya Natasya yang khawatir

“ Ibu tidak apa-apa Sayang. Kamu gakpapa kan? Maafin ibu sayang, karna ibu kamu jadi kena pelampiasan amarah ayahmu “ kata ibu

“ gakpapa Bu, ini hanya luka kecil nanti juga sembuh. Kita kekamar dulu yuk, aku ingin mengobati luka ibu “ ujar natasya dengan lembut

“ yaudah kalau gitu sayang! “ jawab ibu sambil menjauhkan tangannya dari wajah Natasya.

Natasya pun menuntun tubuh lemas ibunya ke kamarnya dilantai atas. Dikamar ibu, Natasya mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-luka ibu nya. Natasya yang sedang sibuk mengobati luka ibu sementara ibu yang sedari tadi hanya terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu, jadi hanya ada keheningan diantara mereka.

*

*

*

Keesokan paginya Natasya seperti biasa saat pagi ia dikamar sedang main laptopnya diatas kasur karna hari ini, hari Minggu. Sedang asik memainkan laptopnya hp Natasya bergetar yang menunjukkan kalau ada pesan baru.

Rio bodoh.

Sya, jadi gak?

^^^Natasya.^^^

^^^Jadi^^^

Rio bodoh.

Ouh oke, ini mo ketemuan dimana?

^^^Natasya^^^

^^^Terserah^^^

Rio bodoh.

Taman biasa aja ya? Biar gak jauh-jauh, Ini mau gua jemput atau gimana nih?

^^^Natasya^^^

^^^Terserah^^^

Rio bodoh

Lah bangsat, lu daritadi terserah Mulu.

Yaudah 15 menit lagi gua jemput lu ya.

^^^Natasya^^^

^^^Hm^^^

Natasya langsung menaruh hpnya di meja kecil samping kasur, kemudian beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Selesai mandi Natasya langsung memilih baju yang berbeda dari biasanya.

Kriingg!!

Suara telpon berbunyi, Natasya langsung mengangkat nya Karna itu panggilan dari Rio.

“ Lu dimana? gua udah dibawah nih! “ suara Rio terdengar dari hp

“ hm..bentar! “ kata Natasya singkat

Natasya langsung keluar dari kamar dan turun dari tangga. Diluar terlihat Rio sedang berdiri menyandar tubuh kedinding tembok dengan kaki yang diangkat satu dan tangan yang dimasukan kedalam saku.

“ Rio “ panggil Natasya

Rio yang dipanggil pun menoleh kesamping, Natasya berdiri disana dengan pakaian style black dan masker. Sedangkan Rio memakai switer black white.

Rio yang melihat pakaian Natasya yang berbeda, tanpa sadar ia mengerutkan keningnya. Sadar dengan ekspresinya Rio langsung mengembalikan ekspresi menjadi biasa, dan terdiam tanpa bertanya.

“ lama! “ sindir Rio

“ sorry “ kata natasya singkat

“ Hm...dah yuk cabut!! “ Ucap Rio sambil berjalan

Natasya yang terdiam dan mengikuti Rio dari belakang, Natasya melihat Rio hari ini tampak berbeda, tidak seheboh biasanya. Ingin sekali bertanya tapi natasya sendiri tidak berani dan memilih untuk diam.

Ditaman, natasya duduk dengan Rio di kursi dekat dengan pohon besar. Suasana taman sepi hingga suara angin terdengar, keduanya belum membuka pembicaraan karna merasa tidak nyaman. Karna merasa canggung Natasya pun membuka pembicaraan.

“ Disini aja? “ tanya Natasya sambil menoleh kearah Rio

“ iya, disini aja. “ jawab singkat Rio

Natasya benar-benar tidak bisa menahan untuk tidak bertanya, perasaan terhadap Rio sangat tidak enak.

“ Ada masalah ya? “ tanya natasya lagi

“ Tidak, yang seharusnya bertanya itu gua! “ jawab Rio yang santai

“ Hah? “ bingung Natasya

“ iya, gua yang seharusnya tanya ke lu! Lu ada masalahkan? “ tebak Rio sambil menatap Natasya Hingga pandangan mereka bertemu

“ E-enggak ko! Kata siapa? “ elak Natasya sambil memalingkan pandangannya

“ Jangan bohong lu! Gua tau lu ada masalah, kan gua udah pernah bilang kalau lu ada masalah itu jangan di pendam sendiri “ kata Rio sambil menatap ke langit

Natasya yang melihat Rio dari samping dan terlihat wajah tampan Rio hingga membuat Natasya tertegun. Rio Yang tidak mendapatkan respon Natasya pun langsung menoleh kearah Natasya yang sedang terdiam.

“ tanya! “ panggil Rio yang membuat Natasya tersadar dari lamunannya

“ Eh..sorry “ kata Natasya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Rio yang melihat tingkah Natasya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“ Emang gua seganteng itu ya sampe lu ngelihatin gua kayak gitu? “ cibir Rio dengan penuh percaya diri

“ ck...narsis banget Lu “ kata natasya

Rio yang mendengar Natasya berkata “ lu “ langsung mengerutkan keningnya. Natasya yang melihat perubahan Rio pun bertanya...

“ Biasa aja kali ngeliat nya! “ ketus Natasya

“ Gak...gak...gak!! Sejak kapan lu pakai bahasa begituan? “ tanya Rio

“ baru sekarang “ jawab Natasya yang santai

“ siapa yang nyuruh lu ngomong begitu? “ kata Rio lagi

“ gak ada, ini atas kemauan gua sendiri “ jawab Natasya sambil memalingkan wajahnya

Rio yang melihat Natasya dengan wajah seperti bisa melihat isi pikiran, lalu memegang tangan Natasya hingga membuat gadis itu terkejut dan menoleh kearah Rio.

“ Ri-Rio? “ gugup Natasya

Rio yang menyadari perbuatannya langsung melepaskan tangannya dari tangan Natasya.

“ Maaf, gua gak bermaksud “ kata Rio sambil memalingkan wajahnya

“ iya gakpapa “ jawab natasya

Mereka pun terdiam sejenak karna tadi, lagi-lagi keheningan diantara mereka. Rio pun bertanya untuk menghilangkan keheningan

“ Sya? “ panggil Rio

“ hm? “ dehem Natasya

“ Sekali lagi gua bilang ya, kalau lu butuh seseorang buat denger cerita lu, lu bisa Dateng ke gua. Gua siap kok dengerin semua keluh resah lu “ kata Rio sambil menatap langit dengan senyuman

“ Ya gua tau kok, makasih ya “ jawab Natasya sambil tersenyum

Rio yang menoleh kearah Natasya yang sedang tersenyum, ia pun ikut tersenyum. Ahh...rasanya tidak rela saja, untuk nanti!

lu pulang, gua pastiin lu gak akan ketemu gua lagi..

Natasya dan Rio berjalan-jalan ke taman bermain yang jaraknya agak jauh dari rumah mereka. Terlihat Natasya sedang duduk menunggu Rio, disana ramai apalagi orang yang berpacaran. Tapi Natasya dan Rio kesini hanya untuk menenangkan pikiran mereka saja, dan tidak ada niat apapun itu.

Beberapa saat kemudian Rio datang dengan 2 eskrim rasa vanila dan coklat ditangannya. Natasya yang sedang melamun pun langsung tersadar dan menghampiri Rio.

“ Nih pilih mau yang mana? “ Tanya Rio dengan senyuman

“ Dua-duanya “ jahil Natasya yang meraih es krim ditangan Rio

“ Eits..gak! Pilih satu “ kata Rio sambil menjauhkan es krimnya

“ hm... “ gumam Natasya yang ngambek.

Natasya membalikkan tubuhnya membelakangi Rio dengan tangan yang terlipat didadanya, sementara Rio hanya tertawa dan mendekati Natasya

“ berhentilah bersikap seperti anak kecil, Bodoh! “ sindir Rio yang berdiri dihadapan Natasya

“ siapa yang bersikap seperti anak kecil?! “ ketus Natasya

“ lu “ jawab Rio singkat

“ oh yaudah kalau gitu.. “ kata natasya sambil membalikkan tubuhnya lagi dan beranjak pergi

Sebelum natasya beranjak pergi, ia menghentikan langkahnya karna perkataan Rio

“ lu pulang, gua pastiin lu gak bakal ketemu gua lagi! “ kata Rio dengan nada dingin

Natasya yang mendengar perkataan Rio pun langsung tertegun. Apa maksudnya tidak bisa menemuinya lagi? Natasya pun hanya terdiam dan kembali duduk dikursi sebelumnya saat menunggu Rio. Rio yang melihat ekspresi Natasya merasa bersalah dan menghampiri Natasya kemudian menyodorkan eskrim rasa coklat.

“ Nih buat lu, jangan sedih lagi “ kata Rio

Natasya hanya menggelengkan kepalanya. Rio pun duduk disamping Natasya dan kembali menyodorkan eskrim nya lagi.

“ nih! Gua beliin rasa coklat buat, lu suka rasa coklat kan? Jadi gua beliin ini, dan vanila ini buat gua. “ kata Rio dengan suara lembutnya

“ hm.. “ Natasya hanya mengambil eskrim ditangan Rio tanpa berbicara apapun.

Ya, Natasya masih memikirkan perkataan Rio tadi. Natasya takut kalau suatu hari nanti Natasya akan kehilangan seseorang yang berharga bagi dirinya. Karna Rio, Natasya tidak kesepian, tidak stress dengan masalah keluarganya. Rio selalu ada disaat Natasya butuh sandaran, butuh seseorang untuk keluh kesahnya, dan butuh kehangatan.

Natasya takut dengan pikirannya hingga membuat Natasya tanpa sadar menetes air matanya. Rio yang melihat Natasya menangis pun langsung spontan duduk lebih dekat dengan Natasya dan menurunkan sedikit badannya.

“ Sya kenapa? Kok nangis? “ tanya Rio yang khawatir

Natasya hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, entah kenapa hatinya sakit saat memikirkan itu. Rio yang merasa bersalah atas perkataannya tadi pun langsung membuang eskrim ditangannya karna sudah cari dan mengambil eskrim Natasya juga. Rio membersihkan tangannya yang terkena eskrim, setelah bersih Rio pun langsung mengusap pipi Natasya yang basah karna air mata.

Natasya yang merasa tangan hangat menyentuh wajahnya langsung mengangkat kepalanya melihat wajah Rio yang khawatir.

“ berhentilah menangis, aku minta maaf. Aku tidak ingin melihat kau menangis lagi sya “ kata Rio sambil menaruh kepalanya di bahu Natasya

“ Ri-Rio? “ panggil Natasya yang terisak

“ Aku tidak bermaksud membuatmu sedih, maaf karna perkataan ku tadi. Aku salah tadi aku hanya bercanda agar kau tidak ngambek lalu pulang. Aku minta maaf Tasya “ jelas Rio dengan nada sedih

Natasya yang mendengar itu pun perlahan tenang, Natasya merasa di bahu nya terasa basah. Rio menangis? Natasya tertegun menyadari Rio menangis di bahunya. Menurut Natasya, Rio memang tidak pernah menangis didepan Natasya, dia selalu tertawa seolah-olah dia selalu bahagia tapi kenapa sekarang dia menangis?

Natasya pun spontan mengangkat tangannya dan mengelus punggung Rio untuk menenangkannya. Entah lah Natasya merasa sakit kembali saat melihat Rio yang dikenal ceria banyak terlalu dan sekarang malah menangis dihadapannya.

“ Ri-Rio? “ panggil Natasya dengan lembut

“ Berjanjilah kepadaku untuk tidak menangis lagi. Kau tau? Hatiku sakit kalau selalu melihat kau menangis. Aku tidak ingin melihatmu menangis, kau itu hidup untuk bahagia bukan untuk menangis “ kata Rio yang masih belum mengangkat kepalanya

Natasya yang mendengar pernyataan Rio pun tertegun. Hati Rio sakit saat melihatnya menangis? Apakah itu alasannya, dia selalu ada saat Natasya menangis.

“ iya aku janji tidak akan pernah menangis lagi, berhenti menangis. Jika kau menangis maka aku tidak akan mengenal siapa orang yang dihadapan ku sekarang “ kata Natasya yang tersenyum

“ Kau berjanji? “ tanya Rio sambil mengangkat kepalanya dan menatap wajah Natasya di jarak yang dekat

“. Iya, aku berjanji. Jauhkan wajahmu, ini terlalu dekat! “ ucap Natasya sambil menundukan kepalanya dan menjauhkan wajah Rio dengan kedua tangannya.

Rio yang melihat wajah Natasya yang memerah karna malu hanya tersenyum, lalu memundurkan duduknya menjaga sedikit jarak sesuai dengan permintaan Natasya.

“ sudah “ kata Rio dengan santai

Natasya perlahan mengangkatnya kepalanya melihat jarak antara mereka pun menghela nafas lega. Jujur saja Natasya merasa jantungnya berdetak kencang saat dekat dengan Rio. Natasya sedang mereda kan jantung Tiba-tiba...

Hp Natasya berbunyi di dalam saku celananya, Natasya pun langsung mengambil hpnya dan melihat siapa yang menelpon nya, ternya ibunya. Natasya mengangkat nya.

“ Halo? Kenapa Bu? “ tanya Natasya

“ halo sayang kamu dimana? “ tanya ibunya didalam telpon

“ Di taman Bu sama Rio “ jawab natasya sambil melirik kearah Rio sekilas

“ ouh gitu ya, boleh dijadiin speaker gak sayang? Ibu ingin bicara dengan kalian berdua “ pinta ibu

Natasya menjauhkan hpnya dari telinganya dan berbicara pelan ke Rio yang sedang duduk disampingnya sambil menatap kearahnya

“ Ibu ingin bicara dengan kita “ kata natasya dengan suara pelan

“ yaudah. Coba speaker, siapa tau penting “ jawab Rio dengan anggukan

Natasya yang mendapatkan jawaban dari Rio langsung membuat sambungan telepon menjadi speaker.

“ Bu, sudah nih “ kata natasya

“ Sudah sayang? Rio kamu bisa dengar Tante nak? “ tanya ibu

“ Dengar Tante “ jawab Rio

“ oke ibu langsung bicara aja ya. Untuk Natasya, ibu malam ini gak pulang dulu karna ada kerjaan dikantor jadi ibu minta maaf sayang “ kata ibu

“ iya gakpapa ko Bu Natasya paham, ibu hati-hati ya “ ucap Natasya

“ iya sayang. Dan untuk nak Rio, Tante boleh izin Sama kamu gak, Natasya nginep dulu dirumah kamu? Soalnya Tante takut kalau natasya sendirian dirumah. “ kata ibu pada Rio

“ iya gakpapa kok Tante. Nanti Tasya, saya ajak kerumah sekalian nanti Rio jagain jadi Tante jangan khawatir “ jawab Rio yang tersenyum

“ makasih ya nak Rio, Natasya kamu jangan ngerepotin Rio ya nanti! “ kata ibu

“ iya Bu, Natasya tau “ jawab Natasya dengan malas

“ Huh..yaudah kalau gitu, udah itu aja yang mau ibu sampaikan ke kalian. Ibu tutup dulu telponnya “ ujar ibu

“ Iya Bu/Tante hati-hati “ jawab Natasya dan Rio bersamaan.

Ibu pun menutup telponnya dan Natasya menyimpan kembali hpnya didalam sakunya. Kemudian Rio dan natasya saling menatap.

“ hm? “ dehem Rio dengan senyuman aneh

Natasya yang melihat senyuman aneh Rio pun, langsung mengerutkan keningnya.

“ Ngapain senyum-senyum? “ tanya Natasya yang ketus

“ Gakpapa “ jawab Rio yang masih tersenyum

“ Yaudah yuk cabut, udah sore nih “ kata Rio lagi sembari bangkit dari duduknya

“ mau kemana? “ tanya Natasya heran

Rio yang mendengar pertanyaan Natasya pun hanya memutar bola matanya yang malas.

“ pulanglah, emang lu mau disini sampai malam? “ tanya Rio sambil berbalik melihat Natasya yang sedang duduk

“ Kerumah kau? “ tanya Natasya

“ ck..iyaa, ibu lu tadi kan bilang kalau lu disuruh nginep di tempat gua. Kenapa, lu takut? yah gak bakal gua apa-apain lu “ jawab Rio sambil berjalan.

Natasya yang melihat Rio pergi pun langsung mengikuti nya dari belakang.

“ Rio..jangan tinggalin gua!! “ teriak Natasya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!