NovelToon NovelToon

DEMI CINTA

KESALAHAN YANG SAMA

SUARA Deru angin pagi terasa mendayu-dayu memainkan anak rambut seorang wanita berparas lumayan cantik itu. pakaian nya hanya memakai baju daster berwarna biru tua dan perempuan itu masih terlihat muda yang berkisaran umur dua puluh empat tahunan. gadis cantik itu sejak pagi tadi masih berdiri di pematang sawah dekat jalan umum beraspal. pandangan nya sesekali menatap ke arah kiri dan kanan jalanan tersebut. aneh nya tak ada yang tahu persis apa yang ia lakukan itu, bahkan beberapa supir angkutan umum pun beberapa kali berhenti untuk menawarkan nya tumpangan.

Tetapi gadis itu hanya membalas nya dengan gelengan kepala saja dan membuat supir angkutan umum itu langsung pergi tanpa bertanya lagi. wajah datar sedikit menahan gelisah nampak jelas terlihat diraut wajah nya yang cantik dan berkulit putih bersih itu. lama nya ia berdiri mematung di pematang sawah itu sampai dari pagi hari sampai pada waktu siang hari tiba. terik panas matahari tetap tak di hiraukan oleh gadis itu dan hal itu membuat seorang pengendara motor berhenti ditepian jalan dekat gadis itu berdiri.

"permisi, neng butuh tumpangan tidak???"

"berapa???"

"maksud nya berapa bagaimana neng???" tanya pengendara motor itu agak bingung.

"jarak dari sini ke kota berapa ongkos nya???" jawab gadis itu lagi dan membuat pengendara motor itu paham.

"maaf neng. abang bukan seorang ojek, tetapi jika neng ini mau pergi ke kota, abang bisa antar neng kesana"

"hmm..., baiklah. antar aku ke kota bang." baru saja gadis itu akan naik ke atas motor milik pengendara motor itu, tiba-tiba ada seruan perempuan setengah tua memanggil nya.

"Karinaaaaa.....! mau kemana kamu naaaak....!" gadis itu seketika tak jadi naik ke atas motor itu dan balik menatap ke arah datang nya sumber suara tersebut.

"ibu?!" gumam gadis itu berkata pelan dan sedikit kaget.

"kamu mau kemana nak??? sudah ibu katakan berulang kali, jangan pergi tanpa sepengetahuan izin dari ibu!" ucap sang ibu yang kini sudah ada di dekat anak nya.

"tapi bu..."

"sudah ayo pulang! tak baik anak gadis seperti mu keluyuran dijalanan begini!" tegas sang ibu seraya menarik lengan anak nya untuk pulang.

Pengendara motor itu hanya bisa diam dan heran dengan apa yang ia saksikan itu, dalam hati nya ia membatin.

"seperti nya ibu dan anak gadis nya itu memang agak tidak waras,... tetapi seperti nya anak gadis itu sedang hamil muda? terlihat jelas perut nya sedikit buncit. ah sudahlah daripada aku pusing-pusing memikirkan hal itu lebih baik aku melanjutkan perjalanan ku saja." setelah membatin begitu pengendara motor itu sudah berlalu bersama langkah ibu dan anak gadis nya tadi yang kini sudah sampai di rumah nya. tiba dirumah mereka berbincang lagi,

"sudah ibu katakan berulang kali! jangan pergi lagi ke pinggir jalan itu! kamu bisa celaka nak! coba kalau tadi kamu ikut dengan pengendara motor tadi??? bisa-bisa kamu di culik dan kamu pasti bakal dinodai oleh orang itu! paham kan apa yang ibu katakan ini Karina Larasita!?" ucapan tegas dari sang ibu menyebut nama asli anak nya dan ucapan tersebut hanya dibalas anggukan pelan oleh anak gadis nya yang bernama Karina itu.

Ibu dan anak gadis nya itu sudah duduk di dalam kamar anak gadis tersebut. pandangan mata Karina menatap kosong ke arah depan nya dan tak terasa air mata mulai meleleh di pipi nya. ibu Karina pada saat itu juga berhenti berkata menasehati anak nya dan langsung memeluk anak nya sembari berkata.

"maafkan ibu nak. ibu begini karena ibu sangat sayang kepada mu. ibu tak mau kamu mendapat masalah dan wajar ibu sangat khawatir kepada mu. coba kamu jelaskan kepada ibu, mengapa akhir-akhir ini kamu seringkali berdiri di dekat jalanan umum itu nak???"

"harus nya Karina yang meminta maaf kepada ibu. semua ini salah Karina sendiri, begitu bodoh nya Karina termakan ucapan Rangga yang suatu saat akan datang kembali ke kampung ini untuk menikahi Karina."

"maksud mu nak Rangga yang dulu pernah syuting di kampung ini bukan nak??? jadi kamu dan anak itu sudah saling berhubungan???" Karina menganggukan kepala nya dan memalingkan wajah nya ke arah ibu nya sembari berkata.

"aku hamil bu. Rangga lah ayah dari janin ku ini."

"apa!? mengapa kamu baru cerita sekarang nak!?" sang ibu mulai panik dan tiba-tiba badan nya merasa lemas. air mata mulai menetes dari kelopak mata ibu nya dan isak tangis mulai terdengar. Kirana pun menunduk dan ikut menangis terisak juga sembari berkata.

"maafkan Karina bu, hixhixhix..semua ini salah Karina. harus nya Karina dulu tak memberikan keperawanan Karina kepada Rangga."

"apa yang sebenar nya kalian lakukan berdua ketika di rumah ini waktu itu? ibu tak habis pikir kalian berdua bisa sampai melakukan hubungan terlarang itu. hixhixhix." sang ibu menangis dengan isakan memilukan.

"maafkan Karina ibu, semua itu karena Karina dan Rangga sama-sama saling mencintai."

"tapi apa bukti nya dari hasil mencintai itu nak?! kamu hanya bisa dijadikan budak napsu saja nak! harus nya kamu belajar dari kesalahan ibu dulu! kalau sudah begini Kesalahan Yang Sama akan terulang lagi nak!"

"maafkan Karina ibu, hixhixhix." karina menangis sembari memeluk erat ibu nya dan ibu nya berkata lagi disela tangis nya.

"dua puluh empat tahun ibu mengurus mu dan merawat mu sejak bayi sampai sebesar sekarang hanya seorang diri tanpa bantuan suami atau ayah mu! harus nya kamu sadar diri akan hal itu Karina! sebulan setelah ibu mengandungmu karena hubungan di luar nikah ini, ayah mu segera menikahi ibu dan pernikahan tersebut tak berlangsung lama. hanya gara-gara ayah mu itu seorang pebisnis yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya dan sering pergi keluar kota, sampai berbulan-bulan ia meninggalkan ibu sendirian di rumah ini dan akhir nya perceraian pun terjadi akibat ayah mu itu menikah lagi dengan wanita lain di luar kota yang lebih cantik dan muda dari ibu. hixhixhix." curhatan sang ibu tersebut membuat Karina semakin meraung-raung dalam tangis nya.

Disela tangis nya itu Karina sempatkan berbicara.

"maafkan Karina ibu, Karina sangat menyesal sekali, hixhix... lalu ibu?, apakah Rangga akan berkelakuan bejat seperti ayah juga ibu???"

"ibu tak bisa memastikan nya nak. tapi ibu harap kamu jangan coba-coba menggugurkan janin mu jika Rangga tak kunjung pulang atau bahkan ia malah menikahi wanita lain di kota."

"jika begitu ibu...,hixhixhix... aku malu dengan tetangga rumah jika masa kehamilan ku ini semakin besar. lalu aku harus bagaimana ibu???" sang ibu seketika itu juga langsung diam dan seakan sedang memikirkan cara agar ia bisa menyembunyikan anak nya dari jangkauan para tetangga rumah nya yang seringkali hobi nya menggosip itu.

"nanti ibu pikirkan cara nya nak. untuk saat ini kamu tenangkan pikiran dulu, ibu mau menghubungi paman mu dulu yang ada di kota."

"iya ibu." ucap Karina menurut dan kini ia merebahkan badan nya di ranjang nya dan sesekali ia mengusap-usap perut nya yang sedikit buncit dan diperkirakan masa kehamilan baru berumur tiga bulan. sedangkan ibu nya Karina sedang menghubungi paman nya Karina lewat panggilan telepon rumah diluar kamar nya Karina. dimasa itu telepon genggam belum ramai dimiliki oleh orang lain, jadi pada saat itu hanya telepon rumah lah yang masih biasa dipakai oleh orang-orang lumayan berada.

CERITA KARINA

SIANG Hari telah berlalu dan tak terasa sebentar lagi cahaya senja disore hari mulai menampakan sinar nya. kala itu Karina baru saja terbangun dari tidur nya karena sebelum nya ia memang tertidur karena terlalu lama dalam lamunan nya. ibu nya Karina yang bernama lengkap Ajeng Sulastri itu sedang menyiapkan pakaian Karina untuk nanti di masukan ke dalam koper. Karina lalu beranjak bangun dan segera mendekati ibu nya seraya bertanya,

"ibu sedang apa membereskan pakaian ku?" sang ibu segera menatap wajah anak nya dan menjawab pertanyaan nya.

"tadi ibu sudah menghubungi paman mu nak dan ibu juga sudah menceritakan apa yang sedang terjadi kepada mu saat ini."

"lalu apa tanggapan paman bu???" tanya Karina agak sedikit cemas dan ibu nya menjawab nya seraya tersenyum dipaksakan.

"kamu tak perlu khawatir ataupun cemas begitu nak. paman mu adalah orang yang sangat baik dan ia pun tak marah ketika ibu menceritakan permasalahan mu saat ini."

"syukurlah kalau begitu ibu. lalu apakah paman tak bertanya siapa lelaki yang sudah menghamili ku ini bu???"

"ibu sudah ceritakan semua nya kepada paman mu dan ia berkata akan membantu mu untuk mencari lelaki itu. lagi pula kamu sekarang di mulai saat ini akan tinggal di kota bersama paman mu nak."

"tinggal dikota? jadi untuk sementara aku harus tinggal bersama paman bersama calon bayi ku ini bu???"

"ya memang seharus nya begitu nak."

"tapi aku tak mau pergi jika tak bersama ibu." ujar Karina murung dan ibu nya langsung mengusap punggung karina sembari berkata,

"kamu sudah besar dan dewasa nak. sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu, kamu harus bisa mandiri tanpa harus bergantung kepada ibu. disana kamu akan tinggal bersama paman dan keluarga nya dan apapun kebutuhan mu akan di tanggung semua nya oleh paman mu."

"tapi kenapa ibu tak mau ikut juga???" sang ibu tersenyum dan berkata.

"ibu harus mengisi rumah peninggalan mendiang nenek dan kakek mu ini nak. kalau ibu ikut dengan mu, lalu siapa yang akan mengisi rumah ini??? sedangkan ibu hanya mempunyai saudara kandung yaitu hanya paman mu saja."

"lalu kalau ibu kesepian nanti bagaimana???"

"tak usah memikirkan hal itu nak. sewaktu-waktu ibu pasti akan menghubungi mu lewat panggilan telepon rumah."

"baiklah kalau begitu bu." lalu Karina dan ibu nya berpelukan dan air mata mulai meleleh di kedua pipi mereka berdua.

Agak lama mereka saling berpelukan dalam ratapan tangis, terdengar suara klakson mobil dari arah luar rumah bercat putih kusam itu. Karina dan ibu nya segera keluar dari rumah itu untuk melihat siapa pemilik mobil tersebut. ternyata itu adalah paman nya Karina atau adik ibu nya Karina yang bernama asli Wahyu Nugroho.

"assalamualaikum...." ucap lelaki diperkirakan berumur tiga puluh lima tahun itu.

"wa'alaikum salam...." jawab Karina dan ibu nya secara bersamaan. setelah Karina dan ibu nya bersalaman dengan paman nya, mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tengah rumah itu untuk berbincang-bincang.

"kakak kira kamu akan datang besok pagi dik?" tanya ibu nya Karina yang diperkirakan berumur empat puluh tahunan itu.

"awal nya memang begitu kak. tetapi besok aku ada pekerjaan mendadak yang harus dikerjakan pagi-pagi sekali. takut nya aku tak sempat datang kemari, maka dari itu aku sempatkan datang sekarang kak."

"oh begitu.," ujar ibu nya Karina manggut-manggut dan Karina yang sejak tadi menunduk segera ditanya oleh paman nya.

"apa kabar mu Karina?"

"baik paman." jawab Karina singkat dan paman nya menatap perut Karina yang sedikit buncit, lalu berkata.

"tak usah malu atau takut terhadap paman nak. ibu mu sudah menceritakan semua nya tentang masalah mu itu kepada paman. kamu tak perlu merasa bersalah ataupun menyesali perbuatan yang sudah terlanjur basah begini. satu-satu cara adalah mencari lelaki yang telah menghamili mu itu dan memaksa nya untuk menikahi mu."

"tetapi bagaimana dan dimana mencari nya paman? aku tak tahu harus mencari kemana lagi." ujar Karina berkata murung dan putus asa.

Ibu nya Karina menatap adik nya dan berkata,

"mungkin paman mu bisa membantu mu mencari lelaki itu nanti di kota nak. percayakan saja kepada paman mu dan serahkan semua nya kepada tuhan, semoga kamu bisa berjumpa kembali dengan lelaki itu dan semoga lelaki itu mau bertanggung jawab atas kelakuan nya itu kepada mu."

"benar apa yang dikatakan ibu mu itu Karina." timpal paman nya Karina dan karina hanya bisa tersenyum tanpa berkata-kata lagi.

Lambaian tangan sang ibu telah mengantarkan perpisahan terhadap Karina dan paman nya. tetes air mata sang ibu beberapa kali ia usap memakai jari jemari tangan nya. Karina kini sudah pergi bersama paman nya ke kota dan di mulai hari itu Karina akan memulai dunia baru nya di kota. sang ibu hanya bisa memanjatkan doa kepada tuhan agar tujuan anak nya dapat dimudahkan oleh tuhan yang maha pemberi pertolongan. disamping itu, Karina duduk bersebelahan dikemudi mobil bersama paman nya. diperjalanan menuju kota itu Karina ditanya oleh paman nya dan mereka memulai obrolan.

"maaf sebelum nya kalau paman berkata lancang kepada mu nak. sebenar nya siapa latar belakang lelaki yang telah menghamili mu itu siapa nak? apa kamu bisa menceritakan nya kepada paman???"

"tak apa-apa paman, aku bisa menceritakan nya. nama asli nya adalah Rangga Pangestu. ia adalah seorang artis yang dulu pernah syuting di kampung Tegalsari bersama para artis lain nya serta kru nya paman."

"syuting??? memang nya pernah ada acara syuting apa di kampung itu nak???"

"kalau tak salah, waktu itu acara syuting seperti pendekar-pendekar zaman dulu. rumah ibu adalah salah satu rumah yang didatangi para artis dan kru nya itu untuk menyewa tempat tinggal sementara. paman tahu sendiri, isi rumah lumayan luas dan ada beberapa kamar kosong yang tak terpakai. disanalah awal mula Karina mengenal Rangga, paman."

"hmm.. jadi begitu awal mula nya. lalu apakah ibu mu tahu akan kedekatan mu dengan lelaki yang bernama Rangga itu???"

"ibu tahu dan Rangga pun sempat berkata kepada ibu bahwa ia nanti akan meminang Karina jika syuting nya sudah selesai dan mereka kembali ke kota. tetapi setelah syuting selesai dan para artis serta kru nya kembali ke kota, Rangga tak kunjung datang sampai-sampai Karina berniat ingin menyusul nya sendiri ke kota.

"memang nya sudah berapa lama sejak kepergian para artis dan kru itu ke kota nak???"

"sejak Karina dan Rangga melakukan hubungan terlarang itu, mungkin hampir empat bulan dan setara dengan umur masa kandungan ini paman."

"hmm... jadi begitu, baiklah kalau begitu Cerita nya. paman akan usahakan untuk mencari keberadaan lelaki yang bernama Rangga itu."

"terima kasih paman." ujar Karina tersenyum senang dan paman nya pun membalas nya dengan senyuman keharuan. Kini mereka diam kembali sampai mobil yang mereka tumpangi sampai di rumah nya paman Wahyu yang ada di kota.

...*...

...* *...

TINGGAL SEMENTARA

SUARA Adzan berkumandang terdengar sangat dekat sekali oleh Karina, karena di dekat rumah nya paman Wahyu ada masjid lumayan besar. entah sudah berapa lama Karina tertidur di dalam mobil paman nya itu, hingga ia tak menyadari paman nya telah membangunkan nya ketika mereka telah sampai ditempat tujuan.

"bangun Karina. kita sudah sampai."

"ughh..., aku ketiduran berapa lama paman?" tanya Karina sembari kedua tangan nya mengucek-ngucek kedua mata nya. sang paman hanya tersenyum dan berkata sembari membuka pintu mobil tersebut.

"sudah hampir tiga jam kamu tertidur nak. sekarang waktu adzan isya sudah terdengar barusan."

"hmm begitu paman." lalu Karina keluar dari mobil bersama paman nya dan tak lupa Karina membawa koper nya.

Tiba di depan rumah agak besar dan bercat hijau tua, pintu rumah itu lalu terbuka dan nampaklah seorang perempuan tak terlalu tua dan wajah nya masih lumayan cantik. diperkirakan usia nya berkisar berumur tiga puluh tiga tahun dan ia bersama seorang anak perempuan yang diperkirakan berumur sepuluh tahun.

"kakak Karin?!" ucap anak perempuan itu agak kaget dan ia segera berlari mendekati Karina dan mereka berpelukan sesaat. paman Wahyu mendekati istri nya dan istri nya yang bernama Mega Wulandari itu hanya tersenyum menatap anak nya berpelukan dengan sepupu nya, yakni Karina.

"sudah lama ya kak Karin tidak main kemari, Wulan." ujar Karina menyebut nama asli anak perempuan itu.

"iya kak Karin, sudah lama sekali." jawab nya sembari tersenyum. lalu Karina mendekati ibu nya Wulan dan salim, kemudian mereka masuk ke dalam rumah itu untuk membahas obrolan apa saja nanti nya.

Disisi lain, Ibu nya Karina baru saja selesai melaksanakan shalat isya dan kemudian ia berdoa.

"ya tuhan ku yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, hamba memohon ampun dari dosa masa lalu hamba ketika masih gadis. mungkin semua ini salah hamba sendiri karena hamba tak becus mengurus anak semata wayang hamba. dosa hamba yang dulu hamil diluar nikah, kini terjadi lagi terhadap anak hamba. apa yang harus hamba lakukan ya tuhan??? hamba sebagai manusia biasa yang tak luput dari segala dosa hanya bisa berserah diri kepada mu ya tuhan. hamba memohon agar tujuan anak hamba dilancarkan hajat nya dan dijauhkan dari segala marabahaya. amin ya robal alamin." setelah ibu nya Karina selesai berdoa, ia segera mengusap air mata nya karena ia sebenar nya sudah menitikan air mata ketika berdoa tadi.

Suasana tempat kembali ke dalam rumah nya paman Wahyu. Karina duduk bersebelahan dengan Wulan dan paman Wahyu duduk berdekatan dengan istri nya.

"Karina bibi mau bertanya,"

"silahkan bibi." jawab Karina biasa memanggil bibi kepada ibu nya Wulan.

"menurut cerita yang bibi dengar dari paman mu, apa benar kamu saat ini sedang hamil di luar nikah???" Karina seketika itu juga menunduk malu dan Wulan berkata.

"mengapa kakak menundukan kepala???"

"tak apa Wulan." ujar Karina mencoba tersenyum kepada Wulan dan kemudian ia menatap bibi dan paman nya seraya berkata.

"memang benar apa yang dikatakan paman itu bi, semua salah Karina." lalu ucapan Karina terpotong.

"tak perlu menghakimi dan menyalahkan diri sendiri nak. mungkin kamu sedang di uji oleh tuhan."

"iya bibi. maaf ya bibi kalau kehadiran Karina di sini merepotkan bibi dan paman."

"tak perlu memikirkan hal itu Karina, sekarang saat nya kamu istirahat dan besok nanti paman akan cari tahu dimana tempat tinggal lelaki yang bernama Rangga itu."

"bukankah ayah besok masuk kerja pagi???" tanya istri nya dan suami nya segera menjawab.

"sambil kerja kan ayah bisa mencari tahu dari teman kerjaan, kerjaan ayah kan sebagai satpam. jadi semoga saja ayah dapat info dari teman sepekerjaan ayah tentang seorang artis yang bernama Rangga itu."

"baiklah kalau begitu ayah. semoga saja ayah cepat menemukan lokasi dan informasi orang yang telah menghamili Karina itu, ayah."

"iya ibu." jawab suami nya dan setelah obrolan itu selesai, Karina di antar oleh Wulan ke dalam kamar yang sudah di sediakan untuk nya.

Sedangkan paman Wahyu sedang pergi ke kamar nya untuk berganti pakaian dan bibi Mega sedang pergi ke dapur untuk menyiapkan menu makan malam. di dalam kamar nya Karina, Wulan mencoba mengajak bicara Karina karena ia penasaran dengan apa yang di obrolkan oleh ayah dan ibu nya bersama Karina.

"kak Karin, Wulan boleh bertanya tidak?" Karina yang baru saja menaruh koper nya di dekat ranjang pun menatap Wulan seraya menjawab nya.

"apa yang akan kamu tanyakan kepada kakak???"

"itu kak, memang nya kakak hamil diluar nikah bagaimana awal cerita nya ya??? Wulan masih belum mengerti tentang ucapan ibu tadi kepada kakak."

"oh soal itu?" lalu Karina duduk di tepi ranjang dan berdekatan dengan Wulan yang sudah duduk sejak tadi di situ.

Kemudian Karina melanjutkan ucapan nya lagi.

"kamu masih kecil Wulan, anak seusia kamu seharus nya tidak boleh bertanya hal yang seperti itu dan lagi pula kamu belum pantas untuk mengetahui hal yang seperti itu."

"tapi Wulan penasaran kak. ayo dong kak jelaskan mengapa kakak bisa begitu, lagipula Wulan kan seorang perempuan juga dan sama hal nya dengan kak Karin." ujar Wulan sedikit merengek dan membuat Karina terhenyak hati dan pikiran Karina mendengar ucapan Wulan itu. Karina awal nya sempat bingung harus menjelaskan nya dan memulai nya dari mana dan pada saat itu Karina masih diam. seperti nya ia sedang berpikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan Wulan tadi.

Wulan yang sejak tadi menunggu Karina bicara segera menegur nya.

"kakak kenapa melamun???"

"eh..?! hehe maaf Wulan, kakak sedang memikirkan keadaan ibu dirumah." ujar nya beralasan dan Wulan hanya manggut-manggut saja. kemudian terdengar suara ibu nya Wulan memanggil nama anak nya,

"Wulaaaan..., kemari naaak." seruan tersebut segera dijawab oleh Wulan.

"iya ibuuuu...." jawab Wulan sembari berjalan keluar dari kamar tersebut dan pintu kamar itu ditutup, walaupun tak di tutup rapat.

"kebetulan sekali bibi memanggil Wulan, jadi aku tak perlu menceritakan hal memalukan yang pernah aku alami bersama Rangga ketika kami bercinta dirumah ku kala itu." ujar batin Karina merasa lega dan setelah membatin begitu Karina segera berganti pakaian untuk memakai baju tidur nya dan di mulai malam itu Karina akan Tinggal Sementara di rumah paman nya sampai ia menemukan lelaki yang telah menghamili nya dan telah lari dari tanggung jawab nya itu.

Sedangkan di ruangan meja makan rumah itu, Wulan berjalan mendekati ibu nya yang sedang menyiapkan makan malam.

"ada apa ibu???"

"makan malam dulu sayang, oh iya kak Karina juga ajak kemari untuk makan malam bersama."

"iya ibu sebentar." lalu Wulan berjalan kembali ke kamar nya Karina dan pada saat itu Karina sedang berganti pakaian. pintu masih terbuka sedikit dan Wulan mengintip di celah pintu yang terbuka itu. keadaan tubuh Karina tanpa sehelai pakaian yang menutupi nya dan Wulan menatap perut Karina yang sedikit buncit itu sedang di usap-usap lembut oleh kedua tangan nya Karina. pemandangan tersebut seketika membuat Wulan menitikan air mata nya dan itu tanpa ia sadari diri nya ternyata sedang terharu melihat hal yang seumur hidup nya baru ia lihat pertama kali dalam hidup nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!