Haii semua ... terima kasih sudah mampir ke novelku ini, oia semua cerita dan gambar di novel ini hanya fiktif belaka kalian juga bisa berimajinasi seakan tokoh utama di novel ini adalah kalian agar alur cerita di novel ini lebih hidup, selamat membaca
Perkenalkan, namaku ALLEA AULIA GHASSANI biasa di panggil ALLEA usia ku saat ini 22 tahun aku anak pertama dari dua bersaudara.
Saat ini aku kuliah semester 2 di salah satu perguruan tinggi swasta di jakarta, cita-citaku ingin menjadi chef handal, heumm tapi apakah semuanya akan terwujud? sedangkan aku lahir dari keluarga yang sederhana, ibuku memiliki toko kue sederhana dan ayahku hanya seorang staff di sebuah pabrik dan inilah kisahku.
Pagi itu mentari sangat hangat menyinari bumi, namun rasanya tubuh allea sangat enggan untuk bangun dari tempt tidur.
"alea, bangun nak! kuliah ga?" teriak mama dari dapur.
Allea segera membuka mata mencari keberadaan ponselnya.
"haaah ... jam 8, aduuh aduhh ..." Allea bangun tergesa-gesa.
ia kesiangan lagi padahal ia tahu hari ini kelas memasak internasional oleh chef Christ. Alllea bergegas menuruni anak tangga.
"mama, Allea berangkat yaa" Allea berlari meninggalkan mama yang sedang memasak di dapur.
"Allea ...!!! sarapannya???" mama berteriak dari dapur.
"nanti ajah mah di kampus makannya" Allea menyahut dari garasi ia segera menyalakan motor maticnya dan bergegas ke kampus pagi itu.
Sementara itu di rumah mama di temani si kecil NATASYA PUTRI GHASSANI
Ia adalah adik bungsu Allea.
"caca, mau sarapn apa?" tanya mama ke Tasya.
"loti bakal.." sahut Caca dengan nada cadelnya menjawab pertanyaan mama.
"oke ... " mama pun bergegas membuatkan sarapan pagi untuk tasya.
Sementara itu sesampainya di kampus allea bergegas menuju ruang praktek memasak.
"tok ... tokk ... took ..." Allea mengetuk pintu dengan hati-hati.
"masuk...!" suara tegas dari dalam ruang memasak
"maaf chef saya telat" Allea menunduk dan berjalan masuk
"heum sudah berapa kali setiap kelas saya, kamu selalu telat?"
tanya cheft Christ dengan nada suara agak meninggi.
"maaf chef aku kesiangan" Allea memberi penjelasan, chef Christ hanya menggelangkan kepala.
"yasudah cari tempatmu kita akan membuat kue hari ini,"
"iyaa chef trima kasih" Allea segera mencari meja kosong yang ada di sebelah Maria.
Maria adalah satu sahabat Allea dari smu mereka selalu bersama.
"llea elu kenapa sih telat mulu?" tanya Maria
"hahahah gue semalam stalking IG nya oppa korea hahahahahah" Allea tertawa cukup kencang.
plaaaak ..., sumpit melayang hampir kena wajah Allea.
"kalau mau ngobrol, di mall sana ....!" bentak chef Christ, mahasiswa yang lain menoleh dan menggelengkan kepala melihat kearah Allea, seakan-akan mereka sangat terganggu.
"hehe, maaf temen temen" Allea mengatupkan kan kedua tangannya.
Kelas membuat kue pun di mulai Allea yang sangat tertarik dengan tata boga sangat bisa mengikuti semuanya. ia sangat serius saat mempelajari semua tentang memasak dan membuat kue ia sangat ingin menjadi chef internasional yang nantinya akan berkarir di luar negeri karena ia tahu ia harus sukses walaupun ia lahir di tengah-tengah keluarga yang sederhana ia ingin mewujudkan impian keluarganya memiliki toko kue dan resto sendiri untuk biaya kuliah pun Allea harus bekerja paruh waktu di salah satu toko bakery di tengah kota jakarta ia lakukan semua itu untuk membantu biaya kuliahnya agar tak terlalu membebani papanya yang bekerja siang dan malam bahkan terkadang harus bertugas di luar daerah.
Malam itu Allea dan mama sedang di dapur membuat kue untuk di jual besok pagi.
"mah, nanti mau ada kunjungan ke hotel bintang 5" Allea mulai menjelaskan ke mama rencana studinya nanti.
"trus, pake biaya berapa ka?" tanya mama yang sembari sibuk menguleni bahan kue.
"ga usah khawatir mah kaka udah siapin ko biayanya" ucap Allea sembari senyum ke mama.
"maafin mama ya kak kamu malah ikut cari biaya" mama tersenyum ketir ke Allea.
"iyaa mah ga apa-apa toh ini untuk Allea juga" ucap Allea sembari membentuk roti panada untuk pesanan besok pagi.
"ka kamu punya pacar enggak?" tanya mama sambil tersenyum simpul.
"ihh apaan sih nih mama, mana ada yang mau sama cewek kayak kaka!" Allea tertawa kecil.
"mangkanya kamu itu dandan dong sedikit, masa calon chef gak cantik" mama meledek Allea.
"hahaha mama mama! chef Renata ajah gak dandan tapi dia bisa jadi chef handal kok, emang jadi chef harus cantik, kan enggak juga mah" bela Allea
"ya harus lah, kalo kamu cantik bersih pasti orang juga akan seneng makan makanan yang kaka buat karena lihat kakanya cantik, bersih, tapi klo kaka nya jueeeleekk, dekiilll, yaudah pasti ga ada yang mau makan makanan kaka" mama meledek Allea.
"hmm kaka jelek yaa mah" tanya Allea.
"hahahah enggak ka, kaka cantik kok cuman gak dandan ajah, kaka putih tapi pucat, coba deh nak kamu dandan pake lipstik sedikit ajah"
"yawdah besok kaka berangkat kerja mau dandan dikit deh" Allea tersenyum ke mama.
"hmm, kapan kamu ngenalin pacar ke mama ya?" pinta mama pada Allea.
"ihh pacar lagi pacar lagi, ga usah pacaran deh mah, langsung nikah ajah" Allea langsung to the points
"haaah serius ...! mama jodohin yaaa?" canda mama
"iih ogah ah jangan jodoh jodohin" Allea manyun menjawab pertanyaan mama.
"becanda ka, mama mah gak mau desak kakak buat punya pacar toh kaka masih kuliah,kan?" mama mendekatkan hidungnya ke pipi Allea dan mencium lembut pipi Allea.
"nanti juga kalo udah dapet mah Allea kenalin mah" jelas Allea.
"oia Wisnu kabarnya gimana kak??" mama mulai bertanya soal wisnu laki-laki yang selama ini dekat dengan Allea.
"kabar dia baik mah, dia lagi sibuk sekarang dia jadi asisten dosen di kampusnya" Allea menjelaskan keadaan Wisnu.
"ooh udah ampir setahun yah di ga main ke sini,"
"iyaa mama kangen emangnya sama Wisnu" ledek Allea
"kaka telepon nih ka Wisnu nya?" Allea mencoba menelepon Wisnu, tapi ternyata teleponnya tak aktif.
"yaaah ga aktif mah" Allea menutup telponnya lagi.
Setelah selesai membantu mama membuat kue untuk besok Allea naik ke lantai 2 dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat, sementara itu mama membereskan kamarnya yang terlihat berantakan karena di acak-acak oleh caca.
Ketika mama membereskan semua ada kotak yang seukuran sedang menyembul keluar dari laci meja rias mama, mama melihatnya dan membuka kotak itu perlahan lahan.
"Ajeng gimana kabarmu sekarang aku sangat merindukanmu kapan yaa kita ketemu lagi" mama melihat foto sahabatnya itu.
Ia adalah Ajeng teman masa kecil mama hingga SMU seketika mama teringat obrolan mereka ketika mereka masih satu sekolah.
"Lita gak kerasa yaa kita udah temenan dari kita segede upil sampe smu kayak sekarang" ucap Ajeng saat itu.
"iyaa jeng mudah-mudahan ya kita temenan sampe kakek nenek" Lita mendoakan pertemanan mereka.
"oh iya Lita kita buat janji yaa" Ajeng mengajak Lita untuk membuat janji
"janji apa" Lita kaget dengan permintaan Ajeng.
"nanti kalo kita sudah menikah kita jodohin anak kita yaa" pinta Ajeng saat itu.
"kalo anak kamu laki-laki kalo anak kamu perempua juga, gimana?" tanya Lita menegaskan.
"kalo anak mu cewek anakku cowok kita jodohin tapi kalo anak kita sama sama cewek yaudah biar mereka temenan atau jadi saudara kayak kita sekarang" jelas Ajeng pada Lita.
"okelah ayoook " Lita menyetujui janji itu, janji yang mereka ucapkan beberapa tahun yang lalu.
Seperti biasanya setelah selesai berjualan mama bergegas menuju pasar tradisional untuk membeli bahan kue setelah di rasa cukup untuk bahan kue mama membawa serta Caca ke pasar mama sengaja mampir ke salah satu toko pakaian karena ada salah satu pakaian yang mama rasa cocok untuk Allea.
Ketika mama sedang asyik melihat kemeja untuk Allea tiba-tiba mama tersenggol oleh seorang wanita dan mama hampir saja terjatuh.
"aduuuh.." teriak mama saat itu.
"loh, maaf yaa bu, aduh maaf saya gya sengaja" wanita itu memegang tangan mama.
"iya gak apa-apa bu, gak apa-apa" mama mencoba berdiri.
"heumm kayak kenal deh" wanita itu memandang wajah mama lekat-lekat
"YA AMPUN LITAAA..!!!, kamu Lita,kan?" wanita itu sedikit berteriak mama yang kaget ia segera melihat ke wanita itu, matanya berbinar binar.
"Ajeng ....! ya allah Ajeng apa kabar?" mereka saling mencium pipi dan berpelukan.
"Litaa aku cari-cari kamu tapi kamu udah pindah tega banget gak pernah kabarin aku, gak pernh kirim surat " Ajeng menggengam erat tangan mama.
"maaf jeng habis kita lulus kamu langsung nikah dan di bawa ke luar negeri, dan aku setelah lulus smu aku kerja sana sini, pindah tempat juga aku juga sempet ke rumahmu katanya kamu jarang pulang ke indo" mama mulai menjelaskan pencariannya.
"iyaa maaf Lita aku yang salah." tiba tiba caca mengahmpiri mama.
"mama pulang ayooo" Caca menarik-narik baju mama.
"ya nanti yaa sayang" mama meraih dan menggendong Caca.
"ihh, ini siapa lucu amat" Ajeng mencubit pipi chuby Caca.
"ini anak aku jeng yang bontot, ayoo nak salim dulu sama tante Ajeng" mama menyuruh caca untuk bersalaman dan Caca pun menurut.
"lucuunya!!" Ajeng kian gemas melihat Caca.
"oia emng kamu punya anak berapa?" tanya Ajeng pada Lita.
"aku punya dua.. yang gede umurnya masih 22 tahun yang kecil ini Caca 3 tahun " terang mama.
"waaw ...! anakmu cewek semua" Ajeng terkesima akan cerita mama.
"heheh iyaa bakal di bawa jeng ma suaminya" mama tersenyum ketir.
"ihh enak tau punya anak cewek,"
"loh memang nya anakmu berapa?" tanya mama pada Ajeng
"anakku 3 yangvsatu umur 29, yang kedua umur 19 dan yang bontot umur 9 tahun " ajeng menjelaskan ke pada mama
"waah udah pada gede yaa, aku dulu telat nikah makanya anakku masih kecil" mama menceritakan dengan malu-malu.
"yaa namanya juga jodoh, ada yang datangnya duluan ada yang belakangan, oia aku minta no hape mu ta" Ajeng mengeluarkan ponselnya dan mama pun memberikan no ponselnya ke Ajeng.
Setelah selesai dari toko busana mama di ajak makan siang oleh ajeng dan merekapun berbicara mengobrol ke sana kemari tentang kehidupan mereka. Ajeng terkejut dahulu Lita yang ia kenal pintar dalam pelajaran dan sering menjadi juara kelas ternyata hidupnya sangat sederhana.
"Lita kamu masih inget janji kita dulu?" Ajeng mencoba mengingatkan.
"inget lah inget banget" mama tersenyum.
"anak pertamaku laki laki anak mu perempuan apa laki laki?" tanya Ajeng ke mama
"anakku perempuan"
"naaah pas tuh lita" ajeng memukul meja.
"pas apanya jeng?,"
"kita kenalin yuk kali ajah cocok anak ku yang laki-laki sampe saiki ga pernah ngenalin ceweknya ke aku" Ajeng mulai menceritakan anak bujang nya itu.
"sama ajah anak ku juga yang cewek belum ngenalin pacarnya satupun padahal sering aku ledekin, tapi tetap ajah jawabannya bgitu" mama pun menjelaskan ke Ajeng.
"ihh ga apa-apa kali ajah mereka cocok, yuk kita kenalin yuk" pinta Ajeng.
"yaudah kamu yang atur yaaa" mama menyerahkan urusan ini pada Ajeng dan setelah makan siang mereka pun berpisah menuju rumah masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!