NovelToon NovelToon

Bilqis Agata

1

Seorang gadis cantik dengan balutan jas putih kebanggaan sedang melangkah kan kakinya menuju ruangan setelah melakukan visit pada pasien yang ditanganinya.

setelah sampai dan duduk di kursi kerja nya, tampak gadis itu memijit pelipis dan menghela nafas berat.

dia Bilqis Agata, seorang dokter spesialis bedah termuda di rumah sakit Husada dan juga merupakan anak kedua dari Almarhum Yudi Hermawan, pemilik perusahaan yang cukup ternama dan kini telah di turunkan kepada anak sulungnya Bima Ardi yang menjabat sebagai presiden di perusahaan itu.

"hummm dok maaf apa dokter baik baik saja" tanya seorang perawat yang menjadi asisten nya, karna sudah hampir dua tahun setelah kejadian itu, Bilqis lebih banyak diam. tapi meski demikian tidak mempengaruhi kinerja nya, dia akan dengan sangat fokus menjalankan tugasnya.

"saya tidak apa-apa sus" jawabnya tersenyum

"dokter seperti nya lagi banyak pikiran ya" tanya suster itu lagi yang bernama Evi

"iya nih, aku lagi bingung. soalnya mama maksa banget nyuruh aku pindah ke Jakarta. mas Bima, kak Karin dan mama juga besok udah berangkat ke sana." helaan nafas panjang setelah Bilqis berucap dan tidak berbicara formal lagi

"aku udah terlanjur nyaman tinggal di kota ini Vi" lanjutnya

"aku mau nanya deh, memangnya dokter bukan asli dari sini" tanya Evi penasaran

Bilqis mengangguk "aku asli Jakarta, pindah ke sini tinggal sama nenek sejak SMA sampai sekarang" jawabnya

"trus kenapa kayak gak semangat gitu sih dok"

"soalnya di kota ini banyak kenangan Vi, saya gak bisa pergi" jawabnya menunduk dan meneteskan air mata nya

Evi yang melihat itu lalu mendekat dan memeluk Bilqis. ya, mereka sudah seperti sahabat sejak Evi ditugaskan menjadi asisten Bilqis sejak setahun setengah ini.

"dokter harus bangkit dan menata kembali hidup dokter, jangan berada di zona aman ini terus. kejadian itu udah berlalu dan mulai lah masa depan dokter, jangan sedih lagi.. dia disana pasti ikut sedih kalau dokter seperti ini" ucap Evi seraya mengelus punggung Bilqis

"rasanya ini mimpi Vi, aku masih berharap dia pulang dan lalu kami mengadakan resepsi pernikahan yang sudah kami rancang itu Vi" ucapnya terisak

"Allah lebih menyayangi nya dok, ini semua takdir dan dokter harus terima meski sakit. Allah gak akan memberikan sebuah cobaan melewati batas kemampuan hambanya" kata Evi yang masih memeluk nya

Bilqis diam mencerna ucapan Evi dengan sesekali terisak. ya, Bilqis baru saja menikah sekitar dua tahun yang lalu, tapi kejadian yang tak terduga terjadi, kepergian sang suami untuk selamanya dan sampai saat ini Bilqis masih belum membuka hati kembali karena masih berharap ada keajaiban kembali nya sang suami meski sangat mustahil.

*** flashback

setelah akad nikah yang di laksanakan dengan haru itu, kini kedua mempelai sedang duduk di sebuah kamar, memang hari itu hanya diadakan akad nikah saja karna resepsi nya akan di adakan dua bulan lagi mengingat waktu cuti tugas yang diambil oleh Alif suami Bilqis.

Alif merupakan perwira TNI dan tentunya harus dengan berbagai prosedur yang harus di urus nya.

"sayang, aku bersyukur karna kamu sekarang sudah menjadi istri ku. semoga rumah tangga kita selalu dalam limpahan Rahmat dan Ridha Allah" ucap Alif seraya memeluk Bilqis

"iya mas, semoga kebahagiaan selalu menyertai kita" jawab Bilqis membalas pelukan suaminya

"sayang, jika seandainya mas pergi untuk selamanya. kamu harus selalu bahagia ya, gak boleh sedih dan juga jangan lupa tetap jadi diri kamu sendiri. mas gak mau kamu menangis, air mata kamu ini berharga dan jangan kamu tangisi kepergian mas ya" ucap Alif lalu mengecup kedua mata istrinya

"mas ngomong apa sih, jangan aneh aneh deh. kita baru aja sah tadi pagi kenapa sekarang malah ngomong kayak gitu, Iqis gak suka ah" protes Bilqis karena ucapan sang suami yang ngelantur

Alif hanya tersenyum lalu memeluk istrinya dan sesekali mencium puncak kepala Bilqis.

hampir setengah jam dalam posisi ini, dering ponsel menyadarkan mereka dari pemikiran masing-masing.

"mas, hp kamu tuh" ucap Bilqis lalu berdiri

"iya sayang" jawab Alif lalu mengecup kening Bilqis dan beranjak mengambil ponselnya setelah melihat sang istri melangkah ke kamar mandi.

setelah berbincang dengan si penelepon seketika raut wajah Alif berubah tampak bersalah kepada sang istri karena malam pertama mereka harus tertunda di sebabkan oleh tugas negara yang mewajibkan bagi Alif dan timnya untuk turun ke negara xxx membantu bencana alam yang terjadi di sana.

ceklek

pintu kamar mandi terbuka, Alif langsung melangkah menuju sang istri lalu memeluk nya erat. Bilqis yang melihat tingkah suaminya nampak heran tapi tak ayal dia juga membalas pelukan Alif.

"kenapa mas, siapa yang telpon" tanyanya

"komandan sayang, saat ini tim mas di haruskan berangkat ke negara xxx untuk membantu bencana alam di sana sayang" ujarnya

"maaf ya aku harus tinggalin kamu di malam pertama kita" lanjutnya dan mengeratkan pelukannya

helaan nafas terdengar dari Bilqis "gak apa apa mas, itu udah kewajiban kamu sebagai abdi negara, bagaimana pun saat ini kamu gak lagi cuti jadi kamu harus wajib melaksanakan tugas kamu. lagian masih banyak waktu kita kan mas" ucap Bilqis seraya mengelus punggung Alif

"terima kasih sayang, kamu udah ngerti kondisi ku" ucap Alif lalu mengecup kening sang istri lama

"udah sekarang kamu siap siap gih" ucap Bilqis tesenyum

Alif langsung bergegas mengganti pakaian nya dan membantu Bilqis mengemas beberapa pakaian di dalam ranselnya.

setelah beberapa saat, semua nya telah siap. sekali lagi Alif memeluk Bilqis erat dan mencium puncak kepala Bilqis dan bergantian keningnya. seakan tidak ada hari esok, ya meski tugas itu belum tentu selesai dalam waktu beberapa hari saja.

ada rasa yang entah Bilqis pun sulit untuk mengartikan nya. seakan ini adalah terakhir kalinya mereka bersama tapi dengan cepat dirinya menepis perasaan itu. air matanya tiba tiba jatuh lalu mengeratkan pelukannya.

"aku pergi dulu sayang. kamu ingat pesan aku tadi ya. tetap selalu bahagia dan jangan nangis. meski apapun yang terjadi, aku akan selalu sayang sama kamu dan sangat mencintai kamu" ucap Alif lalu mengecup kening Bilqis lama tanpa sadar air mata Alif pun ikut menetes

"mas harus pulang dengan selamat dan kembali dengan kebahagiaan untuk Iqis ya mas" ucap Bilqis dengan tersenyum

Alif menyodorkan tangan nya dan seketika Bilqis langsung mengecup tangan Alif dengan takzim dan tak lupa Alif juga mengecup kening Bilqis.

mobil jemputan sudah berada di depan rumah mereka, setelah berpamitan kepada seluruh anggota keluarga dan menitipkan Bilqis kepada Bima sang kakak ipar nya, Alif lalu berangkat menuju markas besar mereka dan akan menggunakan pesawat militer untuk pergi menuju negara xxx.

2

sudah hampir satu Minggu sejak keberangkatan Alif ke negara xxx, tapi sampai saat ini masih belum ada kabar. Bilqis tidak masalah karena dia pikir di negara xxx saat ini masih berada di zona waspada.

saat ini Bilqis berada di rumah nya karena tidak ada jadwal tugas di rumah sakit. menghabiskan waktu dengan memasak dan membuat kue adalah hobi nya.

mama dan kakak nya sudah berada di Jakarta setelah dua hari pernikahan mereka karena dikota ini Bilqis tinggal bersama sang nenek sejak SMA.

tok tok tok

ketukan pintu mengalihkan perhatian Bilqis dari kegiatan memasaknya. setelah mematikan kompor, Bilqis langsung menuju pintu utama untuk melihat siapa yang bertamu.

ceklek

setelah pintu terbuka, nampak dua orang yang tidak asing bagi Bilqis. mereka adalah rekan kerja sang suami.

"mbak Bilqis maaf mengganggu waktu nya" ucap salah satu dari mereka dan di balas dengan senyum oleh Bilqis

"mbak Bilqis sebelumnya saya datang kesini untuk menyampaikan kabar yang mungkin tidak menyenangkan. mbak harap bersabar ya"

"maaf pak, maksudnya gimana" tanya Bilqis bingung

"mbak banyak bersabar ya mbak. kami ke sini untuk menyampaikan kabar duka. mas Alif sudah meninggal dunia karena tertimpa runtuhan bangunan ketika gempa susulan terjadi disana mbak. saat ini jenazah masih dalam perjalanan menuju Indonesia. mohon mbak yang tabah dan sabar" ujar wanita yang ikut bersama itu

shok, hancur, sedih, takut dan entah lah perasaan Bilqis sekarang. bagai tidak ada tenaga lagi seketika tubuhnya luruh kelantai, dan penglihatan mulai gelap. Bilqis tak sadarkan diri.

🥀

suara Isak tangis terdengar begitu memilukan di sebuah pemakaman khusus untuk para TNI yang gugur tidak jauh dari markas.

ada sekitar tiga keluarga yang sedang mengantarkan kepergian anggota keluarga mereka yang juga gugur bersama Alif.

Alif adalah seorang yatim piatu sehingga yang hadir hanya keluarga besar dari Bilqis.

sedangkan untuk Bilqis sendiri tidak ada disana dikarenakan masih belum sadarkan diri sejak tiga hari setelah mendapatkan kabar tersebut.

🥀

sudah terhitung empat hari ini, dan akhirnya Bilqis pun sadar. setelah cukup menyesuaikan penglihatan nya. pemandangan pertama kali yaitu wajah sang ibu yang terlihat nampak bahagia karena sang anak telah sadar.

"Alhamdulillah adek sudah sadar sayang" ucap mama Diana lalu memencet tombol disamping brangkar Bilqis

"h..ha..us" lirih Bilqis dan langsung diberikan minum oleh mama Diana

tak lama dokter dan perawat datang guna memeriksa keadaan Bilqis.

"Alhamdulillah, keadaan dokter Bilqis sudah membaik. saya sarankan untuk istirahat dan jangan banyak pikiran dulu ya dok" ucap dokter Usman yang merupakan rekan kerja Bilqis.

🥀

seminggu kemudian, saat ini Bilqis juga sudah lebih tenang dan sehat. kemarin sehabis pulang dari rumah sakit Bilqis menyempatkan diri untuk mengunjungi makan sang suami.

menumpahkan segala perasaannya di pusara yang masih basah itu dengan Isak tangis yang terdengar sangat memilukan..

Karin yang merupakan kakak ipar nya pun tak dapat menahan air mata melihat kerapuhan Bilqis. menangis dalam pelukan sang suami yang juga ikut menemani Bilqis ziarah ke makam alif.

"assalamualaikum mas",

bagaimana kabar kamu. tega ya ninggalin Iqis sendiri begini. katanya sayang, cinta sama Iqis tapi kok pergi ninggalin Iqis sih mas." terdengar isakan Bilqis

"kamu baru aja janji bahagia kan aku mas, untuk seumur hidup dengan rumah tangga kita yang baru aja kamu ucapkan dua Minggu yang lalu. tapi sekarang kamu ingkar janji mas, kamu gak tepati buat seumur hidup bareng Iqis. tega kamu mas. kamu jahat"

"jadi ini yang kamu maksud dalam pesan kamu waktu itu, tau gini aku gak iyain pesan kamu mas.. kamu ninggalin aku sendiri dengan mimpi kita.. hisk.. kamu jahat, aku benci kamu mas aku benci. agrhhhhh" teriak Bilqis begitu memilukan

"tapi kamu kayaknya bahagia kan mas, jadi aku juga gak boleh kalah.. aku akan buktikan aku juga akan bahagia meski nggak sama kamu. tapi kayaknya nggak mungkin aku bisa bahagia" ucap Bilqis sambil tersenyum miris

setelah itu hening dan hanya terlihat punggung bergetar Bilqis dengan tangis yang ditahannya. melihat itu, Bima mendekat pada Bilqis dan lalu memeluk sang adik untuk menyalurkan semangat.

dapat pelukan dari sang kakak, seketika Isak tangis Bilqis menjadi.

"mas Alif tega ninggalin adek kak, adek gak sanggup. bagaimana adek jalani hidup kalo gini.. dia yang selama ini menemani adek kak, adek gak bisa adek harus bagaimana, hisk.. hisk.." adunya

"adek yang sabar, Allah lebih mengetahui segala nya sayang. mungkin ada hikmah dibalik ini semua.. Allah lebih sayang Alif.. jadi adek harus ikhlas biar Alif di sana tenang dan gak sedih.. kakak rasa Alif gak mau lihat adek kayak gini, dia pasti sedih. adek sabar dan banyak berdoa ya" ucap Bima menenangkan Bilqis dengan mengecup puncak kepala Bilqis..

Karin yang melihat itu lalu mendekat dan ikut memeluk Bilqis.

"adek sekarang kita pulang ya, udah mau hujan sebentar lagi" ucap Karin lalu membantu Bilqis berdiri dan berjalan menuju mobil mereka.

sejak saat itu semua rencana hidup Bilqis berubah. dengan status janda, kini Bilqis lebih banyak diam dan hanya akan bersikap hangat pada pasien dan keluarga nya saja.

***flashback off

dering ponsel nya menyadarkan Bilqis dari lamunan. saat ini dia sedang berada di kamarnya di rumah sang nenek.. sekarang dia hanya sendiri karna neneknya sudah meninggal dunia sejak dia kuliah semester 4.

"hallo assalamualaikum"

^^^"waalaikumsalam, adek. bagaimana apa kamu udah ada keputusan sayang"^^^

"huh bismillah, iya ma tiga hari kedepan adek berangkat ke sana, soalnya disini masih harus mengurus surat pengunduran diri dan juga banyak yang harus adek selesai kan"

^^^"baik lah, mama gak sabar nunggu kamu datang sayang, kamu di sini gak perlu susah. mama tahu kamu pasti mau kerja kan. jadi rumah sakit teman mama lagi mau merekrut Dokter bedah, karena dokter bedah yang di rumah sakit itu katanya mau pindah ke luar negeri dan kemarin mama bilang kamu mau kerja disana"^^^

"ih kok gak bilang dulu ke adek, mama mah gak asik banget. iya kalo adek jadi pindah, kalo gak kan mama jadi malu"

^^^"tapi terbukti kan kamu mau pindah ke sini lagi, jadi mama gak perlu malu"^^^

"yaAllah, iya iya mama sayang"

"udah dulu ya ma, adek mau tidur siang dulu, capek soalnya tadi malam jam 3 subuh baru pulang habis Operasi 4 orang. sekarang adek ngantuk , dadah mama sayang, salam sama kak Bima sama kak Karin dan juga ponakan adek ya ma.. assalamualaikum sayangnya Iqis"

^^^"ya ampun, kamu kalo kerja jangan terlalu di paksakan sayang.. jaga kesehatan kamu.. istirahat gih . nanti mama sampaikan pada mereka, waalaikumsalam sayangnya mama"^^^

tut

panggilan diakhiri dan segera Bilqis memejamkan mata terlelap.

3

Bandara internasional Soekarno-Hatta,

terlihat banyak orang yang hilir mudik entah untuk keberangkatan atau pun pulang, atau juga hanya sekedar mengantar dan menjemput.

bandara memang tidak pernah sepi, apalagi saat ini hampir mendekati musim libur panjang.

saat ini, tampak seorang laki-laki yang cukup tampan meski sudah memiliki dua orang anak sedang bersandar di bodi mobil nya menunggu seseorang yang cukup membuat nya kesal karena sudah hampir dua jam menunggu kedatangan nya.

padahal dari kota Palembang ke Jakarta dengan menggunakan pesawat hanya menempuh waktu satu jam lebih. tapi sampai hampir dua jam yang ditunggu masih belum menampakkan batang hidungnya.

dia tahu bahwa adiknya hanya mengerjainya dan mengatakan akan sampai pukul 9 pagi, tapi sampai hampir jam 11 masih belum juga sampai..

ingatkan Bima untuk membalas kelakuan sang adik karna telah mengerjainya.

teriakan seseorang mengalihkan perhatian Bima.. di ujung sana tampak sang adik sedang menarik kopernya dengan senyum sumringah.

"Alhamdulillah sampai.. assalamualaikum Abang yang ganteng" ucap nya tanpa menyadari raut wajah sang kakak yang sedang kesal

tak

"aduh,, jahad nya anda wahai bapak Bima" sungutnya seraya mengelus keningnya yang dijitak oleh sang kakak

"kamu sengaja kan ngerjain kakak. bilangnya jam 9 udah sampai, ini apa udah jam 11" omel Bima

"hehe sengaja, maaf" cengir nya tanpa dosa

"yaAllah Bilqis Agata, dokter muda berbakat dan termuda kenapa sudah dewasa begini kamu masih kayak anak kecil padahal udah pernah menikah" keluh Bima kepada sang adik

"sekarang adek sudah sadar kak, adek harus menata hidup adek kembali. adek sadar jika selama dua tahun ini adek terlalu larut dalam kesedihan itu." jawab Bilqis yang tidak nyambung

"bukan itu maksud kakak Oneng, maksud kakak itu kamu sudah umur 26 tahun masih aja manja gini sama kakak. kamu gak malu" jelas Bima

"hallo tuan Bima, ingat ya, anda, istri anda dan juga mama yang bikin iqis kayak gini. sekarang iqis gak mau di panggil adek lagi. iqis mau belajar dewasa" jawabnya yang sok dewasa membuat Bima geram dan gemas secara bersamaan.

dengan baby face miliknya, dan tubuh yang ideal sehingga dengan usia 26 tahun Bilqis masih terlihat sangat menggemaskan.

"udah yuk pulang, debat sama kamu itu gak akan ada habisnya. heran kok bisa anak manja gini bisa jadi dokter." gerutu Bima yang langsung memasukan koper Bilqis ke bagasi mobil.

"siapa bilang iqis manja, iqis mandiri tahu kak. selama Iqis tinggal sama nenek iqis bisa masak dan sekarang buktinya iqis bisa jadi dokter sejak usia iqis 23 tahun.. hebat kan Iqis" puji dirinya sendiri.

"ya udah ayo, pasang sabuk pengaman itu" potong Bima karena pasti akan kalah debat

🌹🌹🌹

sekitar 40 menit dari bandara, kini mereka sudah sampai di kediaman Hermawan. rumah yang sudah lama tidak di datangi oleh Bilqis sejak pindah ke Palembang dan tinggal bersama neneknya.

"assalamualaikum penghuni rumah" teriak Bilqis dari depan pintu utama

puk

Bima memukul kepala Bilqis pelan karena kaget dengar teriakannya.

"astagfirullah, tangan nya minta di amputasi kayaknya itu.. dari tadi perasaan suka nya mukul terus. heran adinda" ucap Bilqis mengusap kepalanya

"makanya jangan teriak Bilqis, kuping kakak sakit" omel Bima lalu meninggalkan Bilqis yang berdiri di depan pintu

ya Bilqis akan hangat jika bersama keluarganya, dia akan jahil dan penghangat keluarga. tapi akan berubah pendiam dan cuek ketika di luar, namun untuk pasien dia akan bersikap ramah dan murah senyum tapi tidak banyak bicara dan akan bicara seperlunya saja.

"anak mama akhirnya sampai. selamat datang kembali ke rumah ini sayang" ucap mama Diana yang berjalan dari dapur menuju sang anak dan langsung memeluk nya

"Alhamdulillah tuan putri sudah datang" ucap karin setelah melihat adik iparnya datang dengan selamat

"Tante Cantik " teriak kedua keponakan nya yang kembar

"aaaaa kok Tante, gak mau dipanggil itu" rengek Bilqis

"kenapa memangnya?" tanya Karin setelah melepas pelukannya dari Bilqis

"itu panggilan kayak berasa tua amat" jawab Bilqis dengan bibir mengerucut

"gak cocok banget muka kamu gitu dek" ucap Bima yang baru saja datang dari belakang

"tau tuh, udah tua juga" ucap Karin yang ikut meledek adik iparnya

"ih bukan tua ya, masih imut gini" ketus Bilqis lalu mendekat ke kedua keponakan nya

"hey panggil aunty aja" ucap bilqis lalu memeluk keduanya

"gak mau, maunya Tante" kekeh kedua keponakan nya yang bernama Heri dan Hera

"ya udah deh terserah mau di panggil apa.. aku mah bodoamat sekarang. yang penting jangan panggil aneh aneh" pasrah Bilqis karena percuma.. sifat kedua keponakan nya sama seperti dirinya yang keras kepala dan juga kalau berdebat pasti akan menang.

mama, Bima dan karin hanya tertawa mendengar pasrah dari Bilqis

"hahaha ya udah sekarang Bilqis istirahat gih.. kamar kamu masih yang lama tapi kemarin udah mama siapkan kok dan mama ubah dikit" ucap mama setelah meredakan tawanya

"sip. makasih bidadari tak bersayap ku" ucap Bilqis lalu mencium pipi sang ibu dan kemudian melangkah kelantai dua menuju kamarnya

"kita juga ke kamar ma, Bima mau istirahat juga, capek nunggu itu anak hampir dua jam di bandara tau nya cuma dikerjain." gerutu Bima lalu melangkah di ikuti Karin menuju kamar mereka.

anak kembarnya sudah kembali ke kamar masing masing dan begitu pula mama Diana sudah kembali ke dapur untuk menyelesaikan masaknya dibantu oleh pelayan yang ada..

🌹🌹🌹

ceklek

pintu kamar terbuka.. suasana kamar ini sudah berubah meski tidak semuanya.. warna yang sekarang sudah di ganti dari warna pink menjadi biru langit serta perabot yang sudah diganti baru.. di sudut meja rias diatasnya ada beberapa foto masa kecil Bilqis bersama kedua orang tuanya dan sang kakak.

"12 tahun sudah, sekarang aku datang lagi. ternyata banyak yang berubah.. haha berusaha menghindar tapi nyatanya kembali lagi.. tapi itu hanya masa lalu.. sekarang harus memulai masa depan lebih baik lagi" gumam Bilqis tersenyum melihat kamarnya..

setelah itu Bilqis lalu merapikan pakaian nya. memindahkan dari koper ke lemari yang sudah dikosongkan oleh sang ibu karena sebelumnya hanya di isi dengan pakaian bilqis masa remaja.

setelah semua selesai, Bilqis lalu membersihkan diri, lalu menggunakan daster rumahan yang sudah satu tahun ini digemari nya.. katanya daster lebih nyaman dipakai jika di dalam rumah.

setelah selesai lalu bilqis turun kelantai bawah, lebih tepatnya menemui sang ibu yang ada di dapur sedang memasak untuk makan siang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!