Di usiaku 20 tahun ini, usia yang masih sangat muda tak pernah aku menghirup udara luar.
Aku sama sekali tak mendengar bising simpang siul dalam kota yang aku tinggal. Jangankan di kotaku diluar rumah tempat tinggal ku saja aku tak tau apa apa. Keadaanku begini saja.
Rina menikah sejak dia umur 19 tahun. Menikah dengan Pria tampan dan kaya raya. Pria itu pemilik perusahaan sedangkan Rina seorang gadis desa yang ditinggal pergi ayah dan ibunya sejak Rina usia sepuluh tahun.
Disitulah Rina mencoba mencari nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari hari. Akhirnya, dipertemukan dengan Pria tampan itu. Awal menjalin hubungan sangatlah manis. Rina sempat berpikir bawah itulah takdir yang diberikan untuk dirinya. Nyatanya itu semua berbeda.
Setelah menikah, dirinya tak dianggap dan hanya sebagai simpanan saja.
"Simpanan? oh simpanan" Rina memukul dadanya yang terasa sesak dan luka yg amat perih.
" Aku sangat mencintainya cintaku murni untuknya, bagaimana aku bisa hadapi ini semua?" ucapnya menangis.
Rina dikurung disalah satu kamar dan tak ada satupun yang tau kecuali si pria tampan itu bersama orangtuanya. Setiap hari semua kebutuhan Rina dilayani diantar ke kamarnya. Rina berdiri depan cermin menatap wajahnya, Rina mengusap air matanya dengan tangan begitu kuat.
"Apakah itu aku? bukan? inikah takdirku?.. oh tidak aku salah masuk ditempat ini" Rina memukul dadanya.
Pria tampan itu tak sedikitpun peduli dengannya banyak kesibukan yang harus ia tangani di perusahaan itu. Sebulan sekali Ia menjenguk rumah yang mewah itu, itupun kalau sempat.
Ayahnya selalu membuatnya sibuk dengan memberinya banyak pekerjaan agar tak ada waktu untuk menemui si perempuan yang sudah Ia nikahi itu.
"Hei gadis desa betapa beruntungnya kamu bisa tinggal di rumah ini, kamu dilayani bagaikan ratu meski kamu tak diakui dalam keluarga ini" kata sinis dari Ibu mertua.
"Ibu mertua, aku ingin sekali bertemu dengan Flander, dimana dia bu? udah sebulan aku dikamar ini tapi Flander tidak pernah menemui aku" Rina berkata dengan memohon.
"Flander? oh gadis desa sayang sekali kamu menanyakan si Flander, ada banyak sekali urusan penting diluar sana yang Flander harus tangani mana ia harus keluar negri itu pun perlu waktu yang cukup cukup lama"
"Terus, kapan Flander harus balik kerumahnya ini bu? "
"kamu bodoh ya, udah aku bilang tadi sangat lah lama untuk balik ke rumah ini, ngurusin perusahaan kamu kira segampang kamu memetik sayur di kebun? Flander keluar negri selama 3 tahun jadi jangan harap kamu ya!" Ibu mertua balik dari arahnya menuju keluar pintu kamarnya.
"sedih rasanya mau mati saja" Rina menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil menangis.
Pria tampan yang dicintainya itu tak tau kemana meninggalkannya di sebuah kamar kecil tampah udara segar.
"Flander, kamu satu satunya yang aku harapkan saat ini, wajah mu yang ingin kulihat agar aku bisa kuat dan tenang"
Dari situ, Rina mulai mencari tau siapakah orang di rumah itu yang harus ia percayai untuk nya mencari tau kabar sang kekasihnya Flander.
Rina mulai berhati hati keluar kamar membuka pintu kamarnya pelan pelan ia melihat kesibukan semua org di rumah itu.
Masing masing orang sibuk dengan pekerjaan mereka, ia menatapnya satu persatu kearah ruangan tamu serta ruangan ruangan lain.
Sampailah pandangannya ke pembantu tua itu yang tugasnya mengambil anggur kesukaan si pangeran tampan kekasihnya.
Rina memberi kode, si wanita tua itupun melihat kearahnya dengan berhati hati ia samperin.
"Bagaimana nona? nona siapa?" Rina pun menjelaskan siapa dirinya.
Si wanita tua kaget menatapnya dari ujung rambut hingga telapak kaki.
" ia non saya harus bantu apa non?"
"kamu harus jadi mata mata kemanapun Flander pergi dan kapanpun ia injak rumah ini kamu harus memberi tahu aku,tak usah takut asalkan kita harus berhati hati!"
"Siap nona"jawab wanita gugup.
Setiap hari si wanita tua itu menyampaikan pesan lewat tulisan sebuah surat ke kamar Rina. Ia selalu membacanya dengan buru buru. Ia harus menaruh kertas itu di tempat yang aman agar tidak di ketahui oleh siapapun.
Rina senang setiap hari ia sudah diberitahu keadaan dan dimana sang kekasihnya berada.
Tapi, rasanya itu belum cukup Ia belum melihat wajah si Flander kekasihnya. Termenung sendiri sampai tak makan dan juga tak minum.
"Flander, aku butuh kamu tak ada yang ku kenal di rumah ini dan orang orang di rumah inipun tak ada yg mengenal aku,Bagaimana caranya aku bisa menemui mu sedangkan aku tak punya apa apa, aku mohon..."
Menanti yang tak pasti akhirnya rina jatuh sakit, sakitnya parah perlu ditangani segera.
Rina jatuh dan tak sadarkan diri.
Ibu mertua kaget kiranya hanya buatan Rina saja tapi Rina emang kelihatan sangat pucat.
"Rina tidak makan ya? " tanya Ibu mertua pada pelayan itu.
"Dari kemarin Mba Rina tidak pernah makan bu,dikasi makanan terus tidak dimakan,tiap hari selalu begitu"
Ibu mertua ketakutan akhirnya, Rina dibawah ke rumah sakit.
Ibu mertua tak tenang melihat kondisi Rina sudah dua minggu dirawat di rumah sakit, keadaan Rina tak kunjung membaik dan juga masih tak sadarkan diri.
"sakitnya apa si Dokter kok tidak kunjung sembuh, bagaimana aku bisa memberinya makan jika ia tak sadarkan diri begitu? " tanya Ibu mertua panik.
"Ibu, mba Rina harus butuh ketenangan dulu, ibu yang sabar nanti juga dia sadar kok, Bu" jawab dokter
Menunggu dengan ketakutan akhirnya, Ibu mertua mengambil handphone kontak si anaknya Flander, diberitahu kalau Rina sedang dirawat di rumah sakit.
Flander sedang mengikuti pertemuan penting panggilan Ibu di tolak.
"Sangat merepotkan si perempuan kumuh ini" hina si Ibu mertua.
Dengan wajah geram Ibu mertua meninggalkan Rina sendirian.
"Ada banyak urusan yang jauh lebih penting ketimbang aku harus disini" ucap Ibu mertua.
Sampai di rumah, si wanita tua langsung menghampiri si nyonya besar itu.
"Nyonya bagaimana keadaan nona? " Ia bertanya dengan kepanikan
"Nona? sejak kapan kamu tau dia itu adalah nona mu? " tanya si ibu curiga.
"Ayo jawab!"
" Maaf nyonya aku tidak mengenalinya tapi aku kemarin tidak sengaja mendengar percakapan nyonya sama pelayannya sekali lagi maaf nyonya"
" jadi...kamu mulai simpatik dengan nona nenek mu itu?"
"maaf nyonya" mohon si wanita tua itu.
Ibu mertua mencoba hubungi kembali anaknya tapi tidak di angkat juga.
Akhirnya, Ibu mertua memberi tugas kepada si pelayannya itu untuk menjaga Rina di rumah sakit.
Hari demi hari keadaan Rina tak kunjung membaik, Rina ingin kehadiran sang kekasihnya Flander karena itu obat penenang rindunya.
"Flander, kamu dimana? "
nyatanya Rina jatuh sakit karena ingin bertemu Flander.
"Mba rina..." panggil pelayan.
Tapi tak menyahut, Rina terus terus saja memanggil nama kekasihnya Flander.
Si pelayan pun memberitahukan kepada Nyonya agar segera memberitahu Flander karena dengan begitu Rina akan sembuh dari sakitnya.
Ibu mertua kembali menghubungi putranya.
" Halo ibu, bagaimana?" telpon diangkat Flander.
"Flander,apa urusan mu belum selesai?" rasanya ibu sudah muak dengan kehadiran si perempuan kumuh itu di rumah.
" Ada apa dengan Rina bu?" aku disini ada urusan, banyak hal penting yang harus aku selesaikan, aku harap Ibu baik baik saja dan juga Rina. aku belum bisa balik Bu" Flander menutup teleponnya.
Ibu mertua kebingungan memikirkan bagaimana caranya agar si perempuan itu harus disingkirkan dari rumah itu, agar tidak kerepotan.
"Hei bodoh! apa kamu ingin aku terus terusan bingung seperti ini?" Ibu mertua berbisik di telinga Rina.
"Jika kamu tak sadarkan diri juga aku akan membawa paksa kamu ke rumah dan akan ku singkirkan kamu sejauh jauhnya. " ucap Ibu mertua.
Satu jam kemudian, tubuh Rina mulai bergerak, matanya dibuka perlahan penglihatannya masih kabur.
"Aku dimana? bagaimana aku bisa ada disini?" Rina bangun dan duduk. Si pelayan menahannya agar ia tidak bangun dulu karena kondisinya belom sehat.
" Mba, kamu sekarang di rumah sakit, sudah dua minggu Mba disini kami mengkhawatirkan keadaan Mba, semoga Mba Rina sehat.
"Sendiri ya?" tanya Rina.
" sama Nyonya Mba" jawab pelayan itu.
"Ibu mertua?" tanya Rina dengan heran.
Ibu mertua kaget dengan wajah geram melihat Rina sudah bangun dari tempat tidurnya.
" Apa aku harus memanggil mu nyonya? muak aku melihat mu"
"Ayo, tunggu apalagi udah sehat kan?
kemas barang semuanya kita pulang! " kata Ibu mertua pada pelayan itu.
"Tapi nyonya.. Mba Rina nya belum baikan
"apa kamu buta? jelas jelas udah sehat, sakit tidak sakit sama saja. " ucap Ibu mertua kesal.
Ibu mertua mengambil tasnya, menuju ruangan dokter, Ia memberitahu bahwa Rina sudah sembuh.
"Rina sudah sehat Dok, nanti sampai di rumah baru diberikan makan dan minum, lagian di rumah udah siap semua kok, buat kedatangan si Rina"
"Ok Bu, hati hati ya"
Keluar dari rumah sakit sendirian, Si Ibu mertua dijemput sama sopir pribadinya, sedangkan Rina sama pelayannya disuruh nyari angkot.
Meski tubuh masih lemas belum punya tenaga, Rina berusaha mengangkat barang barang.
Sesampainya di rumah, seperti biasa Rina menyendiri lagi di sebuah kamar. Ia berniat untuk meminta Ibu mertua menghubungi Flander.
Si ibu mertua malah tidak peduli dengannya.
Rina meminta bantuan si pelayan agar meminjamkannya HP dan mencari tau nomor kekasihnya Flander.
Si pelayan merasa kasian dan meminjamkan HP dengan sembunyi. Ia juga memberikan no HP Flander ke Rina.
Kring..... kring... kring
"Halo mas" dengan suara letih dan menangis, air matanya sudah tak tahan lagi.
" Halo,siapa ini?" tanya Flander
"Aku Rina mas"
"Rina, apa yang kamu lakukan? cepat beritahu aku dimana kamu ! nomor handphone siapa ini?"
" Mas, kamu tahu aku sangat lelah menunggu mu, apa kamu masih banyak kesibukan lagi?"
"Rina, maafkan aku kamu kan tahu aku disini lebih lelah, aku punya banyak pekerjaan, sedangkan kamu di rumah saja, kamu seharusnya mengerti! "
"Ia mas, maafkan aku, kamu dimana?"
" Aku sedikit lagi ada pertemuan sama karyawan baru"
"Baik mas, jangan lupa ngabarin aku ketika sudah selesai"
" Ok baik" Flander menutup teleponnya saking sibuknya, ada pertanyaan yg belom dijawab Rina.
Rina merasa tersiksa, respon Flander tak sedikitpun menunjukan rasa rindu padanya. Urusan perusahaan yang lebih diutamakan.
Rina bosan dengan keadaannya tiap hari, akhirnya Rina kembali semangat ia tidak mau kalau dirinya terus terusan seperti itu.
Kini Ia telah menjadi wanita kuat.
Sekitar jam dua belas siang, Rina mendengar suara ketukan pintu kamar sebelah, Ia mendengar bahwa akan ada acara pesta perusahaan yang meriah pada hari kamis.
ingin sekali Ia mengikuti acara itu.
"Aku harus cari cara biar aku bisa hadir di sana, aku akan berpenampilan yang berbeda agar mereka tidak mengenali aku. Lagian aku penasaran dengan perusahaan, aku ingin tahu tempatnya dan ingin tahu orang orang yang ada di sana. "
Rina mulai mencari modifikasi pakaian dan mencoba berbagai dandanan wajahnya yang harus benar benar berbeda.
"Sudah saatnya aku harus beraksi tapi aku juga harus berhati hati sama Ibu mertua"
Rina membuat boneka manusia untuk tidur di kamarnya. boneka yg mirip dengan nya.
"Semoga semuanya berjalan lancar "
"Tok.. tok.. tok" bunyi ketukan pintu. ternyata Ibu mertua
"Besok semua orang di rumah ini akan pergi, dan kamu harus tetap disini ada banyak pekerjaan yang harus kamu kerjakan! "
" Pergi kemana Ibu mertua? untuk berapa hari bu?"
"dasar kebangetan cari tahu urusan orang, kamu mana paham, biar aku jelaskan juga kamu tidak akan mengerti, semua pintu akan digembok kamu tetap disini dan Jaga rumah ini! "
Rina bingung lagi. "Ah aku harus lebih pintar dari Ibu mertua, aku juga muak bu di rumah ini. Mendingan aku jadi badut hibur orang diluar sana dari pada aku harus tinggal di rumah ini Tak ada bahagia bagi ku" cetus Rina.
Rina mengambil telepon, dan menghubungi kekasihnya Flander.
" Mas kamu dimana?"
" Aku lagi sibuk buat persiapan acara perusahaan besok"
"acara apa mas?"
" kamu tak mengerti, nanti aku jelasin ya"
"Mas, aku boleh ikut?"
" ngawur kamu Rina, tetap saja disitu lagian acaranya tidak lama kok"
"Mas, aku disuruh Ibu mertua sendirian disini, semua orang akan pergi, masa aku ditinggalkan di rumah sendirian"
"kamu emang bawel dikasitau malah ngomel, kehadiran mu akan merusak susana "
"apa mas?" tanya Rina marah sambil kecewa
" Baik baik disitu! " Flander menutup teleponnya.
Merasa tak dianggap, Rina benar benar nekat memberanikan diri mengikuti acara di perusahaan.
"Kamu keterlaluan Mas, aku sama sekali tak dihargai di rumah ini. Pikir ku hanya Ibu mertua tapi orang yang aku cintai juga sama sama kejamnya.
" Mas, maafkan aku! sikap mu yang membuatku keras kepala, kamu egois mas hanya mementingkan diri kamu sendiri, memperlakukan aku seperti anak kecil sama sekali tak menganggap ku" cetus Rina dengan rasa kecewa sambil menangis.
"Mba rina, ada tugas yang diberikan nyonya untuk Mba,
besok kami semua akan pergi, Nyonya menitipkan ini padaku dan Katanya tugas"
"Ia mba, simpan saja di meja"
" Mba Rina ada yang bisa aku bantu mba, kelihatan sedih"
Rina tak bisa menahan kesedihannya langsung memeluk si pelayan, Ia menangis hanya si wanita tua itu ia bisa memeluk kuat dan menyampaikan isi hatinya.
"Memang benar orang yang punya segalanya akan menganggap rendah orang lain menganggap orang laen hanyalah sampah. "
**Mohon pengertian masih pemula🙏jgn lupa komen, sama vote nya ya reader😇**
Bangun pagi, suasana rumah sudah sepi, semua orang sudah pergi mengikuti acara pesta perusahan.
Rina mulai membereskan semua pekerjaan yang diberikan oleh Ibu mertua.
Pekerjaan yang lumayan berat itu, Rina menyelesaikan dalam waktu tiga jam saja, keringatnya pun bercucuran.
Ia istirahat sejenak mengambil air putih untuk diminum.
"Aku kehabisan tenaga, Ibu mertua benar benar menyiksaku tapi memang aku harus melakukan semuanya demi sebuah tanggung jawab. "
Rina menyiapkan semua riasan dan juga gaun yang harus Ia pakai untuk menghadiri pesta.
Gaun yang Ia kenakan seperti ratu, dan dandanannya natural sesuai kulit wajahnya.
"Aku rasa ini gaun yang sangat bagus, tapi tidak mungkin juga orang orang di sana memandang aku, pasti sangat banyak gaun mewah yang orang kenakan di sana. "
Setelah semuanya selesai, Rina duduk menatap wajahnya depan cermin.
" Aku sangat cantik, rasanya ini bukan diriku, ini ratu"
Rina tak percaya kalau dirinya memang sangat cantik.
"Tapi banyak wanita wanita cantik di sana, aku mungkin terjelek dan terhina. "
Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, pesta yang sangat meriah, diawali dengan berbagai kata sambutan, dan laporan atas kesuksesan perusahan yang akan disampaikan oleh Flander.
Acara yang paling di tunggu tunggu, Semua orang yang hadir mengenakan busana yang super mewah, acaranya memang seperti kedutaan negara.
Orang tua Flander duduk tepat di atas podium bagian kiri, dan Flander tepat di samping Orang tuanya. Betapa tampannya Flander, Semua wanita kagum melihatnya.
Semua orang mengira bahwa flander belum menikah, tetapi memang Flander sudah menikah.
Acara pernikahannya tidak dilaksanakan semewah itu. Hanya mengundang anggota keluarga dalam saja.
Orang tua Flander resah ketika dibawahnya seorang wanita miskin dan anak desa, dan itu alasan mengapa tidak dibuat acara besar besaran.
Meski sudah diberitahu kalau Ia sudah menikah tapi semua orang tidak mempercayainya, karena Flander tidak pernah memperkenalkan sang istri kepada semua orang di perusahan apalagi dalam acara penting seperti itu seharusnya sang istri turut hadir bersama.
Setelah menyampaikan laporan penghargaan, Flander disambut dengan tepuk tangan yang meriah, suasana menjadi sangat ramai.
Semua orang menatapnya kagum, Flander seperti putra dalam kerajaan, penampilannya luar biasa.
Seorang wanita dengan gaya rambut gelombang, gaun seksi, menatapnya dengan penuh menggoda. Wanita itu putri dari teman perusahan Orang tuanya.
"Itu putra mereka Bu?" tanya wanita itu pada orang tuanya.
" Ia sayang, tampan kan? jawab sang Ibu.
"Sangat tampan Bu, seperti putra kerajaan. "
"Mengapa Ayah dan Ibu tidak pernah memberitahuku kalau Ibu Rita sama Pak Dewa punya anak yang setampan itu? "
" Kamu suka ya,? canda sang Ibu
"Kagum saja Bu"
"Nanti kita atur waktu sekali sekali kita berkunjung ke rumah Pak Dewa sama Ibu Rita. "
" Kapan bu?" tanya wanita itu tidak sabar.
Mereka tak mengetahui kalau Flander sudah menikah,
Sepertinya wanita itu benar suka sama Flander.
Acara dansa pun mulai, Ibu Retno menghampiri Ibu Rita sama Pak dewa.
"Pak Bu, bolehkah putra kalian berdansa sama putri ku Elsa?"
" boleh, Flander ayo, ajak putri tante Retno! "
"Tapi Bu... " Flander ragu.
" Ayo, kasian tuh sudah nunggu"
"Ia Bu"
Flander bangun dari tempatnya menuju tempat duduk putri cantik itu.
"Hai, aku Flander," sambil memegang tangan si cantik dan gandengannya melekat. "
" Memang pasangan yang sempurna" ucap Ibu Rita senang
"Kayaknya mereka sangat cocok" kata Ibu Retno.
kali ini ada pandangan tertuju pada mereka, Keduanya sangat kompak dan benar benar dansa yang romantis.
Rina tergesa turun dari angkot dengan gaun cantiknya, Ia masuk lewat pintu depan, seorang memintanya kartu undangan, Ia bingung harus alasan apa.
Rina pun tak peduli langsung serobot masuk, sang penjaga mengejarnya tapi akhirnya Pun mengalah dan
membiarkan Rina masuk ke dalam aula.
Barusan di pintu, melihat hiasan yang super mewah, tatapannya takjub.
Dilihatnya ke podium, di sana hanya ada si Ibu Mertua dan Pak Dewa. Pandangannya mencari Flander.
Ia melangkahkan kaki dengan sangat pelan melihat kearah kanan, dan benar ada adegan yang sangat romantis.
Rina pun menghentikan langkanya, air mata pun jatuh tak tertahan, ingin rasanya kembali ke rumah, sudah tak semangat semuanya hancur. "
"Aku hanya wanita biasa, ini bukan drama benar benar nyata di depanku" katanya dalam hati.
Rina bingung Ia harus melangkah maju atau mundur.
" Untuk apa aku kembali, sudah banyak tenaga demi menghadiri acara ini pesta ini"
Semuanya tidak sesuai rencana, semua yang terjadi di depan mata benar benar tak sesuai harapan.
Rina melangkah ke arah kanan bagian belakang, duduk santai menikmati minuman, dengan mata terarah ke pasangan romantis di sana.
Tak menahan sakitnya, Ia pun meneguhkan anggur sangat banyak. Ia lupa semua yang terjadi depan matanya.
Seorang laki laki tampan langsung mengajaknya ngobrol.
Laki laki itu memegang tangan rina, Ia bangun dari tempatnya, tangannya menjepit ke dada laki laki itu dan memeluk. Laki laki itu merangkul pinggangnya mulai mengayun sesuai musik.
Dansa yang begitu lembut, semakin nempel dan semakin mesra. Pandangan semua orang tertuju pada mereka.
"Hei, ada yang keren di sana" Ucap Elsa kepada Flander
"Apanya yang keren? "
" Itu, kelihatan sangat mesra, mereka pasti pasangan yang sudah menikah" ucap Elsa sambil menunjukan ke arah Rina dan laki laki itu.
Flander menatap dari ujung kepala hingga ujung kaki, Ia merasa ada yang aneh pada wanita itu.
"Wajahnya tak asing" ucap Flander
Flander menatapnya amat dalam, Ia curiga kalau itu sang istrinya Rina.
"Tapi tidak mungkin rina bisa separah itu. Ucapnya
Rina membalikan wajahnya ke kanan.
"Itu Rina, " menuju ke arah ke tempat rina dan laki laki itu dan menarik tangan Rina.
"Kamu?" dengan amarah dan juga rasa cemburu Flander membawa Rina ke belakang toilet, semua orang kaget dan ketakutan.
" kamu keterlaluan, kamu pikir apa yang kamu lakukan tadi bagus? apa kamu gila?"
Flander sangat marah dengan kelakuan Rina.
"Aku tanya apakah kamu sudah gila? jawab!" menatap Rina dengan tajam.
Rina tak sadar, anggur sudah membuatnya lupa semuanya.
" Kamu kenapa?" dengan santai Rina mengelus pipi Flander seakan akan tak terjadi apa apa.
" Kamu mabuk, tingkah mu keterlaluan"
Flander ingin sekali menamparnya, tapi keadaannya sedang mabuk, itu akan sia sia pikirnya.
"Aku tanya sekali lagi, laki laki tadi siapa? siapa?" teriak Flander.
Tidak puas Flander membawa Rina kesebuah kamar miliknya, membiarkan Rina tidur lelap dan menunggunya sadar.
" Eh aku dimana?" melihat ke kiri sosok laki laki berkaos putih tampah bicara.
"Flander," panggilnya ketakutan.
Ia bangun dan menghampiri tempat Flander duduk.
" Itu kamu mas? "mendekati Ia memegang tangan Flander, tapi di sentak Flander.
Flander bangun berdiri mencekik leher Rina.
"Siapa laki laki tadi? jawab aku! "
Rina berusaha melepas cekikan Flander.
" Mas, maafkan aku... "
" maaf? kamu pikir itu biasa?"
"apa yang kamu lakukan selama aku tidak ada di rumah?
jawab!" Flander melepas tangannya.
" Mas, laki laki itu aku baru kenal, aku mabuk,
aku juga tak sadar kalau aku sedang bersamanya."
Flander merusak semua barang barang yang ada di kamar itu, melemparnya satu persatu.
Rina berusaha menghentikannya tapi Flander lebih kuat darinya.
" Jangan halangi aku!" bentak Flander dengan mata yang tajam ke arah Rina.
Rina menangis melihat Flander berontak,
Ia pun memeluknya kuat.
"Flander, tatap mata ku! ayo, tatap mataku! " ucap Rina dengan tegas.
" Kamu melakukan hal yang sangat bodoh, kamu membenci ku? boleh, karena itu memang suka mu" ucap Flander kesal
"Tapi yang harus kamu tahu, kejadian yang kamu lihat tadi tak sesakit apa yang aku lihat, Kamu senang menyakiti ku, kamu tak pernah peduli dengan ku, tapi kenapa kamu begitu peduli ketika aku gila seperti tadi?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!