HASRAT TERLARANG GIGOLO.
SINOPSIS.
Stefani Luna Olivia atau yang biasa di panggil Luna, kaget saat melihat suaminya sedang bercinta dengan wanita lain di kamar mereka.
Exsel Alex Sander, suami Luna dengan tanpa rasa bersalah mengaku jika wanita yang
sedang bercinta dengannya itu adalah wanita simpanannya.
Tania, sang wanita simpanan juga dengan tanpa malu mengakui jika hubungan mereka telah terjalin hampir satu tahun.
Luna mencoba menahan amarahnya. Ia meninggalkan suaminya dan lebih memilih tidur di kamar tamu.
Sejak hari itu hubungan Luna dan Alex tidak harmonis lagi. Merasa terhina dan dipermainkan, Luna mencoba membalas dendam pengkhinatan suaminya dengan menyewa seorang gigolo.
Orlando David Saputra atau yang biasa di sapa David, terpaksa menjadi gigolo untuk dapat membiayai kuliahnya.
Hari ini, pertama kali bagi David menjadi gigolo atas perantara temannya yang telah lama menekuni profesi itu.
David mengira wanita yang akan dilayaninya adalah seorang wanita paruh baya, karena temannya mengatakan jika ia akan melayani tante-tante.
Ketika pertama melihat Luna, David kaget. Karena wanita itu sangat cantik, jauh dari bayangannya.
Hubungan mereka terus berlanjut, hingga tanpa David sadari jika ia telah jatuh cinta dengan Luna pelanggannya.
David telah memiliki seorang tunangan yang bernama Mia. Wanita itu tak tahu jika tunanganya menjalani profesi sebagai gigolo.
Hingga tiba hari pernikahan David dan Mia. Seminggu sebelum akad, tiba-tiba Luna
mengajak bertemu.
Luna mengatakan jika dirinya saat ini sedang mengandung anak David. Luna yang tak pernah berhubungan badan lagi dengan suaminya, sangat yakin jika itu anaknya David.
Mendengar kabar kehamilan Luna, membuat David jadi ragu. Manakah yang akan ia pilih, menikahi Mia tunangannya atau Luna pelanggannya?
Bab Satu. HTG
Stefani Luna Olivia atau yang biasa di panggil Luna, baru saja sampai dirumahnya setelah melakukan perjalanan bisnis selama satu minggu.
Tubuhnya terasa pegal. Ia ingin segera mandi dengan air hangat ditambahi aroma terapi untuk membuat tubuhnya rileks.
Luna berjalan perlahan menuju kamarnya, dan membuka pintu kamarnya. Baru separuh pintu di buka, Luna mendengar suara aneh, suara de*sa*han yang keluar dari dua orang yang berlainan jenis.
Luna menghidupkan lampu kamarnya. Pemandangan yang ia lihat membuat hatinya hancur.
Di ranjang yang biasa ia gunakan untuk melakukan hubungan badan dengan suaminya, saat ini digunakan suaminya untuk bergumul berdua dengan wanita lain.
Exsel Alex Sander, suami Luna dengan tanpa rasa bersalah melihat kearahnya dan tetap melanjutkan pergumulan mereka.
Dadanya terasa sesak. Luna memegang dadanya dan mendekati ranjang. Ia menahan air matanya agar tak tumpah.
Luna bertepuk tangan saat telah berada dihadapan suaminya dan wanita yang menemaninya.
"Hebat ...! Jadi ini yang selalu kamu lakukan dibelakangku. Saat aku harus bekerja mencari uang, kamu asyik di sini berdua dengan wanita ja*la*ngmu!"
"Kenapa? Apa aku salah mencari wanita lain untuk memuaskan hasratku?" ucap Alex tanpa rasa bersalah.
"Kamu nggak salah. Kamu berhak melakukan apa saja yang dapat membuatmu puas," ucap Luna.
"Siapa namamu? Apakah kamu nggak malu bercinta dengan suami orang?"
"Aku Tania. Kenapa aku harus malu? Sebaliknya, aku bangga karena dapat memuaskan suamimu."
"Oh, ternyata kalian berdua sama saja. Sama-sama nggak tau malu. Baiklah, lakukan yang ingin kamu lakukan. Begitu juga aku. Akan aku lakukan apapun yang akan membuatku bahagia."
Luna meninggalkan kamar yang biasa ia tempati bersama suaminya itu. Ia tak ingin menangis dihadapan suami dan wanita simpanannya itu.
Di kamar tangis Luna pecah. Tidak pernah ia mengira suami yang sangat ia cintai begitu tega mengkhianati dirinya. Luna membaringkan tubuhnya yang letih. Air mata terus saja membanjiri pipinya.
Luna bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan hidup suami dan keluarganya. Luna yang yatim piatu, merasa bahagia saat menikah dengan Alex. Merasa memiliki keluarga lagi.
Setelah beberapa saat menangis, Luna duduk kembali. Ia berjalan menuju jendela kamar yang menghadap ke jalan raya.
Luna melihat sepasang remaja yang sedang bermesraan di atas motor. Luna tersenyum.
"Baiklah Alex, jika kamu bisa menduakan aku. Jangan harap aku akan setia lagi. Aku juga bisa mendua. Tubuh dan wajahku juga tidak jelek. Kita lihat saja, siapa yang akan bertahan dengan rumah tangga ini. Aku sudah tak peduli. Selama ini bukannya aku tak tau jika kamu mendua,tapi aku selalu meyakinkan diriku jika kamu mencintaiku seperti aku mencintaimu."
"Ternyata aku salah, kamu nggak pernah mencintai diriku yang telah berkorban banyak untukmu dan keluargamu. Tunggu pembalasanku lebih menyakitkan dari apa yang kamu bayangkan," gumam Luna pada dirinya sendiri.
Luna masuk ke kamar mandi. Ia menghidupkan air hangat untuk menghilangkan rasa lelahnya.
Setelah mandi dan berpakaian, Luna keluar dari kamarnya. Baru saja ia akan melangkah, terdengar suara tawa dari Alex dan wanita simpanannya yang baru keluar dari kamar tempat ia biasa memadu kasih dengan suaminya itu.
Luna memandangi Alex dan Tania, wanita simpanan suaminya dengan mata menyala. Hatinya sakit, dadanya terasa sesak menyaksikan itu. Namun ia mencoba bertahan. Luna tak mau emosi dan membuang energi percuma dengan marah-marah.
Muak ketika sayang tak dihargai Benci ketika cinta selalu disakiti. Lelah ketika perjuangan tak ada arti.Jika kesabaran tak cukup menyadarkan, mungkin kehilangan akan menyadarkan.Ada fase dimana seseorang angkat kaki karena kesabaran, peduli, dan kesetiaannya tidak lagi dihargai.
*
*
*
Bersambung
Hai semuanya, mama datang dengan novel terbaru. Mama sangat mengharapkan dukungannya. Jangan lupa tap love dan beri like serta komentarnya. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk deh buat semuanya. 😘😘😘😘
Luna masuk ke kamar kembali. Ia tak ingin membuat hatinya lebih terluka jika menyaksikan suami dan kekasihnya yang tidak tahu malu itu bermesraan di rumah miliknya.
Luna membaringkan tubuhnya dan berusaha memejamkan mata agar bisa tertidur dan melupakan semua yang tadi ia lihat.
Baru saja akan memejamkan mata, Luna mendengar suara pintu kamarnya di ketuk. Luna berpura-pura tak mendengar.
Tidak begitu lama terdengar suara teriakan Alex memanggil namanya. Luna tak mengubrisnya. Namun karena Alex yang terus berteriak, akhirnya Luna bangun. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Kenapa? Aku mau istirahat. Mengganggu saja!" ucap Luna.
"Aku tak akan pulang malam ini. Jangan di tunggu," ucap Alex.
"Aku tak akan pernah menunggu kepulangan kamu lagi," ujar Luna.
"Aku nggak percaya. Bukankah selama ini kamu akan menunggu hingga aku pulang."
"Dulu mungkin itu yang akan aku lakukan. Namun untuk saat ini jangan harap aku akan menunggu kedatanganmu. Mau pulang, ataupun nggak. Aku nggak peduli," ucap Luna.
Ketika Luna akan menutup pintunya, Alex menahan dengan kakinya.
"Kamu yakin nggak akan menungguku."
"Tentu saja. Pergilah! Aku juga mau istirahat,"
Luna berjalan menuju tempat tidur. Ia membaringkan tubuhnya yang letih. Bukan hanya fisiknya yang lelah tapi hatinya jua.
Namun langkahnya terhenti karena pergelangan tangannya ditahan Alex.
"Jangan pura-pura nggak peduli. Jika kamu ingin marah dan memaki silakan aja. Namun aku nggak akan merubah semuanya. Aku mencintai Tania."
"Aku nggak peduli!" ujar Luna dengan penuh penekanan.
Luna kembali melangkahkan kakinya menuju tempat tidur. Baru saja ia akan membaringkan tubuhnya terdengar suara Tania.
"Sayang, cepatlah. Kenapa kamu masih pedulikan wanita itu?" ucap Tania. Ia memeluk lengan Alex dengan manjanya.
"Mari kita pergi. Aku hanya ingin mengatakan jika kita akan menginap di hotel."
"Jangan terlalu kejam begitu, Sayang. Kasihan ... pasti ia akan menangis saat kita pergi."
"Kamu emang baik, masih saja peduli perasaan Luna," ucap Alex.
Alex dan Tania pergi meninggalkan Luna sendirian di kamarnya.
Setelah merasa Alex dan Tania pergi menjauh, Luna mengambil foto pernikahannya yang ada di atas meja samping tempat tidur. Luna melemparnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping.
"Aku akan membalas semua perlakuanmu padaku. Lihat aja Alex, aku bisa melakukan hal yang lebih dari kamu lakukan," teriak Luna.
...........
Pagi harinya Luna terbangun karena panasnya sinar matahari yang masuk melalui celah jendela.
Luna menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah berganti baju, ia menuju meja makan.
Luna tak mengira jika suaminya Alex telah sarapan terlebih dahulu. Ia pikir pria itu tidak akan pulang malam tadi.
Tanpa menegur suaminya, Luna menarik kursi makan dan menyantap sarapan yang telah disiapkan bibi.
Luna mengacuhkan Alex yang duduk dihadapkannya. Ia seolah tak melihat dan menganggap kehadiran pria itu.
Alex yang merasa diacuhkan, memukul meja dengan tangannya. Luna hanya menatap sekilas dan setelah itu kembali menyantap hidangannya.
"Apa matamu buta?" tanya Alex dengan suara sedikit tinggi.
Luna masih saja terus menyanrap sarapannya, tak peduli dengan ucapan Alex suaminya itu.
"Aku ini suamimu. Apa kamu udah lupa, dan nggak menghargai aku lagi."
Ucapan Alex membuat Luna terpancing. Ia menatap wajah Alex dengan intens. Luna tampak tersenyum miring.
"Suami? Apa kamu masih menganggap aku istrimu? Jika kamu aja tak menghargai aku, buat apa aku menghargai kamu," ucap Luna sinis.
"Jadi sekarang kamu ingin membalas apa yang aku lakukan?"
"Terserah kamu menilai apa. Yang perlu kamu ketahui dan ingat, mulai hari ini aku nggak akan peduli dengan apa yang kamu lakukan. Mau pacaran, mau selingkuh dengan satu, dua atau bahkan tiga wanita sekaligus, terserah. Aku juga bisa melakukan hal yang sama."
Luna berdiri dari duduknya. Ia mengambil tas kerjanya yang terletak diatas meja. Luna melangkah meninggalkan Alex sendirian.
*
*
*
Bersambung.
Selamat siang semuanya. Jangan lupa tekan love dan like ya. Beri komentar juga, agar mama tambah semangat updatenya.
Luna menghempaskan tubuhnya di kursi kerja. Hatinya masih terasa sakit atas pengkhianatan yang telah dilakukan suaminya.
Apa salahku, Alex? Aku telah berkorban segalanya untukmu. Aku memberikan apapun yang kamu inginkan. Tapi apa balasanmu? Kamu tega mengkhianati aku.
Luna melihat sebuah majalah di atas meja. Terpampang judul artikel mengenai gigolo. Luna mengambil majalah itu dan membacanya.
Apakah aku harus menyewa seorang gigolo untuk membalas semua perbuatan Alex,suamiku. Sepertinya ini bukan ide yang jelek.
Luna lalu mengambil ponselnya,dan mencari informasi mengenai gigolo. Ia akhirnya mendapat nomor seseorang yang bisa membantunya mengenalkan pada seorang gigolo muda.
Luna mencoba menghubungi nomor ponsel orang itu dan janji bertemu nanti di jam makan siang.
Luna mengerjakan semua pekerjaan kantornya segera. Ia janji bertemu dengan seseorang jam satu siang ini.
Tepat pukul dua belas, Luna menyelesaikan pekerjaannya. Ia membereskan semua berkas yang berserakan di meja kerjanya. Luna menghampiri sekretasrinya.
"Dewi, aku ada janji bertemu seseorang. Jika ada yang ingin bertemu, jadwalkan saja buat besok. Mungkin aku nggak akan kembali ke kantor hari ini. Aku percayakan semuanya denganmu."
"Baiklah, Bu."
Luna berjalan meninggalkan kantornya dan masuk ke mobil. Ia menjalankan mobil menuju sebuah restoran yang telah dijanjikan.
Setengah jam perjalanan yang Luna tempuh menuju restoran itu. Ia melangkahkan kakinya masuk menuju satu ruangan VIP yang telah dipesan sebelumnya.
Luna memesan minum terlebih dahulu sambil menunggu seseorang. Saat ia sedang asyik dengan ponselnya, Luna dikagetkan dengan suara seseorang.
"Selamat siang, Mbak," ucap pria itu.
"Selamat siang."
"Dengan Mbak Luna?" tanya pria itu lagi.
"Ya, saya sendiri. Silakan duduk!"
"Perkenalkan saya Hendra," ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya. Luna menyambut uluran tangan Hendra dan menyebut namanya.
Setelah berjabat tangan, Hendra duduk di kursi yang ada dihadapan Luna. Beberapa saat mereka saling diam, larut dengan pikiran mereka masing-masing.
Luna yang tidak pernah dekat dengan pria selain suami dan rekan kerjanya menjadi kikuk. Apa lagi saat ini ia akan membahas sesuatu yang sebenarnya sangat awam baginya.
"Bagaimana Mbak Luna, pembicaraan kita di telepon. Apa Mbak jadi ingin memakai jasa kami?" tanya Hendra, memulai percakapan.
"Apakah pria itu terjamin kesehatannya?" gumam Luna, tapi suaranya masih dapat di dengar Hendra.
"Aku akan memberikan pria terbaik. Ia baru akan menjalankan profesi ini. Mbak Luna pelanggan pertamanya."
"Hhhaaaa ...." ucap Luna kaget mendengar ucapan Hendra.
"Mbak Luna jangan kuatir. Walau Mbak Luna pelanggan pertama baginya, namun aku yakin ia akan memuaskan. Aku telah mengajarinya cara melayani pelanggan."
"Bukan itu. Aku cuma kaget saat kamu katakan jika pelanggan pertamanya aku. Apakah ia masih sekolah?"
"Mbak Luna mau anak sekolahan atau kuliah?"
"Kuliah aja. Anak sekolahan muda banget."
"Mbak Luna bisa aja. Baiklah, dimana ia bisa menemui Mbak Luna?"
"Aku ingin menyewa jasanya saat akhir pekan aja. Aku tunggu di Villa. Nanti aku beri alamatnya. Berapa bayarannya buat dua hari?" tanya Luna.
"Aku suka gaya Mbak Luna. Langsung bahas pembayaran aja. Udah yakin saja.Berapa biasanya Mbak membayar saat memakai jasa mereka?"
"Aku baru kali ini mencoba memakai seperti itu," lirih Luna.
Hendra menatap wajah Luna dengan intens saat wanita itu mengaku jika ia baru kali ini menggunakan jasa gigolo untuk memuaskan dirinya.
Mbak Luna ini sangat cantik, beruntung David mendapat pelanggan pertama seperti dirinya. Tapi aku akan membohongi David. Akan aku katakan jika pelanggan pertamanya seorang tante-tante.
Setelah mendapatkan kesepakatan, Hendra dan Luna pun pamit. Luna telah sepakat untuk menggunakan jasa pria penghibur itu saat akhir pekan.
*
*
*
Bersambung
Selamat Siang semuanya. Mama harap kalian menyukai novel ini. Jangan lupa ya tinggalkan jejak berupa komentar dan like.
Bonus visual
Stefani Luna Olivia, yang lebih akrab di sapa Luna. Seorang istri yang setia. Namun sejak melihat pengkhianatan suaminya, ia bertekad membalasnya dengan cara berselingkuh juga. Ia memakai jasa seorang gigolo.
Orlando David Saputra, yang biasa di panggil David. Terdorong kebutuhan ekonomi, untuk biaya kuliahnya. David bekerja sebagai pemuas hasrat wanita.
Exsel Alex Sander, yang biasa di panggil Alex. Suaminya Luna.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!