NovelToon NovelToon

Kiblat Cinta A

Waktu Cepat Berlalu

PROLOG

AISYA KANZHANIA SYARIEF

Putri bungsu dari tiga bersaudara, kini sudah menjelma menjadi gadis cantik, santun, lemah lembut, sedikit cerewet ketika bersama keluarganya dan akan lebih banyak diam, pada orang yang baru dia kenal.

Putri dari pasangan suami istri super romantis- yaitu Alkan Arthama Syarief si Bapak Penghulu berlesung pipi yang ramah juga lembut dan Grecia Vyga- si wanita cerewet, bar bar, serta pantang menyerah itu, memiliki sifat yang sama persis dengan kedua orang tuanya.

Walaupun gen Alkan- sang Ayah lebih dominan, namun tidak bisa dihindari juga kalau sikap bar bar Cia sering merasuk kedalam diri putri semata wayangnya. Sementara Arshaka dan Alzaska lebih dominan sifat Cia- bunda mereka. Ralat- sepertinya hanya Aska yang memiliki kedua sifat yang begitu dominan walaupun sedikit pendiam, sedangkan Shaka sudah di doktrin oleh Om nya- Galaska.

"Aisya?!"

Suara panggilan seorang wanita paruh baya, membuat atensi gadis itu mengarah pada sang wanita tua. Kedua sudut bibir Aisya tertarik ke atas saat melihat nenek Imma melambai ke arahnya.

Nenek Imma, adalah nenek dari pria muda yang sudah meninggalkan dia tanpa pamit, tanpa kabar, tanpa sepatah kata saat pria itu pergi- bahkan sampai saat ini pun Aisya dan nenek Imma tidak tahu di mana keberadaan pria itu. Entah sudah mati, atau bahkan masih hidup- mereka tidak ada yang tahu bahkan Nagara dan Ilham sekalipun.

ARION RIMBA RANASPATIH

Pria muda itu menghilang 6 tahun yang lalu, saat Arion dipaksa ikut bersama para pria berbadan besar ketika Arion pulang sekolah- hingga pada akhirnya mobil yang mereka naikin terjun bebas kedalam jurang. Namun anehnya, jasad Arion sama sekali tidak di temukan- hanya ada beberapa mayat pria dewasa yang sudah membawa Arion kedalam maut, saat Polisi dan tim penolong mencari bangkai mobil. Bahkan sampai saat ini motor kesayangan Arion masih tersimpan rapi di gudang rumah Nenek Imma. Menjadi tempat Ais melepas semua rasa rindunya, kamar Arion pun tidak pernah di otak atik oleh Nenek Imma. Wanita tua itu membiarkan ruangan pribadi Sang Cucu tetap seperti selayaknya ketika Arion masih ada. Hanya saja Nenek Imma atau Ais yang akan membersihkannya setiap hari.

Terkadang Ais mau pun Nenek Imma menangis pelan, saat melihat barang barang pribadi Arion.

Karena sampai sekarang, sudah 6 tahun berlalu Aisya tidak bisa berbuat apa pun, mereka berdua hanya bisa menanti keajaiban. Berharap kalau Rimba- panggilan kesayangannya untuk Arion , akan kembali pada mereka. Terutama pada Nenek Imma. Wanita tua itu sempat drop selama dua tahun belakangan, Nenek Imma belum ikhlas kala cucu semata wayangnya pergi begitu saja.

"Aisya, Bunda kamu nelepon Nak. Katanya kalau sudah selesai metik cabainya segera pulang!"

Nenek Imma kembali bersuara, wanita tua yang saat ini tengah memakai caping atau topi petani itu tersenyum tipis, kala melihat sang gadis mengangguk. Saat ini Aisya sedang ikut bersama Nenek Imma untuk memanen cabai merah serta terong di kebun kecil milik Alkan- Ayahnya.

Alkan sengaja menghibahkan sebidang tanahnya untuk Nenek Imma, agar wanita yang usianya hampir sama dengan Bunda Marwah itu memiliki kegiatan positif. Alkan berharap kalau Nenek Imma dapat melupakan mendiang Arion untuk sejenak saja.

"Iya Nek, nanti Ais pulang kalau udah selesai," sahut Aisya santun.

Namun kedua matanya terlihat sangat berbinar kala melihat betapa ranumnya bumbu dapur yang satu ini. Rasanya pedas, namun begitu sangat nagih di lidah- sama seperti ucapan Shaka yang pedas namun selalu membuat ketagihan para gadis yang mendengarnya.

Aisya bahkan berpikir kalau telinga para gadis yang begitu memuja Sang Abang sedikit korslet di dalamnya.

"Ais udah selesai Nek! lihat dapat banyak kan? besok bisa di jual ke Mang Maman." celoteh Aisya begitu senang.

Dia senang karena Nenek Imma tidak pernah mengeluh, bahkan saat kehilangan Arion pun- Nenek Imma hanya memendamnya sendiri hingga depresi. Namun sekarang tidak, Nenek Imma mencoba ikhlas- dia menginginkan mendiang cucunya bahagia bersama Tuhan. Walaupun sebenarnya Nenek Imma sendiri tidak yakin kalau Arion belum pergi darinya, sebelum dia melihat jasadnya secara langsung.

"Kamu kan sore ini mau ngajar anak anak Panti, kenapa pegang cabai? nanti tangan cucu cantik Nenek panas."

Aisya tertawa kecil mendengar omelan Nenek Imma, wanita paruh baya itu memang tidak pernah sungkan untuk menasehatinya ketika salah.

"Nanti cuci tangan," sahutnya ringan.

Selama beberapa bulan terakhir ini, Aisya memang rutin mengajar rumah panti yang tidak jauh dari pemukiman mereka. Berbekal ilmu Sarjana Pendidikan bahasa Inggris yang di milikinya, di usianya yang baru menginjak 21 tahun, Aisya lebih memilih membaktikan dirinya pada panti asuhan yang di bawah naungan sang Ayah.

Aisya tidak pernah bermimpi untuk bekerja seperti teman sebayanya, dia bisa saja mengajar di sekolah elit- namun entah kenapa Aisya lebih memilih mengabdikan dirinya pada anak anak yatim piatu asuhan Sang Ayah.

***BIDADARI KESAYANGAN AYAH ALKAN😘

HOLLA ASSALAMUALAIKUM MET PAGIII EPRIBADEH

AIS AKHIRNYA BISA LAUNCHING JUGA YA

DOAIN SEMOGA OTAK OTHOR SELALU ENCER BIAR BISA BIKIN CERITA FRES DAN BERBEDA DARI SEBELUMNYA

JANGAN LUPA DUKUNGAN LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN KLIK FAVORITNYA YA, RATE BINTANG 5 JUGA

SEE YOU NEXT PART MUUUAACCHH***

Secercah Doa

"Aku tidak peduli! dapatkan lahan itu atau kalian akan ku pecat secara tidak hormat!"

Kedua karyawan itu menelan saliva susah payah, pria berkucir dihadapan mereka ini tidak pernah main main dengan ucapannya. Tatapannya begitu mengintimidasi, lebih menyeramkan dari pada boss mereka sebelumnya- yaitu Almarhum Kakaknya.

"Aku ingin perkebunan kelapa di perkampungan itu menjadi milik PT kita, sebelum akhir bulan!" pintanya lagi.

GILA!

Satu kata yang terlintas di otak kedua karyawan itu, ini sudah hampir tanggal 10- dan boss nya meminta mereka menyelesaikan dengan cepat.

Benar benar diktaktor

"Aku tidak meminta kalian berdua mengumpatiku di dalam hati! katakan saja kalau tidak sanggup, dengan begitu aku akan mencar-,"

"KAMI BERDUA SIAP BOSS!" potong cepat kedua karyawan itu.

Keduanya saling lirik kala menyadari kalau mereka sudah melakukan kesalahan- yaitu memotong pembicaraan Sang Boss.

"Lakukan! aku tidak mau lagi mendengar kegagalan kalian!" tukasnya tajam.

"Sebelum perkebunan kelapa beroperasi, aku ingin lahan itu sudah berada di tangan kita. Agar pembangunan Camp Karyawan PT bisa segera terealisasikan secepatnya." sambungnya lagi.

"Baik Boss!"

🦁

🦁

🦁

"Are you sleeping, are you sleeping, brother John, brother John, morning his ring ring , morning his rin ring ding deng dong ding deng dong."

Aisya terus saja bertepuk tangan gemas kala mendengar anak anak panti bernyanyi menggunakan bahasa Inggris. Lagu yang memang asing untuk sebagian orang, karena yang Aisya tahu lagu itu hanya pernah dia dengar saat dirinya kecil dulu, saat ada Anak Anak KKN mengajar di pemukiman tempat tinggalnya.

"Oke Rizki, apa bahasa Inggrisnya Pisang?"

"Cau, Mom!" jawabnya penuh semangat.

Semua anak panti tertawa nyaring saat mendengar jawaban Rizki. Sebenarnya jawaban Rizki tidak salah- hanya bahasanya saja yang tidak benar. Harusnya anak laki laki berusia 9 tahun itu menjawab Banana, bukan Cau, walaupun artinya sama.

"Banana Ki, Cau itu buat bahasa Sunda." Ais tidak tahan untuk tertawa.

Sedangkan Rizki, bocah laki laki itu hanya cengengesan mendengar sorakan riuh teman temannya.

"Huuuu Kiki sukanya Cau sih, makanya ingetnya sama Cau terus." ejek salah satu teman perempuannya.

"Udah udah, jangan ribut oke! sekarang kita nebak nama hewan sama bunga, setuju!"

"Setuju Mom!" sahut mereka antusias.

Ais berdehem pelan, kedua sudut bibirnya berkedut menahan senyum kala melihat wajah serius anak anak polos yang ada di hadapannya.

"Putri, apa bahasa Inggrisnya bunga Mawar?"

Krik

Krik

Krik

Bocah perempuan berusia 7 tahun itu menoleh kesana kemari, seperti tengah mencari jawaban. Ais semakin mengulum senyum kala melihat Putri hendak membuka mulutnya namun ragu.

"Rose, Mom. Bahasa Inggrisnya Mawar itu Rose! masa gitu aja enggak tahu, lihat Mom Ais dong. Gak usah lirik kesana kemari, udah jelas Mom Ais itu mawarnya. Cantik, harum, mahal, dan enggak mudah di sentuh." sahut Rizki begitu puitis.

Aisya yang sedari tadi mengulum senyum, tidak dapat menahannya lagi. Gadis yang beranjak dewasa itu menopang dagu sembari mendengar kata kata puitis dari Rizki.

"Soalnya ada Abang Shaka, Kak Aska sama Ayah Alkan, terus kita juga yang bakalan ngelindungin Mom Ais." sambung Rizki, membuat senyuman Aisya semakin melebar.

Bahkan Aisya yang tengah duduk bersila itu merentangkan kedua tangan, agar anak anak panti masuk kedalam pelukan hangatnya.

'Boleh enggak Kak Ais minta doa kalian, Kak Ais minta semoga Bang Rimba kembali lagi. Bukannya doa anak yatim piatu itu selalu di ijabah sama Tuhan?' bisik hati Aisya.

"Sayang kalian banyak banyak," ujarnya tulus.

SAYANG MOM AIS BANYAK BANYAK

Kenangan Terindah

"Assalamualaikum Bunda!"

Cia yang tengah menyiram tanamannya menoleh, kedua bola matanya membulat kala melihat para anak panti ikut bersama Aisya- putrinya.

"Ya ampun anak anak Bunda, kalian kesini. Kalian udah makan belum?"

Cia segera mematikan kran air, dan berlari kecil menuju anak anak surga itu. Kedua sudut bibir wanita bergamis abu abu itu terus saja terangkat, secara bergantian Cia mengecupi wajah mereka- termasuk Aisya.

"Udah Bun, tadi kita makan di rumah Nenek Imma. Nenek buatin kita sambal terong, ya kan anak anak." sahut Ais begitu ceria.

"Iya Mom!"

Cia semakin melebarkan senyum, tanpa menunggu lebih lama lagi Cia segera membawa anak anak asuhan suaminya masuk kedalam rumah. Sekitar ada 10 orang anak yang berada didalam asuhan keluarga Syarief.

Anak anak yang memang sudah tidak lagi memiliki orang tua dan sanak saudara. Cia dan Alkan dengan ikhlas mengasuh mereka, di bantu oleh Aisya, Shaka dan Aska.

Walaupun Aska jarang pulang, karena harus mengajar di pesantaren- tapi terkadang pria pendiam itu pulang sekedar untuk mengajar mereka mengaji, apa bila Alkan tidak sempat.

Sementara Shaka- pria muda itu juga hanya dua minggu sekali pulang kerumah. Perkebunan Coklat dan Persawahan yang dia pegang saat ini  tidak bisa dia tinggalkan seenaknya. Maka dari itu Shaka hanya membantu anak anak panti lewat materi, bukan ilmu seperti kedua adik kembarnya.

"Ayah belum pulang, Bun?"

Cia menggelengkan kepala, kedua tangannya terlihat sibuk meletakan beberapa camilan untuk anak-anak asuhnya.

"Kayaknya ben- eh itu udah pulang! kamu dengarkan ada suara mobil di depan?" wajah Cia begitu antusias.

Dengan cepat wanita setengah baya itu membawa nampan yang berisikan camilan serta 10 gelas susu coklat. Sementara Ais- gadis itu lebih memilih untuk menyandarkan diri dimeja makan. Tatapannya berubah kosong, ingatannya kembali ke masa lalu.

Ais tersenyum miris kala mengingat senyuman terakhir Arion, senyuman genit yang membuat wajahnya memerah menahan malu. Bahkan dengan berani, pria berseragam putih abu abu kala itu memberikan ciuman jarak jauh padanya. Padahal saat itu di sebelahnya ada Alkan- Sang Ayah, yang mana membuat gadis itu terus saja mendapatkan teror pertanyaan sepanjang perjalanan menuju sekolahnya.

Tanpa sadar Ais tersenyum kecil, namun kedua matanya berembun kala mengingat semua itu hanya kenangan belaka. Kenangan yang akan selalu ada di dalam hati dan pikirannya.

T'lah lama kita tidak bertemu, tak pernah ku dengar cerita tentangmu...

Apa kabar kamu sayang..apa kabar kamu sayang...disana...

Aisya segera menyeka airmatanya kasar, kala mendengar ponselnya berdering. Alunan lagu Armada- Apa kabar sayang menjadi nada dering di ponselnya, entah kenapa setiap nada dan lirik yang di nyanyikan sang vokalis begitu menyentuh hati Aisya.

"Hallo, Assalamualakum?

"....."

"Iya benar?"

"...."

Dahi Ais berkerut dalam saat mendengar ucapan dari orang yang ada di seberang telepon. Bahkan genggaman Ais di ponselnya semakin mengerat.

"Terimakasih infonya Pak RT, saya akan secepatnya datang ke sana!"

Setelah mengatakan hal itu, Ais segera mematikan teleponnya. Sang gadis segera meraih kunci mobil Jeep milik Shaka, mobil pemberian Galaska- Omnya yang kebetulan tidak di bawa oleh sang Abang. Karena Shaka lebih memilih memakai motor trail warisan Sang Ayah.

"Ais pergi dulu Bun," ujarnya pelan.

Gadis berpasminah cream itu segera menuju garasi, kedua tangannya terkepal erat saat kembali mengingat ucapan Pak RT yang meneleponnya tadi.

"Ais! kamu mau kemana Nak?"

Cia datang terpogoh bersama Bunda Marwah, kedua wanita itu menatap khawatir pada Aisya. Bahkan Alkan yang baru saja melepas sepatu ikut menoleh, dahi pria berlesung pipi itu berkerut melihat Aisya tergesa.

"Aisya mau ke panti, ada sesuatu yang Ais ambil. Anak anak mau nginap katanya, jadi Ais gak bakalan bawa mereka. Ais berangkat ya Bun Nek- Ayah, Assalamualaikum."

Dengan cepat Aisya masuk kedalam mobil, gadis bertunik selutut dengan celana bahan longgar itu memfokuskan kedua matanya ke arah jalan. Ini adalah kali ketiganya dia membawa kabur mobil kesayangan Abangnya, semoga Shaka tidak akan mendelik saat tahu Jeep mahal akan lecet kembali.

Wajah manis dan cantik Ais terlihat dingin, dia tidak akan memaafkan siapapun yang berani mengusik rumah panti asuhannya.

**SHAKA SAMA ASKA AKU GANTI SAMA ALI, PADA SETUJU GAK SIH

KALAU ADA REKOMEND LAIN KOMEN AJA YA

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA

RATE BINTANG 5

SEE YOU NEXT TOMORROW BABAYYY MUUUAACCHH**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!