NovelToon NovelToon

Cinta Nona Arogan

Awal Mula

Prolog

Alfin Danendra, biasa dipanggil Al. seorang pengusaha muda yang tampan dan kaya raya. Diusianya yang baru 24 tahun, ia mampu mendirikan perusahaannya sendiri. Ia adalah sosok lelaki yang tegas namun bersikap lemah lembut kepada orang orang terdekatnya. Kandasnya hubungannya dengan sang kekasih disebabkan karna tuduhan adanya orang ketiga yang disembunyikan ?nya.

Kenzifa Hendrawan, biasa dipanggil Zifa. gadis cantik 22 tahun yang baru saja menyelesaikan study nya diluar negeri. Merupakan sosok gadis periang. Namun sikapnya berubah setelah hubungannya kandas dengan sang kekasih yang menurutnya menyembunyikan orang ketiga dalam hubungan mereka.

Bryan Hendrawan, papa dari Kenzifa Hendrawan.

Mia Asyalia, mama dari Kenzifa Hendrawan.

Kenzio Hendrawan, Kakak dari Kenzifa Hendrawan.

Farhan Danendra, ayah Alfin Danendra.

Sofi Aditama, ibu dari Alfin Danendra.

Disebuah ruangan tersembunyi

Nampak Al sedang membersihkan dirinya setelah menghajar seseorang yang berusaha mendekati Zifa sang mantan kekasih.

Setelah selesai, pria itu segera memakai pakaiannya dan segera menuju ke kantor tempatnya bekerja.

Baru 2 jam berkutat dengan komputernya, fokusnya teralihkan saat mendengar dering ponselnya.

Drtt

Drtt

"Katakan"

"Lapor bos, nona Zifa saat ini sedang dikafe X sendirian. Daritadi dia hanya diam termenung, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu"

"Kirim alamat kafe itu" titahnya.

Al selalu saja mengawasi gerak gerik sang mantan kekasih meskipun hubungan mereka telah kandas sejak 1 tahun yang lalu.

Al segera mematikan laptopnya lalu mengambil kunci mobilnya dan segera melajukannya ke cafe Xtempat dimana Zifa berada.

"Zif" panggilnya pada sang mantan kekasih yang fokus dengan handphone ditangannya.

"Kau lagi!" Zifa mengarahkan telunjuknya tepat di wajah Al.

"Hehe, aku kemari untuk menemanimu" Al mencoba mencairkan suasana.

"Tidak perlu repot repot!" Ketus Zifa sambil merapikan barang barangnya diatas meja bersiap akan pergi.

"Zifa, kumohon jangan seperti ini. Aku ingin kita kembali seperti dulu Zif" Al memohon pada gadis didepannya itu.

"Cih, aku tidak sudi kembali dengan pria tukang selingkuh sepertimu" decih gadis itu.

"Sumpah Zif, demi apapun aku tidak pernah berselingkuh darimu. Bukankah aku sudah menjelaskannya berkali kali bahwa aku hanya dijebak" Al berusaha menjelaskan pada gadis yang sangat dicintainya itu.

"Cih kau kira aku percaya dengan alasan busukmu itu"

"Pliss, beri aku satu kesempatan lagi. Aku akan melakukan apapun untuk itu"

"Apapun itu?" Tanya Zifa yang diangguki Al.

"Berhentilah mengejarku dan pergilah sejauh yang kau bisa"

Al menggelengkan kepalanya, ia meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya lembut.

"Tidak bisa, sampai kapanpun aku tidak akan bisa melepasmu" Al berucap lembut namun penuh ketegasan.

"Lepass!" Zifa menghempaskan tangan mantan kekasihnya itu.

"Sudah cukup! Pergilah, aku sudah muak melihat wajahmu yang menyebalkan itu!"

"Katakan saja bahwa kau sebenarnya belum bisa move on dariku" Al menggoda gadis itu.

"Cih, aku tidak sudi mengingat pria brensek sepertimu"

"Aku tidak brensek Zif, kau hanya salah paham" sudah berjuta kali Al menjelaskan pada Zifa tentang kejadian sebenarnya namun gadis itu selalu saja menolaknya.

"Terserah apa katamu" ucap Zifa beranjak dari tempat itu.

"Kudengar minggu depan ada acara aniv pernikahan orang tuamu" ucap Al membuat langkah Zifa seketika terhenti.

"Kau tau? Tapi ingat, keluarga kami tidak mengundang pria brensek sepertimu" ucapnya lalu meninggalkan tempat itu.

"Kamu akan menjadi milikku apapun yang terjadi kau harus jadi milikku Kenzifa Hendrawan" gumam Al lalu ikut keluar dari cafe itu.

Melanggar Janji?

"Kamu akan menjadi milikku apapun yang terjadi kau harus jadi milikku Kenzifa Hendrawan" gumam Al lalu ikut keluar dari cafe itu.

Malam harinya,

Drtt (dering ponsel Al)

"Lapor bos, menurut informasi nona Zifa akan dijodohkan dengan seorang pengusaha muda yang juga sedang naik daun"

"Apa?!! Bagaimana bisa?!"

"Informasi ini saya dapat dari asisten tuan Bryan Hendrawan, ayah nona Zifa"

Tutt

Panggilan diakhiri

Arghhh

Prangg

Al membanting ponselnya ke tembok hingga hancur berantakan.

Pagi harinya, ia memutuskan untuk ke kantor Hendrawan grup.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya asisten tuan Bryan Hendrawan yang sebenarnya jelas tau tujuan pengusaha muda itu datang tanpa janji temu.

"Saya ingin bertemu tuan Bryan Hendrawan secara pribadi" tegas Al.

"Silahkan" Asisten itu membuka pintu ruangan itu.

"Alfin Danendra, ada urusan apa kemari?" Tuan Bryan menyambut dengan senyuman ramahnya.

Al langsung duduk dikursi tepat didepan meja CEO itu.

"Anda ingin melanggar janji anda padaku tuan Bryan?!" Al menekankan kata katanya.

"Janji? Janji apa memangnya?" Tuan Bryan masih santai berusaha memancing sosok lelaki yang sangat dikenalinya itu.

"Bukankah kau berjanji tidak akan memberikan Zifa pada lelaki manapun selain aku, tapi kenapa kudengar kau malah menjodohkannya dengan pria lain!" Tegas Al.

" Aku sudah memberimu kesempatan untuk mengambil kembali hati putriku namun nyatanya kau tidak berhasil. Lalu apa salahnya aku menjodohkannya pada laki laki yang jelas jelas putriku sendiri yang memintanya" Tuan Bryan menunjukan senyum devilnya.

"Bukankah kau Bryan Hendrawan yang pantang melanggar janjimu, lalu apa ini?"

"Apakah kesempatan yang kuberi selama satu tahun masih kurang? Bahkan aku sudah membantumu menjelaskan pada putriku namun nyatanya dia masih kekeh dengan pendiriannya, apa aku salah?" Ucap tuan Bryan dengan sedikit tawa mengejeknya.

"Siapa pria itu?" Tanya Al to the point.

"Kau kira aku tidak tahu jika kau selalu menghajar bahkan mengancam pria pria yang berusaha mendekati putriku" tuan Bryan terkekeh.

"Beri aku satu kesempatan lagi untuk mendekati putrimu"

"Sudahlah Al, lupakan saja putriku. Kau pria baik, tampan dan kaya raya. Pasti banyak gadis diluar sana yang ingin memilikimu" tuan Bryan menepuk pundak pria tampan itu.

"Tidak, yang kumau hanya putrimu"

"Hehehe, kau memang pria keras kepala ya. Baiklah, lakukan apa yang kau mau asal tidak merugikan putriku. Kesempatanmu hanya tinggal beberapa hari lagi karna di acara aniv pernikahanku nanti aku akan mengumumkan pernikahan putriku"

Al pun langsung meninggalkan kantor itu

"Ck ck, anak itu memang selalu berambisi tinggi jika ingin memiliki sesuatu" decak tuan Bryan menatap kepergian mobil Al dari atas ruangan kacanya.

Sore hari,

Al pulang dari kantornya dengan wajah kusut.

"Loh, wajah kamu kok masem gitu nak?" Tanya mama Sofi yang berada di ruang keluarga.

"Zifa mau dijodohin sama laki laki lain ma" adu pria itu.

"Udahlah, mungkin memang kau dan Zifa tak berjodoh. Biar dia bersama lelaki pilihannya" mama Sofi menasehati sang putra.

Al tak menghiraukan ucapan sang mama dan segera menuju ke kamarnya.

"Arghhh"

Al meninju tembok kamarnya hingga buku buku tangannya berlumuran darah.

2 hari kemudian

Al masih kalut memikirkan cara untuk mencegah Zifa agar tak menerima perjodohannya padahal ia sendiri tidak tau siapa pria yang akan dijodohkan dengan Zifa.

Milikku

Al masih kalut memikirkan cara untuk mencegah Zifa agar tak menerima perjodohannya padahal ia sendiri tidak tau siapa pria yang akan dijodohkan dengan Zifa.

Malam hari,,

Drttt

"Katakan"

"Lapor bos, saat ini nyonya Zifa sedang di bar X. Sepertinya dia akan meminum minuman bos"

"Kirim alamatnya sekarang!"

Tutt

Panggilan diakhiri

Beberapa menit kemudian, Al sudah berada di bar itu.

Ia menatap Zifa yang terlihat sudah terpengaruh minuman alkohol.

"Berdirilah" Al menuntun gadis itu untuk berdiri karna gadis itu sedang duduk dengan kepala ia jatuhkan dimeja bar sambil mengoceh tidak jelas.

"Hmm kau siapa? Kau sangat tampan sayang" Zifa mengusap rahang kokoh milik pria itu sambil terkekeh kecil.

"Namun sayangnya kau tak setampan kekasihku, emm maksudku mantan kekasihku. Ayo bawa aku pergi jauh dari pria menyebalkan sepertinya, hehehe" Zifa bergelanyut pada leher Al sedangkan tangan Al menahan pinggang gadis itu karna Zifa sudah terlihat mabuk berat.

"Jika dengan cara lembut aku tak bisa mendapatkanmu maka aku akan menggunakan cara ekstrim untuk mendapatkanmu" gumam Al mengusap pipi gadisnya.

Ia segera membopong gadis itu dan membawanya ke mobilnya.

Tujuan utamannya yaitu hotel.

Al segera memesan kamar dan membawa gadisnya memasuki kamar yang sudah ia siapkan sedemikian rupa.

Seringai tajam muncul dari bibir pria tampan itu.

"Mungkin ini adalah jalan terakhir untuk memilikimu"

"Kau milikku dan harus menjadi milikku mulai malam ini"

Ia segera melepas kemejanya dan membuangnya kesembarang arah.

Tak lupa ia juga melucuti pakaian Zifa hingga tubuh gadis itu benar benar polos. Sedangkan dirinya hanya mengenakan boxernya.

Pria itu segera ikut berbaring diranjang sambil memeluk tubuh polos didepannya itu.

Tak lupa ia memberi beberapa tanda kepemilikan di tubuh gadisnya itu.

Al menahan mati matian hasratnya, wajahnya sudah memerah dengan keringat bercucuran diwajah tampannya.

Ia yakin pasti Zio, kakak Zifa dan papa Bryan akan cepat menemukan keberadaannya. Namun ia berusaha menutup informasi keberadaan Zifa sampai pagi datang agar semuanya terlihat alami.

Pagi hari,

Brakk

Pintu kamar hotel didobrak

Wajah Zio dan papa Bryan sama sama memerah menahan amarah melihat gadis yang sangat disayanginya sedang tidur dengan seorang pria sambil berpelukan tanpa pakaian sehelai benang pun.

Srettt

Zio langsung menarik kasar lengan Al dan segera memukul pria itu secara membabi buta.

"Apa yang kau lakukan pada adikku hah?!!"

Bughh

Wajah Al sudah dipenuhi luka lebam

Mama Mia sudah menangis melihat keadaan sang putri.

Zifa yang mendengar keributan pun membuka matanya perlahan.

"Loh mama kok disini?" Tanyanya bingung.

Ia semakin bingung saat melihat wajah penuh amarah sang papa dan kakak dan juga wajah Al yang sudah penuh dengan luka lebam.

"Ada apa ini?"

"Nak, lihatlah"

Zifa memelotokan matanya kaget melihat tubuhnya yang hanya tertutup selimut tanpa busana.

"Apa yang terjadi ma!" Gadis itu menangis histeris.

"Semalam kita melakukannya suka sama suka Zif, apa kau tidak ingat" Al angkat bicara.

Zifa hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya karna ia tak mengingat apapun.

Zifa hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya karna ia tak mengingat apapun.

"Tutup mulut busukmu brensek" bentak zio pada Al.

Bughh

Satu pukulan kembali mendarat diwajah pria itu.

"Kak Zio!" Teriak Zifa spontan saat melihat sang kaka memukul Al dengan keras.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!