NovelToon NovelToon

ISTRI MUDAKU MAFIA

BAB 1

" Hai beb, bisa ketemu gak, aku kangen nih" pinta bebyku lewat pesan hape, yang kebetulan sedang aku buka dan aku baca pesannya, karna baru saja aku sampai kantor kecamatan untuk menghadiri undangan rapat sosialisasi pekerjaan.

"Waduh, gimana ya beb, aku ada rapat nih" balasku.

"Pokoknya nggak mau tahu, aku pingin ketemu secepatnya" pintanya memaksa.

Walah, kebiasaan, kalau sidoi minta sesuatu mau tidak mau harus di penuhi, mana kantong lagi tipis nih.

"Ya udah ketemu dimana beb??" balasku sedikit jengkel, karna baru saja sampai kecamatan,dan untungnya rapat belum dimulai.

"Hehehehe nah gitu dong cayang, okey kita ketemu ditempat biasa ya, aku cayang beby, emmuach".

Setelah kubaca pesannya, segera aku kantongi lagi smartphoneku, terus aku selesaikan dulu administrasi rapat, aku tanda tangani daftar hadir, minta snack duduk sebentar lihat situasi dan kondisi ruang rapat, lalu siap-siap untuk kabur ketemu dengan sidoi tersayang.

"Eh bro aku kebelakang sebentar ya, mau ke wc nih" pamitku pada temen sebelahku yang memang sudah kenal.

"Hmm, jangan lama-lama ya, soalnya rapat penting nih untuk kita" jawabnya singkat.

Alah bodoh amat, mau penting mau kagak yang penting bisa kabur dulu dari aula kecamatan ini.

Tak lama aku sampai dimana tempat motor meticku terparkir, tanpa pikir panjang kustarter dan kulajukan pelan biar tidak ada yang tahu dan curiga kalau aku kabur dari rapat.

Duh lega rasanya sudah keluar dari kecamatan, sekarang aku sudah dijalan raya dan meluncur ketempat janjian.

Kenalin namaku Prasetyo, pria dewasa yang berumur 33 tahun sudah beristri dan sudah punya 2 anak, cowok cewek lucu dan gemesin, anak pertama umur 5 tahun dan yang kedua umur beberapa bulan.

Aku terkenal playboy, buaya darat, buaya buntung dan buaya buaya lainnya yang mungkin akan tersinggung bila kusebutkan satu persatu, tampangku biasa saja ganteng kagak kere iya, meski kerja kantoran tapi aku hanya karyawan swasta di kantor Desa sebagai pelayan masyarakat.

Ya masalah gaji untuk ukuran orang Desa ya sudah lumayanlah, di tambah lagi dapat tunjangan dan kesejahteraan berupa sawah yang bisa aku sewakan tiap tahunnya.

Dan doiku namanya Viska Aulia seorang perempuan yang menurutku biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, tapi bodynya sexy punya, dialah cewek yang saat ini ngajak ketemu yang tidak bisa ditunda.

Sekarang usianya 22 tahun, tahulah ya usia segitu memang lagi hot hotnya, hwahahah, DASAR Corong.

Awal perkenalanku dengan Viska,

waktu itu aku sedang jaga outlet pulsa, usaha kecil-kecilanku yang sudah lama kurintis sebagai sampingan, selain aku menjadi karyawan swasta, biasalah karna usaha ini aku sering dapat nomor- nomor cewek yang biasa beli pulsa atau yang lainnya ditempatku ini.

Nah kebetulan sore hari ini aku yang jaga outlet, karna biasanya yang jaga outlet adalah istriku, karna hari sudah sore, waktunya istriku untuk beralih tugas dirumah, ya bersih bersih, ya masak atau pun mandiin anak.

"Mas isiin film yang bikin *****-***** ya".

Tiba-tiba ada suara cewek yang mengejutkanku, karna aku lagi asyik maen game di komputerku sehingga tak memperhatikan kalau sudah ada orang didepanku.

"*****-***** yang gimana mbak" sahutku pura-pura gak tahu.

Padahal aku cuma mau mancing bagaimana reaksi dia selanjutnya.

"Yang bikin horny tu lho mas" balasnya cuek dengan ekspresi datar.

"horny apaan sih mbak" sahutku masih pura-pura gak tau, hihihihi buaya di kadalin.

"Alah busyiittts dah, lu bego atau goblok sih, udah ni mmc gue isiin film bokep yang bagus- bagus, kalau jelek gue balikin lagi" protesnya sewot.

"Waduh nih anak gila juga ya, kenal kagak, saudara kagak, temen juga kagak berani beraninya ngomong keras kayak gitu, kalau ketahuan orang bisa amsyong nih aku, secara aku kan figur masyarakat dan di tokohkan pula" batinku ngedumel kesal.

"Ohhh, okey perfolder harganya 25ribu ya,

isinya kisaran 100 film, campur- campur gak bisa milih!!" jelasku ringkas.

"Wah, mahal"

"lho harga segitu dah murah lho mbak".

"gak gak, kalo mahal- mahal tak bilangin Ida, dan gue gak mau mampir ke kesini lagi, lagian aku kesini juga gara gara di ajak dia",

"lho ada Ida to, dimana dia??" tanyaku penasaran.

"Noh diwarung sebelah lagi jajan es" katanya sambil bibirnya di hadepin ke arah warung, kelihatan lucu monyong- monyong sexy gitu.

Ida Khasanah gadis manis, cantik, body lumayan bagus dialah gadis yang suka padaku, hehehe.

Jangan salah ya, meski aku sudah beranak istri tapi masih banyak gadis- gadis yang tertarik padaku, Ida nih contohnya dan aku sudah kenal agak lama sama dia.

Ya meski awalnya juga beli pulsa gitu, tak kasih bonus, terus minta no hp lanjut jalan jalanlah, eh malah kebablasan, tapi belum sampai wik-wik lho.

"udah buruan di isi kok malah bengong, ke sambet setan mampus lu".

Wah brengsek nih anak, belum kenal bacotnya nglayap kemana mana .

"iya- ya, oya namanya siapa mbak?", tanyaku mencoba bersikap lembut agar dia tidak sewot dan kaku kayak keris.

"Bella" jawabnya singkat.

"Widiiih, bela negara atau bela bangsa mbak".

"Bella Octavia" jawabnya ketus dan cuek.

"kenalin nih aku Pras, Prasetyo" balasku memperkenalkan diri, biar tambah akrab gitu maksutku.

"Gak tanya tuh",

asem tenan nih orang, dasar dedemit wewe gombel.

Sambil menahan malu, aku mulai otak atik komputer ku, ceritanya lagi ngisi film di mmcnya Bella.

Biar tidak diomelin lagi nih sama sijudes yang super galak.

Untungnya dia cewek, coba saja kalau dia cowok sudah pasti tidak tak apa-apain juga sih.

BAB 2

"Hwahahahh, aku heran. Cewek biasa model dia punya nama Bella Octavia, ya nggak nyambung lah, apalagi dari Desa seberang yang lumayan pelosok.

Harusnya namanya itu Nur, Saodah, Muzaroah atau Kusiatun itu cocok banget" aku hanya bisa membatin pilu hehehe.

"Ingat ya, kalo filmnya jelek gue balikin lagi ke elu, dan gue gak mau bayar." ujarnya membuat aku kesal.

"Ah bilang aja kamu kangen aku dan pingin ketemu lagi" balasku cengengesan.

"Hah, sorry, lu bukan type gue. Udah tua gitu masih belagu, urus noh anak istri lu. Tapi gue heran kok si Ida mau ya ma elu, dah tua jelek punya anak bini pula, wah jangan-jangan kamu pelet ya?" tuduhnya tajam.

Anjiiirr, ini anak nggak ada sopan sopannya sama orang tua, tapi kok ya bener banget omongannya.

"Idih suer kewer-kewer mbak, aku gak pelet dia, emang dasarnya aja aku yang tampan rupawan nan wenawan rebutan para perawan baik hati pula kesesama insan." Balasku membela diri tidak mau kalah.

"Bell dah selesai belum?" tiba- tiba Ida nongol dari samping, sambil cengar- cengir lihatin aku.

"Tu baru di isi, nih si masnya songong banget, dari tadi ngajak berantem mulu"

"ye!! siapa juga yang ngajak berantem, kamu tu yang dari tadi ngegas melulu" sahutku ketus.

"Oh ya kak, sudah kenal belum ma Bella??" tanya ida.

"Udah tadi Da, kenapa?"

"cantik kan kak??"

"hm cantik, tapi galak." Kulirik siBellanya cemberut, pura- pura tidak tahu sambil lihat kartu perdana yang aku pajang di etalase.

"Eh Da, besok libur kerja gak?"

"iya libur, kenapa kak??"

"jalan yuk??"

"hm, kemana kak?"

"ya kemana ja yang penting kita heppy" sahutku cepat sambil melirik Bella.

"Eh Ida, lu kok mau sih ma si om-om jelek ini, sudah punya anak bini pula" tanya Bella tidak suka.

"Hehehe gak tau Bell, kalau jalan ma kak

Pras asyik kok."

"asyik apaan, palingan juga lu diajak ngamar kan??"

si Idanya cuma senyum senyum.

"Bell kamu sudah punya cowok belum?" tanyaku pada Bella, biar dia tidak banyak provokasi sama Ida.

"Ya sudah dong"

"oh, sudah pernah begituan belum?" tanyaku memancing penuh selidik, siapa tahu bisa jadi mangsaku selanjutnya.

"Begituan apa maksutnya, najis gue"

"alah jangan pura- pura gak tau ngapa bell"

"sumpah beneran, gue belum pernah begituan."

"mau tak ajarin gak bell?" pancingku.

"Ohh, berani macam macam sama gue, gue tonjok lu" sambil dia genggamin tangannya dan melotot sadis,

"lagian juga gue ogah sama lu, sudah jelek, tua, punya anak bini pula" tambahnya.

"Bella dah tunangan kak, cowoknya tinggi gagah, cakep pula, oya kak, Bella tu pinter nyanyi dan juga nari lho, dia itu biduan makanya bodynya sexy" timpal Ida memotong pembicaraan kami.

"Apa dia biduan Da??masak sih?? tampang begitu jadi biduan??"

"beneran kak, kalau kamu gak percaya cari saja di you tube, videonya dia banyak."

"lha kalau dia biduan, kenapa kerja di garmen??" tanyaku tidak percaya.

"Udah- udah, makin ngaco semua, mana mmc gue, dan gue harus bayar berapa nih" potong bella sewot.

"dua puluh lima ribu Bell,"

"Ah ogah, nih gue bayar lima belas, kasih bonus kartu perdananya dua ya mas." Disodorkan uang lima belas ribunya kepadaku.

"Yaelah Bell, udah nawar minta bonus pula" kataku menghela nafas panjang.

"Bodoh amat, cepetan sudah sore nih."

Ya dari pada konterku diobrak abrik Bella, akhirnya tak kasih dong bonus kartu perdana.

"Oke tak kasih bonus kartu perdana tapi ada syaratnya ya?"

"apa syaratnya"

"aku minta no hp kamu ya, buat tambah temen" kataku modus.

"Minta ma Ida, dia punya nomerku"

"gak mau ah, maunya langsung kamu yang kasih sendiri, biar greget gitu" balasku sambil senyum senyum.

"Iya deh nih catet sendiri" di tulis nomernya di hp terus aku salin ke hapeku.

"Kak Pras, Bella kok di kasih kartu perdana, aku juga minta dong" pinta Ida memelas.

"Iya nih tak kasih satu ya"

"asyik, makasih ya kak"

"udah yuk Da pulang, udah sore nih" potong bella, seraya menarik tangan Ida.

Setelah keduanya naik motor dan sebelum berlalu aku bilang sama Bella,

"Bell, kapan kapan- kencan ma aku ya?!" seruku.

"Iih ogah najisss!"

aku cuma cengengesan tak menggubrisnya.

Tak lama mereka sudah berlalu dari hadapanku.

"Awas kamu ya Bell, suatu saat kamu pasti akan aku dapatkan, dan tak akan bisa lari dari pelukanku" batinku berjanji untuk mendapatkannya.

Hari menjelang petang, saatnya kututup outletku.

"Dik anak- anak sudah mandi belum?" tanyaku pada istriku.

"sudahlah mas" balas istriku.

"lha kamu dah mandi belum?"

"belum mas, masih sibuk nih"

"ya udah aku tak mandi dulu."

Setelah mandi, aku seperti biasanya menjelang magrib aku sudah necis layaknya ustad,pakai baju koko dan sarung nunggu Adzan magrib.

"Ghibran, yuk ke mushola" aku ajak anak pertamaku yang baru usia lima tahun untuk pergi kemusholah, karna sudah Adzan magrib.

"yuk yah"

"kalo di mushola tidak boleh ribut kayak kemarin ya?"

"ya yah"

Jangan salah ya, meski kelakuanku ndablek, aku selalu rajin kemushola untuk mengaji dan sholat magrib, hal ini juga kuajarkan pada anak- anaku sejak dini untuk pengenalan agama biar tidak salah jalan kayak ayahnya.

******

"Ish lama amat si beb" cerocos Viska ngedumel setelah sampai ditempat janjian.

"Eh tadi udah gas poll rem blong lho beb"

candaku, biar sidoi tidak ngambek lagi,

"kemana nih cayang??"

"Emmm, enaknya kemana beb?"

"lha kok malah tanya balik, sopir mah nurut ja beb" bilangku.

"Ye sopirrr, abang ojek kalee hihihi, ke gunung ja yuk beb"

"wokey, gassss berangkaaat" teriaku semangat.

Duh Viska makin hari makin cantik saja nih, pakai celana jeans model pensil, dipadukan jaket levis bertanktop hitam, tinggi semampai dengan rambut panjang hitam lurus serta aroma parfumnya yang khas, bau kemenyan.

Yupss, kami meluncur dengan kecepatan sedang, dan ini yang paling aku suka, Viska peluk leherku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri memegang perutku dan yang paling asyik nih dadanya yang lumayan besar menempel kenyal ke punggungku.

"Eh beb buka dong helmnya" pinta Viska,

"hah apaaa!!" aku sedikit berteriak karna memang tidak kedengaran.

"Buka helmnya!"

"oh, bukainlah."

Viska berusaha membuka helmku dengan keadaan motor masih melaju sedang, dan aku berusaha membantu membukanya, setelah helm terbuka, kemudian kutaruh di bak motor depan selangkanganku dan kuapit dengan kakiku agar tidak jatuh.

"Nah kalau gini kan aku bisa gigitin kupingmu beb" kata viska sambil berusaha menjilat telingaku.

"Jangan beb geliii, ini di jalan raya, bahaya beb, dan malu dilihat orang banyak."

"ah bodoh amat, emang gue pikirin toh kagak kenal juga" balas Viska cuek.

Haduduh ni orang nafsuan amat.

"Kalau nungsep nanti gimana beb"

"ya nungsep bareng dong cayang" balasnya santuy.

"Ya iyalah, masak aku disuruh nungsep sendirian!" balasku.

"Ya harusnya gitu beb, nanti kalau beby nungsep sendiri terus pingsan, kan aku bisa kasih nafas buatan beb, lagian aku juga ogah nungsep, sakit tauuu."

"Dari pada nungsep dijalan sakit, mending nungsep di kamar hotel ya beb? hwahahaha" tambahnya dengan tertawa riang.

"Huh dasar, *****'an" balasku,

"lha beby juga gitu kok" katanya tidak mau kalah.

Aku cuma bisa tersipu malu, dan mengiyakan saja deh.

Duhh mulai deh, makin nakal saja nih Viska, sudah tahu dijalan, malah makin berani.

Di ciuminya leherku sampai merinding bulu romaku lalu pindah ketelingaku, terus tangan kirinya meraba- raba selangkanganku.

"Tetep kosentrasi dan fokus dijalan ya cayang?" bisiknya pelan,

"bebyyy, sudah dong cayang!"

"ya cayang, nikmatin aja" jawabnya tetep melanjutkan aksinya, tidak menghiraukan perkataanku.

"Hihihi, beby dah tegang yaaa!?" ledeknya cengengesan,

"dah dari tadi beb"jawabku bersungut menahan nafsu.

Dari arah belakang terdengar suara motor dua tak menderu kencang, dengan knalpot cempreng yang sudah menjadi ciri khasnya.

Wueerrrrr, trantang tang tang.

wueerr wuerrr wuerr.

Sengaja diblayer-blayer, terlihat pemuda tanggung yang kurus tampang dekil, rambut semir semu coklat acak-acakan, celana sobek-sobek dengan kaos lengan panjang hitam yang agak kedodoran, wes gak keren blasss.

"WOIII, BISA PELAN GAK LU,ATAU GUE MAMPUSIN LU!" tiba- tiba Viska berteriak kepada pemuda itu, tapi pemuda tersebut tidak menghiraukannya.

SUMPAH, aku kaget banget, tidak menyangka kalau sidoi berkata keras kayak begitu.

" KEJAR BEEBB, PEPET" pintanya dengan suara agak keras kepadaku.

Entah kenapa aku turutin perkataannya, kukejar pemuda tersebut, hingga akhirnya aku tepat dibelakngnya.

"LEBIH DEKET BEB, pepet dikit lagi beb!!"

"Woi!!" teriaknya,

pemuda tersebut menoleh dengan ekspresi wajah biasa saja, seakan mengejek kami dengan senyum sinisnya.

"DASAR ANJING LU!" teriak sidoi, dan nggak nyangkanya lagi setelah berkata begitu kaki viska menendang pemuda itu dengan kerasnya, aku sedikit oleng karna tidak tahu apa yang dilakukan Viska saat itu, karna mendapat serangan yang tak terduga pemudah tersebut hilang keseimbangan motornya, oleng kekanan dan kekiri hingga akhirnya.

WUUUERRR, BRRRAAAAKK SRRROOOK.

Dia terjatuh tersungkur, terlihat dari arah berlawanan melaju truck gandeng warna hijau dengan kecepatan sedang melaju tepat ke arah pemuda tersebut yang jatuh dan.

CCCIIIITTT, JJESSS...CIIIIT..JESSS.

Sopir truck berusaha mengendalikan trucknya dengan mengerem secara mendadak, untung tepat waktu sehingga tak terjadi korban jiwa.

"MAMPUS LUU!! ayo beb cepetan kabur, gasss, gasss hwahahaha!" teriak viska kayak tidak punya dosa.

Kejadian itu begitu cepat, dan aku tidak menyangka kalau sidoi akan melakukan perbuatan yang mengerikan gitu.

Dengan panik dan sedikit tangan gemetar, aku gas motor meticku sebisa mungkin, aku cari jalan yang aman, setiap ada gang kecil aku masukin untuk menghilangkan jejak, sebentar- sebentar aku lihatin spion, kira-kira dikejar orang nggak, haduh terus nasib pemuda yang jatuh tadi bagimana?? mati tidak ya?? sudah jantung serasa mau berontak dari dada saking takutnya, setelah kurasa aman, aku pelanin motorku dan mencari tempat yang aman buat berhenti sejenak sekedar menenangkan diri.

"Beb apa sih yang kamu lakukan tadi? kalau orangnya mati gimana?? itu anak orang lho!!" kataku masih sedikit panik, ku usapkan tanganku berulang kali ke wajah dan menggaruk- garuk rambut meski tak gatal.

"Hehehehe tenang aja beb, kalo gak anak orang, masak iya anak kebo bisa naik motor hihihi" jawabnya santuy cengengesan.

"Yang lebih sadis aja pernah gue lakuin, upsss!!" seketika di tutup mulutnya sendiri dengan tangannya, kayaknya keceplosan ngomong.

"Apa maksutnya beb?" tanyaku penasaran, dahiku berkrenyit penuh tanya.

"Ah, gak papa beb, yuk ah lanjutin jalannya, dah mau siang nih, lagian gue juga sudah laper banget tadi belon sarapan" pintanya mengalihkan perhatianku.

BAB 3

"Ya udah yuk jalan beb," balasku lemes karna masih ada rasa panik.

"Nah gitu dong cayang, GOOO!" sahutnya penuh semangat, tanpa lama dia langsung nangkring diatas motor dan langsung memeluku erat seperti semula.

Ini orang terbuat dari apa sih? tepung kanji atau tanah liat, kok enjoy banget. Kayak bawaannya semua masalah dibuat enteng tanpa memikirkan akibatnya kelak, dasar dedemit celamit, bhatinku.

Dengan kejadian tadi,aku jadi teringat sama Ida Khasanah, yang waktu itu aku ajak dia kencan kepemancingan ke kota dengan team sepak bolanya persiku. Yang menunya kebanyakan olahan dasar ikan tawar.

"Selamat datang mas, mbak,silahkan mau pesan apa?"sapa pelayan restonya ramah.

"Bisa lihat daftar menunya mbak" kataku.

"Silahkan dipilih mas,"kata pelayan sambil menyodorkan daftar menu.

"Yang ini ya mbak,ikan bakar nila dua porsi,minumnya escampur margaretha dua,es tehnya satu. Untuk cemilan kentang goreng dan soziz aja,"kataku memilih menu makanan.

"Iya mas, silahkan mau pilih tempat duduk yang mana mas?" tanya pelayannya lagi.

"Oya kami mau duduk di tempat gazebo atas ya mbak, dengan nomor 16 itu lho mbak,kosongkan mbak?"

"Iya mas kosong, silahkan mas mbak, menu akan segera siap dan saya antarkan."

Kami berdua melangkah anak tangga dari kayu menuju atas, karna rumah makan pemancingan ini terdiri dari dua lantai. Yang lantai bawah ukurannya lebih luas. kemungkinan untuk acara-acara rapat,atau kumpulan lainnya. Sedangkan lantai atas untuk makan keluarga dengan kisaran luas 2m persegi, yang dipetak petak. Hanya kayu papan setinggi 1,2Meter sebagai pembatas satu dengan lainnya,sehingga kalau ada orang didalamnya kita tidak tahu kalau tidak berdiri untuk melihatnya. Ya terbilang rumah makan ini lumayan luas,dengan desain ala-ala pedesaan, yang asri dan nyamanlah. Cocok buat kawula muda yang sedang kasmaran dan butuh tempat untuk bersosor ria, daripada di warnet.

Kami melangkah bergandengan tangan dengan mesra menuju tempat yang kami pilih tadi, dan kulihat ada beberapa pasangan yang sudah menempati gazebo-gazebo dengan nomor berbeda, ada yang peluk-peluk manja, ada yang sedang mimik susu, dan kaget gugup tak bergerak setelah tahu kalau ada kami jalan didepan gazebonya. Ada pula sicowok tiduran dipangkuan siceweknya, pura-pura lihat hape ketika tahu ada kami lewat. Aku hanya bisa tersenyum meledek dalam hati "tu retsleetingnya masih terbuka."

Aku si cuek pura pura tidak tahu, tapi Ida kayaknya risih lihat pemandangan yang barusan, tapi cuma diem saja. Diam-diam rakus.

Iseng-iseng kutanya pada Ida,

"eh Da kamu kenal Bella dimana?"

"eh iya apa kak? "jawab Ida gelagapan, mungkin mikirin hal hal yang baru dia lihat tadi,sehingga tidak dengar pertanyaanku, jadi aku ulangi lagi pertanyaanku.

"Kamu kenal Bella dimana?"

"oh dia temenku satu kampung kak, tapi beda dusun. Dulunya dia kerja dikota jadi biduan, dan cukup tenar dikalangan remaja kak, gak tau kenapa sekarang malah pindah kerja di garmen kayak aku. karna kita satu pabrik,satu jalan juga dengan rumahku. Dan dia yang punya motor, makanya aku nebeng ma dia"jelas Ida singkat.

"Ih kak Pras sekarang kok tanyain Bella, mulai suka ya?"tukasnya heran.

"ah gak kok, cuma tanya aja karna kulihat dia tu sombong banget.Ngapain juga aku suka ma cewek begituan. Sudah sombong, gak cantik, bawel, galak pula" jelasku.

"Sebenarnya nama aslinya tu Viska kak,Viska Aulia."

"Lha kenalan ma aku kok bilangnya Bella Octavia Da" tanyaku lagi.

"Tu nama samaran panggung kak, dia kan biduan. sudah lihat belum di you tube?"

"belum tu, tak cari-cari di you tube gak ada kok" balasku.

Dan akhirnya kami duduk agak mojok, setelah sampai digazebo No 16 yang kami pilih tadi.

"Selain biduan dia itu foto model kak, pinter rias ,dan pernah kerja di salon kecantikan, dan salon rambut juga"jelas Ida.

Hmm, okey juga nih cewek,multitalenta pikirku.

"Kalau kerja disalon berarti bisa di boking dong"tanyaku spontan.

"Maksutnya apaan kak?" tanya Ida ingin tau,

"maksutku,bisa diajak kencan gitu. eh maksutku biasa di ajak om-om kencan, kan katanya kalau orang salon itu begitu Da"jawabku sekenanya takut Ida cemburu.

"Kamu mau ajak Viska kencan kak, iya?!" tanya Ida cemberut.

"Gak dong Da, jangan manyun gitu ah, jelek tau."

"Lagian kan aku sudah punya kamu cayang, kamu tu baik,cantik dan imut" rayuku seraya mencubit pipinya.

Kudekap tubuhnya dari belakang, selanjutnya tak suruh tidur di pangkuanku. Kukecup keningya dengan mesra, lalu ku ***** bibirnya yg ramun dan tipis. Dia membalasnya dengan lembut. Kami saling perpanggutan, saling mematok bak ular berbisa, bergumul perang lidah. Menjijikan memang, tapi disinilah letak kenikmatannya.

Perlahan kubuka jilbabnya, dia tak menolaknya bahkan makin ganas gerakan bibirnya, bag permen karet bibirku dikulumnya, haduh bisa dower nih bibir pikirku.

Kusingkap rok gamis panjangnya. Sedikit demi sedikit keatas, sambil kuelus elus pahanya yang putih mulus tanpa cacat. Dia mendesah pelan penuh birahi.

Semakin erat dia memeluku, seakan tak mau lepas dari kenikmatan ini.

"Jangan kak, hentikan, aku sudah gak kuat lagi!" pintanya berusaha menepis tanganku dari nunuknya,seraya bangun dari pangkuanku. Tapi aku menahannya,karna aku sendiri sudah tegangan tinggi.

"Aku takut kak! nanti ketahuan orang lho" tambahnya.

"Gak usah takut cayang, kamu lihat gak tadi,semua pasangan yang datang makan disini, mereka bercuumbu sayhdu. Tenang aja, disini aman kok" kataku meyakinkannya.

Akhirnya dia menurut saja, kembali diam dan menerima seranganku yang brutal nan ganas.

Kembali lagi aku usik lubang nunuknya. Dia cuma merem melek keenakan, menikmati setiap sentuhan nakalku. Tapi kali ini tanganku mencari-cari cela untuk membukanya secara pelan, kupelorotkan celaana daalamnya,tanpa kuduga dia membantuku untuk menurunkannya sendiri.

Wuihhh mantaaappp, gayung bersambut nih.

Pusaka bedah bumiku sudah berontak sejak dari tadi, kalau tidak dilepas bahaya nih.

Kubuka sleetingku, kuturunkan cel ana dalamku dan, DULLL!!

pusakaku menyembul keluar dengan garang dari pertapaannya, meliuk- liuk indah minta dipuja.

"cayang, perkenalan dulu dong dengan ini" kataku sambil memainkan pusakaku naik turun, menantang.

"Maksutnya apa kak? kenalan gimana?" tanyanya bingung.

Wah tidak paham juga ini anak, dasar botol kecap asin.

"Caranya gimana kak?"tanyanya lagi.

"kamu duduk dipangkuanku, begini" jelasku.

Kubantu, kupapah serta kubimbing dirinya dengan sabar. Dia berdiri, terus tak suruh jongkok didepanku. Kusingkapkan rok gamisnya, kupegangi pusakaku pelan pelan. Dia menurunkan bokonngnya yang putih mulus, pas nempel mau masuk ke lubang unuknya, kutekankan pusakaku yang mengacung keatas dengan gagahnya.

SREKK SREKK SREKKK, BLUKK BLUK BLUKK.

Kudengar langkah kaki mendekat. Langsung kuangkat Ida dari pangkuanku, dan tak suruh duduk disampingku. Kurapikan sebisa mungkin dengan cepat. Pusaka yang siap menerjang mangsanya,dengan terpaksa hanya aku tutupin kerudung Ida yang tadi kutaruh disampingku.

"Permisi, mas, mbak maaf menunggu lama, ini menu pesanannya" kata seorang pelayan penuh ramah sambil meletakan makanan yang kami pesan tadi.

"Iya mbak gak apa-apa" kataku membalas sambil tersenyum kecut, pahit. Padahal dalam batinku berkecamuk semua rasa umpatan-umpatan menjengkelkan.

BRENGSIK, DIANCUOK BAJINGEN MIDAR SIAAA.

Kenapa nggak tadi pas waktu naik tangga terus kepleset, terus makanannya numpahin dia, kakinya patah, tangannya patah, matanya kena sambel biar buta sekalian. Sumpah serapahku dalam hati.

"Semua pesanannya sudah komplit ya mas, mbak, selamat makan dan selamat menikmati hidangan yang kami sajikan, permisii" pamit pelayan dengan sopan.

"Menikmati, menikmati, buatokmu ambrol" gumamku, Ida cuma cekikikan disampingku dan melirik lagi pusakaku yang tertutup kerudungnya.

"Lanjutin lagi yuk cayang, tanggung nih" pintaku pada Ida.

"Makan dulu aja kak, aku lapar kok" pintanya memelas.

"ya kak ya?" tambahnya memohon sambil memainkan mata indahnya padaku.

"Ya udah dech Da, aku juga lapar kok" balasku sedikit kecewa.

Kusingkirkan kerudung Ida yang menutupi pusakaku tadi, Ida malah tersenyum cekikian sambil mengelus pusakaku lembut dan mengecupnya penuh sayang.

"Sabar ya tong, nanti kita lanjutkan lagi" Ida mengelus-elus kepala senjataku, mencoba menghiburku karna dia tau aku pasti kecewa berat.

Dengan sangat terpaksa,dan kupaksa paksa pusakaku untuk masuk kembali kehabitatnya. Yaitu cela ana dalam warna blawuss kusam, serta bau apek-apek semriwing yang sudah jadi ciri khasnya. Setelah masuk dalam peraduannya, kututup lagi sleet ing cela ana yang terbuka mengangah agar rapat dan tak bisa berontak lagi. Kapokmu kapan tong tong.

Kuambil tisu didepanku, kuelap tangan dan mukaku. Lalu kuraih esteh segelas, langsung sekali tenggak, lenyap sudah air didalamnya. Tinggal gelas sama es batunya doang.

Kulihat Ida juga lagi sibuk memakai cela ana dalamnya kembali, terus melakukan hal yang sama kayak aku. Mengambil tisu dan mengelap tangannya yang habis buat main-main dengan sio tongku tadi.

"Makan yuk!"kataku memulai makan.

"He'em yuk kak, aku dah laper nih, dari tadi pagi belum diisi nih perutku." balas Ida semangat.

"Lha tadi mau tak isi gitu kok" candaku.

"Hehehehe, iya ya kak"jawabnya malu- malu siput.

Sambil komat-kamit aku baca doa sebelum makan, lalu hup nyam nyamm. Kukoyak daging nila bakarnya, kucocolkan kesambel kecapnya, kuperadukan dengan nasi liwet pulennya, kemudian kuhujamkan kemulutku hhmmmm sedaap betull.

Tidak lupa irisan mentimun sebagai lalapan aku sikat sekalian.

Kurang lebih 5 menit sudah ludes semua makanan yang didepanku. Termasuk kentang gorengnya dan sozis gorengnya. Tinggal kepala sama duri-duri ikan yang berserakan.

"Ni beneran laper atau rakus sih"gumamku sendiri.

"beneran laperlah kak hehehe" timpal Ida sambil tertawa terkekeh.

"Mau tamabah lagi Da?"

"gak ah kak, sudah kenyang" jawab ida menggelengkan kepalanya sambil memegangi perutnya.

"Syukur dech, ngirit" batinku.

"Eh kak besok tanggal berapa ya?" tanya Ida tiba-tiba.

"Hm, 25 juni 2015 Da,kenapa?" tanyaku balik.

"Wah masih lama gajianku" jawab Ida.

"emang kalau gajian mau nraktir aku?"

"ya gak lah, malah pinginnya aku ditraktir terus sama kamu kak" jawabnya jujur sambil bersandar kepalanya dipundaku.

Huh, maunya. Dasar rempeyek tengik.

Kuraih rokok kesayanganku, kuambil sebatang kuselipkan dibibir sexyku yang penuh kedustaan, kunyalakan ujungnya, kuhisap pelan, kuresapi setiap isapannya. Kuhembuskan perlahan.

Bersama krepulan asap rokok yang membumbung tinggi keudara, bersama itu pula anganku menerawang keangkasa. Mengingat gadis yang aduhai semok bodynya, Bella Octavia. Eh Viska Aulia ding.

Secepatnya harus kutaklukan dia, percuma dong aku belajar ilmu manteq disekolahan dulu, kalau tidak bisa menekuk lutut seorang Viska.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!