Di pondok pesantren terlihat banyak para santri yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Kini di halaman masjid pesantren seorang pemuda memakai baju kokoh dengan sarung, baru saja keluar dari masjid.
Hafkah, itu adalah namanya seorang pemuda tampan, sholeh dan berhati lembut. Dia anak dari kyai yang mempunyai pondok pesantren tersebut. Hafkah adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya bernama kenza dan adiknya bernama Maryam.
Kenza sudah menikah 6 bulan yang lalu dan sudah pindah ke rumahnya sendiri bersama istrinya. Sesekali dia berkunjung ke pesantren untuk mengajar para santri, memang sudah tugasnya sejak sebelum menikah. Sedangkan maryam masih belum tamat sekolah.
***********
Beralih pada hafka, kesehariannya diisi dengan mengajar para santri membantu abi dan uminya mengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren itu sangat terkenal di kotanya, para santri dan santriwati di didik dengan baik menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
Hafka kini sedang duduk diruang tamu bersama abi, umi dan maryam.
"nak gimana tadi mengajarnya?". Tanya abinya.
"alhamdulillah lancar abi" Jawab hafka
"hafka jadi pergi ke rumah paman dan bibi besok?" tanya halimah yang bertanya pada hafka.
"iya umi, hafka akan pergi besok kerumah paman dan bibi, karna tugas hafka tidak boleh tertinghal" Ucap hafka
"Ya sudah umi paham nak kalau begitu nanti umi akan hubungi bibimu untuk memberi tahu lagi" Ucap umi sambil memegang tangan hafka.
"baik umi, kalau begitu hafka izin ke kamar dulu ya abi umi mau istirahat" Ucap hafkah
"ya beristirahatlah agar besok tidak kesiangan" Jawab yusuf abinya hafka
~
~
~
20.30
Kini di sebuah restoran di daerah XXX sepasang kekasih sedang asik mengobrol dan sesekali tersenyum bahagia. Mereka sepasang kekasih yang sudah 2 tahun mereka jalani bersama.
Vilda dan radit itulah sepasang kekasih yang lagi duduk sambil memandangi indahnya kota dimalam hari.
"sayang malam ini aku bahagia sekali bisa ditemenin kamu jalan-jalan" Ucap verli sambil menatap kekasihnya itu.
"iya aku juga senang, tapi kan biasanya juga kita selalu bersama memangnya malam ini istimewanya apa? Kan biasanya juga seperti ini" Kata radit bertanya pada verli.
"hmm iya sih memang tapi entalah hari ini aku lagi bahagia rasanya."
"ow kalau gitu tiap hari begini boleh kan biar sayangku ini bahagia selalu" Kata radit sambil tertawa kecil kearah verli.
"bolehlah aku malah senang sekali kalau tiap hari seperti ini" Verli tersenyum bahagia hari ini entah apa yang membuat hatinya seperti itu. Padahal tiap hari mereka selalu pergi bersama.
Verli berusia 20 tahun, kesehariannya dilalui dengan bersenang-senang bersama kekasihnya. Tiap malam keluar dan pulang larut malam. Verli punya seorang kakak laki-laki sekarang berada diluar negeri menyelesaikan pekerjaannya disana. Orang tuanya seorang pengusaha sukses dan kaya raya. Sudah banyak cabang dimana-mana.
Verli sekarang sedang kuliah di universitas Bhisma Jaya, universitas yang cukup terkenal dan menjadi favorit para remaja. Mahasiswa yang kuliah disana tidak sembarangan, hanya pelajar terpilih yang bisa berkuliah di tempat itu. Ada juga yang masuk menggunakan jalur beasiswa. Orang tua verli adalah pemilik saham utama universitas tersebut. Itulah mengapa verli seenaknya sendiri berkuliah disana, sesekali tidak masuk tanpa izin. Kemana? Ya jangan ditanya lagi pastilah bersama kekasihnya itu.
Verli mengambil jurusan manajemen bisnis. Itu adalah pilihan papa verli karna nantinya dia juga akan menjadi penerus selanjutnya dari perusahaan papanya.
************
Malam sudah larut namun dua insan itu tak kunjung pulang kerumah. Ya gitu setiap hari pulang larut malam.
"verli radit" Terdengar suara seseorang memanggil nama mereka. Sontak mereka mencari asal suara tersebut.
"hai rafran, apa kabar?" Radit menyapa sahabatnya sambil bertanya kabar. "aku baik" Jawabnya
"sama siapa kesini? Pasti sendiri ya ya iyalah kamu kan jomblo hahaha" Ledek radit sambil cekikikan
"hisss kau nih ya sukanya ngeledek aja. Iya iya aku akui aku memang jomblo gak sepintar kamu cari pasangan" Rafran kesal karna sahabatnya itu selalu meledeknya.
"eh sayang jangan gitu kasihan kan kak rafran. Silahkan duduk fran. Dah beberapa minggu gak ketemu kamu" Ucap verli mempersilahkan rafran untuk duduk
Karna umur rafran lebih tua 2 tahun dari verli, karna itu verli memanggilnya dengan sebutan kakak. Mereka cukup dekat udah seperti kakak dan adik kandung.
"iya ver aku kan sibuk bantu papa mengurus pekerjaannya padahal aku juga harus mengurus skripsiku."
"ow begitu ya. Kalau gitu malam ini kita bersenang-senang aja lama kan gak bertemu sesekali bisa berkumpul bareng" Kata verli sambil melihat indahnya kota dimalam hari.
"heheh iya kalau gitu malam ini kita akan bersenang-senang" ucap rafran sambil terkekeh kecil.
Malam sudah larut namun mereka bertiga tak kunjung pulang. Padahal tak baik anak gadis pulang larut malam, apa boleh buat tiap hari kerjanya hanya tau bersenang-senang saja tanpa memikirkan kedepannya.
~
~
~
04.00
Adzan subuh sudah berkumandang, hafka sudah bangun dari tidurnya sejak jam 3 tadi untuk melaksanakan shalat tahajud dan dilanjut membaca Al-Qur'an. Setelah itu dia tak tidur lagi menunggu subuh tiba.
Hafkah sudah selesai shalat subuh dimasjid. Kini pemuda itu sedang berkemas untuk pergi kerumah paman dan bibinya untuk berkunjung menginap disana beberapa minggu.
Rumah paman dan bibinya lumayan jauh perlu 4 jam perjalanan untuk kesana. Karna tempat tinggal hafkah cukup jauh dari perkotaan. Sedangkan rumah paman dan bibinya ada dipusat kota.
06.00
Selesai berkemas tadi kini hafkah sudah siap untuk berangkat. Hafka akan diantar supir untuk kesana agar tidak kelelahan dijalan.
"hafkah hati-hati ya dijalan kalau sudah sampai hubungi kami ya" Ucap halimah sambil memeluk hafka
"iya umi sampai disana nanti hafka akan terlfon umi. Umi jaga kesehan ya disini jangan telat makan" Kata hafka yang sedari tadi memeluk umi tercintanya itu
"ya sudah sana berangkat pasti paman dan bibimu sudah menunggu disana" Kata yusuf sambil memeluk hafka.
"iya abi kalau begitu hafka berangkat dulu ya, assalamaualaikum."
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh hati-hati ya nak" Kata halimah dan yusuf bersamaan dilanjut dengan maryam juga.
Mobil pun melaju meninggalkan halaman pesantren tersebut. Hafkah sebenernya berat meninggalkan pesantren tapi apa boleh buat bukan tanpa tujuan dia kesana karna ada maksud lain selain mengunjungi paman dan bibinya.
Selain mengajar di pesantren ternyata disisi lain seorang hafka dia adalah seoarang dokter. Tidak banyak yang tau selain keluarganya, paman, dan bibinya. Itu adalah cita-cita sedari kecil ingin membantu orang yang butuh pertolongan.
Tak terasa 5 jam perjalanan sudah ditempuh, hafka sudah sampai dirumah pamannya.
Rumah yang megah seperti istana.
Paman hafka memang orang terpandang dan serba kecukupan. Hatinya pun baik dan lembut, sangat dermawan kesiapapun tak pernah sombong walaupun kehidupannya serba mewah.
Didepan gerbang sudah ada penjaga yang membukakan pintu untuk masuk. Disambut dengan ramah, para pelayan membantu hafka untuk mengambil barangnya di mobil.
"Assalamualaikum paman bibi" Ucap hafka memberi salam.
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh silahkan masuk nak kami sudah menunggumu sedari tadi" Jawab niko pamannya hafka mempersilahkan keponakannya itu untuk masuk.
"iya paman terima kasih maaf jadi menunggu, tadi jalannya agak macet" Ucap hafka tak enak hati membuat paman dan bibinya itu menunggu.
"gak papa nak memang kalau jam segini jalanan pasti macet."
Hafka perlahan masuk lalu duduk di sofa menyandarkan tubuhnya yang lelah karna perjalanan yang cukup lama.
Pelayan mengantarkan minuman untuk hafka setelahnya pergi melanjutkan pekerjaannya.
"hafka lebih baik kamu istirahat dulu dikamar, pasti capek selama perjalanan tadi, bibi udah beraihkan kamar kamu tadi". Delsa menyuruh keponakannya itu untuk beberes dan istirahat.
"iya bibi, terima kasih maaf kalau hafka selalu merepotkan bibi dan paman".
Hafka memang sering tinggal dirumah paman dan bibinya kalau ada tugas dari rumah sakit karna ada pasien yang harus ditangani. Jadi tak heran kalau hafka hafal betul setiap tempat dalam rumah itu.
"gak papa nak kami tidak merasa direpotkan kau adalah keponakan paman, kami sudah menganggap kamu sebagai anak kandung kami sendiri". Niko memeluk hafka sambil menepuk pundak keponakannya itu.
"Terima kasih paman bibi". Ucap hafka sambil ternyum manis.
"iya nak sama-sama". Jawab paman dan bibinya bersamaan.
"bi dimana alif dan aisyah dari tadi hafka gak liat mereka berdua?". Hafka bertanya pada bibinya mencari sepupunya.
"mereka tadi keluar katanya sih jalan-jalan sebentar". Kata delsa
" begitu ya sudah hafka ke kamar dulu ya paman bibi". hafka izin pergi ke kamarnya.
"iya nak beristirahatlah".
Hafkah pergi ke kamarnya untuk merapikan barangnya sekalian menelfon abi dan umi kalau dia udah sampek rumah pamannya.
Alif dan aisyah anak dari niko dan delsa, paman dan bibi hafka. Alif usianya seumuran dengan hafka hanya beda 2 bulan aja sedangkan aisyah masih berusia 16 tahun.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Di kamar sebuah sepasang mata perlahan terbuka dari tidurnya. Duduk di atas ranjang sambil mengumpulkan nyawanya. Perlahan kakinya berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya itu yang sudah terasa lengket.
Padahal ini sudah siang namun verli baru bangun dari tidur. Ya jelas karna semalem dia pulang larut sekali jam 01.30 baru sampai rumah. Hmm padahal seorang gadis tak baik pulang terlalu malam bukan.
Air dalam backtub sudah terisi penuh kini verli memilih berendam dalam backtub yang terisi penuh dengan air hangat. Padahal udah siang seharusnya air tidak terlalu dingin tapi verli lebih memilih menggunakan air hangat.
11.30
Verli sudah selesai mandi sekarang perutnya terasa lapar dia berjalan menuju dapur ingin mengambil sesuatu.
Verli terlalu dimanja oleh orang tuanya sedari kecil dan alhasil sekarang dia jadi seenaknya sendiri. Padahal orang tuan verli berharap lebih darinya agar nanti dia juga bisa meneruskan perusahaan papanya.
"verli kamu sudah bangun sayang". Seseorang sedang berbicara dengan verli.
"iya ma aku sudah bangun, papa udah pergi ya? Ow ya papa kan selalu sibuk hmm". Verli menghembuskan nafas berat
"iya sayang, kan demi kamu juga memangnya kamu gak kuliah hari ini?". Nadin kini bertanya pada verli.
"ada sih hanya satu mata pelajaran aja, lagi malea jadi gak masuk hari ini ma". Ucap verli
"kalau papa kamu tau pasti marah jangan sering gak masuk sayang nanti kamu ketinggalan pelajaran!". Nadin mencoba menasehati anaknya itu.
"huusfft iya ma besok verli akan masuk kok". Sambil berdengus verli mengambil roti yang sudah diolesi dengan selai coklat kacang.
"ya udah mama hari ingin ke rumah sakit untuk periksa kesehatan kamu ikut mama ya". Nadin berencana mengajak verli ke rumah sakit menemaninya.
"hmm ya sudahlah dari pada verli dirumah sendiri". Verli berfikir sejenak lalu memutuskan ikut mamanya ke rumah sakit.
"mama mau bersiap dulu ya tunggu di mobil saja kalau sudah selesai". Ucap nadin beranjak pergi dari sana. "oke ma" jawab verli
~
~
~
~
Di rumah niko dan delsa kini hafka sedang duduk dihalaman belakang rumah. Setelah istirahat sejenak dan membereskan semuanya.
Tin
Tin
Tin
Perlahan ada mobil masuk ke halaman depan rumah niko dan delsa. Hafka mencoba liat siapa yang datang ternyata alif dan aisyah sudah pulang.
"Asslamualaikum kami pulang". Alif masuk dengan membawa belanjaan mereka
"wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh alif apa kabar?". Hafka menjawab salam mereka
"hafka kamu udah di sini kapan nyampeknya tau gitu tadi aku pulang cepat". Ucap alif
" udah dari tadi heheheh, sengaja biar terasa kejutan gitu". Hafka pun membantu mereka membawa belanjaan ditangan alif.
"kalian udah pulang ya gimana tadi jalan-jalannya seru?". Delsa baru saja keluar dari kamarnya dengar kalau anaknya sudah pulang.
"seru ma kak alif belanjain aku banyak banget". Aisyah senang karna kakaknya baru saja membelikan barang yang disukainya.
"syukurlah kalau kamu senang, kalian bereskan dulu ya setelah itu bersihkan diri inikan sudah mau masuk waktu dhuhur". Kata delsa
"baik ma kami ke kamar dulu". Alif dan aisyah beranjak dari duduknya pergi ke kamar masing-masing bersiap shalat dhuhur.
14.00
Sekarang hafka, alif, dan aisyah sedang berkumpul di ruang tamu.
"hafka besok kamu ke rumah sakit jam berapa?". Alif membuka obrolan dengan bertanya sama hafka sambil minum teh.
"aku harus berangkat pagi". Ucap hafka
"ya sudah mau aku antar gak dari pada capek bawa mobil biar aku aja jadi supirmu heheheh". Alif terkekeh ingin menggoda hafka.
"eh gak usah aku pakek taksi saja seperti biasanya". Ucap hafkah
Hafkah memang setiap mau ke rumah sakit selalu naii taksi, dia gak mau pamer ke semua orang. Dia ingin dianggap seperti orang biasa saja seorang guru yang mengajar di pesantren. Karna tujuannya hanya ingin menolong bukan menjadi ajang pamer.
"ya sudah kalau begitu". Ucap alif
"iya". Hafka ingin beranjak pergi keluar karna ada sesuatu yang ingin dibelinya.
"alif bisa antarkan aku gak keluar ada barang yang ingin aku beli sambil jalan-jalan cari angin". Hafka bertanya pada pada alif
"boleh ayuk aku antar, aisyah kamu mau ikut gak?". Alif berdiri dari duduk dan beralih bertanya pada aisyah.
"gak kak aisyah di rumah aja lagi males". Jawab aisyah sambil memakan buah yang tadi mereka beli.
"baiklah ayo hafka kita pergi sendiri". Alif berjalan keluar bersama hafka menuju mobil.
~
~
~
~
Rumah Sakit
Vilda dan mamanya berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang dokter. Sebelumnya nadin sudah buat janji dengan dokter, kebetulan dokter itu masih kerabat dekat keluarga vilda.
Tok
Tok
Tok
Pintu diketuk setelah mereka dipersihlahkan masuk oleh seorang perawat, mereka berjalan masuk dan dipersihlahkan duduk.
"bagaimana apa yang ingin anda konsultasikan pada saya?". Dokter itu bertanya pada nadin.
"saya hanya ingin periksa kesehatan seperti biasanya kebetulan vitamin saya sudah habis". Ucap nadin pada dokter
"baiklah kalau begitu anda bisa berbaring di sini saya akan periksa anda". Dokter pun menyuruh nadin berbaring untuk memeriksanya.
"Ma vilda pergi ke toilet sebentar ya". Vilda beranjak pergi dari duduknya.
"iya cepat kembali". Kata Delsa sambil diperiksa.
Kembali kepada hafka
Drrttt
Drrttt
Drrttt
Suara hanphone berbunyi hafka melihat siapa yang menelfon dan segera mengangkatnya. Terdengar seseorang berbicara di telefon dengan nafa khawatir.
"lif kita ke rumah sakit sekarang ada pasien yang membutuhkanku! Cepat!". Suara hafka yang terlihat tegang dan khawatir.
"baiklah memangnya kenapa apa ada pasien yang terluka lagi?". Tanya alif sambil menengok hafka sesekali.
"iya udah nanti aja ngobrolnya cepet buruan". Hafka yang terlihat panik memberi arahan pada alif untuk melajukan mobilnya agak cepat.
Mobil mereka pun melaju dengan cepat menembus jalan yang tidak terlalu ramai dan menerpa angin yang lewat dengan pelan.
Hafka berjalan tergesa-gesa dengan hanya memakai atasan baju koko dan sarung menyusuri koridor rumah sakit. Ya itulah baju andalan hafka setiap hari.
Bruugtt
"hei kalau jalan itu pakai mata dong main tabrak". Maki seorang perempuan yang tak sengaja ditabrak oleh hafka.
"maaf dek saya gak sengaja, saya permisi dulu saya buru-buru". Hafka meminta maaf sambil menundukkan kepalanya tak mau melihat yang bukan sepantasnya dia lihat.
"maaf katamu isshh dasar kampungan lihat pakainmu sok alim banget dan kau tadi bilang apa adek emang aku ini adekmu apa!!" teriak verli memaki hafka.
"maaf tapi saya ada keperluan lain permisi asslamu'alaikum". Hafka pergi meninggalkan verli yang masih kesal dengannya.
"dasar laki-laki kampungan gak tau malu habis nabrak malah pergi hisst". gumam verli yang masih kesal.
Di ruang pribadi hafka
"alif kamu tunggu di sini dulu ya selesai nanti aku akan kembali". Hafka berjalan mengambil perlengkapan medisnya beserta jas nya. Tadi hafka sempat bawa ganti di mobil jadi dia mengganti pakainnya.
"baiklah akan aku tunggu di sini jangan lama-lama ya". Ucap alif sambil melihat ponselnya.
"iya". Jawab hafka singkat lalu pergi meninggalkan alif sendiri.
***********
Di ruang rawat
"Gimana keadannya dok?".tanya hafka kepada dokter yang bertugas.
"pasien harus ditindak lanjuti sekarang juga karna keadannya semakin lemah dok".
"baiklah kalau begitu segera siapkan ruang operasi saya akan melakukan tindakan operasi sekarang juga". Perintah hafka pada dokter tadi.
Dokter itu pun keluar untuk mempersiapkan segala sesuatunya tentu operasi ini tidak hanya hafka saja namun ditemani dokter yang lain.
15.50
Operasi sudah selesai dilakukan kini hafka sedang berjalan menuju ruang pribadinya.
"assalamualaikum". Ucap hafka masuk kedalam ruangannya.
"wa'alaikumussalam udah selesai lama sekali kau". Jawab alif merasa kesal karna lama menunggu
"maaf ya lif kamu jadi menunggu aku lama, tadi pasienku harus operasi juga hari ini karna kedaannya yang tidak memungkinkan untuj menunggu besok". Hafkah duduk merebahkan tubuhnya di sofa.
"owalah jadi tadi kamu baru melakukan operasi ya sudah gak papa". Alif memakluminya karna memang itu tidak bisa di salahkan kalau berhubungan dengan nyawa orang.
"aku mau shalat dulu ya ini udah mau lewat waktu ashar". Hafka ingin shalat dulu di mushalah rumah sakit ditemani alif.
"Ayo aku juga belum shalat tadi karna munggumu". Mereka berjalan menuju mushalah rumah sakit.
Alif dan hafka berjalan pulang menuju parkiran mobil ditengah koridor rumah sakit.
Terlihat vilda yang sedang menunggu mamanya mengambil obat melihat hafka berjalan langsung menghampirinya.
"hei tunggu kau". Verli meminta hafka dan alif untuk menghentikan langkahnya.
"iya anda memanggil kami nona". Saut alif yang heran.
"iya kamu tadikan yang menabrak saya tanpa tanggung jawab langsung main pergi aja". Ucap verli kesal sambil menunjuk hafka.
"saya tadi kan suda meminta maaf saya tidak sengaja nona tadi saya buru-buru". Jawab hafka sambil menundukkan kepalanya karna pakaian yang dipakai verli terlalu terbuka.
"kalau ngomong itu hadap sini ngapain malah nunduk aja memangnya wajahku dibawah haa". Verli yang kesal meninggikan nada bicaranya.
"Tidak baik seorang muslim melihat yang bukan mahramnya dan". Hafka tidak melanjutkan perkataannya lebih baik diam kan.
"masalah nona apa ya sampai marah ke sepupu saya". Saut alif yang sedari tadi geram dengan sikap vilda
"dia tadi nabrak saya dan pergi gitu aja gak ada sopannya". Sinis verli melihat hafka dan alif.
"kan tadi sepupu saya sudah meminta maaf lalu apa masalahnya lagi toh anda tidak terluka kan". Ucap alif yang memegang tangan hafka untuk mengajak pergi.
"salah malah berontak dihh". Verli pun kesal dan memilih untuk pergi.
"tunggu!!". Hafka menghentikan langkah verli yang ingin pergi
"lain kali tutuplah auratmu agar tidak dilihat orang lain tidak baik apalagi kamu muslimkan". Hafkah pun pergi meninggalkan verli yang masih berdiri.
"hissht orang itu ya menyebalkan sekali memangnya apa salah dengan pakaianku, ini kan model sekarang memang begini dasar laki-laki kampungan". Gumam vilda yang merasa kesal sedari tadi.
Di rumah niko dan delsa
Aisyah terlihat duduk sendiri di halaman depan rumah.
"hisstt kemana sih kak alif dan kak hafka lama banget keluarnya udah mau magrib ini". Aisyah terlihat cemberut karna dari tadi kedua kakaknya itu belum kunjung pulang.
"sabar nak tadi mungkin sebentar lagi pulang lebih baik kita tunggu di dalam aja ya!". Delsa menyuruh aisyah untuk masuk rumah karna mau magrib.
"hmm ya sudah ma aku tunggu di dalam aja". Aisyah masuk ke dalam rumah belum sampek pintu terdengar suara klakson mobil.
Tin.
Tin.
Tin.
Itu suara mobil alif, mereka sudah sampai rumah. "assalamualaikum". Ucap mereka bersamaan.
"wa'alaikumussalam lama banget sih kak masak belanja berjam-jam". Aisyah kesal dari tadi menunggu mereka pulang.
"iya maafkan kakak, tadi hafka ada pangggilan di dari rumah sakit jadi ya nganterin kak hafka dulu". Alif yang mengusap lembut kepala adiknya itu.
"maafkan kak hafka ya tadi ada operasi dadakan jadinya gak sempet hubungi kalian". Hafka memberi pengertian pada aisyah
"hmm ya sudah gak papa ayo masuk kak sebentar lagi magrib". Mereka pun masuk bersama
Hafka kini sedang ada dikamarnya baru selesai mandi dan akan shalat magrib berjamaah dimasjid bersama alif dan pamannya.
***********
Rumah keluarga safren handaka saimon
Nama papa verli adalah safren handaka saimon. Papa verli baru saja pulang dari luar kota bersama kakaknya. Tak lama verli juga baru pulang dari rumah sakit.
"papa sudah pulang dari kapan kok gak telfon verli dulu". Verli berlarih memeluk papa tercinta.
"iya sayang baru aja sampek, kan biar jadi kejutan hehehe!". Safren tertawa kecil sambil memeluk putri tercintanya.
"dek ini kakak ada hadiah buat kamu". Sontak verli melepas pelukan sang papa dan menghampiri kakaknya.
"hadiah apa kak coba liat". Verli sangat antusias ingin tau hadiah apa yang diberikan frisko.
"hmm giliran dikasih hadiah aja mau lah dari tadi yang dipeluk hanya papa aja". Frisko pura-pura ngambek untuk menggoda verli.
"ya ampun kak kayak anak kecil aja! Jadi mana hadiah buatku!". Verli malah menggoda sang kakak.
"nih hadiah buat kamu". Frisko memberikan hadiah yang ada di paper back.
" makasih kakakku sayang heheh". Verli tersenyum kearah kakaknya dan beranjak pergi ke kamarnya.
"kebiasaan main pergi aja hmm". Ucap frisko kesal
"sudahlah biarkan dia istirahat, gimana apa semuanya sudah beres". Tanya nadin pada suaminya.
"semuanya sudah selesai kalau gitu papa ke kamar dulu ya". Safren pergi ke kamar bersama nadin dan frisko juga menyusul ke kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!