NovelToon NovelToon

One Night With My Teacher

Eps 01

"Selamat sore, di beritahukan pada seluruh warga untuk tidal melakukan aktifitas di luar rumah. Di karenakan akan turun badai salju dalam waktu dekat. Jika masih ada yang beraktifitas di luar ruangan, mohon segera mencari tempat berlindung"

Naila yang masih berada di dalam kelas nya mendengar jelas berita bahwa akan ada badaisalju dalam waktu dekat. Namun dia tidak bergeming dari tempat duduk nya karena dia tidak ingin pulang ke rumah.

Naila hanya menatap keluar jendela kelas dan melihat salju mulai turun. Dia memangku dagu nya dan tetap menatap keluar jendela.

"Apa aku akan di sini terus? Mau sampai kapan aku harus menghindar?" Ucap Naila melamun.

Dengan keadaan sekolah yang sudah sepi dan udara dingin menusuk tubuh Naila, namun ia tetap bertahan disekolah itu. Dia bimbang harus pulang atau tidak.

Malam hari nya. Salju turun semakin banyak, dengan angin yang cukup kencang. Tubuh Naila semakin menggiggil karena dia hanya memakai jekat yang tipis pagi tadi.

"Sudah malam ternyata, apa aku akan di sini semalaman?" Guman Naila bimbang.

Di saat bersamaan. Jefri, seorang guru muda yang mengajar di sekolah Naila kembali ke sekolah dengan keadaan sedikit mabuk. Dia baru pulang minum minum bersama guru guru lain karena kedatangan guru baru.

Jefri kembali ke sekolah karena ada benda yang penting tertinggal di laci kerjanya. Dengan sedikit sempoyongan, Jefri berusaha keras berjalan menuju ke arah kantor guru.

"Akhir nya ketemu juga" Ucap Jefri yang menemukan kalung pemberian sang mamah pagi tadi.

"Kalau sampai ilang, mamah bisa ngamuk besar" Ucap Jefri tersenyum.

Jefri keluar dari kantor guru lalu kembali berjalan ke lorong melewati kelas Naila. Dia melihat Naila yang masih duduk di kursi nya.

"Kenapa dia belum pulang? Apa karena badai salju ini, dia nggak bisa pulang" Guman Jefri.

Jefri berniat masuk ke dalam kelas Naila untuk bertanya pada Naila. Namun baru satu langkah dia berjalan, lampu sekolah padam dan Jefri mendengar teriakan dari gadis yang duduk di bangku nya itu.

Jefri segera masuk ke dalam kelas namun karena keadaan gelap gulita dia tidak bisa melihat apapun yang ada di depan nya.

Brack brack.

Jefri sampai beberapa kali membentur bangku lain.

"Hei jangan takut, ini saya pak Jefri. Kamu di mana?" Tanya Jefri.

"Tolong saya pak, saya takut" Ucap Naila dengan suara gemetar nya.

"Iya iya saya akan menolong kamu. Tapikamu di mana?" Tanya Jefri lagi.

Namun tidak ada jawaban dari Naila lagi. Jefri hanya mendengarisak tangis Naila yang terdengar jelas kalau suara nya gemetaran.

"Kamu di mana sih? Apa kamu segitu takut nya dengan kegelapan?" Guman Jefri dalam hati dengan terus mencoba mencari Naila.

Petir menyambar dengan keras hingga seluruh ruangan terlihat terang. Naila merasakan Jefri sudah memeluk nya ketika dia berteriak ketakutan karena suara petir tadi.

"Aaaaaaaah" Teriak Naila.

"Tenang tenang, saya sudah di sini sama kamu." Ucap Jefri.

Naila tanpa sadar langsung memeluk Jefri dengan erat. Jefri yang awal nya terkejut dengan tingkah Naila perlahan mulai mengerti jika Naila benar benar ketakutan saat ini.

"Jangan takut, bapak akan menemani kamu di sini" Ucap Jefri menenangkan Naila.

Terasa jelas bahwa seluruh tubuh Naila gemetaran. Jefri hanya memeluk Naila erat. Namun dengan keadaan Jefri yang mabuk, pikiran jelek Jefri mulai muncul. Dia menyentuh paha Naila yang begitu mulus. Naila yang masih ketakutan tidak menghiraukan sentuhan yang di lakukan Jefri pada dirinya.

Jefri yang mulai kehilangan akalnya, mulai membelai tubuh Naila sampai ke tengkuk Naila. Dia meraih tengkuk Naila lalu mencium paksa bibir Naila.

Naila sebisa mungkin memberontak sekuat tenaga. Dia mendorong tubuh Jefri dengan kuat namun tenaga Jefri lebih besar dari diri nya.

"Jangan pak" Ucap Naila menangis lirih. Namun kegilaan Jefri semakin meningkat. Dia mendorong tubuh Naila ke lantai lalu mulai mencumbu Naila dengan brutal.

Naila hanya mampu menangis merasakan sakit dibain intim nya yang di robek paksa oleh milik Jefri. Naila mencengkram keras bahu Jefri dengan kukunya yang panjang.

Berbeda dengan Naila, Jefri merasakan kenikmatan yang begitu sempurna marena merasakan hangat nya tubuh Naila yang membuat nya candu.

Cukup lama Jefri melecehkan Naila, hingga tubuh Naila terasa lemas tanpa tenaga. Jefri yang sudah puas bangkit dari atas tubuh Naila. Tak lama dia baru sadar dengan apa yang telah ia lakukan.

Di saat petir menyambar lagi membuat seluruh ruangan terang akan cahaya nya. Jefri melihat jelas Naila yang menutupi seluruh tubuh nya menggunakan jeket miliknya.

"Maaf, maafkan saya. Saya telah hilang kendali hingga melukai kamu. Maafkan saya " Ucap Jefri menyesal.

Jefri ingin memegang tangan Naila namun dengan cepat Naila menghindar. Naila masih takut dengan Jefri yangbaru saja melecehkan nya.

"Aku tidak akan melakukan nya lagi. Aku hanya ingin membawa kamu keluar dari sini. Jika nanti lampu nya menyala kita akan terlihat di CCTV. Ayo kita keluar dulu" Ucap Jefri.

Jefri ingin membantu Naila bangun, namun Naila menghindari nya lagi.

"Saya bisa bangun sendiri" Ucap Naila dengan suara gemetaran nya.

"Ahhhh" Naila merintih kesakitan. Dia merasakan perih di bagian intimnya.

"Maaf. Tapi aku tidak bisa tinggal diam melihat kamu kesakitan" Ucap Jefri. Jefri seketika meraih tubuh Naila lalu menggendongnya keluar dari kelas. Dengan cahaya dari petir Jefri menggendong Naila keluar dari sekolah.

Di dalam mobil.

"Saya akan bawa kamu ke rumah saya. Saya tidak mungkin mengantarkan kamu pulang dengan keadaan kamu sekarang ini" Ucap Jefri.

Naila tidak menjawab ucapan Jefri. Dia terus melihat kaluar jendela mobil. Jefri melihat Naila yang masih menutupi ssebagian tubuh nya menggunakan jaket.

Jefri mengambil selimut yang ada dijok belakang mobilnya. Dia menyelimutkan selimut tersebut ke tubuh Naila.

"Maaf dengan apa yang telah saya lakukan. Saya tadi dalam pengaruh alkohol. Tapi kamu tenang saja, saya akan tetap bertanggung jawab dengan kamu" Ucap Jefri lembut.

"Tidak perlu. Masa depan saya memang sudah hancur dari dulu" Ucap Naila singkat.

"Jadi ini tidak pertama kalinya untuk kamu?" Tanya Jefri marah.

"Ini pertama kalinya untuk saya. Tapi jika anda tidak mengambil mahkota saya saat ini pun. Masa depan saya sudah hancur" Ucap Naila.

"Terserah anda ingin membawa saya ke mana sekarang. Saya tidak peduli, jika anda ingin membuang saya juga saya tidak peduli " Ucap Naila dingin.

Jefri terdiam mendengar ucapan Naila. Dia melajukan mobilnya meninggalkan sekolah. Badai salju memang masih melanda kota tersebut. Namun karena rumah Jefri tidak terlalu jauh, mereka berdua sampai rumah Jefri dengan selamat.

"Ayo turun, kamu bisa istirahat di rumah say malam ini" Ucap Jefri.

Naila turun dari mobil dengan selimut yng masih menutupi seluruh tubuh nya. Jefri membuka pintu rumah nya dan menyuruh Naila masuk.

# selamat membaca

# terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Eps 02

Jefri terdiam mendengar ucapan Naila. Dia melajukan mobilnya meninggalkan sekolah. Badai salju memang masih melanda kota tersebut. Namun karena rumah Jefri tidak terlalu jauh, mereka berdua sampai rumah Jefri dengan selam

"Ayo turun, kamu bisa istirahat di rumah say malam ini" Ucap Jefri.

Naila turun dari mobil dengan selimut yng masih menutupi seluruh tubuh nya. Jefri membuka pintu rumah nya dan menyuruh Niala masuk.

Naila berjalan masuk ke dalam rumah Jefri dengan menahan sakitnya. Jefri melihat bercak darang yang terdapat pada rok sekolah Naila.

"Kamu mandi lah di kamar ku. Jangan khawatir aku tidak akan melakukan hal gila lagi pada kamu" Ucap Jefri.

Jefri membuka pintu kamarnya lalu menyuruh Naila masuk ke dalam kamarnya. Setelah Naila masuk, Jefri menunggu Naila di ruang tengah.

Jefri duduk di sofa dan mulai teringat kembali dengan bercak darah di rok Naila. Dia merasa sangat menyesal karena telah melecehkan Naila yang masih suci.

"Maaf kan saya" Guman Jefri menyesal.

Tak lama Naila keluar dari kamar Jefri. Dia menggunakan kaos milik Jefri karena dia bingung harus memakai baju apa setelah mandi.

"Maaf saya pakai baju bapak. Pakaian saya robek" Ucap Naila dingin.

"Iya nggak papa. Saya yang harus nya minta maaf karena saya tidak membelikan baju untuk kamu tadi" Ucap Jefri.

"Siapa nama kamu?" Tanya Jefri.

"Naila Wirawan" Jawab Naila.

"Ya sudah, kamu tidur saja di kamar saya. Saya akan tidur di sini" Ucap Jefri.

Naila langsung bangkit dari duduk nya tanpa menjawab ucapan Jefri. Jefri merasa penasaran dengan kehidupan Naila yang begitu dingin dan cuek. Bahkan dia masih begitu dingin ketika dia kehilangan mahkota yang begitu berharga untuk seorang wanita.

"Apa yang terjadi dalam kehidupan kamu Naila? Kenapa kamu begitu dingin dan kenapa kamu acuh tak acuh dengan masa depan kamu" Ucap Jefri melamun.

Ke esokan hari nya.

Jefri baru saja bangun tidur. Dia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

"Aku bangun kesiangan" Guman Jefri. Jefri teringat dengan Naila, dia berjalan ke arah kamar nya lalu mengetuk pintu kamarnya.

"Naila kamu sudah bangun?" Ucap Jefri mengetuk pintu kamar nya.

Sudah beberapa kali dia mengetuk pintu kamar nya. Namun Naila tidak menjawab nya sama sekali.

"Apa aku masuk saja ya?" Guman Jefri.

"Naila maaf saya masuk ya" Ucap Jefri.

Jefri membuka pintu kamar nya, dia tisak melihat Naila yang berada di dalam kamar tersebut. Jefri beralih ke arah kamar mandi, namun Naila juga tidak ada di dalamnya.

Pakaian Naila yang robek masih tergeletak di lantai kamar mandi.

"Apa dia pulang ya? Tapi kenapa dia tidak membangunkan ku?" Guman Jefri.

"Ya sudah lahnanti saja ajak dia bicara di sekolah" Ucap Jefri.

Jefri memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri nya. Tak lama dia keluar dari kamar mandi lalu berganti pakaian yang rapi karena pagi ini ada jam pelajarannya.

Di sisi lain Naila baru sampai di rumahnya. Dia tau jika jam segini papahnya sudah berangkat kerja dan yang berada di rumah hanya mamah tiri nya.

"Dari mana kamu? Seorang gadis semalaman tidak pulang, kamu maujadi pelacur di luar sana" Ucap Yuli mamah tiri Naila.

Naila hanya diam lalu meninggalkan Yuli yang semakin emosi dengan sikap Naila. Yuli menarik rambut Naila lalu menghempaskan Naila ke lantai.

"Aku sedang bicara sama kamu. Kamu punya sopan santun nggak sih?" Ucap Yuli marah.

"Apa peduli anda?" Ucap Naila dingin.

Plack

Yuli menampar keras pipi Naila hingga memerah.

"Jaga ucapan kamu Naila. Saya di sini mamah kamu, kamu harus sopan sama saya" Ucap Yuli.

"Sopan anda bilang? Anda yang selalu main tangan dengan saya. Ingin saya sopan sama anda? Jangan harap" Ucap Naila.

Naila pergi meninggalkan Yuli yang masih sangat emosi dengan ucapan Naila.

"Wajar saja jika papah kamu lebih memilih saya dari pada ibu kamu. Mendidik kamu saja gagal apa lagi membangun rumah tangga" Ucap Yuli.

Naila sangat marah dengan ucapan Yuli. Dia paling emosi dengan orang yang berani menjelek jelekkan ibu kandung nya yang telah meninggal dunia.

Naila berbalik lalu mendorong Yuli sampai Yuli terjatuh ke sofa. Naila menghampiri Yuli lalu berbicara dengan tegas ke arah Yuli.

"Jangan pernah menjelek jelekkan ibu saya karena anda hanya lah pengganti" Ucap Naila menekan Yuli.

Naila bangkit lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Brack

Naila menutup pintu sangat keras dan mampu membuat Yuli terkejut. Yuli semakin dendam dengan Naila karena ucapan Naila barusan.

Wajah Yuli memang sedikit mirip dengan ibu kandung Naila. Dia dengan sengaja mendekati papah Naila karena hanya untuk hidup mewah.

"Awas kamu Naila. Lihat saja aku tidak akan tinggal diam atas penghinaan kamu ini" Ucap Yuli marah.

Sedangkan Naila yang berada di dalam kamar nya mulai menangis. Dia sangat sedih dengan ucapan Yuli tadi. Dia tidak rela jika Yuli selalu memandang rendah ibu nya.

Di tambah lagi dengan keadaan nya yang sekarang ini, dia telah di lecehkan oleh guru nya sendiri. Dia malu bertemu dengan teman teman sekarang. Dia merasa tubuh nya sudah kotor.

"Bunda, Naila malu. Naila malu dengan keadaan Naila sekarang. Naila tidak ingin di sini lagi bunda. Naila capek dengan semua ini. Naila capek bunda" Guman Naila menangis.

Naila terus menangis di dalam kamar nya. Dia tidak tau harus berbuat apa sekarang ini. Dia tidak berani bicara dengan papahnya soal pelecehan tersebut. Tapi dia juga takut saat ini. Terlalu berat beban yang sudah dia pendam selama ini.

Tanpa terasa Naila yang kelelahan menangis tertidur di lantai. Dengan baju milik Jefri yang ia kenakan sampai saat ini.

Di sekolah.

Saat jam makan siang, Jefri sengaja datang ke kelas Naila. Dia sudah menyelidiki keluarga Naila dari data sekolah.

Dia merasa tidak ada yang aneh dari data milik Naila. Namun Naila sangat berbeda jauh dari teman teman seusia nya. Dia begitu dingin pada semua teman nya.

"Siang pak Jefri" Sapa teman Naila yang melihat Jefri di sepan kelas nya.

"Oh iya siang" Jawab Jefri mencari cari keberadaan Naila.

"Eh tunggu. Naila dimana?" Tanya Jefri

"Naila hari ini nggak masuk pak. Dia memang sering tidak masuk sekolah. Kalau mau tau lebihjelas nya tanya saja sama Aca pak. Dia teman dekat Naila soalnya" Ucap temansekelas Naila.

"Ya tolong panggil dia, suruh dia ke ruangan saya" Ucap Jefri.

"Baik pak" Jawab teman sekelas Naila lagi.

Jefri berbalik lalu kembali ke ruangan nya. Dia menunggu teman Naila yang bernama Aca tadi.

# selamat membaca

# terima kasih banyak

🙏🙏🙏😊😊😊

Eps 3

Tok tok tok

"Permisi pak, pak Jefri memanggil saya?" Tanya Aca.

"Apa kamu Aca? Teman dekat Naila?" Tanya Jefri.

"Iya pak, ada apa ya pak?" Tanya Aca.

"Silahkan duduk dulu" Ucap Jefri mempersilahkan Aca duduk.

"Terima kasih pak" Ucap Aca.

Aca duduk di kursi depan meja kerja Jefri. Dia sedikit takut jika di tanyai soal Nail. Karena ini bukan pertama kali nya dia di panggil guru soal Naila.

"Aca maaf saya mengganggu waktu kamu. Tadi malam saat saya kembali ke sekolah saya melihat Naila yang masih di kelas. Tapi pagi ini dia tidak berangkat sekolah. Yang saya mau tanya kan apa kamu tau di mana Naila sekarang? Apa dia ada di rumah?" Tanya Jefri.

Jefri tidak mengatakan hal yang sebenar nya terjadi ke pada Aca. Dia tidak mau jika Naila akan malu karena dia sudah di lecehkan oleh guru nya sendiri.

"Kalau soal Naila yang tidak berangkat sekolah, saya tidak tau pak. Tapi kalau Naila ad di rumah atau tidak, kemungkinan besar dia ada di rumah saat ini. Karena Naila jarang bersosialisasi dengan orang lain. Dengan saya saja, dia jarang membicarakan apa yang ada di pikiran nya atau apa yang dia rasakan." Jelas Aca.

"Pak Jefri, saya percaya dengan bapak. Saya nyaman bicara dengan bapak. Jadi saya ingin meminta tolong pada pak Jefri." Pinta Aca.

"Minta tolong apa?" Tanya Jefri penasaran.

"Tolong keluarkan Naila dari rumah itu pak. Jika Naila sudah keluar dari rumah itu biar dia tinggal dengan saya dan ibu saya pak. Kasihan dia pak, saya mohon bantu saya pak membawa keluar Naila dari rumah itu pak" Ucap Aca menangis.

"Saya sudah meminta tolong pada semua guru yang ada di sini, bahkan ke kepala sekolah juga saya sudah minta tolong. Tapu tidak ada satupun dari beliau mau menolong Naila keluar dari rumah itu." Jelas Aca.

"Tolong bantu saya pak, saya akan kerja paruh waktu jika perlu untuk menghidupi Naila. Yang terpenging membawa Naila keluar dari rumah itu dulu pak. Saya mohon pak" Ucap Aca menangis.

Jefri terus terdiam mendengar semua ucapan Aca. Aca yang begitu tulus menyanyangi Naila hingga rela mempertaruhkan masa depan nya untuk membantu Naila keluar dari rumah nya.

Jefri semakin penasaran dengan apa yang tengah terjadi pada Naila dan keluarga nya. Dia ingin tau semua nya yang ada pada Naila. Entah apa yang saat ini ia rasakan, yang penting dia ingin mengetahui semua tentang Naila.

"Aca kamu tenang saja. Saya akan membantu Naila keluar dari rumah nya jika dia menginginkan nya. Tapi saya harus menyelidiki dulu apa yang terjadi didalam keluarga Naila lebih dulu. Kamu tenang kan diri kamu dulu" Ucap Jefri

"Iya pak, terima kasih sebelum nya pak. Nail sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri pak. Saya akan melakukan apa saja untuk Naila pak" Ucap Aca.

"Kamu tenang saja Aca. Kamu fokus saja dengan pelajaran saja. Sebentar lagi kalian akan melakukan ujian akhir. Kalian harus fokus ke pelajaran dulu. Soal Naila, biar saya yang urus" Ucap Jefri.

"Baik pak. Saya sangat berterima kasih dengan banyuan pak Jefri." Ucap Aca.

"Iya Aca" Jawab Jefri tersenyum hangat.

"Hapus air mata kamu. Lalu kembali lah ke kelas" Ucap Jefri.

"Baik pak. Saya permisi" Pamit Aca. Jefri mengangguk lembut.

Aca keluar dari ruangan Jefri. Setelah itu Jefri mengambil ponsel nya untuk menghubungi teman nya.

"Halo Niko, aku ingin meminta bantuan kamu. Aku akan kirim data dari seseorang, tolong cari tau semua tentang dia sedetil mungkin" Ucap Jefri.

"Siapa nama nya?" Tanya Niko teman Jefri.

"Namanya Naila, dia murid di sekolah tempat ku mengajar" Jawab Jefri.

"Wah selera kamu sekarang yang masih gadis manis anak anak SMA" Goda Niko.

"Aku serius Niko. Tolong cari tau semua nya" Ucap Jefri tegas.

"Ok ok. Paling lambat 3 hari ke depan sekua informasi dia akan siap dimeja kerja kamu" Ucap Niko.

"Ya sudah, aku tunggu hasil nya" Ucap Jefri.

Jefri mematikan ponsel nya. Dia teringat kembali dengan Naila yang memandang keluar jendela tadi malam saat sebelum kejadian memalukan itu.

Jefri melihat tatapan mata Naila yang begitu sedih. Jefri baru menyadari kesedihan Naila setelah mendengar penjelasan Aca tadi.

"Apa yang sebenar nya terjadi pada kamu Naila? Kenapa mata kamu terlihat begitu sesih penuh beban pikiran" Guman Jefri.

Sore hari nya.

Jefri pulang ke rumah nya. Dia tidak menyadari akan kedatangan mamah nya yang sudah berada di dalam rumah nya.

"Mamah" Ucap Jefri terkejut melihat mamah nya duduk di sofa ruang tengah.

"Kapan mamah datang?" Tanya Jefri melepas jaket tebalnya.

"Siapa yang sudah kamu bawa pulang ke rumah ini Jefri?" Tanya Sinta mamah Jefri.

"Apa sih maksud mamah?" Tanya Jefri yang pura pura tidak tau.

"Jangan berlagak kamu Jefri. Apa kamu berkencan dengan muridu sendiri?" Tanya Sinta.

Deg.

Jefri tertusuk dengan pertanyaan Sinta. Dia tidak tau apa yang harus dia jawab sekarang. Dia jiga tidak tau dari manaSinta tau tentang Naila yang ia bawa pulang ke rumah ini.

"Halo pah, mamah ada di rumah Jefri sekarang. Tolong papah sekarang ke sini " Ucap Sinta yang menelfon Angga papah Jefri.

"Ada apa mah? Kenapa papah harus ke rumah Jefri?" Tanya Angga papah Jefri.

"Pokok nya datang saja ke sini. SEKARANG " Ucap Sinta tegas.

"Ok ok papah ke sana sekarang" Jawab Angga.

Sinta terus menatap tajam pada Jefri. Dia ingin mendengar semua penjelasan Jefri mengenai gadis yang ia bawa pulang ke rumah nya.

"Jangan menatap ku seperti itu mah" Ucap Jefri.

"Bukan urusan kamu" Ucap Sint tegas.

"Aku akan bicarakan semua nya. Tapi nanti setelah papah datang" Jawab Jefri.

"Bagus jika kamu mau bicara. Jika tidak mungkin mamah bisa mencari tau kebenaran nya sandiri " Ucap Sinta.

Jefri tidak mengelak lagi karena yang dikatakan Sinta memang benar adanya. Dia tidak akan bisa lepas dari mamah nya yang super kaya itu.

Sinta lahir dari keluar terkaya di kota itu. Di tambah dengan Angga sang suami yang juga pebisnis hebat yang sudah mencapai kekayaan terbanyak di negara itu.

Jefri adalah anak satu satu nya yang mereka miliki. Namu karena kecintaan nya dengan pelajaran. Dia memilih menjadi guru dari pada pebisnis seperti kedua orang tua nya.

Dia lebih memilih hidup sederhana dengan usaha nya sandiri dan kedua orang tua nya pun mendukung besar dengan pilihan jefri.

Kedua orang tua Jefrimemang menanamkan rasa kemandirian dan tanggung jawab yang besar pada Jefri sejak kecil. Jefri sejak kecil jika menginginkan sesuatu harus berusaha sendiri lebih dulu baru setelah itu orang tua nya akan menuruti kemaua Jefri.

# selamat membaca

# terima kasih banyak

😊😊😊🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!