NovelToon NovelToon

Takdir Setelah Perpisahan

Pembicaraan hari itu

Mobil terus melaju hingga sampai di perusahaan Alexander. Jantung Naina mulai berdegup dengan kencang saat Daniel memberhentikan mobil tepat di depan lobbi perusahaan.

"Daniel... kenapa kau tidak langsung memarkirkan mobilmu di parkiran saja?" Tanya Naina dengan gugup.

Daniel tersenyum. Ia sungguh dibuat gemas melihat ekspresi istrinya yang gugup saat ini. "Aku memang sengaja memberhentikan mobilku di sini." Balas Daniel.

"Tapi..." Naina semakin gugup saat melihat beberapa karyawan kini tengah menatap ke mobil Daniel.

"Semua akan baik-baik saja. Ayo turun." Ucapnya meyakinkan. Tangannya pun terulur mengelus kepala Naina.

Naina tersenyum lalu mengangguk. Kemudian mengikuti perkataan Daniel untuk turun dari dalam mobilnya. Dan benar saja, saat baru saja keluar dari dalam mobil Daniel kini tatapan karyawan yang ingin masuk ke dalam lobby tertuju ke arahnya dengan tatapan terkejut.

"Ayo masuk." Daniel menggenggam lembut tangan Naina kerena merasa istrinya itu sangat gugup.

Naina mengangguk lalu melangkah beriringan dengan Daniel dengan kepala tertunduk.

"Kau ingin kemana?" Tanya Daniel saat Naina hendak berjalan ke arah lift khusus karyawan.

"Aku ingin masuk ke dalam lift." Balas Naina.

"Ikut denganku." Titah Daniel menunjuk lift khusus untuk dirinya.

Naina dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Jangan memaksaku. Aku ingin masuk ke lift khusus karyawan. Jangan membuatku terlihat berbeda di antara mereka." Tutur Naina."

Daniel menghela nafas lalu mengangguk paham. "Pergilah. Sampai bertemu nanti sore." Balas Daniel.

"Iya." Naina pun buru-buru melangkah masuk ke dalam lift karyawan yang sudah terbuka.

Dia sungguh menggemaskan. Ucap Daniel dalam hati.

*

Seharian di perusahaan Naina lewati dengan perasaan tidak tenang. Bagaimana tidak, kemana pun ia melangkah telinganya selalu menangkap bisikan para karyawan wanita tengah membicarakan tentang dirinya dan Daniel yang berangkat bersama tadi pagi.

Tak sedikit pula telinganya mendengar hal kurang mengenakkan tentang dirinya yang dibilang perebut tunangan Queen. Naina hanya bisa menghela nafas panjang berusaha menguatkan hatinya. Lagi pula ucapan mereka tak sepenuhnya salah karena ia menikah dengan Daniel tak lama setelah Daniel memutuskan hubungannya dengan Queen, wajar saja mereka berpendapat seperti itu kepadanya walau mereka tidak tahu kejadian yang sebenarnya.

"Kenapa wajahmu lemas seperti itu?" Tanya Daniel saat Naina baru saja masuk ke dalam mobilnya.

"Aku tidak apa-apa." Naina berusaha menampilkan senyumannya. Daniel tidak percaya begitu saja dengan ucapannya. Karena ia yakin istrinya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Naina, aku baru saja menelfon Ibu dan Ibu mengatakan jika Ayah dan Ibu saat ini tengah membawa Zel pergi ke acara lamaran anak dari teman Ayah. Dan kemungkinan mereka baru pulang pukul delapan malam." Ucap Daniel saat mobilnya telah memasuki jalan raya.

Naina menolehkan wajahnya pada Daniel. "Lalu bagaimana? Apa kita langsung ke rumah Ibu saja dan menunggu kepulangan Ibu dan Ayah di rumah?" Tanya Naina.

Daniel dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Aku ingin membawamu ke suatu tempat sebelum menjemput Zel di rumah Ayah dan Ibu." Balas Daniel dengan tersenyum penuh arti.

Kening Naina mengkerut. "Kau ingin membawaku kemana?" Tanyanya bingung.

"Lihat saja nanti." Balas Daniel seraya tersenyum lebar. Entah mengapa melihat senyuman Daniel membuat Naina menebak suaminya itu tengah merencanakan sesuatu untuknya.

"Daniel, kenapa kau membawaku ke sini?" Tanya Naina menatap bangunan hotel di depannya.

***

Lanjut? Berikan vote, komen, like dan hadiahnya dulu yuk.

Sambil menunggu TSP update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Bukan Sekedar Menikahi🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.

Alasan membawamu

"Ayo keluar." Ajak Daniel dengan lembut tanpa membalas ucapan Naina.

"Tapi..." Naina meragu. Walau sangat ingin mendapatkan penjelasan dari suaminya namun Naina akhirnya memilih untuk mengikuti ucapan suaminya.

Segala pertanyaan yang sejak tadi bersarang di benaknya semakin bertambah saat Daniel menerima kunci kamar hotel dari pihak resepsionis. "Daniel, apa kau mau menginap di sini?" Tanya Naina.

"Tidak." Balas Daniel sambil terus melangkah sambil menggenggam tangan Naina.

"Jadi untuk apa kau membawaku kemari?" Tanya Naina lagi.

"Aku akan menjawabnya saat kita sudah sampai di dalam kamar." Balas Daniel sedikit pelan.

"Huh, baiklah." Naina memilih tak lagi bertanya dan mengikuti langkah suaminya. Saat sudah berada di depan pintu kamar hotel degup jantung Naina tiba-tiba bekerja begitu cepat. Entah mengapa kini pemikirannya berkeliaran kemana-mana.

"Ayo masuk." Tangan Daniel dengan lembut menggenggam tangan Naina dan menuntunnya masuk ke dalam kamar.

"Daniel, jadi untuk apa kita datang kemari?" Naina berusaha menampilkan wajah biasa saja di sela kegugupannya.

"Untuk menghilangkan rasa rinduku selama ini kepadamu." Lirih Daniel lalu dengan perlahan membalikkan tubuh Naina hingga kini ia dapat melihat jelas wajah cantik istrinya.

"Menghilangkan rasa rindumu?" Kening Naina mengkerut.

Daniel mengangguk. Sebelah tangannya mulai bekerja meraih pinggang Naina hingga mengikis jarak di antara mereka. "Aku sangat merindukanmu selama ini, Naina." Tangan Daniel membelai lembut wajah Naina.

Naina dibuat tertegun. Ia tatap kedua bola mata Daniel yang menunjukkan jika Daniel bicara jujur saat ini.

"Apa kau tahu selama ini aku begitu merindukanmu semenjak kehilangannmu waktu itu?" Wajah Daniel berubah sendu. "Tiap hari aku selalu menyangkal hatiku bahwa aku tidak merindukanmu namun saat ini aku tidak bisa lagi membohongi hatiku bahwa aku benar-benar merindukanmu di setiap waktu." Daniel membenamkan tubuh mungil Naina yang jauh lebih pendek darinya hingga terbenam di dada bidangnya.

"Daniel..." Naina membalas pelukan Daniel. Seperti yang Daniel katakan, ia pun turut merindukannya. Namun rasa sakit hatinya mengalahkan segalanya.

"Maafkan sikapku yang tidak pantas kepadamu, Naina. Aku sungguh menyesal." Lirih Daniel.

Naina menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak ingin membahasnya. Biarkanlah luka itu terkubur di masa lalu. Saat ini aku hanya ingin hidup untuk di masa depan." Balas Naina.

Daniel mengeratkan pelukannya. Ia cium kening Naina cukup lama untuk menyalurkan rasa kasih sayangnya. "Terimakasih atas kebaikan hatimu." Ucap Daniel yang diangguki Naina sebagai jawaban. Daniel pun melerai pelukannya.

"Apa kau mengajakku ke sini hanya untuk berbicara ini saja?" Tanya Naina dengan wajah polosnya.

Daniel menggeleng. "Tentu saja aku memiliki tujuan lain." Balasnya dengan senyuman yang sudah berubah menyeringai.

"Tujuan lain apa?" Tanya Naina. Tubuh Naina semakin gugup karena Daniel mulai mendekatkan wajahnya.

"Tujuan lain untuk menghilangkan rasa rinduku yang lainnya." Balas Daniel lalu tanpa aba-aba memberikan ciuman lembut di bibir Naina.

Naina menatap kedua kelopak mata Daniel yang perlahan tertutup. Ia dapat melihat apa yang diinginkan suaminya saat ini. Tanpa ragu ia pun membalas ciuman Daniel walau sedikit kaku.

Daniel tersenyum mendapatkan balasan dari Naina. Ia pun dapat merasakan jika Naina tidak mau menolak keinginannya saat ini. Cukup lama Daniel dan Naina terlibat dalam ciuman lembut hingga akhirnya Daniel melepas pangutannya. "Naina... bolehkah aku meminta hakku saat ini? Aku sungguh tidak bisa lagi menahannya?" Tanya Daniel dengan suara serak.

***

Lanjut? Berikan vote, komen, like dan hadiahnya dulu yuk.

Sambil menunggu TSP update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Bukan Sekedar Menikahi🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.

Aku juga mencintaimu

"A-aku..." Naina tergagap.

"Jika kau tidak mengizinkannya tidak masalah." Daniel perlahan menjauhkan tubuhnya namun Naina dengan sigap masuk kembali ke dalam dekapannya.

"Aku mengizinkannya. Hati dan tubuhku adalah milikmu." Ucap Naina dengan pelan namun Daniel masih dapat mendengarkannya.

"Terimaksih Sayang." Daniel menanamkan ciuman singkat di kening Naina lalu tanpa aba-aba menggendong tubuh Naina. Kedua tangan Naina pun refleks memeluk leher Daniel saat Daniel mulai berjalan membawanya ke arah ranjang.

Dengan hati-hati Daniel membaringkan tubuh Naina di atas ranjang. Ia tatap begitu lama wajah Naina yang saat ini memerah menahan malu. "Kau sangat cantik." Daniel perlahan mendekatkan wajahnya lalu mencium lembut bibir Naina.

Naina turut membalas apa yang Daniel lakukan kepadanya. Ciuman yang awalnya lembut itu berubah memanas saat Daniel mulai mengabsen setiap inci yang ada di rongga mulut Naina. Tangan Daniel pun tak tinggal diam menjamah tubuh Naina hingga membuat Naina menggeliat tidak karuan.

Dan entah sejak kapan pakaian kerja yang tadi membungkus tubuh Naina sudah tergeletak begitu saja di atas lantai begitu pun dengan pakaian Daniel. Wajah Naina semakin memerah saat ia melihat dengan jelas tubuh polos suaminya untuk pertama kalinya setelah mereka menikah. Pun dengan Daniel. Mata pria itu tak henti menatap setiap inci tubuh istrinya yang tidak berubah walau sudah melahirkan putrinya ke dunia.

"Tubuhmu sangat indah." Lirih Daniel dengan nafas yang sudah tidak beraturan lalu kembali mengulang ciuman panas mereka. "Bolehkah?" Tanya Daniel dengan serah menahan has-ratnya yang sudah naik ke ubun-ubun.

Naina dengan cepat mengangguk sebagai jawaban. Sungguh ia sudah tidak bisa menahan tubuhnya untuk disentuh oleh suaminya itu. Mendapat anggukan dari Naina membuat senyuman lebar terbit di wajah tampan Daniel. Dengan penuh kelembutan dan kehati-hatian ia pun memulai kegiatan panas mereka malam itu.

*

Tiga jam sudah pergulatan panas mereka berlangsung hingga akhirnya Daniel pun tumbang di atas tubuh Naina. Nafas keduanya terdengar tersengal di akhir percintaan mereka. Daniel mendekap erat tubuh polos istrinya sesaat sebelum merebahkan tubuhnya di samping tubuh Naina.

"Terimakasih Sayang... aku sangat mencintaimu." Ucap Daniel menatap kedua bola mata Naina yang kini berkaca-kaca.

"Ka-kau mencintaiku?" Tanya Naina.

Daniel mengangguk lalu membawa tubuh polos Naina ke dalam dekapannya. "Aku sungguh mencintaimu. Dulu, sekarang dan selamanya." Balasnya lalu menanamkan ciuman di kening Naina.

"Daniel..." Naina meneteskan air matanya mendengar kata cinta dari pria yang sangat dicintainya untuk pertama kalinya. "Terimakasih telah mau mencintaiku." Ucapnya semakin mengeratkan pelukan di tubuh Daniel.

"Tidak. Harusnya aku yang mengucapkan terimakasih kepadamu." Tanga Daniel membelai lembut rambut Naina lalu mengelap sisa keringat di pelipis Naina dengan jari jempolnya. "Apakah kau juga mencintaiku?" Tanya Daniel menatap dalam kedua bola mata Naina.

Naina perlahan mengangguk. "Aku juga mencintaimu suamiku." Balas Naina seraya tersenyum malu.

"Apa?" Daniel tak dapat menahan rasa bahagianya. Ia pun menyalurkan kebahagiaanya dengan memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah Naina. "Terimakasih atas cintamu, Sayang. Aku tidak akan lagi menyia-nyiakan dirimu." Ucap Daniel dengan tulus.

Naina tersenyum. Mereka pun kembali berpelukan begitu erat hingga kulit mereka saling bersentuhan. Merasakan hangat kulit tubuh istrinya membuat gairah Daniel yang sudah surut pun kembali bangkit.

"Bolehkah aku mengulangnya kembali?" Tanya Daniel penuh harap.

Naina menggeleng hingga membuat wajah Daniel lesu seketika. "Karena kita harus menjemput Zeline." Jelas Naina sambil mengarahkan pandangan pada jam di dinding.

***

Lanjut? Berikan vote, komen, like dan hadiahnya dulu yuk.

Sambil menunggu TSP update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Bukan Sekedar Menikahi🖤

Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!