Malam itu, langit nampak muram tanpa sinar rembulan dan bintang yang bertaburan menghiasai angkasa. Hanya rintik hujan yang membasahi bumi. Namun, seiring malam yang semakin larut, intensitasnya semakin bertambah deras mengguyur sebuah pulau yang terkenal dengan budaya lokalnya yang kental dan pemandangannya yang indah dan terkesan romantis.
Nampak sepasang muda mudi sedang memapah seorang lelaki yang seusianya. Pasangan muda-mudi itu terlihat celingukan seperti sedang bermain petak umpet dengan temannya. Sementara lelaki yang mereka apit, sepertinya sudah tidak sadarkan diri.
"Monik cepat, sebelum Abi melihat kita!" suruh Adrian Wisesa, sepupu dari lelaki yang sedang dia papah.
"Iya, tapi kamu tahu sendiri, badan Kendra padat dan berisi. Meskipun badannya tidak besar tapi ototnya tercetak jelas," elak Monika Forester seorang artis layar lebar yang merupakan tunangan lelaki yang sedang tidak sadarkan diri itu.
"Sudah tidak usah memujinya! Kamu tahu sendiri kan kalau badanku lebih bagus dari dia?" Adrian selalu tidak suka saat mendengar ada orang yang selalu memuji sepupunya. Padahal selama ini, dia selalu berusaha merebut semua perhatian keluarga. Namun tetap saja pesona Kendra tidak bisa dia kalahkan.
"Iya, Sayang! Masih saja cemburu sama dia." Monika memanyunkan bibirnya tidak suka.
"Monik, jangan menggodaku! Kalau tidak ingin rencana kita gagal," tegur Adrian pada kekasihnya.
Ya ampun pacarku ini selalu saja bersikap dominan padaku, tapi aku suka. Tidak seperti cowok ini, yang mudah sekali aku bodohi. Sampai-sampai saat mau mati pun tidak menyadari kalau aku hanya memanfaatkan kekayaannya saja, batin Monika.
Sementara lelaki tampan yang sedang tidak sadarkan diri adalah Kendra Argantara. Pewaris tunggal Perusahaan besar Argantara Group. Namun di usianya yang sudah 28 tahun, dia masih berstatus sebagai mahasiswa abadi fakultas tehnik jurusan arsitektur. Bukannya dia tidak bisa mengerjakan tiap tugas yang diberikan oleh dosen padanya. Hanya saja waktunya selalu tersita untuk memenuhi keinginan wanita yang dia cintai. Wanita yang berstatus sebagai tunangannya, sekaligus wanita yang mengharapkan kematiannya. Karena sebenarnya wanita itu tidak pernah mencintai Kendra. Dia mendekati jika ada hal yang diinginkannya dari Kendra.
Dengan tergesa Adrian dan Monika memasukkan Kendra ke dalam mobil milik lelaki itu, kemudian Adrian yang membawa Kendra, sedangkan Monika memakai mobilnya sendiri. Meskipun hujan deras tak menjadi halangan untuk dua orang yang sudah merencanakan dengan matang kematian si lelaki yang tak berdaya itu. Adrian hanya tersenyum remeh setiap kali melihat ke arah sepupunya yang dia dudukkan di kursi samping pengemudi. Dia teringat bagaimana dengan mudahnya mengelabui Kendra dan sahabatnya tadi.
Flashback on
Monika yang film layar lebarnya sukses menyedot perhatian masyarakat, membuat gadis berusia 27 tahun itu begitu bahagia. Untuk merayakan kesuksesannya, dia mengajak tunangannya untuk berlibur. Tentu saja Adrian pasti dia ajak juga. Karena setiap Monika bersama Kendra, Andrian yang akan menjadi bodyguard-nya.
Namun, ternyata Adrian yang merasa jenuh selalu menjadi orang ketiga, dia pun mencari cara untuk secepatnya menyingkirkan Kendra. Karena selain dia mendapatkan Monika seutuhnya, dia juga yang akan mendapatkan harta warisan milik sepupunya. Tanpa memandang hubungan darah di antara dia dan Kendra, Adrian pun mencampurkan racun yang membuat Kendra berhalusinasi sebelum saraf-saraf ditubuhnya melemah.
"Minumlah Ken, sebagai perayaan atas keberhasilan Monika!" suruh Adrian saat ketiganya sedang berada di klub malam.
"Aku tidak bisa minum minuman seperti ini. Kamu tahu Adrian, kalau aku tidak bisa minum yang beginian." Kendra langsung menolak minuman yang disodorkan oleh Monika.
"Ken, bukannya kamu sayang sama aku? Kenapa kamu tidak ingin merayakan keberhasilan aku?" tanya Monika dengan menulis abstrak di dada Kendra.
"Sayang, aku bisa membelikan kamu rumah mewah atau mobil baru. Tapi jangan memaksa aku meminumnya," tolak Kendra.
"Sudahlah, Ken! Aku tahu kamu hanya berpura-pura mencintai aku. Lihat, Adrian tidak kenapa-napa meminumnya!" Monika mulai merajuk pada Kendra. Karena Monika tahu, setiap kali dia merajuk pasti Kendra akan mengabulkan keinginannya.
"Baiklah sedikit saja ya!" tawar Kendra.
Kendra pun langsung mengambil gelas yang ada di meja. Namun saat gelas itu baru menempel di bibirnya yang sudah dia buka untuk meminum minuman yang ada di gelas, Adrian dengan sigap menahan tengkuk Kendra sedangkan Monika mendorong minuman itu agar secepatnya masuk ke dalam tenggorokan pria yang berstatus sebagai tunangannya. Kendra yang merasa kaget langsung tersedak. Namun saat dia akan bicara, bibirnya seolah sulit untuk digerakkan.
"Ken, kamu tahu minuman itu ada racunnya? Kamu tidak akan bisa bicara kalau aku tidak memberikan penawarannya. Apa kamu ingin, aku beri penawarannya?" tanya Adrian dengan menggoyangkan sebuah botol kecil di depan sepupunya.
Kendra hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Adrian. Dengan sorot mata yang penuh harap, dia pun menengadahkan telapak tangannya meminta botol kecil itu. Namun, Adrian hanya tersenyum kecut menanggapi permintaan sepupunya.
"Kamu bisa mendapatkan penawar ini, asalkan kamu tanda tangani surat pengalihan harta warisan yang kamu miliki padaku." Adrian langsung memberikan selembar kertas yang harus ditandatangani oleh Kendra
Namun, Kendra yang pikirannya belum terganggu oleh racun itu, dia langsung mengambil kertas dan menyobeknya menjadi bagian-bagian kecil. Dia tidak mau memberikan sepeser pun uang yang dia miliki pada sepupu yang berniat jahat padanya.
Seandainya aku harus mati, aku lebih rela harta itu disumbangkan untuk panti sosial atau dibagikan pada semua masyarakat yang hidupnya kurang beruntung, batin Kendra.
Kendra pun langsung tumbang di tempat. Bertepatan dengan kedatangan sahabat Kendra ke tempat itu, sehingga Adrian dan Monika secepatnya memapah dia menuju ke mobil. Mereka tidak mungkin membiarkan aksinya diketahui oleh Abimanyu yang merupakan sahabat sekaligus orang kepercayaan Kendra.
Flashback off
Sesampainya di tebing, Adrian langsung keluar dari mobil setelah dia memindahkan Kendra terlebih dahulu ke kursi pengemudi. Merasa semua sesuai yang direncanakan, kalau kematian Kendra karena kecelakaan, Adrian pun langsung mendorong mobil itu agar jatuh dari tebing yang curam. Dia tersenyum senang melihat sepupunya sudah dia lenyapkan. Tinggal membuat alasan yang tepat agar semua orang percaya kalau kematian Kendra karena kecelakaan.
Monika datang ke tempat itu saat mobil yang Kendra tumpangi sudah jatuh ke laut. Bertepatan dengan suara kilat yang menggelegar membuat semua orang yang mendengarnya merasa kaget dan ketakutan. Adrian dan Monika segera masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh Monika. Secepatnya pasangan yang tidak memiliki hati nurani itu meninggalkan tebing dan menuju ke hotel tempat mereka menginap.
Adrian yang merasa puas karena usahanya berhasil, terus saja tersenyum di balik kemudi. Tak jauh berbeda dengan Adrian, Monika pun merasa terbebas dari lelaki yang selalu menguntitnya sedari dia kecil. Cinta pria malang yang begitu besar pada wanita yang tidak mencintainya, membuat dia harus meregang nyawa di dasar laut.
...~Bersambung~...
Kilatan petir membelah angkasa dengan suaranya yang menggelegar memekakkan telinga. Malam ini langit seolah-olah marah karena ada seorang anak manusia yang mendapatkan ketidakadilan dalam hidupnya. Tubuh yang sudah terkulai lemas, mata yang terpejam rapat, dan jiwa yang sudah terlepas dari raganya, terus tenggelam menuju ke dasar lautan bersama dengan mobil yang ditumpanginya.
Namun, saat raga dan mobil itu baru mencapai beberapa puluh meter di bawah permukaan laut, tiba-tiba mata yang tadinya tertutup rapat kembali terbuka. Ada satu jiwa yang masuk ke dalam raga Kendra. Jiwa yang mendapatkan kesempatan untuk kembali hidup.
"Air? Mobil? Kenapa aku berada di sini? Bukankah aku baru saja kecelakaan bersama dengan Allana? Tapi Lana di mana? Kenapa tidak ada di sampingku."
Aldrich Marchdika, seorang Arsitek muda berbakat yang baru berusia 26 tahun mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali hidup di tubuh Kendra Argantara, setelah dia mengalami kecelakaan mobil. Dia terus mencari keberadaan istrinya, karena berpikir saat kecelakaan mungkin saja mobilnya masuk ke dalam sungai.
"Tidak ada Allana di sini, aku harus segera keluar sebelum mobil ini tenggelam lebih dalam," gumam Dika, panggilan dari Aldrich.
Dia terus berenang menuju ke permukaan laut. Beruntung di kehidupan sebelumnya, dia seorang yang pandai berenang dan menyelam. Namun, saat sudah sampai permukaan laut, ada ombak datang menerjang tebing yang curam sehingga Dika yang tidak memiliki kesiapan akhirnya terseret ombak menuju ke tengah lautan. Hanya dengan sepotong kayu yang mengambang, dia berusaha mencari pertolongan.
Aku tidak menyangka Monik dan Adrian tega melakukan hal keji padaku. Aku harus segera mencari Abimanyu dan mengatakan semua tentang apa yang dilakukan oleh mereka berdua. Aku Kendra Argantara tidak akan membiarkan Adrian mendapatkan apa yang dia inginkan. Pikiran Kendra.
Dika seperti bermimpi saat mendapati pikiran si pemilik tubuh. Dia terus bertanya dalam hatinya dengan apa yang ada di pikirannya. Sampai tanpa sengaja dia melihat pantulan wajahnya di air saat dia sedang mengambang.
"Wajah siapa ini? Kenapa wajahku berubah? Apa mungkin aku masuk ke tubuh orang lain." gumam Dika.
Dia kembali melihat pantulan wajahnya untuk memastikan dengan apa yang dia lihat.
Meskipun awalnya dia tidak percaya, pada akhirnya Dika menyadari kalau sekarang dia berada di dalam tubuh seseorang yang bernama Kendra.
"Aku merasa seperti sedang bermimpi, saat aku memiliki kesempatan untuk terlahir kembali, tetapi harus berada pada tubuh orang yang tenggelam di laut. Mungkinkah aku bisa bertahan dan bertemu lagi dengan Allana?"
"Tuhan, Aku bersyukur bisa hidup kembali. Ku mohon tolonglah hamba yang sedang terombang-ambing di tengah lautan."
"Tuhan, ku mohon satukan kembali aku dengan Allana meskipun sekarang berada di dalam tubuh orang lain tapi aku masih tetap mencintai dia."
"Kenapa hatiku sakit saat mengatakan kata cinta. mungkinkah pemilik tubuh ini terluka hatinya karena cinta? Ah iya bukankah dia meninggal karena konspirasi tunangan dan sepupunya?"
"Baiklah Kendra, kalau sampai aku selamat. Aku pasti akan berusaha mengungkap kejahatan tunangan dan sepupumu. Agar kamu bisa meninggal dengan tenang."
Dika terus larut pikirannya. Sampai berhari-hari dia terombang-ambing di lautan dengan sepotong kayu sebagai penyangganya. Saat dia sedang lapar, maka Dika akan meminum air laut. Begitupun jika dia haus. Sampai akhirnya, terlihat dari jauh sebuah kapal pesiar mendekat ke arahnya. Dengan sisa tenaganya, dia melambaikan tangan untuk meminta pertolongan. Dika yang sudah berhari-hari terapung di lautan akhirnya tidak sadarkan diri.
Seorang awak kapal yang melihat keberadaannya, segera melapor kepada atasannya. Kemudian memberi tahu pada pemilik kapal pesiar kalau ada orang yang sedang membutuhkan pertolongan.
"Permisi, Nona! Ada seseorang di bawah sana yang membutuhkan pertolongan. Sepertinya dia terseret ombak sampai bisa jauh begitu," ucap seorang awak kapal pada putri pemilik kapal pesiar.
"Cepat tolong dia! Aku akan mempersiapkan peralatan dulu," suruh Allana AP Wiratama, selaku putri pemilik kapal.
"Baik, Nona saya permisi!" Awak kapal pun segera menuju ke geledek kapal. Dia menyuruh seseorang untuk menjemput orang yang terapung di tengah lautan dengan memakai sekoci.
Setelah Dika yang berada dalam tubuh Kendra diselamatkan, Allana yang berprofesi sebagai dokter anak segera memeriksa keadaannya. Namun, sepertinya dia sedikit terkejut saat melihat siapa yang telah ditolong oleh awak kapalnya.
Kenapa dia bisa terapung di laut? Bukankah dia penerus Argantara Group? Wajahnya sering sekali masuk infotainment karena dia tunangan artis yang sedang naik daun, batin Allana.
Allana terus memeriksa keadaan Kendra, sampai dia membuka matanya dan berbicara.
"Lana!"
...~Bersambung~...
...Jangan lupa klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih?...
Allana sempat terkaget saat Kendra memanggil namanya. Namun, belum juga hilang kekagetannya, dia semakin kaget saat Kendra memeluk dan mencium bibirnya. Allana yang tersadar dari kekagetannya, dia langsung melepaskan paksa ciuman Kendra.
Plak!
Sebuah tamparan sukses mendarat di pipi laki-laki tampan itu. Kini bukan Allana saja yang kaget dengan apa yang telah terjadi di antara keduanya, melainkan Kendra juga merasa kaget. Dika yang berada dalam tubuh Kendra hanya menatap sendu istri yang dicintainya.
"Kurang ajar sekali kamu! Sudah aku tolong tapi malah berbuat mesum padaku. Kamu tahu,aku ini wanita bersuami," geram Allana.
"Maaf Lana, tadi-tadi aku khilaf," sesal Kendra. "Aku begitu bahagia bisa selamat dan bertemu dengan istriku lagi," lanjutnya.
"Istri? Maksud kamu?" tanya Allana heran.
Aku lupa kalau yang dilihat Allana bukan diriku tetapi lelaki lain yang bernama Kendra. Aku semakin mencintai kamu, Lana. Meskipun aku sudah bukan diriku lagi, tapi kamu masih menyimpan aku di dalam hatimu. Tunggu aku, Lana! Aku pasti akan meluluhkan hatimu. Tidak peduli ragaku seperti apa tapi hati dan jiwaku hanya tertuju padamu, batin Kendra.
"Maksud aku calon istriku," jawab Kendra.
"Sudahlah, kali ini aku maafkan! Tapi tidak lain kali. Beristirahatlah, setelah menepi awak kapal aku akan membawa kamu ke rumah sakit untuk pemeriksaan lengkap," ucap Allana kemudian berlalu pergi.
Aku tahu, kamu sebenarnya orang baik. Meskipun, terkadang kamu menampilkan sikap judes dan dingin pada orang lain. Tapi rasa kemanusiaan kamu begitu tinggi, batin Kendra.
Kendra pun kembali tertidur karena efek obat dan rasa lelah yang mendera setelah beberapa hari terapung di lautan. Sementara Allana, dia langsung menyender di balik pintu kamarnya. Dia sungguh tidak percaya, pelukan dan ciuman Kendra mengingatkannya pada almarhum suaminya.
Dika, aku merindukanmu. Anak kita juga merindukanmu, batin Allana
Dia terus mengelus perutnya yang masih rata karena kehamilannya baru memasuki minggu ke enam. Dia sengaja naik kapal pesiar untuk menenangkan pikiran, setelah menghadiri acara tujuh hari kematian suaminya. Namun, siapa sangka ternyata dia bertemu dengan Kendra dan mendapatkan pelukan juga ciuman dari lelaki yang baru dia temukan di lautan.
Dua jam kemudian, kapal pesiar yang Allana tumpangi sengaja menepi di pelabuhan terdekat. Dengan sigap, awak kapal membawa Kendra ke rumah sakit. Allana sengaja menyuruh salah satu pengawalnya untuk menjaga Kendra, sementara dia melanjutkan kembali perjalanannya.
...***...
Tiga hari sudah Kendra dirawat di rumah sakit. Keadaannya kini sudah semakin membaik. Wajah yang tadinya pucat pasi kini sudah terlihat segar kembali. Dokter pun sudah mengijinkannya untuk pulang ke rumah. Namun, sepertinya Kendra masih ragu untuk kembali pulang. Dia khawatir, sepupunya akan merencanakan lagi hal buruk padanya. Dia pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang yang diingatnya sebagai orang yang paling bisa dipercaya.
Lebih baik aku menghubungi Abimanyu. Dalam memorinya, Abimanyu adalah sahabat dan orang kepercayaan Kendra. Mungkin untuk sementara, aku akan ikut dengan pengawal ini menuju ke ibu kota.
"Mas, bisa minta tolong?" tanya Kendra.
"Ada apa, Mas?" tanya pengawal.
"Boleh pinjam ponselnya sebentar? Aku akan menghubungi sahabatku untuk menjemput ke mari." Kendra langsung meminta ijin untuk meminjam ponsel pengawal itu.
"Silakan, Mas!" Pengawal itu pun memberikan ponselnya pada Kendra.
Dika yang berada dalam tubuh Kendra langsung memasukkan nomor ponsel sahabatnya yang ada di ingatan Kendra. Setelah dua kali menghubungi namun tidak diangkat juga, akhirnya untuk yang ketiga kalinya barulah diangkat oleh Abimanyu. Tanpa menyia-nyiakan waktu yang ada, Kendra pun segera berbicara pada sahabatnya.
"Hallo Abi, aku Kendra. Bisakah menjemput aku di rumah sakit Harapan?" tanya Kendra saat panggilan teleponnya sudah tersambung.
"Rumah sakit Harapan mana, Ken? Aku mencari ke sana ke mari tapi tidak menemukan kamu juga," tanya Abimanyu.
"Aku berada di kota S, nanti aku jelaskan. Sekarang cepat jemput saja dulu!" suruh Kendra.
"Oke, aku ke sana sekarang. Cepat share located!" Abimanyu pun langsung menutup panggilan telepon dari sahabatnya.
Setelah mendapatkan lokasi dimana Kendra berada, dia pun segera bersiap untuk menjemput sahabatnya. Jarak yang begitu jauh antara Ibu kota dan kota S, membuat Abimanyu memutuskan untuk menggunakan helikopter.
Kendra dengan sabar menunggu kedatangan sahabatnya. Meskipun sebenarnya dia sangat ingin terus bersama dengan Allana, tetapi dia berpikir kalau keadaannya sekarang kurang aman untuk Allana. Karena ada seseorang yang mengharapkan kematian seorang Kendra Argantara.
"Mas, tolong sampaikan pada Nona Allana, terima kasih banyak. Aku akan menemuinya lagi nanti," ucap Kendra.
"Baik Mas," sahut pengawal itu.
Saat keduanya sedang asyik berbincang seraya menunggu kedatangan Abi, nampak ada seorang lelaki dengan lesung pipi di pipi kirinya berlari dengan tergesa. Sampai-sampai dia masuk bagitu saja ke ruangan Kendra tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ken, bagiamana keadaan kamu?" tanya Abimanyu dengan membolak-balikkan badan sahabatnya.
"Aku baik Abi, duduklah! Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."
...~Bersambung~...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!