"Mbak cantik boleh kenalan tidak," tanya seorang remaja dengan gaya genitnya.
"Maaf anda berbicara dengan saya" tunjuk Keysha pada dirinya.
"Iya lah mbak, memang mau sama siapa lagi kan di sini yang paling cantik mbak," ucapnya gombal.
"Oh kirain kamu berbicara sama nenek itu," tunjuk Keysha kearah nenek yang sedang duduk.
Mendengar ucapan dari Keysha membuat Daniel kesal.
'Masa aku suka nenek-nenek,' batin Daniel kesal.
'Memang tampang ku yang tampan ini tidak membuat Mbak cantik ini tertarik ya,' pikir Daniel penasaran.
Baru kali ini Daniel di abaikan seorang wanita biasanya wanita selalu berebut ingin menjadi pacarnya tetapi, Daniel engan merespon karena Daniel tidak tertarik dengan mereka.
Belum ada yang membuat detak jantungnya berdebar kencang.
Berbeda dengan wanita cantik di depannya membuatnya enggan memalingkan mukanya.
Daniel jatuh cinta pada pandangan pertama.
Wanita di depannya bersikap acuh tidak mau menanggapi rayuan maupun pertanyaannya tetapi Daniel tak patah semangat.
"Cuma mbak yang paling cantik di mataku," ucap nya penuh rayuan.
Keysha memutar bola matanya malas menanggapi ocehan bocah remaja itu, tak mau ambil pusing akhirnya Keysha memilih menjauh dari bocah itu.
Matahari mulai bersinar terik menusuk kulitnya, Keysha memandang ke arah jam nya ternyata sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Andai ban motornya tidak bocor pasti dia tidak akan terjebak di halte bus ini.
Keysha memandang remaja itu dari atas sampai bawah, baju seragam putih abu-abu itu menandakan kalau remaja tersebut masih sekolah.
Meskipun masih sekolah tetapi tubuh remaja itu tinggi dengan kulit putih bersih dan wajah menawan.
Siapapun yang melihatnya akan mengira bocah itu sudah kuliah.
Wajahnya yang tampan pasti membuat wanita terpesona.
Melihat wanita cantik itu memandangnya dari atas ke bawah membuat remaja itu tersenyum.
"Naksir mbak?" tanyanya dengan gaya narsis penuh percaya diri.
Mendengar itu Keysha melotot kaget tetapi begitu mengemaskan di mata remaja tersebut.
Keysha mundur menjauhi remaja itu, dia tidak mau terlibat urusan sama bocah SMA.
Suasana di halte bus nampak sepi hanya ada seorang nenek dan pria paru baya.
Karena tidak di respon remaja itu berbicara lagi.
"Mbak cantik-cantik tidak dengar ya di tanya malah menjauh," kata bocah remaja itu mencebik kan bibir nya.
Keysha hanya mendengus kesal.
"Mbak boleh kenalan tidak? kenalin namaku Daniel, aku masih jomblo mbak kali aja mbak mau jadi pacarku," ucapnya dengan percaya diri.
"Tidak dan maaf saya tidak tanya," jawab Keysha mencoba sopan lalu memalingkan wajahnya.
Ingin rasanya Keysha pergi dari tempat itu, niatnya ingin berangkat kerja menunggu bus tetapi Keysha harus berhadapan dengan bocah ingusan yang bawel dan banyak bicara dan tingkat percaya dirinya tinggi.
Keysha semakin kesal karena cuaca tidak mendukung karena langit tiba-tiba berubah menjadi gelap menurun kan rintik hujan.
Ingin rasanya Keysha menangis, sudah dipastikan dia akan terlambat masuk kerja.
"Mbak sini biar tidak basah," ajak Daniel.
Dengan terpaksa Keysha mendekati halte bus merapatkan tubuhnya agar tidak terkena air hujan.
Beruntung Keysha tidak sendiri ada seorang nenek yang di temani putranya.
"Mbak wangi banget jadi pengen dekat terus," kata Daniel tersenyum mengedipkan matanya.
"Bisa diam tidak," balas Keysha kesal sedangkan remaja itu malah tersenyum membuat Keysha heran.
"Mbak suaranya merdu," kata Daniel membuat Keysha menganga tak percaya kalau ada makhluk menyebalkan seperti Daniel.
Ingin rasanya Keysha bersembunyi di lubang semut agar tidak bertemu remaja tengil ini lagi.
"Hei bocah sudah jam delapan lebih kenapa belum berangkat sekolah kamu bolos ya," ucap Keysha dengan tatapan menyelidik.
"Mbak perhatiin aku sampai segitunya, jadi makin suka aku mbak," balasnya malu-malu.
Keysha menepuk keningnya pusing dengan tingkah remaja itu, Keysha berharap bus segera datang.
Keysha mengabaikan Daniel yang melihatnya dengan tatapan berbinar.
Keysha berkali-kali melihat jam takut dirinya terlambat masuk kantor.
"Mbak kerja apa kuliah?" tanya Daniel.
"Kerja," jawab Keysha singkat malas berdebat dengan nya.
"Oh kirain masih kuliah abis mbak imut dan cantik," ucap Daniel.
"Mbak sudah punya pacar atau jomblo?" tanya Daniel penasaran.
"Bisa diam tidak," ucap ketua Keysha.
"Mbak cantik-cantik galak," balas Daniel dengan muka di buat seimut mungkin siapapun yang melihatnya pasti terpesona.
Berbeda dengan Keysha engan merespon lebih memilih berdiam diri.
Akhirnya bus datang membuat Keysha bernapas lega.
Tanpa menunggu yang lain masuk Keysha lebih dulu melangkah masih untuk menghindari bocah ingusan tadi.
Keysha memilih duduk di dekat jendela tetapi tanpa di duga, remaja itu duduk di samping Keysha membuatnya hanya bisa pasrah dan berdoa dalam hati supaya dia cepat sampai ke tempat tujuan.
Suasana di dalam bus terlihat cukup ramai.
Daniel tersenyum manis memandang wajah cantik Keysha, Daniel jatuh cinta pada pandangan pertama meskipun terpaut jauh usia mereka Daniel tidak perduli.
Lama-kelamaan Keysha merasa kesal karena Daniel memperhatikannya terus, untuk menghilangkan kejenuhan Keysha membuka headphone nya mengirim pesan singkat kepada temannya.
"Mbak boleh tidak minta no hp nya," tanya Daniel berbinar ingin segera mendengar jawaban Keysha.
"Tidak," jawab Keysha singkat.
Membuat Daniel kecewa, tetapi dia tidak akan gentar mengejar cinta Mbak cantik di depannya meskipun perbedaan umur mereka.
Lima belas menit berlalu.
Bus tampak berhenti di dekat sekolah.
Keysha heran kenapa remaja itu tidak turun karena Keysha dapat melihat nama sekolah di seragam yang di pakainya.
"Bocah kamu tidak turun?" tanya Keysha.
"Tidak aku mau mengantar calon istriku ke kantor dulu," jawabnya enteng.
"Siapa calon istri kamu," tanya Keysha.
"Mbak mau kan jadi calon istriku," ucapnya dengan mengedipkan mata membuat Keysha bergidik ngeri.
"Ha." Keysha bengong mendengar ucapan Daniel.
Keysha tidak pernah berfikir menikah dengan brondong karena Keysha ingin mengejar karir dan menikah dengan pria yang lebih dewasa dari nya.
Apalagi berfikir menikah dengan ABG labil seperti di samping nya, mau jadi apa nanti rumah tangga nya.
"Bocah sekolah yang benar, masih kecil sudah mikir cari istri," ucap Keysha kesal.
"Turun sana sekolah yang rajin," ucap Keysha mendorong remaja itu dari tempat duduknya.
"Santai mbak," balas Daniel.
"Iya mbak aku sekolah yang rajin nanti setelah lulus aku lamar ya mbak," kata Daniel berlari menuju pintu bus tak lupa tangan nya membentuk tanda love .
"Mbak I Love You,"
Keysha hanya mendengus kesal karena gara-gara bocah tengil itu dia merasa malu karena beberapa penumpang memandang nya, ada pula yang berbisik membuat Keysha risih.
"Semoga tidak bertemu lagi dengan bocah tengil tadi buat pusing saja," ucap Keysha dengan suara kecil.
Bersambung....
Daniel mengembangkan senyumnya tak kala turun dari bus.
Sungguh Daniel pikir hari ini adalah hari terburuknya karena motor kesayangannya sedang berada di bengkel untuk servis secara rutin, ternyata pemikiran nya salah.
Daniel menandai hari ini dengan hari terbaik dalam hidup yang pernah dia rasakan, hari dimana dia jatuh cinta. Ya jatuh cinta untuk pertama kalinya apalagi yang membuatnya heran adalah jatuh cinta dengan wanita yang lebih dewasa dari umurnya, wanita galak, jutek yang tak tergoda rayuan mautnya.
Daniel tak henti-hentinya mengembangkan senyumnya.
Daniel melewati lapangan sekolah di kejutkan dengan tepukan di bahunya. Daniel refleks menoleh berdecak sebal melihat wajah Jefri cengengesan.
"Ngapain sih bikin kaget saja," kata Daniel dengan ketus.
"Eit gitu aja marah, santai bos," ucap Jefri santai.
"Kenapa senyum-senyum bos?" kata Yudha penasaran.
"Kepo," jawab Daniel ketus.
"Berhubung aku lagi senang nanti kalian berdua ku traktir deh di kantin," kata Daniel berlalu menuju ruang kelasnya.
"Yes." Suara sorak girang dari kedua sahabatnya.
"Bos tunggu," kata Yudha berlari menyusul Daniel.
"Kebiasaan selalu saja di tinggal," grutu Yudha menyusul mereka berdua.
"Ngapain sih cepat-cepat, kan tidak ada pelajaran," kata Yudha berdecak kesal.
Mau tak mau Yudha mengikuti Daniel dan Jefri menuju ruang kelas.
****
Berbeda dengan Keysha.....
Keysha turun dari bus sambil melirik pergelangan tangan nya, menyadari dirinya terlambat Keysha berlari menuju kantornya.
Keysha mengatur nafasnya terengah-engah karena berlari dari halte bus cukup membuatnya kelelahan.
Keysha berlari menuju ruangannya, sesampainya di ruangan Keysha dikejutkan dengan kehadiran Pak Rico manager pemasaran atasannya.
"Kenapa kamu bisa terlambat nona Keysha," tanyanya penuh penekanan sambil memiringkan tubuhnya mendekati Keysha.
Sontak hal itu membuat Keysha risih.
Apalagi jarak mereka begitu dekat membuat Keysha menahan nafas, dengan cepat Keysha mundur beberapa langkah.
"Maaf pak tadi ban motor saya pecah jadi saya harus naik bus," jawab Keysha dengan jujur.
"Saya maafkan kesalahan pertama kamu tetapi tidak untuk kesalahan selanjutnya," kata pak Rico tegas membuat Keysha melotot tak percaya.
Gleekkk
Rico mendekati Keysha dan berbisik di telinga Keysha.
"Ingat itu nona Keysha jadi jangan pernah terlambat sekali lagi," kata Pak Rico penuh ancaman membuat nyali Keysha menciut.
Apalagi kata-kata Pak Rico membuat bulu kuduk Keysha merinding, jarak mereka terlalu dekat membuat Keysha tidak nyaman. Keysha mundur beberapa langkah dengan hormat pamit ke meja kerjanya.
"Nanti siang temani saya makan, tidak ada penolakan," Teriak Pak Rico tegas meninggalkan ruang kerja Keysha.
Baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya, suara Pak Rico bagai Guntur di siang hari.
Glekkk
Mau tak mau Keysha hanya bisa pasrah mengangguk mendengar perintah pak Rico meskipun batinnya menjerit.
'Sial banget sih hari ini sudah apes ban motor pecah, di rayu bocil, eh sekarang ketemu pak Rico yang sedingin es,' grutu Keysha setelah pak Rico meninggalkan ruangannya.
Keysha akhirnya memulai bekerja melanjutkan pekerjaannya yang kemarin belum selesai dia kerjakan.
*****
Meninggalkan Keysha yang mengerut karena kesal, berbeda dengan Daniel dia sedang asyik nongkrong karena tidak ada jam pelajaran, maklum saja selesai ujian nasional biasanya sekolah akan meliburkan siswanya atau mengadakan class meeting.
Acara itu sering di tunggu-tunggu para siswa, mereka biasanya mengadakan lomba seper sepak bola, basket dan lainnya. Acara ini merupakan ajang untuk saling mendekatkan diri antara para siswa maupun siswi antar sekolah, sebagai penghibur serta memelihara sportifitas.
Daniel mengurungkan niatnya masuk kelas lebih memilih nongkrong di kantin sambil mentraktir dua sahabat nya.
Sesampainya di sana mereka sudah memesan bakso.
"Ayo Yud makan kita makan sepuasnya mumpung ada yang lagi bahagia jadi kita kecipratan ikut senang juga," kata Jefri sambil mengunyah makanannya.
"Ayo kita tambah lagi," saran Yudha mendapat anggukan dari Jefri.
Kedua sahabatnya itu kompak memesan beberapa mangkuk bakso, sedangkan Daniel hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan gokil kedua orang itu.
"Berisik kalian," kata Daniel pusing mendengar ocehan dua sahabat nya itu.
"Maaf bos," jawab Jefri dengan senyum cengengesan.
"Mumpung ada gratisan bos," jawab Yudha ikut angkat bicara.
"Jangan bicara terus cepat habiskan, kalau kalian masih bicara terus ku tinggal nih," ancam Daniel hendak berdiri tetapi di urungkan karena kedua sahabatnya memohon.
"Jangan bos, duduk manis di sini saja bos," pinta Yudha dengan memelas.
Daniel hanya pasrah menemani keduanya yang asyik makan.
"Bos tidak makan?" tanya Jefri yang dari tadi memperhatikan Daniel.
"Kalian saja, aku masih kenyang," jawab Daniel.
Saat mereka sedang asyik makan, muncul Bimo berlari menuju Daniel dengan tergopoh-gopoh.
Hos hos hos hos
"Eh kenapa Bim?" tanya Yudha melihat Bimo ngos-ngosan.
"Bentar.." Bimo membuat gerakan tangan agar sang teman diam karena di sedang mengatur nafasnya karena kelelahan berlari.
"Nih minum dulu," ucap Daniel menyodorkan sebotol air mineral mengambil kursi untuk tempat duduk buat Bimo.
"Gawat si Iqbal di gebukin anak sekolah sebelah katanya abis nyenggol cewek mereka," kata Bimo dengan cepat.
"Wait maksudnya apa sih, nyenggol bagaimana?" tanya Daniel memastikan.
"Tadi cewek itu lagi jalan bercanda sama temannya, pas motor Iqbal lewat tiba-tiba si cewek berlari tidak lihat ada motor Iqbal dan brukkk...." jawab Bimo menirukan jatuh nya si cewek tadi membuat Daniel geleng-geleng kelakuan aneh-aneh para temannya.
"Lha yang salah tuh cewek bukan Iqbal dong," sela Jefri mendapat anggukan dari Daniel maupun Yudha.
"Lha itukah menurut yang waras bro, lha tuh orang kan mode bucin tingkat tinggi, tau ceweknya kesenggol dikit mah hajar," jawab Bimo.
"Wah tidak bener tuh orang, kita bantuin Iqbal yok," kata Jefri bergegas berdiri.
"Bentar aku bayar dulu makanan kalian," punya Daniel supaya dia tidak di tinggal.
"Cepat bos keburu bonyok tuh muka Iqbal," ajak Bimo menarik tangan Daniel.
"Eh tunggu nanggung masih ada satu mangkuk nih belum abis," pinta Yudha masih duduk menguyah bakso.
"Ckckck punya teman gitu amat ya," ucap Bimo melihat Yudha mengunyah dengan lahap.
"Temen mu tuh," ucap Daniel pada Bimo.
"Masa sih," jawab Bimo pura-pura berfikir yang mendapat pukulan di pundaknya dari Jefri.
"Ayo tinggal aja, kasihan Iqbal kelamaan menunggu," ajak Bimo menarik tangan Daniel dan Jefri meninggalkan Yudha yang rakus makan.
"Kebiasaan di tinggal terus," grutu Yudha berlari mengejar mereka tak lupa Yudha membawa botol air mineral untuk mengurangi rasa pedas bakso tadi.
Yudha melihat temannya sudah menaiki motor.
"Jefri tunggu," teriak Yudha.
"Napa sih ," jawab Jefri.
"Ikut nebeng, tadi motorku di sita bokap," jawab Yudha tanpa bersalah. Sedangkan Jefri berhenti mau tidak mau karena ulah teman nya yang selalu buat dia pusing.
"Cepat naik," perintah Jefri.
Jefri melajukan motor dengan kecepatan tinggi menyusul Bimo dan Daniel.
Mereka menaiki motor mereka masing-masing menuju tempat di mana Iqbal sedang di keroyok.
Mereka melajukan motor dengan kecepatan penuh, karena jalan sedang sepi dan jarak dekat dengan sekolah.
Bersambung.......
Jefri melajukan motor dengan kecepatan tinggi menyusul Bimo dan Daniel.
Mereka menaiki motor mereka masing-masing menuju tempat di mana Iqbal sedang di keroyok.
Mereka melajukan motor dengan kecepatan penuh, karena jalan sedang sepi dan jarak dekat dengan sekolah.
Ya maklum karena masih jam sepuluh jalanan nampak sepi, Daniel tiba di tempat Iqbal.
"Woe lepasin teman kita," perintah Daniel yang baru saja memakirkan motornya.
Salah satu teman Bimo baru berani muncul, dia dari tadi cuma berani mengawasi dari jauh perkembangan Iqbal, dia tidak berani mendekat karena bisa saja dia bernasib sama babak belur di tangan mereka semua.
"Untung kalian cepat datang, kalau tidak sudah habis tuh Iqbal. Lihat saja tuh mukanya bonyok semua," kata Haris menepuk pundak Bimo.
"Siapa kamu, enak saja main perintah," jawab orang itu sewot.
"Sikat aja," teriak orang di belakang nya.
Daniel memandang ke arah mereka dan benar saja jumlah mereka ada 8 orang sedangkan Daniel cuma berempat.
"Lepasin teman kita, kalau berani lawan aku," tantang Daniel menunjuk orang yang sedang memegang kerah seragam Iqbal.
Daniel bersiap maju memasang kuda-kuda, Daniel melempar tas nya pada Bimo.
"Bim taruh tas ku di motor," perintah Daniel.
"Oh kamu yang namanya Daniel, kenalin aku Regi tidak takut padamu," kata Regi menepuk dadanya dengan sombong, membuat Daniel berdecih malas.
"Kalian diam saja, ayo lawan mereka," teriak Regi pada temannya.
Akhirnya terjadilah perkelahian antara mereka semua. Mereka berkelahi di jalan raya yang sepi tetapi masih ada orang yang berlalu lalang di jalan itu, karena ada salah satu orang mengenali sekolah mereka dan melaporkan kejadian tersebut pada sekolah masing-masing.
Lima belas menit para guru berdatangan melerai perkelahian kedua kubu tersebut, dengan marah, kesal karena menahan malu para guru mencoba membawa muridnya masing-masing untuk di bawa ke sekolah untuk dilakukan tindakan. Ya hukuman apa yang mereka dapatkan.
Daniel mendengus kesal saat dia sedang menghajar Regi membabi buta tubuhnya di tarik dua guru, karena posisi Regi sedang di bawah dan Daniel mendudukinya dan memukulnya tanpa ampun.
Kedua guru itu kewalahan menarik Daniel karena tenaganya. yang tak sebanding dengan Daniel.
"Pak tolong bantu saya pisahkan mereka," teriak guru BK pada guru sekolah sebelah.
"Stop..... Berhenti semua," teriak guru BK pusing menghadapi tingkah mereka yang masih saja berkelahi.
"Cepat ikut kami balik ke sekolah," ucap guru sebelah menjewer telinga muridnya.
Akhirnya mereka semua berhasil di bawa kembali ke sekolah.
Sesampainya di ruangan BK.
Brakkk
"Kalian mau jadi apa ha? berantem kerjaannya," kata guru BK sambil memandang ke lima orang itu.
"Panggil Bu Diah suruh kemari bawa perlengkapan obat buat obati luka mereka," perintah Pak Beni selaku guru BK pada salah satu murid yang lewat depan ruang BK.
"Iya pak," jawabnya berlari menuju ruang UKS.
"Enaknya apa sih berantem, muka bonyok dan buat nama sekolah menjadi tercoreng?" ucap pak Beni membuat mereka semakin menunduk karena malu.
"Siapa yang mau menjelaskan masalah sebenarnya," kata pak Beni berjalan di depan kelima murid itu memandang mereka satu persatu.
"Cepat," bentaknya lagi tetapi mereka semua hanya menunduk tidak ada yang berani bicara.
"Bimo.....," Kata pak Beni menunjuk Bimo, dengan cepat Bimo maju.
"Coba jelaskan secara lengkap kenapa semua ini bisa terjadi," kata pak Beni menepuk bahu Bimo kuat membuat Bimo meringis keras seluruh tubuhnya sakit karena berantem tadi.
"Aaa pak sakit," ceplos Bimo.
"Sudah tau sakit kenapa suka berantem?" kata pak Beni menghela nafas berat.
Daniel, Yudha, Jefri maupun Haris memilih mengunci mulutnya.
Tok tok tok tok
"Silahkan masuk Bu," perintah pak Beni tegas.
"Maaf pak ada apa saya di panggil ke sini," tanya Bu Diah sopan.
"Maaf Bu merepotkan, coba Bu Dian lihat ke sana," tunjuk pak Beni pada mereka semua membuat Bu Diah membulatkan matanya melihat para muridnya dengan muka membiru, baju acak-acakan.
"Bu Diah bisa tolong bersihkan luka mereka dan obati mereka," pinta pak Beni.
Lalu Bu Diah menyuruh mereka semua bergantian duduk di depannya untuk dilakukan pemeriksaan takut ada tulang yang retak.
"Alhamdulillah semuanya aman pak, mereka cuma memar saja," ucap Bu Diah membuat pak Beni lega.
Setelah selesai mengobati mereka Bu Diah pamit undur diri. Karena takut mereka tidak nyaman kehadirannya.
"Oh iya sampai lupa, Bimo coba jelaskan semuanya," perintah pak Beni setelah Bu Diah meninggalkan , tempat itu.
"Tadi saya berangkat bareng Iqbal, tetapi Iqbal tidak sengaja senggol murid perempuan sekolah sebelah sampai jatuh, Iqbal sudah minta maaf tetapi karena perempuan itu tidak apa-apa cuma telapak tangannya lecet. Eh kekasihnya tidak terima pak jadi dia hajar Iqbal," ucap Bimo berhenti.
"Pak boleh minta minum," pinta Bimo membuat pak Beni geleng-geleng, bagaimana tidak sedang asyik mendengarkan penjelasan dari nya tiba-tiba di minta air minum.
Pak Beni meraih air mineral kemasan gelas kecil menyodorkan pada mereka semua.
"Kalian minum dulu, kalian pasti lelah berantem," sindir pak Beni.
"He he he he tau saja pak," ceplos Yudha yang mendapat tatapan tajam dari pak Beni.
Pak Beni berkali-kali mengelus dadanya untuk bersabar menghadapi tingkah laku mereka.
"Lanjut tidak pak ceritanya," kata Bimo mereda tidak bersalah.
"Lanjut cepat, saya mau pulang," perintah pak Beni kesal kelakuan mereka.
"Pacar si perempuan tidak terima pak jadi si Iqbal di hajar sama tuh orang, noh makanya muka Iqbal paling bonyok," ceplos Bimo di akhir katanya.
"Sekarang kalian semua diam dulu, dengarkan bapak baik-baik," perintah pak Beni secara tegas.
"Kalian sudah mau lulus sekolah, kenapa masih suka berantem kalian tidak malu di lihat orang berkelahi di jalan, kalau teman, sanak saudara atau kerabat kalian lihat apa tidak malu ha," teriak pak Beni membuat mereka semua menunduk.
"Kalian tidak kasihan orang tua kalian menyekolahkan kalian supaya jadi anak pintar, baik dan membuat mereka bangga bukan berantem," kata pak Beni mencoba menasehati.
"Ini sampaikan surat ini pada orang tua kalian," kata pak Beni sambil menyodorkan surat pemanggilan untuk orang tua mereka masing-masing.
"Kalian semua cepat pulang jangan sampai saya lihat kalian masih keluyuran di sekitar sekolah," usir Pak Beni.
Setelah mereka semua meninggalkan ruangan BK, Pak Beni langsung duduk bersandar di kursinya tak lupa memijit kepalanya.
"Untung sebentar lagi mereka lulus, bisa darah tinggi saya naik kalau masih melihat kelakuan mereka yang hobi tawuran," grutu pak Beni.
****
Halaman parkir sekolah....
"Eh aku pulang duluan ya, sebelum mama ku pulang kerja aku harus sudah ada di rumah bersembunyi di dalam kamar," kata Iqbal membuat mereka penasaran ingin bertanya.
"Lha kenapa?" tanya Yudha dengan muka binggung.
"He he he he kalau mamaku tau muka ganteng ku bonyok bisa nangis sehari semalam," jawab Iqbal.
"Kalau aku bisa kena ceramah semalaman nih," ucap Jefri takut omelan sang Bunda.
"Kalau bokap ku tau bisa uang jajanku di kurangi," kata Bimo sedangkan Daniel hanya diam menyimak obrolan mereka.
"Ya sudah kita pisah di sini, besok ngumpul di rumahku kita main PS," kata Daniel.
"Siap," jawab mereka serempak.
Mereka semua meninggalkan sekolah menuju rumah masing-masing.
Bersambung.......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!