NovelToon NovelToon

I Want Happy Ending

1

Athena merupakan seorang gadis cantik yang cukup populer di kalangan para siswa di sekolahnya.

Di usianya yang akan memasuki 17 tahun, ia bertekad untuk memacari seorang pria. Pria tersebut tak lain adalah Delano.

Delano adalah pria berkulit putih, tinggi dan ia termasuk dalam kategori cowok paling pintar dan tajir di sekolah tersebut.

Tentu saja bukan hanya karena harta yang di miliki Delano yang membuat para gadis tergila-gila akan sosoknya, melainkan juga karena ketampanan wajahnya yang membuat banyak orang menyukai dan jatuh cinta kepada pria tersebut.

"Ada Delano tuh," seru para gadis berteriak histeris ketika melihat Delano berjalan di koridor sekolah.

"Aku sudah menaruh coklat dan hadiah yang mungkin akan di sukai Delano," ujar salah seorang gadis yang berambut pendek dan ikal.

"Asik banjir rejeki nih," seru salah seorang pria yang tak lain adalah Rian sahabat Delano.

Athena yang melihat kedatangan Delano bergegas menghampiri pria tersebut dengan bermaksud untuk mengajaknya kencan pada hari itu juga.

"Aku ingin mengatakan sesuatu," ucap Athena dengan percaya diri.

"Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu," tolak Delano seketika.

Delano berjalan melewati Athena dan memilih untuk langsung duduk di kursi bagian paling belakang.

Mejanya di penuhi banyak makanan dan bingkisan kecil serta surat cinta dari penggemarnya.

"Ki, ambil nih buat kamu semua." Delano menyingkirkan semua hadiah dari penggemarnya dan memberikannya kepada Riki.

"Senangnya dalam hati, punya sahabat tampan...", bukannya berterima kasih Riki malah bernyanyi karena merasa senang memiliki sahabat yang sudah seperti pemberi rejeki baginya.

Seperti yang terjadi pada hari-hari sebelumnya, Riki akan dengan senang hati memungut apapun yang di berikan oleh Delano.

"Delano!!!" Athena berteriak sekeras mungkin agar Delano mendengarnya.

"Nanti malam umurku genap 17 tahun, aku ingin mengajakmu kencan!" Serunya kemudian membuat pria yang mendengarnya langsung patah hati.

"Kenapa harus aku?" tanya Delano merasa tertarik dengan ucapan gadis yang saat ini tengah berdiri di dekat pintu.

"Karena kamu orang kaya!!!" jawabnya langsung, tanpa berpikir panjang.

Semua orang yang melihat kejadian itu langsung terperangah mendengar jawaban yang di berikan Athena.

"Gimana? Aku kan udah menjawab pertanyaan kamu, sekarang waktunya kamu menjawab ajakanku untuk berkencan," desak Athena kepada Delano.

"Aku menolak!" Ucap Delano tanpa berpikir panjang.

"Aku gak menerima penolakan!" Bantah Athena kemudian menghampiri pria yang baru saja menolaknya.

"Aku akan mengikuti kemana pun kamu pergi, sampai kamu menerimaku," ujar Athena yang berhasil membuat semua orang melongo tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Kalian mendengarnya bukan, mulai saat ini aku akan mengikutinya kemanapun dia pergi. Jadi tidak akan kubiarkan kalian mengganggu pria yang akan aku kencani!" Kecam Athena membuat semua gadis menatapnya dengan tatapan kesal dan jijik, sementara Delano hanya tersenyum melihat kelakuan gadis yang saat ini tengah duduk di sampingnya.

Seperti ucapannya Athena mengikuti kemanapun langkah Delano.

"Kamu yakin mau ikut?" Tanya Delano memastikan.

"Tentu saja," Jawab Athena dengan mantap.

"Aku tidak akan tanggung jawab dengan apa yang akan di lakuin pria disana," ucap Delano mencoba menakuti Athena.

"Aku yakin kamu akan melindungiku dari pria yang mencoba menjahatiku," jawab Athena langsung.

"Kenapa kamu begitu percaya diri, bukankah kamu melihat bahwa selama ini aku tidak pernah peduli dengan gadis manapun,"

"Tapi aku yakin kamu akan peduli padaku," jawab Athena lagi.

"Kenapa kamu begitu percaya diri?" Tanya Delano ingin memastikan jawaban yang di berikan Athena.

"Karena aku gadis yang akan kamu nikahi," jawab Athena sambil tersenyum manis.

"Kamu kebanyakan bermimpi," Tukas Delano kemudian.

Mereka pun memasuki tempat makan yang biasanya hanya di masuki oleh pria tanpa ada seorang pun gadis di dalamnya.

Athena yang merasa takut dan risih langsung berjalan sambil memegang baju Delano dari belakang.

Sementara Delano memilih untuk membiarkan gadis itu melakukan apa yang ia mau.

Setelah menyantap habis makanan yang mereka pesan, Delano dan Athena kembali memasuki gerbang sekolah.

Dari kejauhan terlihat salah seorang sahabat Delano membawakan tas milik Delano.

"Yuk pulang!" Ajak Riki yang saat ini sudah berdiri di depan mereka.

"Jangan ajak Delano cabut!" Ucap Athena mencoba memarahi Riki.

"Siapa yang ngajak cabut?" Tanya Riki heran.

"Itu kamu ngapain ngajak Lano pulang." Jawab Athena sedikit marah.

"Kan emang udah waktunya pulang. Kamu nggak dengar pengumuman barusan?" Tanya Riki kepada Athena.

"Ada apa?" Tanya Delano yang juga tidak mendengar pengumuman dari pihak sekolah.

"Tadi kepala sekolah memberikan info kalau di sekolah kita saat ini, ada seorang penjahat yang sedang bersembunyi. Jadi untuk memastikan semua murid aman, untuk sementara kita hanya akan melangsungkan pembelajaran secara online," jelas Riki kepada Delano.

Setelah mendengar penjelasan dari sahabatnya Delano akhirnya mengerti dan langsung mengambil tas dari tangan Riki.

"Kamu nggak akan mengikutiku sampai rumah kan?" Tanya Delano memastikan.

"Nggak akan, kecuali kamu mau ku ajak kencan nanti malam," jawab Athena membuat Riki geleng-geleng kepala.

"Aku mau pulang sekarang!" Ucap Delano membuat Athena terdiam.

Delano langsung berjalan ke parkiran dan di ikuti Riki dari belakang.

"No... Itu gimana Athena?" Tanya Riki kepada Delano yang baru saja mengeluarkan motornya dari tempat parkir.

Athena masih berdiri mematung menunggu Delano menghampirinya.

"Kamu duluan aja Ki, aku mau ngurus gadis itu dulu," ucap Delano kepada Riki.

"Gak mau naik?" Tanya Delano kepada Athena.

"Mau, tapi tas ku masih di kelas," ucap Athena sedikit manyun.

"Ya udah naik dulu, aku temenin ke kelas,"

"Oke,"

Tanpa berpikir panjang Athena langsung menaiki motor ninja milik Delano.

"Pegangan," ucap Delano untuk memastikan keamanan Athena.

"Pelan-pelan aja!" Teriak Athena yang merasa takut.

"Iya-iya bawel." Delano pun menuruti permintaan Athena.

Sesampainya di kelas, Athena langsung mengambil tas dan memeriksa lokernya sambil di ikuti oleh Delano dari belakang.

Athena melihat ada secarik kertas yang seperti biasa ia temukan di lokernya.

"Dari siapa?" Tanya Delano ketika melihat Athena memasukkan kertas tersebut ke ranselnya.

"Dari seseorang yang kamu tidak perlu tahu," jawab Athena tanpa memberikan jawaban.

Delano yang merasa belum puas dengan jawaban yang di berikan Athena, langsung menarik tubuh Athena dan membawanya ke sudut ruangan.

"Ngapain sih!" Athena sedikit gugup dengan apa yang di lakukan Delano.

"Kamu mengajakku berkencan tetapi kamu berhubungan dengan pria lain,"

"Aku tidak berhubungan dengan siapapun," jawab Athena jujur.

"Lalu surat itu?" Tanya Delano yang masih belum puas dengan jawaban Athena.

"Aku tidak tahu surat ini dari siapa, setiap hari aku menemukan ini di lokerku, tetapi aku sama sekali tidak mengenali orang yang memberikan surat ini," jelas Athena lagi.

"Baiklah aku akan menganggap kamu tidak berbohong," ucap Delano kemudian.

Setelah itu Delano mengantarkan Athena pulang ke rumahnya.

2

Di sudut ruangan terlihat seorang gadis cantik tengah di sibukkan dengan sebuah ponsel di tangannya.

Gadis itu bahkan tidak menyadari bahwa sepasang mata terus memperhatikannya, bahkan ikut melihat apa yang tengah di telusuri gadis itu di layar ponselnya.

Apa yang harus dilakukan pada saat kencan pertama?

Bagaimana cara membuat doi luluh dan tergila-gila denganmu?

"Hahahaha,"

Suara tawa mulai terdengar memenuhi seisi ruangan membuat gadis tersebut mulai menyadari adanya kehadiran seseorang.

Dengan cepat gadis itu mematikan layar ponselnya saat melihat seorang pria yang tak lain adalah kakaknya sendiri tengah menertawakan nya.

"Sejak kapan adikku mulai menyukai pria...?" tanya Ardan kepada adiknya yang masih merasa kesal dengan kakaknya.

"Iss... Kakak sejak kapan ada disini?" tanya Athena.

"Kakak sudah disini dari 20 menit yang lalu," jawab Ardan dengan jujur.

"Terus kakak liat semuanya?" tanya Athena memastikan.

"Mmmm... Enggak liat kok," jawab Ardan bohong.

"Bohong banget! Kalau gak liat kenapa kakak ketawa!" ucap Athena kesal dengan kelakuan kakaknya yang selalu saja menggodanya.

"Kamu mau kencan sama siapa?" tanya Ardan sedikit penasaran.

"Kakak gak perlu tahu!" cibir Athena.

"Kakak harus tau dengan siapa kamu berkencan, kakak mau liat orangnya, bagaimana sikapnya, apakah dia pria yang baik atau enggak, jadi kakak harus tau...," ucap Ardan yang masih penasaran.

"Masalahnya aku yang ngejar dia...," jawab Athena membuat kakaknya geleng-geleng kepala.

"Kenapa? Emang salah kalau cewek yang ngejar duluan?" tanya Athena memastikan.

"SALAH BESAR!!!" jawab Ardan dengan penuh tekanan.

"Cewek itu seharusnya dikejar bukan mengejar...," ucap Ardan kemudian, namun langsung di bantah oleh Athena.

"Tidak! Menurut buku yang aku baca, tidak ada salahnya jika cewek menyatakan cintanya terlebih dahulu kepada cowok yang di sukai. Kalau aku maunya dia, ya aku harus dapetin dia! Ini perasaanku, bukan perasaan orang lain, jadi cuman aku yang berhak memberikan kepada siapa perasaanku!," celoteh Athena panjang lebar untuk membantah omongan kakaknya.

"Ya deh, terserah kamu aja. Kalau kamu di sakitin atau di tinggalin, yang penting jangan nangis atau ngerepotin orang aja, kan katanya perasaan kamu, ya kamu harus nanggung sendiri," tutur kakaknya yang berusaha tidak peduli.

"Kakak mau kemana?" tanya Athena ketika melihat kakaknya kembali memakai jas.

"Rumah sakit...," jawabnya singkat.

"Hari ini aku ulang tahun...," ucap Athena membuat Ardan terdiam.

"Kakak sudah menaruh hadiah di kamar kamu." Ardan pun langsung berjalan keluar meninggalkan Athena yang masih berdiri mematung.

Athena merasa sedikit sedih dan kecewa, setiap tahunnya ia selalu merasa sendiri dan kesepian pada hari ulang tahunnya.

Ia hanya memiliki seorang ayah dan kakak yang begitu sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak ada waktu untuk menemaninya.

"Semangat Na...," seru Athena mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Gadis itu kemudian berjalan menuju kamarnya, membuka lemari dan mencari baju yang akan ia kenakan.

"Aku pake baju apa ya...," ucapnya bingung.

Seumur hidup untuk pertama kalinya bagi seorang Athena melakukan kencan dengan pria. Terlebih pria tersebut adalah Delano cowok paling populer dan di incar banyak kaum hawa.

Setelah selesai berdandan, gadis tersebut kembali membuka ponsel menanti pesan masuk dari Delano.

Delano sudah berjanji akan menjemputnya, namun setelah jarum jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tak ada tanda-tanda keberadaan Delano.

Athena mengirimi Delano pesan namun pesan tersebut hanya di baca.

Bagi Athena tidak ada kata menyerah di kamusnya, ia terus berusaha mencari tahu keberadaan Delano dengan menanyakan kepada teman ataupun sahabat Delano.

Gadis itu mendapatkan nomor ponsel Riki sahabatnya Delano, ia langsung menghubunginya dan menanyakan keberadaan Delano.

Setelah mengetahui dimana Delano berada, gadis itu bergegas ke halaman rumah dan meminta sopir pribadinya untuk mengantarkannya.

Sesampainya di lokasi, Athena melihat Delano tengah berkumpul dengan teman tongkrongannya di sebuah cafe.

"Aku menemukanmu...," ucap Athena sedikit ngos-ngosan.

Semua orang yang ada disana menatapnya heran dan bingung.

"Eh...." Delano juga ikut bingung, entah dari mana Athena mengetahui bahwa ia sedang berada disini.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Delano kepada Athena yang sedang meminum air mineral putih yang terletak di depan Delano.

"Tentu saja menemui kamu...," jawab Athena tenang.

"Geser sedikit...," Pinta Athena kepada Delano, ia merasa lelah berdiri terlalu lama.

Delano pun menuruti maunya Athena dan membiarkan Athena duduk di sebelahnya.

Delano menatap teman-temannya seolah sedang mencari tahu siapa dalang di balik semua ini.

Riki yang merasa tertuduh langsung meminta maaf.

"Iya maaf, soalnya dia yang maksa," ucap Riki membela diri.

"Heleh... Sejak kapan aku maksa!" Athena membantah omongan Riki.

"Yuk pulang!" ajak Delano kepada Athena.

Delano menarik tangan Athena keluar dari cafe.

"Ih lepasin!" Athena memberontak, ia tidak ingin di ajak pulang oleh Delano.

"Kamu nggak liat sekarang jam berapa! Gak baik gadis perawan keluar malam-malam!"

"Biarin, salah siapa ingkar janji!" cibir Athena yang merasa kesal di bohongi.

"Kan aku bilang nggak janji bakal jemput kamu!" ucap Delano mencoba membela diri.

"Tapi aku nggak mau pulang!!!" Athena tetap bersikeras untuk tidak mau pulang ke rumah.

"Ini hari yang spesial buat aku. Kalau aku pulang aku hanya akan menangis karena sendirian...," ucap Athena dengan wajah sendu.

"Orang di rumahmu pasti khawatir dan nyariin kamu!"

"Gak akan! Ayah sama kakakku nggak akan pulang hari ini, aku sudah bilang aku hanya sendiri di rumah!"

"Yaampun terus kamu maunya gimana, ini udah malem loh...," ucap Delano merasa frustasi.

"Aku hanya ingin kamu menemaniku malam ini, itu saja. Mau ya?" Athena mencoba memohon agar Delano mau menemaninya.

"Oke baik lah, aku akan menemanimu," jawab Delano pasrah.

Delano merasa akan kalah jika berdebat dengan gadis yang saat ini bersamanya.

"Terimakasih Delano yang baik...," ucap Athena dengan girang.

"Jadi kita mau kemana?" tanya Athena memastikan.

"Ya aku mana tau...," jawab Delano yang tidak tau mau mengajak Athena kemana.

"Gimana kalau ke pantai," saran Athena dan seketika di tolak oleh Delano.

"Kamu masih waras, mau cari apa di pantai? udah pasti gelap... Jangan bilang kamu...." Delano mencurigai Athena yang akan mengajaknya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh.

"Ih pikirannya jorok nih pasti...," tebak Athena.

"Ya kamu ngapain ajak aku ke tempat gelap kalau bukan..,"

Belum sempat meneruskan omongannya mulutnya tiba-tiba di tutup oleh tangan mungil gadis itu.

"Kamu liat ini..,"

Athena menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan tempat yang akan mereka kunjungi.

Sebuah kafe di tepi pantai yang di terangi dengan banyak lampu dan lilin sehingga terlihat sangat indah jika di lihat pada malam hari. Tempat tersebut cukup terkenal di kalangan anak muda seperti mereka.

"Oke, ayo kita kesana," ucap Delano menyetujuinya.

3

Sebagai seorang gadis yang tidak memiliki pengalaman dalam berpacaran membuat Athena terlihat gugup. Ia berusaha menutupi kegugupannya dengan tidak melirik ke arah pria yang saat ini tepat di sampingnya.

Berduaan dengan seorang pria menikmati angin malam yang berhembus di tepi pantai sungguh pengalaman pertama yang mungkin tidak akan bisa di lupakannya.

Sesekali gadis itu merapikan rambutnya yang tergerai tertiup angin.

"Pakai nih...." Delano menyodorkan jaket kulit yang ia gunakan.

"Nggak usah, nanti kamu kedinginan," tolak Athena yang tidak ingin Delano mati kedinginan.

"Aku udah biasa dengan angin malam, jadi gak ngaruh mau pakai jaket atau enggak!" Delano membantu memakaikan jaketnya ke tubuh Athena agar gadis itu tetap hangat.

"Makasih...," ucap Athena sambil tersenyum ke arah Delano.

Bukannya menjawab Delano malah protes kepada Athena. Tempat yang seharusnya sebuah cafe yang di penuhi lampu-lampu dan lilin, ternyata tidak seperti yang terdapat di foto yang Athena perlihatkan.

Tempatnya cukup gelap dan tidak banyak lampu, hanya bisa duduk di bawah payung-payung yang memang sudah di sediakan di sekitar pantai dan untung saja tempat ini cukup ramai.

Saat itu entah kenapa tiba-tiba Athena mencubit lengan Delano.

"Ih sakit tau...," ucap Delano sambil meringis kesakitan.

"Coba liat orang yang di sebelahku ngapain," bisik Athena di telinga Delano.

Delano langsung melirik ke pasangan yang di tunjuk Athena.

"Ya aku melihatnya, sepertinya tempat ini tidak cocok dengan kita, tempat ini lebih seperti tempat berbuat mesum," bisik Delano ke telinga Athena, ia berusaha berbicara sepelan mungkin agar tidak terdengar ke telinga yang lain.

"Iya, ayo kita pulang aja!" ajak Athena yang mengerti maksud dari ucapan Delano.

Sepanjang perjalanan menuju rumah, Athena dan Delano tak henti-hentinya membahas pengalaman yang mereka dapatkan pada malam itu.

Mereka sadar bahwa ke pantai di malam hari bukanlah tempat yang cocok untuk anak seusia mereka.

Sesampainya di rumah Athena terlihat waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Delano ingin secepatnya pamit namun Athena selalu menahannya untuk tetap menemaninya.

"Ayolah masuk dulu!" pinta Athena memohon dan mencoba menarik Delano agar mau masuk ke rumahnya.

"Na... Ini udah malem banget tau, gak enak ah...," tolak Delano.

"Ih masa kamu tega aku niup lilin sendirian...," ucap Athena sambil memperlihatkan kue ulang tahun yang memang sempat mereka beli di perjalanan menuju ke rumah.

"Oke baiklah...," dan lagi-lagi Delano memenuhi permintaan gadis itu.

Saat Delano memasuki rumah Athena, ia cukup kagum dengan apa yang terdapat di rumah itu.

Rumahnya terlihat mewah seperti rumah orang kaya pada umumnya. Dan betapa lucunya ketika mengingat ucapan Athena saat mengajak dirinya kencan.

"Ayo duduk," ucap Athena mempersilahkan Delano untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Kamu tunggu di sini, aku akan pergi mengambil cemilan dan membuatkanmu minum,".

Tidak butuh waktu lama, Athena datang membawa nampan yang berisi cemilan kacang-kacangan dan air jeruk yang baru saja di peras.

"Ayo minum, jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri," ucap Athena sambil menyalakan lilin yang terdapat di atas kue ulang tahunnya.

"Anu... Soal tadi pagi...," ucap Delano yang terlihat bingung bagaimana ia harus mengatakannya kepada gadis itu.

"Iya kenapa?" tanya Athena menatapnya.

"Kamu bilang alasan kamu mengajakku kencan karena aku orang kaya,".

"Ya tentu saja...," jawab Athena.

"Kamu bohong!" tuduh Delano.

"Kenapa aku bohong?" tanya Athena tidak mengerti.

"Untuk seseorang yang rumahnya seperti ini, aku yakin kamu bukanlah seorang gadis yang kekurangan uang," jelas Delano cukup yakin.

"Jadi...?"

"Aku ingin tau alasan sebenarnya dari kamu... Aku tidak mengerti, karena semuanya terlalu tiba-tiba. Selama tiga tahun kita sekelas, kita bahkan tidak pernah berbicara sepatah kata pun. Kamu bahkan tidak mengetahui apa-apa tentangku, lalu bagaimana mungkin kamu mengajakku kencan?" Papar Delano yang masih belum mengerti dengan sikap Athena.

"Ya, lalu kenapa kalau aku gak tau tentang kamu?".

"Ya gak boleh dong, sebelum kamu mengajak seorang pria untuk berhubungan dengan kamu, kamu harus mencari tau lebih dulu bagaimana pria tersebut? Bagaimana jika

pria yang kamu ajak kencan ternyata psikopat, pencuri, mesum dan lain-lain... Apa kamu gak berpikir tentang itu?" Lagi-lagi Delano mencoba menjelaskan kepada Athena bahwa sikapnya itu sudah salah.

"Tapi kamu bukan pria yang kaya gitu kan?" tanya Athena seperti tidak peduli.

"Ya enggak sih...," jawab Delano.

"Ya sudah, berarti aku nggak salah orang dong," tukas Athena sambil meniup lilin dan kemudian memotong kuenya.

"Buka mulut... Aaaa gitu...," pinta Athena dan lagi-lagi di turuti oleh Delano.

"Gimana, aku pacar yang baik bukan?" tanya Athena sambil tertawa sumringah.

Delano tidak ingin menanggapi omongan Athena, ia merogoh ponsel yang terdapat di saku celananya dan melihat pesan masuk dari ibunya.

0886787216175

(Ibu)

~ Lano, kamu dimana nak? Sudah pukul 2 malam, sebaiknya kamu pulang sekarang juga, ibu khawatir.

Setelah membaca pesan masuk dari ibunya, Delano segera pamit untuk pulang ke rumah.

Tentu saja dengan susah payah Delano membujuk Athena untuk mengijinkannya pulang.

Delano bahkan mencari-cari alasan hingga akhirnya Athena membiarkannya pergi.

Sesampainya di rumah, Delano langsung masuk dan berbaring di kamarnya.

Sosok Athena masih terbayang di kepalanya hingga ia kesulitan untuk tidur.

Gadis itu bahkan tidak mengijinkanku untuk tidur' dengusnya sambil tersenyum kecil.

Ia masih mengingat jelas kejadian di rumah Athena sewaktu ia baru saja menaiki motor.

Gadis itu menanyai Delano tentang sesuatu yang mungkin mengganjal di benak dan di pikirannya.

"Bagaimana jika yang terjadi hari ini bukan aku yang melakukannya? Anggap saja yang mengajak kencan adalah gadis lain, apakah kamu akan membiarkan gadis lain tersebut mengikutimu kemana pun kamu pergi? Apakah kamu juga akan membiarkan gadis tersebut menaiki motormu dan mau menemaninya kemanapun ia mau pergi?" tanya Athena saat itu juga.

Delano memang tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang di ajukan Athena secara tiba-tiba.

Setelah merenungi cukup lama, Delano baru menyadari bahwa jika bukan Athena tentu saja ia akan menolak dengan tegas bahkan mungkin akan memarahinya jika terus mengganggunya.

Delano bahkan tidak pernah membiarkan gadis mana pun untuk menaiki motornya, dan ia sendiri juga tidak mengerti kenapa Athena adalah pengecualian.

Sementara di lain tempat terlihat bahwa Athena juga mengalami kesulitan untuk tidur.

Berbagai cara sudah ia coba agar dapat melupakan sosok pria yang baru saja ia temui.

"Oke ayo kita belajar...," serunya sambil bangkit dari kasur yang ia tempati.

Athena merasa bahwa belajar adalah obat tidur yang paling ampuh.

Ia meraih ransel yang terletak di atas meja dan membaca buku yang sempat ia pinjam di perpustakaan.

Tanpa sengaja gadis itu melihat secarik kertas yang terselip pada buku lalu membacanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!