" Andien menatap reket sederhana miliknya.Dengan nafas panjang, Andien menarik helaan nafasnya.Mau bertanding, beli reket,uang dari mana, " ujar nya dalam hatinya.
" Cara bermain kamu bagus, pelatihnya siapa?",tanya seorang ibu.
" Latihan sendiri bu, gak pakai pelatih".
" Kenapa gak pakai pelatih nak?".
" Saya tidak punya biaya bu, buat membayar seorang pelatih".
" Nak, kamu gak harus membayar seorang pelatih. ini ibu catat kan ya,nama tempat mencari bakat bakat anak. Mereka memfasilitasi anak anak berbakat, memberi pelatihan dengan cuma cuma,gaj bayar, memberi sepatu,raket jika kamu memiliki kemampuan dan menang dalam pertandingan melawan anak lain, apa kamu berminat?".
" Tentu saja berminat bu".
" Bagus, semangat jangan pernah menyerah. Ibu melihatmu penuh bakat, pukulanmu sangat kuat dan net mu sangat bagus."
" Permainan kamu gesit,unik,ibu yakin sama bakat kamu".
" Apa ibu pernah melatih, kenapa yakin gitu?" ujarAndien menahan tawa.
" Ibu dulunya pemain nak, banyak penghargaan ibu dapatkan.Tetapi ibu bukan tinggal di kota Bandung ini, ibu tinggal di Surabaya.Ibu kesini datang mengenang kisah ibu sewaktu berjuang dulu".
" Waw ibu juga berbakat."
" Kapan ada waktu. telepon ibu, ini kartu nama ibu,jangan hilang. Ini juga nomor telepon ibu, kapan pengen ke Surabaya singgah di rumah ibu ya nak".
" Makasih bu".
" Raket kamu sudah tidak bagus lagi nak, bentar ya."
" Pak Handoko, tolong ambilkan reket satu set di bagasi mobil, lengkap dengan bola nya ,bawa aja bolanya semua."
" Baik nyonya".
" Bu ,gak usah ,makasih".
" Jangan sungkan, namamu siapa nak?".
" Nama saya Andien bu".
" Andien, saya memang begini, jika melihat anak berbakat, saya sering memberi raket. bola ,buat mereka latihan.Kadang keterbatasan biaya membuat banyak bibit bibit muda terpendam.Ibu pernah merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Ingat yah Andien, dengan raketmu,kamu bisa menjadi wanita sukses,sama seperti ibu."
" Ibu dulu sangat susah, buat makan aja susah, anak mama ibu 5, semua serba kekurangan.Namun ada seorang pelatih melihat bakat ibu, menolong ibu, ibu bertanding. dapat uang. ibu bisa kasi sama orangtua, ibu bertanding tanpa lelah ,hingga ke luar negeri, naik pesawat,hal yang belum pernah ibh mimpikan, ibu dapat hadiah dari sponsor dan dari negara,di undang ke istana kepresidenan, gak ada yang mustahil nak,kalau kamu mau berjuang".
" Ya bu..., makasih ibu memberi saya inspirasi".
" Ya nak, kamu harus semangat. Cara bermain kamu,jauh dari ibu kamu lebih gesit lebih kuat,kamu lebih fokus dan lebih ".
" Ibu terlalu merendah, saya jadi malu".
" Ibu beneran nak,kamu harus mendapat pelatihan. jika pelatihan kamu dapatkan kamu bisa jauh lebih dari saat ini".
" Ya bu...., amin."
" Nyonya,ini tas raket dan bolanya ,semua udah disini saya bawa nyonya".
" Ini buat kamu nak, kelak kamu harus berhasil ya,ingat raket dari ibu yang udah renta ini".
" Makasih bu".
" Bayarlah dengan prestasi, kamu tahu nak, kaki ibu melihat kamu bermain bedminton,ibu pengen main banget, namun sadar karena umur dan cedera akibat kecelakaan, Ibu menjadi gak bisa terus bermain nak,lutut kalau udah hujan,sering ngilu".
" Anak ibu satu pemain nasional nak, sambil bekerja ,dia juga sering ikut turnamen".
" Hebat ya bu, bisa bekerja sambil berprestasi".
" Iya nak, sejak suami ibu meninggal, dia ambil alih perusahaan."
" Ibu ngandalkan beberapa anak, hanya satu aja atelit nak".
" Dan tahu sendiri kan nak, kebahagiaan ibu seperti apa".
" Ya bu,pasti".
" Kalau saya ,bakat badminton entah dari siapa bu, mama dan papa gak ada suka olah raga , saya main asal aja."
" Makanya kamu harus masuk pelatihan ke tempat yang ibu tulis, jangan lupa ya nak ".
" Ya bu,makasih".
" Sama sama nak."
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
Andien sangat senang, sang nyonya sebagai malaikat yang memberi hadiah yang sangat keren dalam hidupnya.Bahkan di panggilkan becak buat dia pulang. dan sekalian di bayar sang nyonya,padahal Andien menolak ,karena sungkan ,namun sang nyonya kekeh ,sang nyonya tidak sempat lagi mengantar kan Andien,karena dia harus berangkat ,sudah mepet waktunya.
" Dapat dari mana nih dek? tempat reketnya keren ,warna biru. Dan ini plastik penuh bola badminton,apa tanding tadi? dan hadiahnya ini?" tanya Ardi ,abangnya Andien.
" Di beri seorang nyonya bang".
" Dek, jangan sembarang ambil pemberian orang, gak tahu kan apa maksud orang ".
" Sang nyonya melihat adek bagus bermain bank, bahkan sang nyonya dulu atelit, dia menyuruh Andien masuk pelatihan,dia udah tulis alamat tempat berlatih, ada beasiswanya bang,jadi gak harus bayar".
" Beneran dek?".
" Beneran bank, bahkan kartu nama sang nyonya dia berikan sama adek."
" Doa kita di dengar Tuhan ya dek, semangat berjuang dek, bakat kamu memang luar biasa.Hanya yah..... keadaan keluarga kita ,membuat langkahmu sulit dek.Jangankan buat dapat pelatih. makan aja kita kesusahan."
" Adek sudah sangat bersyukur ,mama ,papa. abang,kak Ester sangat menyayangi adek, kita semua bekerja , dan kita hanya kekurangan uang bang, kalau cinta ,perhatian keluarga,kita pemenangnya bang".
Ardi memeluk sang adik ,dan membantu sang adik membawa raketnya.
" Abang heran liat kamu dek, di keluarga kita,gak ada yang pintar olah raga.Kamu bisa renang, tenis meja, badminton, basket,tapi paling jago badminton."
" Kata orang,bakat dari orang tua mau nurun,bakat adek dari Tuhan bang, semua pasti ada Tuhan siapkan buat adek, huat bantu keluarga kita,jangan sesusah saat ini lagi, iya kan Bang".
" Amien....,abang juga selalu minta sama Tuhan dek, agar Abang biaa menjadi anak yang baik buat papa dan mama kita,buat adek yang abang sayangi".
" Amien abangku yang baik sedunia....".
Ardi dan Andien ngakak tertawa.
" Dari mana dek,kakak sibuk nyari kamu di seputaran rumah, eh gak ada. Kata David, kamu ke pertandingan ,main lawan siapa dek?".
" Lawan entah dari mana aja kak".
" Hasilnya gimana adek kakak?".
" Juara 1 kak, hanya raket adek tadi bengkok".
" Yahhh,jadi gimana dong dek,padahal kita udah ngumpulin uang ber 3 , buat beli di kota,mana baru 1 bulan kok udah rusak sih dek".
" Namanya turnamen kak, lawan kan jago jago,pakai pelatih, kostum aja adek punya aja yang lusuh".
" Nih yang di sandang abang apa?hadiah sari tanding?".
" Enggak kak,hadiah dari seorang nyonya,dia bilang ,adek harus punya pelatih".
" Nyari pelatih, bayarnya kan mehong dek,alias mahal".
" Dia beri info,tempat yang gak bayar kak,mereka lagi ada program beasiswa buat atlit berbakat,yah harus ikuti seleksi lah kak, adek mau ikut".
" Ya lah dek, semoga adek di beri Tuhan jalan terbaik, di bukakan jalan menuju cita cita".
" Amien...",ujar Ardi dan Andien berbarengan.
" Kakak buka tas nya ya dek".
Andien mengangguk.
" Wuihhh raketnya keren,mehong nihhh, mehobg, ada 3 raket,waw kaya benar nyonya itu ya dekkkk.".
" Mobilnya aja bagus kak, raket ada di dala. mobilnya,dia bisa bagi ke adek,kaya kan kak".
" ya iyalah dek. Jangan sia siakan pemberian sang nyonya.Adek lebih giat lagi latihan, giat lagi juara, sebagai ucapan teri.a kasih dek."
" Iya kak".
Bola aja gini banyak dia kasi,bola kamu dah baling semua dek,bekas bekas orang main di lapangan,kita pungut tiap malam."
" Sayang di pake kan kak bolanya.Buat latihan ,kita tetap nyari bola yang bekas aja kak,hemat".
" Bola ini , pakai kalau penting aja dek."
" Iya kak".
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
" Bang, temani adek ke alamat ini besok,bisa?".
" Ini gak gitu jauh dek dari rumah kita,30 menitan dek.Naik metromini,nyampek dek."
" Kena berapaan ya bang. pulang balik ke rumah kita".
" Pakai baju sekolah aja dek, kan lebih murah bayarnya dek".
" Sebulan lumayan juga bang".
" Udah , kalau lulus ,ada mama, abang dan kakak, juga bapak yang bekerja. Kalau memang cita citamu mau terjun ke badminton nak, jangan setengah setengah, benar benarla nak, terjun bebas sekalian, tapi ingat ,pand3 pande jaga diri. Kita orang gak ounya,yang kita punya hanya hafga diri nak".
" Benar kata mamak dek, " ujar Ardi.
" Mamak susah capek bekerja, aku kerja separuh hari aja mak, bantu bantu orang mamak".
" Belajarmu fokus kamu pintar nak, berprestasi.Badmintonmu oun udah banyak hasilnya bantu mamak, baru juara kemarin, beli beras kita 1kafung, mamak dapat uang, makan ayam la kita ,sampai tambu tambu kalian nak".
" Dari hasil adek loh itu dek, beneran ,kami dukung , semangat adek abang".
" Butet kami, kalau udah juara ,senang kali mamak kita dek, " ujar Ester.
" Kita orang perantauan dek, bah tulang yang di medan aja sampe bersorak nelepon abang, kata tulang, santik kali boru tulang itu, mainnya juga santikkkk", ujar Ardi.
" Baek kali tulang itula bang, dia belikkan baju aku latihan bang, sampai 10 dia kirim dari Medan.Uang lagi dia kasi sama aku bang, gak banyak,tapi perhatian tulang sama aku, besar kali bang. Sama orang abang aja , tulang sayang, dia nitip juga kaus buat abang dan kakak".
" Tulang bilang dek, wajah kita gak kayak oranv batak,kayak blasteran ,orang mamak kita dulu santik kali kan dek".
" Nasib aja mamak ku gini, kalau nanti ada uangku,ku glowingkan wajah mamak ini,ku bawak dia medicure pedicure, bahnkeluar dari salon gak kenal lagi bapak sama mamak,gimana la itu bang," ujar Andien.
Ardi, Ester ,Andien dan mamak nya pun tertawa.
" Biar kita sederhana ,tetapi semua rukun, saling bahu membahu,gak ada yang berat nak,itulah kami jadi orangtua bahagia," ujar mamak Andien.
" Iya mak, benar kata mamak.Lucu kalinya adek kita ini mak, harusnya nama abangnya yang di kenal kan mak, mamaknya Ardi,ini enggak, mamaknya Andien.Coba kalau di Medan ,nama abangnya yang melekat ke panggilan mamak."
" Itu karena prestasi adekmu nak, eh anak siapa itu, siapa mamaknya,kan gitu nak.Kalian satupun gak pande olah raga,ngikut sama mamak dan bapak, ini adek kalian, sapai sampai di bonceng bapak kemana mana kalau ikut turnamen.Bah ,senang kalinya bapak da nak, minjam kereta pun jadi, rata rata di kasi teman bapak, malahan di kasi uang bensin buat ngantar adek, kata kawan bapak, hebat anak bapak itu. Berlinang air mata bapak, dengan prestasimu boru."
" Ah,abangku, kakak ku pun ,baek baek kali, ada uang nya,aku dia ingat, di traktir makan bakso, makan mie goreng di warung kak Zum."
" Dulu dek, mamak mau kasi kian adek sama orang,karena susah kali kita.Tapi abang sama kakak gak mau, kami bantula mamak sama bapak bekerja, eh arek kami besar juga nya sekarang."
Andien memeluk abang dan kakak nya.
" Pande pulak adek masak mak, pulang sekolah, bantu bantu di cafe seberang jalan, masak makanan barat adek ma,aduhh enak kali abang makan."
" Memang adek di sayang banyak orang kan mak, tempat adek kerja aja,baik kali bosnya sama adek.Cici itu, kalau adrk tanding, dia bungkuskan nasi buat makan adek, dia kasi adek minum susu,katanya biar menang."
" Apa gak baek ,adek kita pun, urus kali sama si Cing cing dan si Pin pin anak cici itu, di suapi sampai habis padahal payah kali makan,adek eh ligat kali anak anak itu makan."
" Dimana pun kerja nak, jujur nomor satu, jangan ambil ambil orang punya,tahu diri ya nak".
" Iya mak....", ujar Andien, Ardi dan Ester.
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!