NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia

Pertemuan Pertama

Seorang pria baru saja keluar dari sebuah restoran. Dilihatnya jam dipergelangan tangan sudah hampir pukul sebelas malam. Sudah terlalu lewat untuk makan malam. Untung saja ada Restoran yang buka dua puluh empat jam. Pria itu kemudian masuk ke dalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya menyusuri jalanan yang tampak sepi.

Ibu akan mengizinkan Abi pergi tapi dengan syarat Abi harus menikah.

Kata-kata itu terus saja terngiang di telinganya.

Ini kesempatan baik untuk karirmu kedepannya, Abizar. Jika kamu berhasil maka namamu akan terkenal di dalam maupun di luar negeri. Kamu punya waktu satu minggu untuk memikirkannya.

Braaak

Pria itu langsung menghentikan mobilnya ketika menabrak sesuatu. Tidak, sesuatu telah menabrak mobilnya. Tepatnya seorang wanita sengaja menabrakkan diri ke mobilnya.

"Tuan, tolong saya. Tolong, tolong."

Seorang wanita dengan penampilan berantakan mengetuk kaca mobilnya sambil berteriak minta tolong. Pria itu juga melihat ada tiga orang preman sepertinya sedang mengejar wanita ini.

Pasti hanya modus.

Maraknya kejahatan begal dengan berbagai macam modus membuat Abizar memilih tetap menjalankan mobilnya meninggalkan wanita itu yang terus minta tolong. Namun mata Abizar terus mengamati kejadian di belakangnya melalui kaca spion mobilnya.

"S*al. Wanita itu benar-benar butuh bantuan."

Abizar kemudian memundurkan kembali mobilnya saat melihat wanita itu di seret ke rumpun tanaman hias di pinggir jalan.

Abizar segera turun dari mobil dan langsung menghajar preman tersebut. Tidak begitu sulit baginya untuk melumpuhkan dua orang preman yang sedang mabuk. Sedangkan yang satunya lagi tengah tertawa melihat santapan segar didepannya. Preman itu tidak menyadari jika kedua orang temannya sudah terkapar. Dia begitu tidak sabar ingin menerkam dua tumpukan daging putih mulus yang sangat menggoda. Namun belum sempat tangannya menggapai itu, tubuhnya sudah terpental ke samping akibat tendangan Abizar.

Abizar segera mengangkat tubuh wanita itu kedalam mobilnya setelah mengatakan maaf dan membawanya pergi dari sana. Abizar membuka jaketnya dan memberikan kepada wanita itu yang sejak tadi mendekap kedua tangan di dadanya karena baju atasannya sudah robek.

"Rumahmu di mana ? Aku akan mengantarmu pulang." tanya Abizar tanpa menoleh kearah wanita itu.

"Terimakasih" dan wanita itu menyebutkan alamat rumahnya dengan suara bergetar. Kejadian tadi masih membuatnya takut. Apa jadinya jika dia tidak bertemu dengan pria ini. Pasti saat ini harga dirinya sudah hancur.

Abizar tersenyum ketika mendengar wanita itu menyebutkan alamatnya. Tidak butuh waktu yang lama, kini mobil Abizar telah berhenti di sebuah rumah minimalis yang terletak di kompleks perumahan yang tidak asing baginya.

"Terimakasih sudah menolong dan mengantarkan aku pulang." Untuk kesekian kalinya wanita itu berterima kasih sebelum keluar dari mobil.

"Tunggu !"

Wanita itu menoleh ke arah Abizar yang tiba tiba menahannya saat tangannya akan membuka pintu mobil.

"Sepertinya kau tidak bisa pulang ke rumahmu sekarang."

Wanita itu bingung mendengar perkataan Abizar.

Abizar menunjukkan di depan mobilnya terlihat sepertinya sedang diadakan pesta.

"Kau tidak bisa masuk ke rumahmu tanpa melewati mereka. Apa kau yakin akan melewatinya dengan penampilanmu yang berantakan seperti ini ?"

Sekarang wanita itu baru menyadari maksud Abizar. Benar apa yang dikatakan oleh pria di sampingnya ini. Dia tidak mungkin melewati orang-orang dengan penampilannya seperti ini.

Dengan tidak menunggu jawaban, Abizar langsung memutar kembali mobilnya meninggalkan tempat itu.

"Jadi, Tuan akan membawaku kemana ?" tanya wanita itu ketika melihat Abizar menjalankan mobilnya.

Abizar terus menjalankan mobilnya tanpa menjawab pertanyaan wanita itu. Hanya butuh waktu dua menit, Abizar kembali menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah.

"Tidurlah di rumahku malam ini. Jangan takut. Kau bisa kembali ke rumahmu pagi-pagi sekali."

Ucap Abizar sambil keluar dari mobil.

Tak ada pilihan lain selain mengikuti kata pria yang sudah menolongnya ini. Ternyata mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, hanya saja rumah mereka berjarak dua blok.

Doa Pak Satpam

Saat pagi Abizar terbangun dari tidurnya. Setelah mandi dan berganti pakaian, Abizar keluar dari kamar. Abizar melihat pintu kamar disebelahnya masih tertutup.

Apakah wanita itu masih tidur ?

Abizar ingin mengetuk pintu kamar itu tapi diurungkan niatnya. Mungkin wanita itu kelelahan karena telah mengalami kejadian yang mengerikan tadi malam.

Seperti hari-hari biasanya, sebelum pergi bekerja Abizar akan membuat segelas susu untuk sarapan bersama dengan roti. Tapi, ada yang aneh di pagi hari ini. Abizar melihat segelas susu dan sepiring roti isi di atas meja makan yang biasanya kosong.

Abizar meraih gelas susu lalu meminumnya. Masih hangat. Artinya wanita itu baru saja membuatnya. Mata Abizar tak sengaja melihat sebuah kertas yang diletakkan di bawah piring roti lalu Abizar mengambilnya.

Terimakasih

Aku pulang !

Nia

Abizar tersenyum membaca pesan yang ditinggalkan oleh wanita itu.

"Nia, nama yang bagus."

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, saatnya Abizar untuk berangkat kerja. Abizar adalah seorang Engineer yang bekerja di sebuah perusahaan pembuatan mesin canggih yang berteknologi tinggi. Abizar selalu disiplin dalam bekerja, tidak pernah datang terlambat dan sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Oleh sebab itu, perusahaan tempatnya bekerja merekomendasikan Abizar untuk ikut bergabung dalam sebuah mega proyek di Jepang bersama dengan engineer hebat dari berbagai negara.

Sore hari, waktunya Abizar pulang bekerja. Setelah masuk kedalam mobil, Abizar tak langsung menyalakan mobilnya. Abizar ingin menelpon ibunya terlebih dahulu untuk membujuknya agar mendapatkan izin pergi ke Jepang. Bagaimanapun restu ibu adalah hal yang sangat penting untuknya.

Sebelum melakukan panggilan, Abizar berpikir sejenak, apa yang akan dia katakan kepada ibunya agar ibunya memberikan izin. Saat ini Abizar sedang dalam dilema antara memilih karir atau ibunya. Abizar akan berusaha untuk meraih kedua-duanya.

Pletaakkk

Ponsel di tangan Abizar terjatuh karena terkejut, ada seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya. Abizar menurunkan kaca jendela mobil.

"Ada apa, pak ?" tanya Abizar kepada Pak Satpam.

"Mobil Mas Abizar rusak ya ? tadi saya lihat Mas masuk udah lama, tapi kok nggak jalan-jalan ini mobil."

"Tidak apa-apa, Pak. Mobilnya nggak rusak, tadi cuma lagi telponan sebentar." terang Abizar.

Abizar selalu bersikap ramah kepada orang-orang disekitarnya. Tak ayal jika seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan ini mengenalinya, termasuk juga Pak Satpam yang berjaga di luar gedung perusahaan.

"Eh, ngomong-ngomong selamat ya Mas, mau pindah tugas ke Jepang. Jangan lupa pulangnya nanti bawa oleh-oleh." seloroh Pak Satpam.

"Pengennya dibawakan apa, Pak ?" tanya Abizar serius.

"Perempuan di Jepang kan pada cantik-cantik, Mas bawa pulang satu aja cukup." ujar Pak Satpam sambil cengengesan.

"Bapak mau ? ingat istri, Pak." kata Abizar diiringi tawa renyahnya.

"Bukan, tapi untuk Mas Abizar. Kan belum punya pasangan." Jawab Pak Satpam sambil tersenyum.

"Ah, Pak Satpam bisa saja bercandanya. Do'akan saja, Pak." ujar Abizar.

"Iya, saya do'akan semoga Mas Abizar cepat bertemu jodohnya. Kalau bisa hari ini ketemu, besoknya langsung nikah. Amin." Pak Satpam mengusap kedua tangan ke wajahnya sembari mengaminkan do'anya untuk Abizar.

"Terimakasih, Pak. Saya pamit." lalu Abizar menutup kaca jendela dan mulai menjalankan mobil dengan tersenyum karena pembicaraannya dengan Pak Satpam.

Saat tiba di rumah, Abizar kembali teringat ponselnya yang jatuh di bawah kursi mobil. Abizar mulai mencarinya, tapi dia malah menemukan sesuatu yang lain.

"Apa ini ?"

Tidak Cukup Dengan Terimakasih

Selain ponsel, Abizar juga menemukan sebuah sling bag wanita. Abizar yakin ini milik wanita yang ditolongnya kemarin malam. Abizar akan mengembalikan tas itu kepada pemiliknya.

Malam menjelang. Abizar sudah bersiap untuk keluar pergi makan malam. Abizar tidak pernah memasak makanan sendiri karena memang dia tidak bisa memasak. Jika sedang malas untuk keluar, Abizar akan memesan makanan dengan ponselnya.

Abizar mulai menjalankan mobilnya, ia akan mampir sebentar ke rumah Nia untuk mengembalikan tas wanita itu yang ditemukannya tadi.

Kini Abizar sedang berdiri di depan rumah Nia. Abizar mengetuk pintu beberapa kali untuk memastikan apakah ada orang di dalam rumah.

Clek

Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita yang sepertinya baru selesai mandi, terlihat di kepalanya masih terlilit handuk.

"Maaf, lama." ucap Nia sambil tersenyum melihat pria di depannya.

Abizar terdiam sejenak menatap tak berkedip wanita yang baru saja keluar.

Cantik !

Benarkah wanita ini yang ditolongnya kemarin ?Semalam Abizar tidak benar-benar melihat wajahnya, karena keadaan wanita itu sangat tidak pantas untuk dilihat oleh mata lelakinya.

"Oh, ya. Aku akan mengambilkan baju mu sebentar. Sudah dicuci." Nia memutar badannya untuk masuk kembali kedalam rumah.

"Tunggu ! Tidak perlu. Aku hanya ingin mengantarkan ini." Abizar memberikan tas di tangannya kepada Nia. Abizar sangat yakin tas itu milik Nia, karena tak ada satu orang perempuan pun yang pernah menaiki mobil Abizar selain Nia.

"Ah, syukurlah." Wajah Nia tampak berbinar menerima tas dari tangan Abizar.

"Aku pikir sudah hilang." Nia membuka tas itu untuk memastikan isi didalamnya. Dompet, ponsel, uang semuanya masih utuh. Abizar hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh Nia.

"Terimakasih sekali lagi. Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Kau begitu banyak membantuku." Nia berterimakasih dengan tulus, terlihat dari sinar matanya ketika menatap Abizar.

"Tidak cukup hanya dengan Terimakasih." ucap Abizar tiba-tiba yang membuat Nia terkejut. Tapi sesaat kemudian Nia kembali tersenyum.

"Baiklah, aku akan mentraktirmu makan. Apa kau sudah makan malam ?" tanya Nia.

"Kebetulan sekali, aku baru saja ingin pergi makan malam." kata Abizar menutupi canggung karena sepertinya dia sudah salah bicara. Entah mengapa mulutnya tiba-tiba berkata seperti itu. Padahal Abizar melakukan semuanya dengan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun. Sekalipun itu bukan Nia atau bahkan seorang laki-laki pun Abizar pasti akan melakukan hal yang sama, menolong atas dasar kemanusiaan.

"Apa kau setiap hari makan di luar ?" tanya Nia memecah keheningan diantara mereka. Saat ini Abizar dan Nia sedang berada di dalam mobil.

Abizar mengalihkan pandangannya dari jalan dan melihat wajah Nia yang saat ini juga sedang melihat kearahnya.

"Hmm, ya. Aku tinggal sendiri dan tidak bisa masak." Jawab Abizar sambil kembali fokus menatap jalanan.

"Pantas saja di rumahmu tidak ada bahan makanan, selain susu dan roti." ucap Nia teringat tadi pagi saat dia ingin membuatkan sarapan untuk pria yang sudah menolongnya.

"Oh, ya, dari tadi kita belum berkenalan. Namaku Kurnia panggil saja Nia." ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada Abizar.

"Abizar" balas Abizar sambil bersalaman dengan Nia. Obrolan mereka pun berlanjut sampai mobil yang dikendarai oleh Abizar berhenti di sebuah restoran.

Saat Abizar baru saja mematikan mesin mobil, tiba-tiba ponselnya berdering. Dilihatnya ternyata nomor ibunya.

"Ibuku menelpon." kata Abizar sambil melihat Nia dan Abizar pun langsung menjawab panggilan itu.

"Halo, Bu." jawab Abizar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!