NovelToon NovelToon

Istri Titipan Talak 3

Bab 1 Duda talak

Dimas menghentikan mobil didepan pintu pagar rumah, karena dia berharap istrinya tidak mendengar suara mobilnya datang. Dia ingin memberi kejutan pada sang istri.

Dimas sudah menyiapkan beberapa kado dan barang kesukaan Maya, istrinya. Rencana seminar selama lima hari, akhirnya bisa kelar hanya empat hari saja dan dia masih punya sisa waktu satu hari untuk istirahat di rumah. Dimas ingin menghabiskan waktu bersama sang istri yang karena kesibukannya sebagai model jarang ada di rumah.

Semoga istriku senang dengan kalung berlian yang aku bawa khusus untuknya.

Dimas melihat sebuah mobil Ferrari warna putih milik istrinya. Itu berarti saat ini Maya istrinya ada di rumah dan mereka memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama.

Kok tumben dia ada di rumah, Berarti hari ini dia tidak ada pemotretan. Syukurlah, jadi aku bisa menghabiskan waktu bersamanya.

Dengan penuh harapan, Dimas berjalan menuju pintu rumahnya yang ternyata di kunci dari dalam. Hal itu sempat membuat Dimas merasakan pikiran tidak enak dan prasangka buruk. Namun Dimas berusaha positif thinking saja.

Untunglah Dimas memiliki satu kunci cadangan yang biasa dia bawa saat dinas keluar kota. Jadi kapanpun dia pulang dan meski istrinya tidak ada di rumah, Dimas bisa langsung masuk.

Dimas membuka pintu sangat pelan, dan dia berjalan menuju ke kamarnya. Pasti saat ini istrinya sedang istirahat dan tidur makanya pintunya di kunci dari dalam.

Akan tetapi langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamarnya. Terdengar suara seorang laki-laki yang sedang mengerang dan setengah berteriak.

Dimas segera membuka pintu kamar dengan cepat dan penuh harap. Namun matanya melotot seolah mau keluar ketika didapatinya istrinya tengah berbuat mesum dengan seorang pemuda yang usianya lebih muda darinya. Hadiah yang sudah dia persiapkan, jatuh kelantai.

Maya tidak menyangka jika suaminya pulang secepat itu. Maya kemudian turun dari ranjang dan meraih pakaiannya yang berantakan dilantai. Demikian juga dengan pemuda itu, dia bergegas mengenakan celana pendek miliknya. Dan tanpa pikir panjang lagi, Dimas langsung memukul wajah pemuda itu dengan keras.

"Mas Dimas, jangan pukul wajahnya!" bela Maya membuat Dimas semakin kesal.

"Kenapa, mau aku pukul bagian mana itu terserah aku," teriak Dimas.

"Dia seorang model mas, dan wajahnya sangat penting baginya," jawab Maya terus membela pemuda itu.

Mendengar penjelasan Maya, Dimas malah semakin ingin menghancurkan wajah pemuda yang sudah berzina dengan istrinya itu.

Bugh.

Satu pukulan lagi dan lagi. Dan Maya berusaha mendorong tubuh suaminya untuk menyelamatkan pemuda itu dari pukulan Dimas yang bertubi-tubi mengarah ke wajah pemuda itu.

"Pergi Saka, cepat! Aku yang akan menyelesaikan masalah ini dengan suamiku," perintah Maya pada Saka yang segera berlari keluar.

"Hei, kurang ajar. Jangan lari seperti seorang pengecut. Jika laki-laki hadapi aku," teriak Dimas keras.

Maya berusaha menahan tangan suaminya sekuat tenaganya, namun Dimas dengan kasar melepaskan pegangan tangan Maya yang hanya mengenakan baju tidur tipis. Jika saat ini kejadiannya tidak seperti ini, pastilah Dimas akan terpesona melihat keindahan tubuh istrinya.

"Mas, jangan kejar dia lagi. Aku yang salah, aku yang memintanya melayaniku," kata Maya sambil mengikuti suaminya yang berlari mengejar Saka.

Langkah Dimas terhenti mendengar ucapan istrinya yang di luar dugaannya. Dimas berharap bahwa pemuda itulah yang merayu istrinya. Tetapi ternyata Maya mengaku bahwa dialah yang merayu pemuda itu.

"Apa katamu?! kamu yang merayunya?! Apa yang kurang dariku sehingga kamu berani merayu pria lain dan berani berzina dibelakang ku? Sudah berapa kali kalian melakukannya?" tanya Dimas kesal dan menahan amarah yang baru sebagian tersalurkan dengan memukuli pemuda itu.

"Mas, dari awal, pernikahan kita memang sudah salah. Aku sudah bosan hidup bersama denganmu. Jika dulu bukan karena kita ketahuan tidur bersama, kita tidak akan pernah menikah," jawab Maya kesal.

"Tapi kau tahu aku sangat mencintaimu dan aku tahu kamu juga mencintaiku. Aku sudah banyak berkorban untukmu," kata Dimas sedikit lemah.

"Kita memang saling mencintai mas, tapi aku tidak ingin menikah denganmu. Aku masih memiliki impian dan cita-cita yang ingin aku gapai."

"Meskipun kita menikah, aku tidak pernah menghalangi sedikitpun usahamu untuk meraih impianmu. Dan bukankah semua sudah kamu dapatkan!?" ucap Dimasa penuh emosi.

"Mas..."

"Sampai-sampai aku menerima ketika kamu memutuskan untuk tidak hamil dan tidak memiliki anak. Kamu pikir aku tidak ingin memiliki anak. Itu karena kamu lebih mementingkan kariermu sebagai model daripada aku. Aku juga ingin seperti keluarga lain, memiliki keluarga kecil dan bisa bermain bersama dengan anak-anakku?!" ucap Dimas semakin kesal.

"Mas, maafkan aku. Tapi aku tidak bisa hidup bersamamu lagi. Aku ingin bebas berkarier tanpa memikirkan keluarga," jawab Maya.

"Bebas berkarier, atau bebas memuaskan hasratmu dengan banyak laki-laki. Aku pikir kamu tidak akan pernah terjerumus karena kamu sudah menikah. Tapi aku salah, kamu bahkan menikmatinya dan kini berharap bisa lebih bebas lagi melakukannya," kata Dimas kecewa.

"Baik, sejak hari ini dan detik ini juga kamu aku talak. Sekarang kamu bukan istriku," ucap Dimas lagi sambil menghela nafas melepaskan bebannya.

"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang," kata Maya sambil melangkah untuk mengemasi barang-barangnya.

"Tidak perlu. Kamu tidak perlu pergi. Biarkan aku yang pergi. Rumah ini, kau ambil saja. Anggap saja ini sebagai imbalan karena kamu pernah memberiku kebahagiaan," kata Dimas lalu melangkah menuju lemari pakaian dan memasukkan pakainnya kedalam koper besarnya walau dalam keadaan berantakan.

Lagipula, aku tidak akan mau melihat lagi tempat tidurku yang sudah ternodai oleh pria lain. Juga rumah yang akan selalu mengingatkan aku dengan perselingkuhan istriku.

Dimas melangkah keluar kamar dengan hati hancur. Dimas tidak pernah menyangka jika rumahtangganya akan berakhir hari ini. Pernikahan yang sudah berlangsung selama 3 tahun ini harus berakhir karena penghianatan Maya.

Bagi Dimas, Maya adalah cinta pertama dan terakhirnya. Sedangkan bagi Maya, Dimas hanyalah salah satu penggemar yang pernah membuatnya jatuh cinta sesaat. Karena di luar sana banyak Dimas-Dimas yang lain yang lebih muda dan menggairahkan.

Dan sejak saat itu, Dimas tidak lagi tertarik dengan wanita manapun. Bahkan orangtuanya sering menjodohkan Dimas dengan beberapa wanita, tetapi tidak ada satupun yang mampu membuatnya jatuh hati.

Dimas fokus pada kariernya sebagai dokter dan melanjutkan kuliahnya hingga menjadi dokter spesialis jantung. Seiring kariernya yang semakin cemerlang, Dimas menjadi dokter dengan penghasilan tinggi.

Membeli rumah baru dan mobil baru. Namun semua itu tidak bisa mengobati rasa kesepiannya setelah menjadi duda. Tetapi entah kenapa dia juga tidak bisa membiarkan dirinya terjebak lagi oleh cinta seorang wanita.

Trauma masa lalu membuatnya dilema. Tidak ingin kesepian tetapi tidak ingin ditemani siapapun. Dan dia hanya bisa melampiaskan dengan sibuk bekerja membantu orang lain.

Namun siapa sangka, pertemuannya dengan sahabat lamanya akan merubah jalan hidupnya. Jalan hidup seperti apakah yang akan Dimas jalani kedepannya?

Bab 2 Ide Bayu

Seperti biasa, Dimas berangkat bekerja dengan mobil barunya. Siapa yang tidak akan terpesona dengan duda yang satu ini. Ditambah lagi setelah bercerai dia lebih memperhatikan penampilannya.

Ketika sampai di rumah sakit, Dimas segera memakai pakaian kebesaran sang dokter. Baju berwarna putih itu terlihat sangat cocok dengannya. Dia mulai memeriksa satu persatu pasien yang ingin berkonsultasi dengannya.

Setelah beberapa jam dia bekerja, Dimas mulai merasa capek juga. Untung saja pasiennya tinggal satu, jadi nanti dia bisa beristirahat sebentar.

Tidak berapa lama, masuklah pasien terakhir Dimas. Seorang laki-laki yang juga tampan dan berwibawa. Dia adalah Bayu Anggara.

"Siang dok...," sapa Bayu setelah masuk keruang dokter Dimas.

"Siang, silahkan duduk," jawab Dimas tanpa melihat Bayu.

"Dimas, Dimas Darmawan?!" kata Bayu kaget.

"Bayu Anggara?!" kata Dimas kaget juga melihat Bayu ada dihadapannya.

"Apa kabar Dimas?" kata Bayu sambil mengulurkan tangannya.

Dimas berdiri dan meraih tangan Bayu.

"Baik. Lama tidak bertemu, kamu semakin tampan saja," kata Dimas sambil tersenyum.

" Kamu juga bertambah tampan. Tidak ingin memelukku?" tanya Bayu.

Dimas mendekati Bayu dan mereka berpelukan untuk beberapa saat. Dimas kembali duduk dan mempersilahkan Bayu duduk.

"Ternyata kamu jadi dokter di rumah sakit ini? Wah, hebat. Dokter Dimas Darmawan. Keren sekali," kata Bayu memuji Dimas.

"Kamu datang kesini bukan untuk memuji aku kan?" tanya Dimas.

"Iya juga sih. Gini dok, akhir-akhir ini aku merasa ada yang tidak beres dengan jantungku. Sering sekali berdegup kencang dan berdebar-debar. Bahkan bisa membuatku sulit tidur," keluh Bayu.

"Baik, silahkan berbaring untuk diperiksa."

Bayu menuruti perintah dokter Dimas. Dan Dimas dengan cekatan mulai memeriksa Bayu. Setelah selesai dia minta Bayu untuk duduk kembali.

"Bagaimana, apa ada yang salah dengan jantungku?" tanya Bayu penasaran.

"Tidak ada masalah dengan jantungmu. Normal kok. Hanya tekanan darah kamu agak tinggi. Atau mungkin kamu sedang ada masalah sehingga membuat jantung kamu seakan bermasalah?" tanya Dimas.

"Benar. Aku ada masalah yang sangat menggangguku."

"Kalau begitu kamu harus segera menyelesaikan masalah kamu itu, agar tidak mempengaruhi kondisi jantung kamu dan kamu juga bisa tidur dengan baik," saran Dimas.

"Kalau begitu, aku ingin minta bantuan kamu. Apa kamu ada waktu sore nanti?" tanya Bayu.

"Hmm, ada. Ketemu dimana?" jawab Dimas.

"Nanti aku share lokasinya. Aku pergi dulu, kamu lanjutkan kerja kamu," kata Bayu sambil mengulurkan tangan yang segera dibalas oleh Dimas.

Dimas duduk bersandar di kursi tahtanya. Mengingat masa lalu. Dimas dan Bayu adalah teman akrab waktu di SMA. Dimana ada Dimas pasti ada Bayu. Dimas tidak menyangka jika hari ini mereka bisa bertemu kembali setelah sekian lama.

Sorenya, Bayu sudah lama menunggu di sebuah cafe dan menghabiskan secangkir kopi yang lebih dulu dia pesan. Ketika melihat Dimas, Bayu segera memesan kembali dua cangkir kopi.

"Hei, Bay. Udah lama menunggu ya. Aduh, maaf telat. Tadi habis ada operasi," kata Dimas sambil menjabat tangan Bayu dan mereka akhirnya berpelukan.

"Nggak juga. Baru secangkir kopi saja," jawab Bayu sambil tersenyum. "Duduklah, sehabis operasi pasti kamu lelah. Santai saja."

"Oke, kawan. Aku akan santai disini sambil menjadi pendengar yang baik," kata Dimas tersenyum.

"Aku sudah bercerai," kata Bayu.

"Aku juga," kata Dimas dingin.

"Apa?! Kamu juga sudah bercerai?!" tanya Bayu kaget namun tidak lama kemudian dia tertawa.

"Nggak gitu juga kali kawan reaksinya. Aku yang bercerai, kenapa kamu yang stres."

"Eh, stres. Maksudnya?"

"Terimakasih, mbak," kata Dimas saat sang pelayan mengantarkan pesanan kopi mereka.

"Dimas..."

"Reaksi kamu benar-benar kayak orang frustasi. Berteriak kencang lalu tertawa sendiri. Aku aja santai," jawab Dimas lalu meminum kopi yang baru diantarkan pelayan.

"Itu bukan Stres atau frustasi. Tapi aku senang, karena kamu sekarang seorang duda," kata Bayu tertawa lagi.

"Tega ya, aku jadi duda kau malah senang. Tertawain saja dirimu sendiri. Kamu juga duda bukan, atau sudah mau menikah lagi?" tanya Dimas mengejek.

"Aku mau rujuk lagi dengan mantan istriku. Tapi tidak bisa," kata Bayu sedih.

"Kenapa?"

Bayu menceritakan tentang dia dan mantan istrinya yang sudah menikah selama dua tahun. Istrinya yang bernama Winda, adalah wanita yang sangat baik dan cantik. Dan Bayu sangat mencintai Winda. Karena terlalu cinta membuatnya sangat cemburuan dan posesif terhadap Winda. Itulah awal mereka bercerai.

Winda juga sangat mencintai Bayu. Terlihat dari sikap Winda yang selalu menerima kembali Bayu, ketika Bayu mengajaknya rujuk kembali setelah Bayu menceraikan Winda.

Mungkin bagi Winda, Bayu lelaki baik. Karena selama mereka bersama, Bayu tidak pernah berselingkuh atau melirik wanita lain.

"Kami sudah cerai talak 3 kali."

"Hhh, dengan satu wanita?"

"Benar, aku sangat mencintainya. Tapi memang semua salahku dan dia juga. Kami mungkin belum memahami hakekat sebuah pernikahan," kata Bayu menyesal.

"Salah, maksudnya?" tanya Dimas yang masih belum mengerti.

" Kami masih beranggapan pernikahan ini seperti saat masih pacaran. Putus nyambung adalah hal biasa dan tidak akan ada aturan memghalangi jika ingin kembali bersama. Tetapi didalam pernikahan berbeda. Kami resmi cerai talak 3 dan kami tidak bisa kembali rujuk," kata Bayu sambil menatap Dimas.

Pikiran buruk Bayu mulai muncul. Ide yang pasti akan dianggap sebagian orang sebagai ide gila. Dan Bayu harus bisa meyakinkan Dimas untuk menerima ide dan rencananya tanpa penolakan.

"Aku pernah dengar hal itu," kata Dimas.

"Tapi, kamu bisa membantuku untuk bisa rujuk kembali," kata Bayu penuh semangat.

"Mana mungkin aku bisa membantumu. Aku ini dokter bukan pak penghulu," kata Dimas tersenyum.

"Bisa. Kamu bisa membantu. Nikahilah mantan istriku."

Dimas sangat kaget dan tidak percaya mendengar ucapan Bayu barusan. Pemikiran Bayu itu sungguh tidak masuk akal.

"Dimas, bantulah aku. Hanya enam bulan, Lalu ceraikan dia," kata Bayu memohon.

"Pernikahan macam apa itu? Tidak Bayu, aku tidak akan mengikuti rencana gila kamu," jawab Dimas tegas.

Kenal saja tidak, bagaimana aku bisa menikahi wanita itu. Lagi pula, aku tidak ingin ada perceraian untuk yang kedua kali. Rasa sakit yang aku rasakan belumlah hilang. Aku ingin pernikahan keduaku menjadi pernikahan untuk seumur hidupku, batin Dimas.

Namun, Bayu tidak tinggal diam mendapat penolakan dari Dimas. Dia terus berusaha memberi Dimas pengertian agar Dimas tidak salah paham dengan idenya.

"Dimas, anggap saja kamu bersedekah kebahagiaan padaku."

"Tidak Bayu, ada banyak cara untuk bersedekah. Tetapi bukan dengan menikahi mantan istrimu."

Penolakan Dimas membuat Bayu berpikir keras. Bayu teringat sesuatu yang mungkin akan membuat Dimas menuruti kemauannya. Namun jika hal itu diungkapkannya, Maka persahabatan mereka tidak akan seperti dulu.

Apakah sesungguhnya hal yang Bayu pikirkan?

Bab 3 : Setujui pernikahan

Bayu menunjukan sebuah gelang warna hitam bertuliskan nama Dimas Darmawan. Gelang yang diberikan Dimas kepada Bayu sebagai sebuah tanda permintaan yang tertunda.

Janji Dimas untuk memenuhi permintaan Bayu jika suatu saat Bayu membutuhkan bantuannya. Dimas mengambil gelang dari Bayu, dan mulai mengingat kembali kejadian ketika mereka masih kelas satu SMA.

Flashback on

Bayu telah menyelamatkan nyawa Dimas. Ketika itu Dimas mengalami kecelakaan dan nyaris tewas. Dimas kekurangan banyak darah dan jika tidak ada donor darah saat itu juga, maka Dimas bisa meninggal.

Bayu dengan segera, dan tanpa pikir panjang mendonorkan banyak darah pada Dimas hingga membuat Bayu harus dirawat di rumah sakit. Jadi Dimas selalu beranggapan bahwa Dimas berhutang nyawa pada Bayu.

Akan tetapi saat itu Bayu tidak berpikir untuk meminta balasan dan masih menyimpan tanda hutang nyawa jika suatu saat dibutuhkan. Dan ternyata kini saatnya sudah tiba.

Flashback off

"Masih ingat kan? Dan kamu tidak akan pura-pura lupa dengan janji kamu saat itu untuk memenuhi apapun keinginan aku," kata Bayu sambil menatap tajam Dimas.

"Tentu aku ingat," jawab Dimas dingin.

"Dimas, permintaanku tidak sebanding dengan apa yang pernah aku lakukan dulu. Toh hanya 6 bulan dan kamu akan bebas."

Dimas hanya terdiam mendengar perkataan Bayu. Akhirnya, dia hanya bisa menerima walupun didalam hatinya masih ada penolakan dan pertentangan.

"Baiklah, hanya 6 bulan sesuai keinginanmu," kata Dimas berat.

"Bagus, Dimas. Kamu sudah setuju. Kamu memang sahabatku yang paling baik. Oke, yang lainnya serahkan padaku. Nanti aku akan hubungi lagi jika tanggal pernikahan sudah ditetapkan," kata Bayu senang.

"Lalu bagaimana dengan mantan istrimu. Apa dia juga setuju?" tanya Dimas berharap wanita itu menolak permintaan Bayu.

"Gampang. Dia urusanku. Kamu hanya perlu datang di acara akad nikah saja."

Dimas merasa seperti seorang anak kecil yang penurut.

Seperti apakah wanita yang akan aku nikahi? Kenapa ada wanita yang begitu penurut dan cinta mati pada laki-laki seperti Bayu? Secantik apakah dia sehingga membuat Bayu ingin sekali menjadi suaminya untuk yang kesekian kalinya? batin Dimas.

Dimas sudah merasa infil pada wanita mantan istri Bayu yang bernama Winda itu. Bayangan rumahtangga yang akan di alaminya, bahkan sudah terbayang dimatanya.

Apa aku sudah gila? Membayangkan apa yang belum terjadi? batin Dimas.

Setelah 2 hari, Bayu memberitahunya tentang tanggal pernikahan dan alamat Winda. Semua terasa begitu cepat dan tergesa-gesa. Seakan Bayu sudah tidak sabar ingin segera menikahi Winda kembali.

Dimas segera datang ke rumah orangtuanya untuk memberitahukan tentang pernikahannya. Disana sudah ada ayah dan ibunya yang siap mendengarkan penjelasan Dimas.

"Ayah, ibu. Dimas memutuskan untuk menikah lagi," kata Dimas ragu.

"Apa? Bukannya beberapa hari lalu kamu menolak menikah dengan Selvi? Kamu bilang belum memikirkan tentang pernikahan, dan masih ingin fokus dengan pekerjaan," kata ibu Sapna pada Dimas.

"Sudahlah bu, mungkin Dimas sudah memiliki pilihan hati sendiri," bela ayah Wisnu.

"Bukan begitu pak, bukannya kemarin dia salah memilih istri? Ibu tidak mau, Dimas salah lagi untuk yang kedua kalinya," jawab Bu Sapna sambil menghela nafas.

Dimas hanya terdiam mendengar perkataan sang ibu. Dimas tidak berani berterus terang tentang kebenaran pernikahannya kali ini. Jika mereka tahu, pasti mereka akan sangat marah padanya.

"Dimas, kenapa tidak kau kenalkan dulu pada kami, agar kami bisa lebih mengenalnya?" tanya ayah Wisnu sambil menatap anak laki-lakinya yang terlihat gugup.

"Begini ayah, dia itu seorang janda. Jadi dia ..." jawab Dimas terputus.

"Apa?! Calon istrimu seorang janda?!" ucap bu Sapna setengah berteriak.

"Memangnya kenapa bu? Dimas seorang duda, memiliki istri janda bukankah itu cocok?" jawab Dimas.

"Dimas, dengan apa yang kamu miliki sekarang, kamu bisa memilih istri yang masih gadis dan masih perawan. Ibu rasa, Selvi lebih cocok dengan kamu," kata bu Sapna menyesalkan keputusan Dimas.

"Tapi Dimas sudah bulat dengan keputusan Dimas kali ini bu. Kalian hanya perlu mempersiapkan diri saja untuk datang dihari pernikahan kami." Dimas melihat kearah ayah dan ibunya yang masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Dimas.

"Dimana Lilis, Bu? Dari tadi aku tidak melihatnya," tanya Dimas lagi.

Baru saja Dimas bertanya, dari luar terdengar suara deru sepeda motor yang baru saja memasuki halaman rumah.

"Itu dia, baru ditanyakan dia sudah muncul," kata sang ibu sambil menghela nafas.

Diluar, Lilis memarkir motornya di dekat mobil kakaknya, Dimas. Lilis membuka helm yang di pakainya dengan pelan. Terlihatlah sosok wanita cantik dengan penampilan yang agak tomboy. Dia berjalan masuk dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," teriak Lilis.

"Wa'alaikum salam, " jawab mereka bertiga hampir bersamaan.

"Lilis, ucapan salam mu kurang keras, kenapa nggak sekalian aja pake speaker," gurau Dimas.

"Kakakku yang guanteng, besok kalau kakak akan menikah, aku akan umumkan pada semua orang kalau kakakku ini bukan pria lemah seperti yang mereka gosipkan," kata Lilis membalas ucapan Dimas.

"Gosip, gosip apaan Lis?" tanya Dimas penasaran.

"Tapi jangan marah ya kak kalau aku kasih tahu. Mereka bilang, kakak lemah diatas ranjang. Tidak bisa memuaskan mbak Maya. Makanya mbak Maya selingkuh, peace," ucap Lilis sambil mengangkat dua jarinya.

Dimas terlihat menahan amarah mendengar perkataan Lilis. Matanya tampak merah dan giginya terdengar gemeretak saling beradu.

"Lilis, tidak bisakah kamu diam saja. Jangan membuat kakakmu marah," ucap sang ayah.

"Lagipula kakakmu sudah akan menikah lagi. Jadi tidak perlu mendengar omongan orang yang tidak suka dengan keluarga kita," sambung sang ibu.

"Benarkah kak Dimas akan menikah lagi? Siapa kak calon ipar aku? Seperti apa orangnya? Kenalin dong kak?" pertanyaan Lilis bertubi-tubi sambil menarik lengan kakaknya manja.

"Kami tidak ada waktu untuk saling memperkenalkan pada orangtua masing-masing. Tanggal pernikahan sudah ditentukan, aku kenalkan setelah kami menikah," jawab Dimas agak gugup.

"Kakak ini aneh ih, masak tidak ada perkenalan keluarga. Apakah ada yang kak Dimas sembunyikan dari kami?" tanya Lilis curiga.

"Kakak hanya takut kalian tidak akan setuju, karena dia banyak kekurangan. Jadi setelah menikah baru kakak merasa nyaman mengenalkan dia pada kalian," jawab Dimas sebisanya untuk menyembunyikan tujuan awal pernikahan ini.

"Ataukah dia sudah hamil anak kak Dimas?" tanya Lilis yang membuat suasana jadi hening.

Dimas hanya bisa menggeleng pelan. Lilis ingin sekali berdebat dengan kakaknya tentang pernikahan Dimas yang terkesan mendadak itu. Namun sang ayah menahan Lilis untuk tidak bertanya lebih jauh lagi.

Tampak raut kecemasan di wajah ketiga orang yang Dimas cintai itu. Mereka saling berpandangan mendengar perkataan Dimas yang bagi mereka tidak masuk akal. Akan tetapi mereka menghormati keputusan Dimas sebagai pria yang sudah dewasa.

Sedangkan Dimas, masih harus menyiapkan diri untuk menghadapi hari pernikahannya yang akan membawanya menghadapi kehidupan baru. Entah seperti apa kehidupannya setelah menikah.

Akankah Dimas berubah pikiran disaat terakhir?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!