NovelToon NovelToon

Legenda Qin Chen

Memutuskan Hubungan

Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...

°°°

Qin Chen telah menghabiskan lima botol anggur setelah menghadiri pesta pernikahan, yang tak seharusnya dia hadir sebagai tamu.

Qin Chen yang belum juga dapat meredam kesedihannya, dia mengambil botol anggur keenam, dan kembali meminum isi dari botol itu.

“Pangeran...” Jin Han, pengawal pribadi Qin Chen mulai khawatir akan kondisi tuannya.

Qin Chen menoleh saat mendengar ada yang memanggilnya, lalu berkata, “Pulang, dan istirahatlah! Malam ini aku hanya ingin sendirian...”

Jin Han tau apa yang sedang dirasakan Qin Chen, dan bagaimana mungkin dia meninggalkan tuannya yang sedang dalam keadaan terluka.

Terluka di medan perang, dia sudah terlalu sering melihat Qin Chen mengalami hal itu. Akan tetapi kali ini bukanlah luka karena senjata yang di dapatkan Qin Chen, melainkan luka karena perasaan yang seorang tabib Kerajaan sekalipun tidak akan dapat meresepkan obat untuk kesembuhan lukanya.

“Pangeran, bagaimana kalau Pangeran mengatakan hubungan yang selama ini terjalin dengan Nona Li Wei kepada Raja? Pangeran adalah putra kesayangannya, mungkin Raja bisa melepas status Nona Li Wei, dan membiarkan Pangeran memilikinya,” kata Jin Han menyampaikan pendapatnya.

Senyum sinis terlihat di wajah Qin Chen mendengar semua itu, “Li Wei terlalu cantik, dan pria itu menggilai wanita cantik. Mengetahui semua itu, apa kamu masih mau mengatakan kalau dia bisa merelakan Li Wei untukku?...”

“Bagaimana bisa pangeran mengatakan semua itu, sementara kita belum mencobanya? Meski kemungkinan itu sangat kecil, bagaimana kalau kita tetap mencoba, dan kita bisa mendengar langsung jawaban yang diberikan Raja?” kata Jin Han tak lelah membujuk Qin Chen untuk memperjuangkan hubungannya dengan Li Wei.

Apa yang didengarnya dari Jin Han membuatnya ingin segera menemui Raja. Namun, keinginan itu segera sirna saat dia teringat senyuman Li Wei, yang terlihat sangat bahagia setelah dia menjadi Selir Agung seorang Raja. Wanita itu bahkan tak menganggap keberadaannya saat mereka saling bertemu pandang di pesta yang belum lama ini berakhir.

“Jin Han, keluar dan biarkan aku sendirian di tempat ini kalau kau masih menganggap aku sebagai tuanmu!” kata Qin Chen dengan suara meninggi.

Jin Han yang tidak ingin menambah beban pikiran tuannya, segera saja dia keluar dari ruangan yang ditempati Qin Chen, membiarkan pria itu seorang diri menghabiskan malam yang begitu menyedihkan.

Setelah kepergian Jin Han, Qin Chen yang tertinggal seorang diri di dalam ruangannya, dia segera menulis surat resmi yang ditujukan untuk Raja.

Dalam surat resmi yang dia tulis, dia menyatakan kalau dirinya tidak lagi menginginkan gelar Pangeran ketiga, dan menyerahkan gelar itu kembali ke Raja bersamaan dengan dia yang memutuskan hubungan keluarga dengan Kerajaan Chu.

Selesai melipat rapi surat resmi yang di tulis dan di tujukan untuk Raja, dengan membawa sedikit perbekalan, Qin Chen menyelinap keluar dari kediamannya, tanpa ada yang tahu kalau sosoknya telah pergi meninggalkan kediaman.

Pagi harinya saat Jin Han memasuki kamar Qin Chen, dia tidak menemukan keberadaan pria itu. Yang dia temukan justru surat resmi yang masih tersegel, dan jelas tertulis kalau surat itu ditujukan pada Raja.

“Permata Kerajaan telah pergi. Entah apa yang akan terjadi pada Kerajaan Chu di masa yang akan datang,” gumam Jin Han, lalu dia segera saja pergi ke istana, dan menyerahkan surat resmi Qin Chen pada Raja.

Di istana Kerajaan Chu, Raja yang baru selesai membaca surat resmi Qin Chen, dari wajahnya terlihat jelas kalau dia sedang sedih tapi juga marah, “Jin Han! Katakan padaku, apa yang sudah terjadi pada Pangeran ketiga? Kenapa dia tiba-tiba melepas gelar Pangeran miliknya, dan memutuskan hubungan keluarga dengan Kerajaan Chu?...”

Jin Han segera berlutut, “Yang Mulia, hamba sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi pada Pangeran ketiga. Dari semalam hamba tidak melihat adanya keanehan dari perilaku Pangeran ketiga...”

Raja menggenggam erat surat resmi yang diberikan Qin Chen padanya. “Cari dan temukan keberadaan putraku, dan jangan sampai kalian melukainya!” titah Raja pada para Jenderalnya.

°°°

Wanita cantik yang setiap gerakannya terlihat begitu anggun dan indah dipandang mata, wajah cantiknya tiba-tiba dibanjiri air mata saat dia mendengar kabar Qin Chen yang telah meninggalkan Kerajaan Chu, dan memutuskan segala jenis hubungan dengan Kerajaan Chu.

“Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa dengan begitu mudah aku mengkhianatinya hanya karena gelar Selir Agung seorang Raja?...”

Wanita cantik yang tak lain adalah Li Wei telah mengusir keluar seluruh pelayannya, sehingga dia tidak perlu khawatir ada yang mendengar perkataannya. “Qin Chen, aku telah melakukan kesalahan besar...”

Li Wei bangkit berdiri, teringat tempat yang mungkin saat ini sedang disinggahi Qin Chen, “Dia pasti berada di tempat itu. Aku harus segera memberitahu Yang Mulia...”

Namun, Li Wei segera mengurungkan mengatakan semua itu pada Raja, mengingat statusnya saat ini yang merupakan Selir Agung, dan menjadi salah satu istri kesayangan Raja.

“A-aku tidak bisa melakukan itu. Kalau aku melakukannya, pasti Yang Mulia curiga padaku, dan cepat atau lambat Yang Mulia pasti dapat mengetahui hubunganku dengan Qin Chen...”

Li Wei kembali duduk, mencoba mencari cara memberitahukan dimana lokasi Qin Chen pada Raja, tanpa diketahui Raja kalau semua informasi itu didapatkan darinya.

“Jin Han, ya pria itu, aku harus menemuinya,” ujar Li Wei lalu dia pergi mencari keberadaan Jin Han.

°°°

Li Wei menemukan Jin Han saat dia pergi ke halaman istana Kerajaan Chu. Akan tetapi Jin Han bersikap sangat dingin padanya, “Aku tahu kenapa kamu mencariku, dan aku juga tahu tempat yang kemungkinan dituju Pangeran ketiga. Akan tetapi, aku tidak akan mengatakan semua itu pada Raja, dan kalau kamu nekad menyuruh orang lain menyampaikan informasi itu aku akan mengungkap hubunganmu dengan Pangeran di hadapan Raja bersama seluruh bukti yang aku miliki...”

Li Wei tahu kalau dia tidak bisa meminta bantuan pada Jin Han, dan tidak mungkin dia mengambil resiko menyuruh orang lain menyampaikan informasi yang dia miliki pada Raja.

“Selir Agung Li Wei, lebih baik kamu kembali ke kediamanmu, dan lupakan kalau kamu pernah ada hubungan dengan Pangeran. Bagaimanapun juga, kamu saat ini telah menjadi Selir Agung Kerajaan, dan salah satu istri kesayangan Raja...”

Jin Han langsung pergi meninggalkan Li Wei setelah dia selesai mengatakan apa yang ingin dia katakan pada wanita yang telah membuat tuannya kecewa.

Awal dia melihat sosok Li Wei, Jin Han yakin wanita pendiam itu merupakan wanita tepat untuk tuannya, tapi semua penilaiannya benar-benar salah setelah dia kembali dari perbatasan, dan melihat sosok wanita yang telah diberi setatus Selir Agung oleh Raja.

“Sungguh Raja dan Selir Agung adalah pasangan yang serasi,” kata Jin Han sambil berjalan menjauh, tapi perkataannya tetap dapat didengar Li Wei.

Jin Han terus melangkahkan kakinya pergi menjauh meninggalkan Li Wei yang hanya bisa menundukkan kepala setelah mendengar apa yang baru dikatakannya.

Para pelayan dan penjaga hanya berani melihat dari kejauhan karena Li Wei melarang mereka mendekatinya.

Tiba-tiba seorang kasim datang, menyampaikan kedatangan Raja Qin Duan Ren.

“Salam Yang Mulia...” Li Wei segera memberi hormat saat Raja Qin Duan Ren berada di hadapannya.

Raja Qin Duan Ren menerima hormat Li Wei, tapi tatapan matanya segera tertuju pada wajah Li Wei yang terlihat sedang menahan kesedihan.

Li Wei tersenyum kaku saat Raja Qin Duan Ren terus menatap wajahnya, “Yang Mulia, kenapa Yang Mulia terus menatap wajah hamba? Apa ada yang salah dengan wajah hamba?...”

Raja Qin Duan Ren menggelengkan kepalanya, “Tidak ada yang aneh dari wajah cantikmu, tapi wajah cantikmu tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang sedang kamu rasakan...”

“Katakan padaku, apa yang membuatmu sampai terlihat begitu sedih? Apa ada Selir rendahan yang berani mengganggu seorang Selir Agung?...” ujar Raja Qin Duan Ren.

“Yang Mulia, hamba ikut sedih setelah mendengar kabar kepergian Pangeran ketiga,” kata Li Wei.

Raja Qin menghela nafas, “Aku tidak tahu apa yang telah terjadi padanya. Begitu dia kembali membawa kemenangan, dia justru melakukan semua ini...”

“Apa mungkin dia marah padaku karena bukannya menyambut kedatangannya dengan pesta meriah, tapi justru menyambut kedatangannya dengan pesta pernikahan kita?...”

“Padahal aku sudah menyiapkan pesta pernikahan meriah untuknya, begitu dia mengenalkan wanita manapun yang dia pilih menjadi Permaisurinya...”

“Sekarang dia pergi tanpa mengatakan alasan kepergiannya, bahkan dia memutuskan seluruh hubungannya denganku...” Raja Qin Duan Ren terlihat sedih saat mengatakan semua itu.

Li Wei meremas pakaiannya, mendengar semua yang dikatakan Raja Qin Duan Ren.

“Selir Agung, kembalilah ke kediamanmu! Nanti malam aku akan datang menemanimu...”

Raja Qin Duan Ren langsung pergi setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Begitu Raja Qin Duan Ren pergi, Li Wei yang sudah tidak lagi bisa menahan kesedihannya, dia hanya bisa lari menuju kediaman Selir Agung, sambil menunjukkan wajah sedihnya.

Sementara Jin Han yang melihat kejadian di taman istana antara Raja Qin Duan Ren dan Li Wei, dia hanya menunjukkan senyuman sinis di wajahnya.

“Kalau di masa depan Pangeran datang dengan tujuan menghancurkan Kerajaan ini, aku tidak akan ragu memberikan semua yang aku miliki, untuk membantu apa yang menjadi tujuannya!...”

Jin Han lalu pergi begitu saja setelah melihat Li Wei lari meninggalkan taman istana, dengan berderai air mata, yang dia anggap sebagai air mata palsu...

°°°

Bersambung...

Menjadi Pengawal Bayaran

Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...

°°°

Dua tahun berlalu sejak Qin Chen pergi meninggalkan Kerajaan Chu setelah melepaskan gelar Pangeran miliknya, dan memutus hubungan keluarga dengan Kerajaan Chu.

Tinggal jauh dari Kerajaan Chu, atau tepatnya tanah yang dia tinggali masuk dalam wilayah Kerajaan Shu, Kerajaan yang sama kuat dan sama besarnya dengan Kerajaan Chu.

Selama lebih kurang dua tahun tinggal di tempat yang jauh dari keramaian kota, Qin Chen mengganti identitasnya, dan sekarang dia bekerja sebagai prajurit sewaan yang biasanya mengawal para bangsawan.

“Saudara Chen, dua hari lagi di istana Kerajaan Shu akan diadakan kompetisi untuk memilih pengawal, yang akan menjadi mengawal pribadi Putri Mahkota. Kalau saudara Chen tertarik, mari bersama-sama kita mengikuti kompetisi itu,” kata Qiao Bao, sesama penyedia jasa pengawal bayaran, yang sudah lebih dari satu tahun menjadi rekan Qin Chen.

“Saudaraku, kenapa juga kita harus mengikuti kompetisi itu? Bukannya selama ini kita tidak pernah kekurangan uang? Lagian, berurusan dengan pihak Kerajaan hanya akan membuat kita kerepotan di kemudian hari,” balas Qin Chen sembari mengasah pedang yang sudah menemaninya sejak dia sampai di wilayah Kerajaan Shu.

“Ayolah saudaraku, selama ini kita memang tidak pernah kehabisan uang, tapi kalau kita bisa terpilih menjadi pengawal pribadi Putri Mahkota, pastinya kita akan mendapatkan lebih banyak uang...” Qiao Bao terus membujuk Qin Chen.

“Seberapa banyak uang yang kita dapat dengan menjadi pengawal pribadi Putri Mahkota? Apa uang itu dua kali lebih banyak dari pendapatan bulanan kita sebagai pengawal bayaran?” tanya Qin Chen.

“Bukan dua kali, tapi kita bisa mendapatkan gaji bulanan sepuluh kali lebih banyak daripada pendapatan bulanan kita sebagai pengawal bayaran,” jawab Qiao Bao lalu dia menunjukkan senyuman di wajahnya.

“Hmmm... jumlah yang cukup banyak, tapi apa kamu yakin kalau kita dapat menjadi pemenang dalam kompetisi itu?” ujar Qin Chen.

“Dengan aku tergabung dalam satu regu denganmu, apa masih ada harapan regu lain dapat mengalahkan kita? Kita adalah yang terkuat, dan pastinya kompetisi itu pasti dapat kita menangkan,” seru Qiao Bao penuh semangat.

Selama mengenal Qiao Bao, Qin Chen kadang merasa risih dengan hal-hal konyol yang sering dilakukan orang itu. Akan tetapi, Qin Chen mengakui kalau Qiao Bao bukanlah sosok yang dapat dia remehkan.

“Baiklah, kita akan mengikuti kompetisi itu, tapi jangan terlalu banyak berharap kalau kita dapat memenangkan kompetisi itu!” ujar Qin Chen tenang.

“Hmmm!...” Qin Chen menganggukkan kepala, lalu dia berkata pada Qiao Bao, “Akan banyak pendekar kuat yang pastinya mengikuti kompetisi. Aku ingatkan padamu untuk tidak melakukan hal-hal konyol selama kita mengikuti kompetisi, kalau kamu masih menginginkan kemenangan!...”

“Saudaraku kamu tenang saja! Aku tidak akan melakukan hal-hal konyol, yang hanya memberi kesempatan pada orang lain merebut kemenangan dari tangan kita...” Wajah Qiao Bao terlihat sangat serius saat mengatakan semua itu.

“Entah sudah berapa kali aku mendengar kata-kata itu keluar dari mulutmu, tapi pada akhirnya kamu masih saja melakukan hal-hal konyol,” ungkap Qin Chen yang disambut tawa lirih Qiao Bao.

Baru juga Qin Chen selesai mengasah pedang di tangannya, tiba-tiba saja kereta kuda yang dinaikinya berhenti, bersamaan dengan terdengarnya suara pertempuran tak jauh dari tempatnya.

Tak lama kusir kereta kuda memberitahu Qin Chen dan Qiao Bao kalau di depan mereka ada pertempuran antara prajurit Kerajaan dengan sekelompok orang yang diyakini sebagai kawanan bandit.

“Tuan pendekar, kalau kawanan bandit itu dapat mengalahkan prajurit Kerajaan, pasti mereka juga mengambil apa yang berada di dalam kereta kuda kita,” seru kusir kereta kuda yang mulai ketakutan dengan keberadaan kawanan bandit.

“Kamu tenang saja, selama ada kami, kawanan bandit itu tidak mungkin dapat mengambil apa yang ada di dalam kereta kuda ini. Kalau mereka memaksa mengambil, aku pastikan mereka hanya akan mengalami kematian tragis!” ujar Qiao Bao.

“Tuan pendekar, apa kalian tidak ingin membantu prajurit Kerajaan? Dari banyaknya prajurit pengawal, sepertinya mereka sedang mengawal perjalanan sosok penting bagi Kerajaan,” kembali kusir kereta kuda berkata.

“Tuan pendekar mungkin bisa mendapatkan bayaran tambahan dengan membantu mereka,” imbuhnya.

“Bagaimana saudaraku, apa kamu berminat membantu mereka dan mendapatkan bayaran tambahan?” tanya Qiao Bao sembari menolehkan kepala, menatap Qin Chen di sebelahnya.

“Karena kau sangat mencintai uang, cepat keluar dan bantu mereka!” kata Qin Chen menjawab pertanyaan Qiao Bao.

“Oh saudaraku, apa kamu tega membiarkanku melawan mereka seorang diri? Setidaknya bantu aku menghajar satu atau dua dari mereka,” kata Qiao Bao memelas.

Melihat wajah memelas Qiao Bao, Qin Chen hanya bisa menghela nafas, lalu dia begitu saja keluar dari dalam kereta kuda, dan melihat pertempuran yang sedang terjadi antara prajurit Kerajaan dan kawanan bandit.

“Jumlah mereka tak seberapa banyak. Saudara Bao, kau tetap di sini menjaga kereta kuda! Biarkan aku sendiri yang membantu prajurit Kerajaan,” kata Qin Chen lalu dia melesat maju menyerang kawanan bandit yang tidak siap menerima serangan tiba-tiba darinya.

Dengan ilmu bela diri dan teknik tenaga dalam yang dimilikinya, puluhan bandit yang tidak bisa mengolah tenaga dalam bukanlah lawan sepadan untuknya. Terbukti hanya dalam beberapa detik, belasan bandit mati di tangan Qin Chen, sementara sisanya pergi melarikan diri dengan luka di sekujur tubuh mereka.

Qin Chen hanya menggunakan ilmu beladiri dasar untuk melawan mereka, tapi dengan penggunaan tenaga dalam, ilmu beladiri dasar menjadi sangat mematikan saat dia yang melakukannya.

Setelah membereskan kawanan bandit, Qin Chen mengarahkan pandangannya ke arah prajurit Kerajaan yang terluka, lalu pandangan matanya segera tertuju pada sosok wanita cantik yang baru keluar dari kereta kuda.

Wanita itu begitu anggun melangkahkan kaki meninggalkan kereta kudanya, berjalan ke arah Qin Chen.

“Tuan pendekar, terimakasih telah menyelamatkan kami,” kata wanita yang tak lain adalah Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu.

“Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan,” kata Qin Chen yang bersikap acuh pada Putri Liu Yao.

Bukannya marah dengan sikap acuh Qin Chen, Putri Liu Yao justru menunjukkan senyuman di balik cadarnya, ‘Dari sekian banyak pria yang aku temui, cuma dia yang tidak tertegun saat melihatku,’ kata Putri Liu Yao dalam hati.

“Tuan pendekar, apa sekiranya yang Tuan inginkan untuk membalas pertolongan, yang Tuan pada kami?” tanya Putri Liu Yao.

“Aku tidak menginginkan apapun darimu, tapi setidaknya berikan satu atau dua keping perak pada temanku yang ada di sana! Aku rasa satu atau dua keping perak tidak akan membuatmu miskin,” jawab Qin Chen, sembari mengarahkan tangannya, menunjuk ke arah Qiao Bao.

“Jangankan satu atau dua keping perak, aku bisa memberi kalian puluhan keping emas, asalkan kalian mau menjadi pengawal pribadiku!” kata Putri Liu Yao yang langsung saja menawari Qin Chen menjadi pengawal pribadinya setelah dia melihat plakat pengawal bayaran, terikat di ikat pinggang Qin Chen.

Tiba-tiba saja Qiao Bao datang, dan segera mengambil sikap berlutut di hadapan Putri Liu Yao.

“Hamba Qiao Bao memberi hormat pada Putri Liu Yao,” katanya yang mengenali siapa sosok Putri Liu Yao, tak seperti Qin Chen yang tidak mengenalinya.

“Putri, maafkan saudara hamba yang tidak mengenali Putri, bahkan dia tidak memberi hormat di hadapan putri,” kata Qiao Bao sambil menarik lengan Qin Chen, memintanya melakukan seperti apa yang sedang dilakukannya.

“Kamu tidak perlu meminta maaf! Saudaramu adalah penyelamat hidupku. Jadi, sudah seharusnya aku yang menaruh hormat padanya,” balas Putri Liu Yao.

Lalu Putri Liu Yao segera mengatakan keinginannya yang ingin menjadikan Qin Chen dan Qiao Bao sebagai pengawal pribadinya.

Qiao Bao yang memang menginginkan posisi itu, tanpa berpikir panjang dia langsung menyetujui apa yang menjadi keinginan Putri Liu Yao, berbeda dengan Qin Chen yang masih terlihat sedang memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.

“Saudaraku, apalagi yang kamu pikirkan? Bukannya kita sudah sepakat mengikuti kompetisi itu? Lihat sekarang, kita bisa menjadi pengawal pribadi Putri Liu Yao, tanpa harus mengikuti kompetisi,” kata Qiao Bao saat dia melihat Qin Chen masih belum memberi jawaban.

“Baiklah, aku setuju menjadi pengawal Putri Liu Yao, tapi aku tidak akan melakukan tugas di luar tugas seorang pengawal,” kata Qin Chen tegas, dan penuh wibawa.

Meski menggunakan cadar untuk menutupi sebagian wajahnya, tetap saja Qin Chen tahu kalau Putri Liu Yao sedang tersenyum di balik cadarnya setelah mendengar perkataannya.

Putri Liu Yao menyerahkan plakat pengawal pribadi pada Qin Chen dan Qiao Bao, lalu dia berkata, “Selesaikan tugas terakhir kalian, dan segera temui aku di istana Putri Mahkota!...”

Qin Chen menerima plakat pemberian Putri Liu Yao, begitu juga dengan Qiao Bao, “Putri tenang saja, kami segera menemui Putri di istana Putri Mahkota begitu tugas terakhir kami sebagai pengawal lepas terselesaikan,” kata Qiao Bao yang tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya karena dia telah diangkat menjadi pengawal pribadi Putri Liu Yao.

Mendengar itu Putri Liu Yao hanya tersenyum, lalu dia menyempatkan diri menatap Qin Chen, sebelum pergi melanjutkan perjalanan menuju istana Kekaisaran Shu.

Sementara Qin Chen dan Qiao Bao, mereka kembali mengawal kereta kuda yang membawa pakaian sutra terbaik milik seorang bangsawan, menuju kediaman bangsawan yang telah menyewa jasa mereka.

°°°

Bersambung...

Istana Putri Mahkota

Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...

°°°

Satu hari berlalu begitu saja...

“Saudara Chen, bagaimana kalau kita langsung pergi ke istana Putri Liu Yao?” kata Qiao Bao berdiri di hadapan Qin Chen.

“Bukannya tujuan kita memang tempat itu?” kata Qin Chen yang sudah siap pergi ke istana Putri Liu Yao.

Qiao Bao tersenyum mendengar perkataan Qin Chen, “Kalau begitu, mari kita pergi ke istana Putri Liu Yao! Aku sudah tidak sabar melihat keindahan yang ada di istana itu, terutama keindahan para pelayan istana, yang konon katanya jauh lebih cantik dibandingkan wanita di paviliun cinta,” ujar Qiao Bao.

“Kalau kau memang menyukai kecantikan, kenapa kau tidak berusaha mendapatkan hati Putri Liu Yao? Bukannya dia wanita tercantik di Kerajaan ini?” tanya Qin Chen.

“Aku tidak akan mengejar apa yang tidak bisa aku kejar. Putri Liu Yao tak lama lagi akan menjadi istri Putra Mahkota Kerajaan Chu. Jadi, bagaimana mungkin aku dapat bersaing dengan seorang Putra Mahkota?” ungkap Qiao Bao.

Qin Chen teringat tentang wanita yang sudah menjadi tunangan Kakaknya sejak kecil, “Ternyata wanita itu adalah Putri Liu Yao,” gumam lirih Qin Chen.

°°°

Di istana Putri Mahkota...

Setelah beberapa saat berjalan Qin Chen dan Qiao Bao akhirnya sampai di istana megah milik Putri Liu Yao, yang bergelar Putri Mahkota Kerajaan Shu. Qin Chen dan Qiao Bao yang baru saja memasuki istana Putri Liu Yao, keduanya sama-sama merasakan keanehan. Istana yang luas terasa begitu sepi, tapi keduanya tahu ada sosok yang sedang mengawasi pergerakan mereka.

Swusshh...

Swusshh...

Dua anak panah melesat ke arah Qin Chen dan Qiao Bao.

“Apa yang terjadi? Apa mereka ingin membunuh kita?” seru Qiao Bao yang terkejut dengan datangnya serangan tiba-tiba, dan menjadikan dirinya sebagai target serangan.

Sedangkan Qin Chen, dia hanya menunjukkan senyuman tipis di bibirnya saat mendapatkan serangan tiba-tiba, yang jelas dia tahu apa maksud dari orang-orang yang melakukan serangan.

Qin Chen dengan kelincahan dan kecepatannya, dia berhasil menghindari seluruh serangan yang tertuju padanya.

Setelah anak panah terakhir berhasil dia hindari, Qin Chen mengambil beberapa kerikil di sekitarnya, dan sedikit menggunakan tenaga dalam dia melemparkan kerikil kecil itu ke arah orang-orang yang baru melakukan serangan ke arahnya.

“Tidak akan seru kalau hanya kalian yang menguji kami. Jadi, biarkan aku menguji kemampuan yang kalian miliki!...” Lemparan Zhang Yu semuanya tepat mengenai sasaran, dan membuat kurang dari sepuluh prajurit yang terambil dalam menggunakan panah jatuh tertunduk sambil memegangi kening mereka.

Qin Chen memperlebar senyuman di bibirnya, melihat prajurit yang terkena lemparan kerikil. Akan tetapi senyumnya berubah menjadi senyuman sinis saat dia melihat belasan prajurit bersenjatakan tombak dan pedang bersiap menyerang dirinya dan juga Qiao Bao.

“Saudara Bao, mereka datang untuk menguji kekuatan kita. Silahkan memukul mereka sesuka hatimu, tapi kau harus ingat untuk tidak membunuh mereka,” kata Qin Chen pada Qiao Bao yang langsung saja menganggukkan kepala setelah mendengar apa yang dikatakannya.

“Karena saudaraku mengatakan aku bebas memukuli kalian, jadi aku tidak akan sungkan membuat beberapa luka lebam di tubuh kalian,” ujar Qiao Bao yang langsung saja melesat maju, memukuli prajurit yang jumlahnya tidak lebihkan dari dua puluh orang.

Kurang dari sepuluh menit Qiao Bao berhasil mengalahkan seluruh prajurit yang menjadi lawannya. Namun, mereka semua terjatuh dengan tubuh di penuhi luka lebam, tapi tak ada satupun dari mereka yang mengalami luka parah, atau bahkan sampai mati.

“Kalian hanya cukup mendapatkan perawatan selama satu minggu, dan kalian sudah dapat beraktivitas seperti biasanya,” kata Qiao Bao pada prajurit yang hanya terbaring tak dapat menggerakkan tubuh mereka.

Suara tepuk tangan terdengar bersama dengan kemunculan Putri Liu Yao, yang didampingi beberapa pelayan setianya. Terlihat suara tepuk tangan berasal dari Putri Liu Yao yang terus bertepuk tangan.

Dengan cepat puluhan prajurit muncul, dan segera membawa prajurit yang terluka menuju ruang perawatan. Meski tidak ada yang mengalami luka serius, setidaknya mereka membutuhkan perawatan untuk mencegah semakin memburuknya luka yang mereka dapatkan.

Putri Liu Yao menghampiri Qin Chen dan Qiao Bao begitu seluruh prajurit yang terluka telah dipindahkan ke ruangan perawatan. Dari tatapannya, jelas terlihat kalau dia kagum dengan kekuatan yang dimiliki Qin Chen dan Qiao Bao.

“Aku tidak menyangka prajurit khusus yang selama ini menjaga istanaku bukanlah lawan yang sepadan untuk kalian, bahkan aku melihat kalian belum serius menggunakan seluruh kemampuan saat berhadapan dengan mereka,” ujar Putri Liu Yao.

Qin Chen hanya tersenyum mendengar itu, sementara Qiao Bao segera saja dia berkata, “Putri terlalu memuji. Sebenarnya, kekuatanku tidaklah sebanding dengan kekuatan saudara Chen kalau dia sudah mulai serius menghadapi lawannya...”

Tanpa diberitahu Qiao Bao, hanya dengan melihat gerakan dan ketenangan yang ditunjukkan Qin Chen, Putri Liu Yao sudah tau kalau dia telah memilih orang-orang yang tepat untuk menjadi pengawal pribadinya, terutama untuk Qin Chen yang sampai detik ini tidak menunjukkan ketertarikan padanya.

“Semua tadi hanyalah ujian yang aku siapkan untuk menguji seberapa besar kekuatan yang kalian miliki, dan karena kalian berdua telah menyelesaikan seluruh ujian dengan nilai sempurna. Mulai hari ini kalian akan mulai bekerja menjadi pengawal pribadiku. Pakaian yang akan kalian gunakan serta gaji kalian untuk satu bulan ini telah aku persiapkan...” Dua pelayan di sisi kanan dan kiri Putri Liu Yao maju ke depan, menyerahkan pakaian dan gaji Qin Chen dan Qiao Bao.

Qin Chen dan Qiao Bao menerima apa yang menjadi hak mereka. Akan tetapi, saat Qiao Bao melihat jumlah bayarannya selama satu bulan, dia hampir saja mati terkena serangan jantung karena terkejut, “Se-Sepuluh koin emas? Bukannya ini sangat banyak?” ujar Qiao Bao.

“Jumlah itu hanya setara dengan bayaran bulanan prajurit khusus Kerajaan Shu. Jumlah itu bisa bertambah dua kali lebih banyak seandainya aku puas dengan kinerja kalian selama satu bulan ini,” kata Putri Liu Yao sembari menyunggingkan senyuman di balik cadarnya.

Qin Chen dan Qiao Bao menganggukkan kepalanya setelah mendengar semua itu, dan untuk Qiao Bao dia bersumpah akan menunjukkan kalau dirinya berhak mendapatkan upah yang lebih banyak dengan kinerjanya.

Setelahnya, Putri Liu Yao menyuruh dua pelayan mengantar Qiao Bao menuju sebuah ruangan untuk mengganti pakaiannya, sementara dia mengajak Qin Chen pergi bersamanya menuju taman yang terletak di bagian belakang istana miliknya.

Sampai di taman, Putri Liu Yao menyerahkan sebuah topeng pada Qin Chen, setelah terlebih dahulu dia menyuruh pergi seluruh pelayannya, “Wajahmu bisa membuat kegaduhan di istana ini. Jadi, mulai sekarang kamu harus menggunakan topeng pemberianku,” kata Putri Liu Yao.

Qin Chen menerima topeng pemberian Putri Liu Yao dan langsung memakainya, “Putri, apa tidak sebaiknya aku mengganti pakaian terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan? Tidak memakai pakaian yang sudah Putri berikan, bukannya aku hanya akan terlihat seperti orang asing di tempat ini?” ujar Qin Chen.

“Ikut denganku! Aku tahu ruangan yang bisa kamu gunakan untuk mengganti pakaian, dan kamu juga bisa menggunakan tempat itu sebagai tempat tinggal selama kamu bekerja untukku,” kata Putri Liu Yao.

“Apa saudara Bao juga akan tinggal di tempat itu?” tanya Qin Chen melirik wajah Putri Liu Yao.

Terlihat Putri Liu Yao menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata, “Saudaramu itu akan tinggal di ruangan yang berbeda, tapi dia tetap mendapatkan pelayanan seperti yang kamu dapatkan...”

Meski tidak tinggal di ruangan yang sama, setidaknya Qin Chen tahu kalau Qiao Bao juga mendapat pelayanan seperti yang akan dia dapatkan, sekalipun dia belum tahu pelayanan seperti apa yang akan didapatkannya.

“Ini adalah pertemuan kedua kita dan kamu juga telah bekerja untukku. Akan tetapi, sampai sekarang aku masih belum mengetahui namamu. Kalau tidak keberatan, apa kamu bisa memberitahu namamu padaku?” tanya Putri Liu Yao, sembari menatap wajah Qin Chen yang tertutup topeng pemberiannya.

Mendengar itu Qin Chen seketika sadar kalau dia belum memperkenalkan dirinya pada Putri Liu Yao, “Maafkan aku yang belum memperkenalkan diri pada Putri. Putri dapat memanggilku Qiao Chen, tapi seandainya Putri ingin memberi nama lain, dengan senang hati aku menerima nama pemberian Putri,” kata Qin Chen memperkenalkan dirinya, meski dia tidak mengatakan nama aslinya.

Tiba-tiba saja Putri Liu Yao membuka cadarnya setelah Qin Chen memperkenalkan dirinya, “Kamu orang pertama selain Ayahandaku yang melihat wajahku. Setelah ini aku berharap kamu tidak menjadi seorang pengkhianat!” ujar Putri Liu Yao.

Qin Chen bersikap biasa saja setelah dia melihat wajah Putri Liu Yao, meski sejenak dia sempat terpesona dengan kecantikan Putri Liu Yao.

“Yakinlah Putri, aku Qiao Chen tidak akan pernah mengecewakan atau bahkan sampai mengkhianati kepercayaan Putri. Akan tetapi hamba ingin bertanya, kenapa tiba-tiba Putri membuka cadar dan menunjukkan wajah Putri padaku?” kata Qin Chen.

Mendengar itu Putri Liu Yao kembali menunjukkan senyuman di wajahnya, tapi kali ini Qin Chen dapat langsung melihat senyuman Putri Liu Yao, “Aku hanya ingin kamu tidak salah mengenaliku, saat aku tidak menggunakan cadar,” kata Putri Liu Yao menjawab pertanyaan Qin Chen.

Qin Chen menganggukkan kepalanya mengerti, lalu dia tidak lagi sungkan menunjukkan senyumannya, “Aku sangat mengerti kenapa Putri membuka cadar, dan aku berharap Putri segera kembali memakai cadar karena saudara Bao dan dua pelayan segera datang,” kata Qin Chen.

Mendengarnya Putri Liu Yao segera memakai cadarnya. Benar saja, tak lama setelah dia memakai cadar, dia melihat Qiao Bao dan dua pelayan sampai di taman, “Aku memang tidak salah memilihmu menjadi pengawal pribadiku,” kata Putri Liu Yao yang hanya dapat didengar Qin Chen.

°°°

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!