(DUNIA, TAHUN 2030)
Ketakutan terbesar telah kulalui, aku berhasil membunuh sebuah roh jahat dan kuat dari masa kuno "Abaddon".
Kekuatan ku bahkan tidak bisa menandingi nya, di luar sana banyak mayat rekan-rekanku pengendali roh mati kehilangan nyawa.
Aku berhasil mengalahkan nya karena teknik ilusi milikku. Bahkan di dalam teknik ku ia masih bisa menahan serangan telak.
Bahkan guru dan senior lain mengorbankan nyawa mereka hanya untuk diriku agar bisa menggunakan teknik ilusi.
Kurasa, lawan terkuat dan paling tidak ingin aku ingat adalah roh itu, sang raja iblis Abaddon.
Pertarungan itu sudah berakhir namun tidak dengan roh terkutuk lain. Selama masih ada manusia di dunia ini, roh terkutuk akan terus ada.
Sudah saatnya aku menyerahkan tugas ke penerus pengendali iblis selanjutnya.
"Hahhh, benar-benar dunia ini tidak adil. Dari aku lahir sampai mati pun harus menderita"
Tubuh dan kakiku benar-benar mati rasa, membuat aku pasrah akan bahaya di depan mata. Benar....mati, bagaimana rasanya,
"Ah...kuharap aku bisa hidup dengan damai" batinku jika di beri kesempatan untuk hidup kembali
...***...
(Kayangan/Langit)
"Rasa ini...seperti angin sejuk...terasa nyata padahal aku sudah terkena ledakan itu" pikirku
"Hah?!" aku terbangun dari tidur
Saat sadar aku berada di tempat aneh, semua nya putih dan berkilauan. Di atas sana terlihat sebuah tempat duduk seperti singgasana di penuhi banyak kristal-kristal besar.
"Loid bukan?" sebuah suara terdengar ke telingaku
Aku mencari asal suara itu, dan kulihat disana seseorang dengan kedua sayap putih terbang di atasku.
"Aku adalah dewi yang memerintah kehidupan dunia ini. Dan ia adalah malaikat pengawasku, Azazel" ucap orang yang mengaku dewa itu
Bagaimana pun aku tahu jika terakhir kali bertarung dengan Abaddon dan mati kehabisan energi. Jika benar ini adalah akhirat maka orang itu adalah dewi.
"Sepertinya kau masih bingung"
"Tentu saja, aku seharusnya sudah mati saat menghadapi Abaddon"
"Itu benar tapi aku mengambil jiwa dan ingatanmu dari kehidupan sebelumnya"
"Jadi maksudnya aku benar-benar sudah mati?! "
"Benar, lalu bagaimana perasaan mu saat ini?"
"Terasa nyata, jadi ada apa ini? Tidak mungkin kau akan memanggilku begitu saja kan?"
Dewi itu tertawa mendengar perkataanku barusan,
"Benar-benar hebat, aku sangat suka denganmu. Seperti yang di harapkan dari orang yang mengalahkan raja iblis Abaddon"
"Dewi Gaia lebih baik anda langsung mengatakan apa rencana anda" ujar malaikat bernama Azazel itu
"Kurasa kau benar, Loid apa kau ingin hidup kembali?"
Aku terkejut dengan penawaran Dewi itu, namun aku tidak boleh lengah dan tetap memperhatikan segala.
"Kurasa kau benar-benar waspada denganku, baiklah akan aku katakan sejujurnya. Aku ingin meminta bantuanmu Loid untuk mengalahkan para Raja Iblis di dunia sihir Oxland"
"Hah?!" aku mengerti maksudnya namun kenapa harus aku
"Karena kau telah mengalahkan Abaddon yang bahkan dewa di masa lalu pun sulit menghadapi nya. Jadi kurasa kau adalah orang yang tepat"
Alasan itu memang masuk akal tapi sebenarnya ada beberapa hal yang salah. Bukan aku sendiri yang mengalahkannya tapi kami semua mengorbankan nyawa.
"Kurasa Anda benar jika aku yang mengalahkan roh itu, tapi itu semua karena bantuan rekan-rekanku. Dan jika Anda butuh orang yang sangat kuat Anda bisa memanggil guruku "The Six Eyes" si pengendali roh terkuat di dunia "Raise"
Kali ini aku mengutarakan semua hal di hatiku,
"Aku juga inginnya begitu tapi sayangnya The Six Eyes belum mati di pertempuran roh itu. Ia hanya koma dan mampu mempertahankan jiwanya dengan teknik kutukan"
"Aaapaaaaa???!!!, jadi guru Raise belum mati? Ah sialan kalau begitu seharusnya aku menggunakan teknik itu juga. Tapi sudah terlambat ya, ah benar benar sialan"
"Mungkin kau bisa hidup dengan teknik pembalik, namun semua itu tidak berarti jika kau sudah mati"
"Benar juga"
"Jadi apa kau ingin menerima tawaranku?" ujar Dewi Gaia
Beberapa menit aku berpikir namun untuk lebih jelas aku bertanya lebih lanjut. Tentang apa dan bagaimana.
"Aku akan menjawabnya tapi sebelum itu aku ada beberapa pertanyaan. Apakah boleh?"
"Tentu justru itu aku ingin kau bersiap, maka akan jelaskan"
"Tentang dunia lain, apa maksudnya dan raja iblis itu apakah seperti dia?" tanyaku
Dewi Bumi itu mengangguk mengerti dan mulai menjelaskan kepadaku. Dunia Oxland adalah dunia yang di dalam kehidupan nya terdapat sihir dan pedang. Saat ini dunia itu sedang dilanda ketakutan oleh Raja Iblis dan Pasukannya.
Para pahlawan telah di panggil di setiap kerajaan untuk mengalahkan Raja Iblis. Namun karena "sesuatu" mereka tidak bisa berkumpul di satu tempat.
Tugasku adalah membantu para pahlawan untuk mengalahkan Raja Iblis.
"Jadi maksud mu aku harus membantu para pahlawan untuk mengalahkan Raja Iblis? Tapi dari penjelasan Anda tugasku seperti nya bukan sebuah kewajiban"
"Hahahaha benar, aku mengirim mu kesana karena permintaan terkahir mu sebelum mati, Kau ingin hidup dengan damaikan? Maka kuputuskan kau boleh melakukan apapun di dunia itu, entah kau ingin membantu pahlawan atau tidak itu terserah padamu"
Sebuah penawaran menarik menurutku, jika memang aku harus hidup lagi lebih baik aku terima. Membantu sedikit lalu hidup dengan damai di suatu desa bukan sesuatu yang buruk.
"Baiklah aku setuju, tapi aku ingin tahu apakah kemampuan pengendali rohku akan hilang saat di dunia lain"
"Yah sebenarnya di Oxland sihir adalah segalanya. Tapi jika kau ingin menggunakan kekuatan pengendalimu itu maka kau tidak akan bisa menggunakan sihir. Bagaimana?"
Aku tidak tahu apakah keputusanku saat itu tidak akan berpengaruh besar.
"Baiklah"
Kulihat Dewi itu sedikit tersenyum saat duduk di singgasana nya. Membuat perasaan ku dingin dan penasaran.
"Kalau begitu sudah di putuskan. Kau akan menjadi support Hero untuk mengalahkan Raja Iblis di Oxland. Namun tidak adil jika aku tidak memberikan apa pun, Azazel!"
"Baik Dewi, Tuan Loid aku akan memberikan setengah kekuatan ku padamu. Mohon di terima"
Keanehan muncul saat itu, kenapa bukan sang Dewi yang memberikan kekuatan padaku jika ingin mengalahkan Raja Iblis.
"Kenapa Anda yang memberikan aku kekuatan?" tanyaku pada Malaikat Azazel
"Saat ini kekuatan Dewi Gaia terkuras oleh Raja Iblis di Oxland, dan dengan memberikan kekuatan nya pada pahlawan disana kekuatan Dewi Gaia sedang lemah"
Aku tak dapat menolak lagi, sebenarnya aku tidak ingin percaya tapi tak ada pilihan. Selama aku memiliki kemampuan Pengendalian Roh aku akan baik-baik saja. Bahkan melawan dewa saja kurasa aku bisa.
"Transfer!!!!!" tegas Azazel
Seketika tubuhku merasakan peningkatan, fisik dan mental namun bukan itu yang penting sesuatu di dalam diriku berubah.
"Kau tenang saja Tuan Loid, Azazel adalah pengawasku yang sangat kuat bahkan kekuatannya hampir menyamai ku" kata Dewi Gaia sambil mengulurkan tangan kepadaku
"Baiklah" aku menerima cahaya putih juga dari Dewi Gaia
"Itu adalah kemampuan bahasa di Oxland dan pengetahuan di dalam dirimu"
Saat ini aku benar-benar merasa sudah berubah. Apakah aku semakin kuat?
"Baik Dewi"
"Maka pergilah dan kalahkan Raja Iblis!" Dewi Gaia menggunakan sihir perpindahan kepadaku
"Whooaaaaa" aku berteriak karena tidak terbiasa dengan hal itu
...***...
(Oxland, Hutan Elf)
Gelap...dingin...tubuh ku saat ini dapat kembali merasakan. Tanpa waktu panjang aku berusaha menyadarkan diri.
"Hah?!" aku bangun di sebuah tempat seperti hutan
"Ternyata benar...itu tadi bukan mimpi"
Aku berdiri dan melihat sekitar, benar saja...itu bukanlah mimpi melainkan kenyataan aku bertemu Dewi. Saatnya berpetualang di dunia lain.
BERSAMBUNG
(Hutan Elf, Perbatasan Desa Tia)
Aku Loid seorang manusia yang mati di kehidupan sebelumnya sekarang berenkarnasi di dunia lain.
Saat ini tugasku adalah membantu para pahlawan untuk mengalahkan Raja Iblis.
"Tapi...aku benar-benar tidak berubah sama sekali" aku melihat bayanganku di air sungai
Tubuhku cukup kuat, dengan tinggi 161 cm wajah putih, dan rambut hitam pendek. Selain itu aku sudah mencoba berpikir dan akhirnya aku mendapat kesimpulan.
"Aku akan hidup damai saja disini dan jika sudah mendapat kabar jika pahlawan sudah bersiap melawan Raja Iblis aku akan baru membantu"
Aku berjalan ke Selatan selama setengah hari dari saat pertama kesadaran ku kembali. Hari pun mulai senja dan aku belum menemukan suatu tempat.
"Arrghhh....tolong" teriak seseorang
Suara teriakan keras di dalam hutan, dan jika benar itu adalah suara manusia. Akhirnya aku berhasil menemukan petunjuk.
Aku pun berlari dan melihat keadaan disana, betapa terkejutnya aku saat ini. Dua perempuan duduk di tanah ketakutan di hadapan dua monster besar seperti goblin.
Bentuk mereka berbeda dengan roh, entah kenapa aku tidak takut melihat mereka. Langsung saja aku keluar dan berusaha menghentikan moster itu.
"Teknik roh, Harimau Putih!" aku memanggil makhluk panggilan
"Serang mereka Tora!" tegasku
Disaat Tora mengulur waktu aku berusaha menyelamatkan kedua wanita itu. Tak tergesa-gesa aku pun melihat pertarungan Tora, namun aku terkejut semua sudah berakhir dengan kemenangan Tora.
"Apakah monster-monster itu sangat lemah?"
Aku mengembalikan Tora dan mulai mengintrogasi kedua wanita itu.
"Jadi kalian ini kenapa bisa ada disini?" tanyaku
Kedua wanita itu saling bertatapan satu sama lain membuat aku sadar apakah mereka mengerti kata kataku.
"Se...sebenarnya...hiks...hiks" belum selesai bicara ia menangis kencang
"Tuan terima kasih banyak karena sudah menolong kami, saat ini kami sedang kabur dari serangan monster di desa kami"
"Desa?"
"Iya Tuan, saat kami ingin kembali ke desa ternyata kami di cegah oleh kedua ogre itu"
"Ogre? Bukan goblin? Ternyata aku salah" batinku
"Dimana desa kalian berada?"
"Desa Tia, berada di Selatan perbatasan hutan ini. Saya rasa saat ini desa sedang diserang oleh monster lain"
Aku tidak ingin melibatkan diri dengan masalah yang membawakan nyawa. Tapi jika aku bisa mendapatkan informasi dan tempat tinggal kurasa bukan hal buruk.
"Lebih baik kita kesana sekarang" kataku
Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk kembali ke desa, walau aku tahu kedua wanita ini takut.
...***...
(Desa Tia)
Beberapa menit setelah suara gemuruh, para monster memasuki desa. Orang-orang yang melihat mereka ketakutan, karena yang mereka lihat bukan monster biasa melainkan iblis.
"Gawat kita akan mati"
"Kalian semua jangan takut, sebentar lagi pahlawan datang kemari" ucap seorang warga desa
Kata kata itu membuat warga desa memiliki sedikit harapan untuk hidup. Saat ini mereka harus mengulur waktu hingga pahlawan tiba.
"Para petualang dan orang yang cukup kuat di desa, kita harus mengulur waktu untuk yang lain dan kedatangan pahlawan" tegas kepala desa
"Yaaaaa" teriak dari puluhan petarung di desa itu
"Baammmmm" pagar kayu pembatas di hancurkan oleh ratusan iblis
Melihat keadaan itu harapan yang di dapat tadi sirna seketika melihat pasukan iblis membawa senjata. Ketakutan tentu dirasakan namun untuk mempertahankan nyawa pun harus menjadi taruhan.
"Datanglah api membara, Fire Ball!!!"
***
50 orang yang berada di sana tersisa 20 orang bahkan belum sampai 10 menit. Sisa pasukan itu mundur menyelamatkan diri, begitu juga warga desa.
Pasukan pahlawan pedang api masih dalam perjalanan ke desa. Sudah tidak ada harapan lagi, desa itu akan rata dengan tanah besok pagi.
"Ibuuu" seorang anak berpelukan dengan sang ibu
"Api neraka yang membara, bakarlah semua orang yang menentang, Flame Shoot!!!" sihir dari penyihir iblis menghancurkan desa dalam sekali serang
Warga desa pun terhenti gerakannya karena sihir itu membuat mereka gemetaran tidak bisa bergerak.
"Hahahaha, tunduklah kalian para manusia rendahan kepada Raja Iblis Pedang"
Sosok iblis besar dengan empat tangan muncul dari tengah pasukan. Aura berbeda dari iblis lainnya, membuat orang yang melihatnya tidak dapat bergerak.
Dengan satu pedang di setiap tangan membuat ia mudah di kenali sebagai Raja Iblis Pedang, Gara.
Raja Iblis di kerajaan Re-El yang membunuh banyak pasukan ksatria dengan pedang iblis Gram.
"Malam ini serangan Raja Iblis Gara di mulai dari desa kecil ini. Lalu akan aku hancurkan kerajaan Re-El besok" tegas Raja Iblis
"Ra...raja iblis?"
Warga desa tak dapat berbuat apa-apa, bahkan sisa pasukan penyerang hanya bisa diam.
"Siapa pun yang berisik dan menentang ku akan langsung aku bunuh, kalian mengerti itu manusia sampah" ancam Raja Iblis Gara
"Hiks...hiks..." suara tangisan anak kecil yang ketakutan membuat ketertarikan dari mata Gara
"Bukankah sudah kubilang, siapa pun yang bicara akan aku bunuh" salah satu tangan kanan Gara bersiap untuk menebas anak dan ibu itu
"Fire Ball" sebuah tembakan sihir mengarah ke Gara membuat ia marah
Serangan itu tidak lain berasal dari kepala desa yang tidak bisa melihat warganya terbunuh lagi.
"Dasar manusia rendahan, pasukanku bunuh mereka semua dan hancurkan tempat ini"
"Whoooaaaa" pasukan Raja Iblis pun bergerak menghancurkan dan berusaha mengincar setiap manusia di dekatnya
Jumlah pasukan itu terdiri dari 100 iblis dengan senjata, dan satu iblis penyihir.
"Sraattt" seorang warga terbunuh
Dalam waktu beberapa menit, 10 orang terbunuh dan desa terbakar oleh lautan api.
"Sekarang giliran kalian untuk mati!" Raja Iblis kembali menghunuskan pedang ke arah anak dan ibu
"Teknik pedang, Scratch!!!" aku memotong tangan Raja iblis yang berusaha mengayunkan pedang
Aku beruntung muncul tepat waktu, keadaannya benar-benar sangat mengerikan. Korban sudah banyak berjatuhan, mental melawan pun sudah sulit di sembukan.
Meski begitu kulihat masih ada beberapa orang yang bertarung. Walau harus mengorbankan nyawa aku harus menghentikan para monster.
"Larilah!" teriakku kepada ibu dan anak
"Arrghhhhhh!!!" jeritan dari Raja Iblis Gara membuat pasukan yang di pimpin nya terdiam sejenak melihat ada apa
"Rajaku..." penyihir iblis dari kejauhan melihat seorang remaja muncul dengan hanya pedang karat di tangan
"Kurang ajar kau bocah, berani-beraninya kau memotong tangan ku"
"Ya ampun ternyata kau bisa bicara, kupikir monster tidak dapat bicara" kataku
"Sialan kau, akan aku hancurkan sampai berkeping-keping" Gara mengganti pedang di tangan kanan satunya dengan tangan yang terpotong
"Pedang Iblis Gram! Kuperintahkan kau untuk mengamuk!" mantra dari Gara kepada Pedang Iblis Gram
Aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh monster itu, bahkan informasi yang kudapat masih sangat sedikit.
Jika aku benar dia adalah pemimpin musuh, kalau aku mengalahkannya mungkin monster lain akan berhenti.
"Kau akan membayarnya nak, karena kau sudah menentang Raja Iblis Pedang Gara!"
"Hahhhh? Raja Iblis" tanpa sadar aku berteriak karena kaget
Tidak kusangka pertemuan pertamaku adalah harus melawan Raja Iblis. Misi terakhir harus dihadapi di awal.
BERSAMBUNG
Raja Iblis Pedang Gara, sosok Raja Iblis yang di rumor kan dengan kemampuan pedang tak tertandingi. Di saat ia menggunakan Pedang Iblis Gram, sang pahlawan saja sulit untuk mengalahkan.
"Jadi kau adalah Raja Iblis?" tanyaku
"Hahahaha tentu saja, apakah sekarang kau takut bocah?"
Sesuatu yang aneh seperti yang ia katakan seharusnya aku takut saat pertama kali menghadapi musuh dengan kekuatan yang tidak aku ketahui.
Namun aku tidak merasakan ketakutan sedikitpun, tekanan dan aura membunuh dari Raja Iblis tidak terasa.
"Apakah ia masih belum serius? Jika iya maka lebih baik melawan dan mengulur waktu" pikirku
"Aku adalah Raja Pedang terkuat di dunia ini, sebelum aku menjadi Raja Iblis banyak musuh yang sudah kubunuh sekali tebas" tawa Gara
Benar, aku harus mengukur kekuatan Raja Iblis ini lebih dahulu untuk bisa menyusun rencana.
"Baguslah, aku juga cukup baik dengan pedang"
"Hahahaha akan aku terima tantanganmu, tapi apakah kau akan menghadapi ku dengan pedang bekas berkarat itu, bocah?"
"Kau tenang saja aku masih ada beberapa senjata"
Aku mengeluarkan pedang dari ruang penyimpanan dimensi roh, saat pedang muncul ke tanganku tampaknya Raja Iblis itu bingung dan kaget.
Pedang ku adalah "Zen" senjata terkutuk yang sudah di bumbui oleh energi negatif. Jika pedang Gram membuat ia menjadi lebih kuat karena membunuh banyak orang maka Zen sendiri sama karena ia sudah membunuh banyak roh dan setan.
"Ohh tenyata kau bukan cuma omong kosong, mari kita mulai saja bocah, pertarungan nya!"
"Teknik pemanggilan, Harimau Putih!" aku memanggil Tora
Untuk berjaga jaga aku memanggil Tora sebagai cover serangan.
"Ayo mulai!"
***
(Di tempat Dewi Gaia)
"Oh ternyata baru mulai ia sudah menghadapi Raja Iblis pertama"
Dewi Gaia tampaknya sangat bersemangat menonton pertarungan Loid di kristal miliknya. Namun wajah tegang masih terlihat oleh Azazel, Loid adalah harapan bagi manusia di Oxland.
Jika ia sudah menghadapi musuh terkuat di awal dan mati maka semua akan sia sia.
"Ia bisa menggunakan teknik pemanggilan dan juga alat kutukan. Seperti yang diharapkan dari Penyihir Roh jenius"
"Benar, serangan jarak dekat maupun jarak jauh dapat ia lakukan. Bukan hanya itu, ia bahkan masih belum mengeluarkan 2% kekuatan nya"
"Loid tampaknya sedang menyusun rencana untuk menghadapi Raja Iblis itu. Terlihat ia sedang menahan diri mengukur kekuatan musuhnya"
"Yah tapi aku percaya pada Loid, sebab bahkan ia yang sekarang bisa mengalahkan Raja Iblis Pedang dengan mudah" ujar Dewi Gaia
Penilaian tinggi terhadap Loid dari Dewi Gaia bukanlah tebakan saja. Di dunia sebelum nya roh dan setan yang di hadapi pembasmi roh atau penyihir roh sangatlah kuat, bahkan lebih berbahaya dari iblis di Oxland.
Loid yang merupakan penyihir roh yang masuk kurang dari 1 tahun namun dapat membunuh banyak roh dan Roh Kuno Abaddon.
"Kurasa ia akan menjadi lebih kuat di Oxland, ditambah dengan kemampuan yang aku berikan. Kemungkinan ia akan menjadi lebih kuat dari para pahlawan" kata Azazel
"Yah itu tergantung Loid apakah ia bisa mengendalikan kekuatan darimu itu"
***
(Pasukan Pahlawan)
Suara langkah lari kuda terdengar di dalam hutan. Pasukan ksatria yang dipimpin oleh Pahlawan Pedang Api menuju desa Tia dengan kecepatan penuh.
"Pahlawan, sepertinya serangan pasukan iblis telah dimulai"
Kobaran api dan asap terlihat jelas dari kejauhan. Pasukan pahlawan terlambat datang karena medan jalan sulit di lalui. Namun saat mereka akan memasuki desa, mereka sudah di hadang oleh puluhan iblis.
"Bunuh semua iblis dan selamat kan warga desa!" perintah Pahlawan Pedang Api
"Baik!" pasukan ksatria berjumlah 100 orang berkuda itu mulai menyerang
...***...
"Sing...sing...ting..." suara gesekan dari dua pedang beradu
Pertarungan besar antara Loid dan Raja Iblis sangat luar biasa. Membuat suara pertarungan mereka terdengar jelas oleh orang lain.
Manusia dan iblis yang melihat pertarungan itu terpana karena api dari gesekan pedang muncul seperti kembang api.
"Kau kuat juga bocah, tapi kali ini aku akan serius! Wahai api neraka pinjamkan kekuatan mu padaku, Fire!" mantra itu membuat 4 pedang miliknya diselubungi api
"Apa?"
Aku sangat terkejut karena kemampuan sihir, sebagai manusia dari kehidupan dahulu aku tidak percaya adanya sihir seperti itu.
"Rasakan lah bocah!"
Ting, aku kalah dalam kekuatan fisik melawan Gara. Ditambah dengan sihir miliknya membuat aku tidak bisa mendekat. Tora sendiri ku gunakan untuk menarik perhatian bukan serangan.
"Merepotkan, lebih baik aku mulai membuat rencana"
"Jangan lengah bocah!"
Serangan satu itu sangat kuat membuat aku terpental jauh.
"Bakarlah musuh mu, Flame Shoot!" Iblis itu menembakan api beruntun ke arahku
Segera saja aku bangkit dan menghindari serangan sihir api itu. Setelah kulihat dampaknya, sangat berbahaya jika terkena langsung.
"Dilihat dari mana saja ia lebih unggul dariku Kekuatan fisiknya lebih besar, kemampuan berpedang nya cukup mahir, ditambah ia mempunyai 3 lengan dan pedang. Lalu ia bisa menggunakan sihir api"
"Ada apa bocah, aku masih belum serius"
Aku menurunkan pedang dan bersiap menggunakan teknik panggilan. Aku juga mengambil senjata di ruang dimensi, "Nunchaku". Senjata kutukan kelas atas seperti yang dipakai Bruce Lee di kehidupan sebelumnya.
Senjata ini cukup sulit digunakan namun aku masih bisa. Dengan senjata ini aku bisa menyerang dan bertahan dalam satu waktu. Zen di tangan kanan dan Nunchaku di tangan kiri, pertarungan dimulai kembali.
"Ayo kita mulai lagi pertarungan nya!"
"Benar bocah, sudah lama aku tidak bersemangat. Sebelum kau mati lebih baik kau memberi tahu siapa namamu?"
"Aku tidak berencana untuk mati, tapi akan aku beritahu namaku. Loid, itu namaku dan ingatlah saat kau pergi ke neraka. Lalu siapa namamu Tuan iblis?"
"Kau...tidak tahu siapa aku?. Pantas saja kau tidak takut, ingat ini bocah sebelum kau mati, aku adalah Raja Iblis Pedang, Gara. Nah sudah cukup bicaranya ayo kita lanjutkan!"
Gara adalah makhluk kekuatan fisiknya luar biasa, teknik pedangnya cukup baik. Namun sudah kutemukan rencana untuk mengalahkan Raja Iblis.
"Tora! Mulailah menyerang" perintahku
"Wraaagghhh" Auman Tora menandakan ia mengerti
Gara pun menyerang dengan kekuatan penuh, kecepatannya pun meningkat. Jika aku menahan serangan itu maka aku kalah, lebih baik menghindari dan menyerang balik.
Cukup sulit menemukan kelemahan Gara, jika tidak ada maka akan kubuat sendiri.
"Ting...Ting...sing...tang" kali ini pedang dan senjata Nunchaku beradu
"Senjata apa itu, kenapa semua seranganku di tangkis!"
"Yaahhhh" aku mulai meningkatkan kecepatan serangan
Nunchaku adalah senjata terkutuk tingkat atas dengan kekuatan serangan dan bertahan luar biasa.
Saat bertahan ia mampu menahan serangan dari benda seberat beberapa ton, dan saat ia menyerang sama seperti pukulan bedanya Nunchaku sudah di bubuhi energi kutukan. Pukulan yang terkena itu akan terasa hantaman seberat beberapa ton.
Pedang Gram melawan senjata terkutuk, siapakah yang akan menang?!
BERSAMBUNG....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!