NovelToon NovelToon

Shameless Prince : Our Incomplete Love Story

1 - Permulaan Cinta.

Seorang wanita berlari dengan cepat mengangkat gaunnya yang tampak menghalangi jika dia berlari, semua pelayan yang melihatnya sedikit kaget dengan tingkahnya namun tidak berani menghentikan atau pun menghalangi langkahnya.

High heels yang dipakainya terlihat lincah berpijak, benar-benar seperti terburu-buru di kejar sesuatu, rambut panjangnya yang coklat keemasan dihiasi mahkota berwarna emas dengan ukiran-ukiran yang indah tampak terbang mengikuti larinya.

Namun saat di suatu persimpangan, dia lansung berhenti karena melihat seorang wanita tua nan anggun berjalan diikuti dua dayang yang ada di belakangnya. Wanita tua yang masih terlihat jejak kecantikan di wajahnya itu langsung terlihat kaget, hampir saja bertabrakan dengan gadis muda di depannya ini.

"Suri, bukannya Nenek sudah bilang, seorang putri tidak boleh berlari-lari seperti ini," kata Ibunda Ratu Ayana tampak sedikit marah.

Suri memberikan salam formalnya pada Ayana, namun terlihat sekali dia masih mengatur napasnya karena tadi berlari dengan sangat kencang, apa lagi sekarang kakinya yang mengunakan high heels itu sudah terasa pegal.

"Maafkan saya Ibunda Ratu," kata Suri sopan, sorot matanya yang indah itu tampak mengamati wajah neneknya.

"Ada apa sampai kau harus berlari seperti ini, bukannya kita sudah harus berkumpul di aula?" tanya Ibunda Ratu lagi dengan wibawanya.

Suri mendekati neneknya, berbisik sesuatu, dari wajahnya, Ibunda Ratu Ayana tampak sangat terkejut, dia sampai tak percaya, dan langsung memandang wajah Suri yang sangat cantik.

"Benarkah? ya ampun, ini acaranya, bagaimana bisa dia? Cepat kau bangunkan dia dan suruh dia datang ke Aula, anak itu, bagaimana bisa jadi begini?" tanya Ibunda Ratu cemas, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya menggerutu.

"Saya pamit dulu Ibunda Ratu," kata Suri memberikan hormat, Ayana hanya mengangguk dengan pelan, Suri melanjutkan perjalanannya, tidak berlari kencang sekarang, hanya berjalan cepat, tidak ingin ditegur kembali oleh neneknya.

Suri masih mengangkat gaunnya yang sangat indah dikenakannya, dengan brokat berwarna emas potongannya sederhana namun jika Suri yang memakainya, pakaian apapun akan terlihat cantik.

Tak lama dia berhenti di depan pintu dengan ukiran yang indah, dia mengetuknya perlahan, beberapa kali dia ketuk, namun tetap saja tidak ada jawaban, wajah Suri tampak cemas, dia lalu mencoba membuka pintu itu, dan benar saja pintu itu tidak terkunci.

Suri masuk, dan melihat ke arah sekitarnya, ruangan itu besar, sangat besar dengan segala ukiran cantik yang ada di langit-langitnya, bahkan ruangan itu memiliki tempat gym-nya tersendiri, Suri langsung masuk ke dalam ruangan khusus tempat tidur, melihat ranjang besar dengan selimut yang masih berantakan, di dalamnya terlihat seseorang sedang tidur. Suri melipat tangannya, mengelengkan kepalanya tak habis pikir,

Bagaimana bisa dia masih tidur pada acara sepenting ini? pikir Suri.

Suri lalu berjalan mendekati ranjang besar itu, dia sedikit membungkukkan badannya seraya membuka selimut tebal berwarna abu-abu tua itu, namun seketika itu dia lansung kaget.

Archie langsung bangkit dan memegang pipi Suri, melekatkan bibirnya ke bibir merah suri yang tipis, dia menciumnya dengan sedikit memaksa Suri untuk tetap di diam, namun Suri langsung berontak dan melepaskan dirinya dari ciuman Archie.

"Kakak, apa yang kau lakukan?" kata Suri kaget dengan serangan yang di berikan oleh Archie.

"Memberikanmu ciuman selamat pagi," kata Archie duduk dengan santai, rambutnya masih berantakkan, dari wajahnya saja sudah terlihat dia baru saja bangun tidur dan belum mandi, dia hanya mengunakan T-shirt santai dan celana tidurnya, benar-benar santai bagaikan tak ada acara yang besar hari ini.

"Bagaimana jika ada yang melihatnya?" kata Suri kesal.

"Biarkan saja, lama-lama mereka juga tahu," kata Archie tak peduli.

"Kau baru bangun?" tanya Suri tak ingin menanggapi Archie.

"Ya, aku ada di ranjangku, menurutmu apa yang baru saja aku lakukan?" Archie manarik lagi selimutnya, menggulung tubuhnya.

"Kakak, ini acara ulang tahunmu yang ke 25, acara ini akan bersamaan dengan penobatanmu, kenapa kau masih sangat santai?" gerutu Suri yang melihat Archie mulai memejamkan matanya lagi, mendengar nada suara Suri yang kesal, Archie membuka matanya sebelah, menatap wajah kesal suri yang sangat disukainya, dia lalu menggapai tangan Suri, menariknya sedikit kasar, hingga Suri jatuh di atasnya.

Suri awalnya ingin marah, dia sudah mengunakan gaun dan perlakukan Archie ini akan membuat gaunnya kusut, tapi begitu melihat ke arah Archie, dia langsung terdiam, terhipnotis dengan wajah tampannya, matanya yang hitam, hidungnya yang mancung, bibirnya yang mengoda, benar-benar seorang pangeran yang sesungguhnya.

Archie juga menatap wajah Suri, seolah dari tatapannya tampak kasih sayang begitu dalam, tak perlu dikatakan, semua akan tahu dari tatapannya, bagaimana perasaan Archie pada Suri.

"Kenapa marah-marah sepagi ini Putri? kau tidak merindukanku?" goda Archie pelan, lembut dan menghipnotis. Suri masih diam seribu bahasa, hanya bisa memandang wajah Archie, dari tatapannya juga tampak cinta yang tersalurkan, siapa pun yang melihat mereka sekarang, akan tahu mereka saling mencintai.

"Archie!" terdengar teriakan yang menyadarkan keduanya pada dunia, mereka tidak boleh terlihat seperti ini, dengan cepat Suri bangkit dan segera berdiri, Archie yang melihat itu sedikit kesal, siapa yang sudah merusak momennya ini?.

Ibunda Ratu Ayana masuk, Suri yang melihat neneknya segera berdiri tegak, tak ingin terlihat salah tingkah, dan Archie yang melihat neneknya masuk hanya bisa memandangnya dengan malas.

"Kau belum siap-siap, semua orang sudah ada di aula!" seru Ayana pada cucunya itu, tampak sedikit kemarahan di matanya.

"Iya, iya, sebentar lagi juga aku siap," kata Archie bangun dari tempat tidurnya, lalu mendatangi neneknya yang masih bermuka ketat.

"Nenek, jangan sering marah, nanti cantiknya hilang loh, tuh keriputnya sudah banyak," goda Archie mengalungkan tangannya ke pundak Neneknya.

"Anak bodoh, kalau kau ingin aku tidak cepat keriput, jagalah tingkahmu, aku rasa aku akan cepat mati jika kau terus seperti ini," gerutu Ayana sambil menggeleng-gelengkan kepala, Archie yang melihat wajah kesal neneknya hanya bisa tertawa, dia lalu melihat ke arah Suri yang terlihat masih tegang, dia tersenyum dan segera berjalan menuju kamar mandinya.

"Cepatlah, bersiap-siap!" teriak Ayana sebelum Archie masuk ke dalam kamar mandinya.

"Iya, kalian keluarlah," kata Archie lagi.

"Suri," panggil Ayana.

"Ya, Nenek?" kata Suri gugup.

"Ayo kita pergi dari sini, kita tunggu dia di aula saja, kau harus menenangkan Ayahmu, kalau Ayahmu tahu sedang apa Archie sekarang, dia pasti bisa marah besar," Ayana kembali geleng-geleng kepala. Bagaimana cucunya yang dulu sangat sopan bisa berubah menjadi pria yang seperti ini? dia tak habis pikir.

"Baiklah Nenek, Nenek tak usah khawatir, aku sudah menyuruh Mama untuk mengulur waktu Papa," Suri mendekati Neneknya, dan berjalan berdampingan dengan Ayana keluar dari kamar Archie.

"Ah, Ya, terima kasih, pagi-pagi begini kepalaku sudah pusing, mungkin tekanan darahku naik lagi karena anak itu," Ayana memegangi kepalanya yang terasa sedikit berdenyut.

"Setelah ini kita minum teh, biar nenek tidak sakit kepala lagi," kata Suri tersenyum sambil merangkul lengan Ayana.

"Baiklah, kau memang dilahirkan sebagai putri, apa jadinya jika kau tidak ada," kata Ayana lagi memegang wajah putih nan halus Suri, Suri hanya tersenyum manis, menunjukkan lesung pipinya yang dalam, lalu mereka segera menuju ruangan Aula.

____________________________________________

Suri Oceana Xavier

Archie Audra Huxley

2 - Pertemuan Kembali

Angga berdiri tegap di aula dengan meletakkan tangannya di belakang, menampakkan wibawanya sebagai raja, bahkan setelah 18 tahun memimpin kerajaan dia masih tampak begitu mempesona mengunakan pakaian resmi kerajaan, seperti baru kemarin dia mengunakan pakaian itu untuk pertama kali, wajahnya yang dingin menatap seluruh aula yang sudah penuh dengan para tamu undangan, baik yang tua mau pun yang muda. Delapan belas tahun berlalu, bahkan wajahnya tak berubah, tak tergerus waktu.

"Jangan bermuka masam seperti itu pagi-pagi begini, lihat, semua orang langsung takut melihat mu," kata Bella yang mendekati suaminya dengan anggun mengunakan gaun berwarna biru berbahan satin dengan potongan sederhana dengan bentuk sedikit mengembang di bawahnya, dia tampak benar-benar menawan dengan mahkotanya.

"Di mana anak itu? kenapa belum ada di sini?” Angga menatap depan, hanya melirik ke arah Bella.

"Mungkin sedang bersiap-siap, dia pasti gugup, ini penobatannya sebagai Putra mahkota, ini juga hari ulang tahunnya, tak masalah jika dia sedikit terlambat," Bela Bella, dia ingat Suri meminta Ibunya untuk menenangkan Angga, karena Angga tidak suka jika ada yang tidak sesuai dengan keinginanya.

"Aku hanya tidak suka dia berlaku seperti itu, bagaimana nantinya dia jadi Raja jika begitu?” keluh Angga yang akhirnya melihat istrinya yang cantik, bahkan kecantikannya lebih tampak seiring waktu.

"Dia masih muda, masih banyak waktu untuk belajar jadi Raja, lagi pula kau tidak punya rencana untuk pensiun dengan cepat kan?" tanya Bella lagi.

"Ya, tapi …." kata Angga masih kesal dengan kelakuan Archie. Padahal dia sudah mendidik Archie sebaik mungkin, namun sifatnya makin lama semakin mirip ibunya, tak ingin dikekang dan suka melakukan halnya sendiri.

"Kau kesal lagi pagi-pagi, bahkan kau tidak memuji ku pagi ini," Bella tampak sedikit manyun melihat tingkah suaminya. Melihat itu Angga hanya tersenyum, sifat Bella tak pernah berubah sama sekali.

"Bukannya aku selalu memujimu setiap hari," ujar Angga sambil tersenyum melihat tingkah istrinya.

"Ya, tapi pagi ini belum, padahal aku sudah mengunakan gaun yang indah hari ini," kata Bella yang hanya mencoba untuk mengulur waktu dan mengalihkan pikiran suaminya dari Archie yang sampai sekarang belum tampak batang hidungnya.

"Ya, itu gaun yang indah Ratu," terdengar suara Jofan yang ada di belakang Angga, membuat Angga dan Bella melihat ke arahnya, Jofan berdiri dengan aura kepimpinannya, walau pun sudah tidak jadi presiden, dia tetap menjadi orang yang berpengaruh di sana, tiga belas tahun yang lalu, dia dan keluarganya pindah ke luar negeri untuk mengembangkan perusahaan mereka. Di samping Jofan, Aurora berdiri dengan anggunnya, tersenyum dengan ramah.

"Apa kabarmu?" sambut Angga menjulurkan tangan, disambut langsung oleh Jofan, mereka langsung saling berpelukan.

"Aku baik," ujar Jofan, Jofan langsung mendorong Aurora yang tadinya ada sedikit di belakangnya, agar lebih maju untuk bertemu dengan Angga dan Bella.

"Bagaimana kabarmu?" kata Bella segera menyambut Aurora, saling memberikan ciuman pipi kanan dan kiri mereka.

"Baik sekali kak, semuanya berjalan dengan sangat baik," ujar Aurora dengan sangat ramah, sebelum mereka pindah, Bella dan Aurora cukup dekat.

"Oh, iya, ini Jared dan Jenny," kata Jofan menunjukkan seorang pria muda dan wanita muda yang ada di belakangnya, Angga dan Bella menatap kepada mereka, memperhatikan Jared dan Jenny yang tampak tumbuh menjadi pria muda yang tampan, tatapan nya tajam, wajahnya pun tampak memiliki aura serius, sedangkan Jenny tumbuh menjadi wanita muda yang cantik, tampak imut, wajahnya mengingatkan bagaimana cantiknya ibu mereka dulu.

"Wah, mereka sudah besar sekali, terakhir aku melihat mereka, umur mereka masih 12 tahun," kata Bella tak menyangka waktu sudah bergulir begitu lama, anak-anak mereka sudah tumbuh dewasa.

"Ya, Jared baru selesai belajar hukum seperti Aurora, sedangkan Jenny saat ini mengambil jurusan chef, berikan salam pada paman kalian," Jelas Jofan membanggakan ke dua keponakannya yang benar-benar sudah di anggapnya sebagai anak kandungnya.

"Selamat pagi, Paduka Raja dan Ratu," kata mereka serempak, selalu kompak.

Angga dan Bella hanya tersenyum membalas salam mereka, benar-benar anak-anak yang sopan, pikir mereka.

"Wah, semua sudah berkumpul di sini? kenapa aku tidak diberi tahu mantan Presiden kita akan pulang?" Sapa Daihan mendekatin mereka, Nakesha dan William mengikutinya dengan senyuman.

"Hei, Bro, apa kabarmu?" kata Jofan segera tersenyum melihat Daihan, mereka segera berpelukan hangat, yang lain di sana hanya tersenyum melihat pertemuan ini.

"Halo Aurora, bagaimana kabarmu?” tanya Nakesha.

"Baik kak," kata Aurora segera memberikan salam dengan ciuman pipi mereka.

"Ah, siapa pria muda yang tampan ini?" tanya Jofan melihat William yang berdiri di belakang mereka, menatap wajah William yang tampak imut untuk seorang pria.

"William, berikan salam pada  paman Jofan," perintah Daihan pada anaknya.

"Selamat pagi Paman," kata William.

"Oh, ini Jared dan Jenny, mereka baru bisa aku bawa ke sini," kata Jofan mengenalkan mereka kembali pada Daihan.

"Selamat pagi Paman, Bibi," kata Jared dan Jenny lagi, memberikan salam formal mereka pada Daihan.

"Wah mereka sudah tumbuh besar menjadi pria yang tampan dan wanita yang cantik sekali," kata Nakesha keget melihat Jared dan Jenny, sama seperti Angga dan Bella, terakhir kali menerka bertemu, mereka masih sangat kecil.

"Ini William, kalian masih ingat? William berikan salam pada kakak-kakakmu,"kata Daihan mengenalkan William, William langsung tersenyum ramah pada mereka karena memang di antara mereka William lah yang paling kecil umurnya, terpaut 3 tahun dari mereka.

Jared hanya tersenyum tipis, tidak menghilangkan kharismanya, sedangkan Jenny langsung tersenyum manis, menganggap William terlihat sangat imut sebagai adiknya.

"Yang Mulia Ibunda Ratu datang," sebuah pengumuman menandakan Ratu Ayana masuk ke dalam aula itu, membuat seluruh perhatian jatuh pada mereka.

Ibunda Ratu Ayana masuk ke dalam aula dengan anggunnya, di belakangnya Suri mengikuti membuat seluruh mata terhipnotis dengan keanggunan dan kecantikannya, Jared yang sudah lama tak melihat Suri bahkan tak bisa menutupi kekagumannya, jangankan Jared, bahkan Jenny pun kagum dengan Suri.

"Selamat datang Ibunda Ratu," Salam Bella pada Ayana.

"Terima kasih, wah, Jofan, kau juga datang?" kata Ratu Ayana melihat ke arah Jofan setelah membalas salam Bella.

"Ya, apa kabar Ibunda Ratu,?" sapa Jofan segera pergi mendekati Ayana lalu memberikan salam pada Ratu Ayana, namun terpikat dengan pemandangan  indah yang ada di belakangnya. "Dia?"

"Oh, ini Suri, berikan salam mu pada paman Jofan," kata Ibunda Ratu Ayana memerintahkan.

Suri maju ke depan dengan anggunnya, memerikan salam secara formal dengan mengembangkan gaunnya, bahkan salamnya saja membuat dia seperti menari, semua mata di sana tidak bisa lepas melihat kecantikan dan keanggunannya.

"Wah, kau benar-benar cantik, sayang aku sudah menikah, padahal kalau tidak aku pasti akan menunggumu," canda Jofan yang membuat semua orang tertawa.

Jared menatap Suri yang sedang tertawa manis, membuat dia ikut tersenyum, wanita secantik itu, siapa yang tak tertarik.

"Yang Mulia Pangeran Archie datang," Pemberitahuan itu kembali menggema, sekali lagi membuat semua orang teralih perhatiannya menatap ke arah pintu besar yang ada di sana.

Tak lama, Archie masuk dengan pakaian resmi kerajaannya, tampak gagah dan tentu saja begitu tampan, dia benar-benar dilahirkan sebagai seorang pangeran, dia berhenti sebentar melihat ke arah seluruh orang yang menatapnya sekarang.

Archie melihat Suri yang ada di dekat keluarganya, dia lalu tersenyum menatap wanita yang sekarang begitu berarti baginya, Namun senyuman itu malah dinikmati semua orang, terpikat dengan senyuman manis Archie.

Archie segera memberikan salam pada semua orang yang ada di sana mengingat dia sudah datang terlambat, wanita-wanita yang ada di sana langsung terkesima dengan aura dan kharisma yang di timbulkan oleh Archie, Suri pun hanya memandang kakaknya dengan senyuman manis penuh arti, Jared yang melihat hal itu langsung tanggap, ada sesuatu di antara mereka.  Archie masih saja tersenyum sambil berjalan dengan mantap ke arah keluarganya.

"Akhirnya kau datang juga," sambut Angga dengan tegas pada Archie.

"Maafkan saya terlambat Paduka Raja," jawab Archie masih dengan wajah tersenyum, sambil membungkukkan tubuhnya setengah, tanda merasa bersalah.

"Lain kali jangan begitu lagi," kata Angga lagi.

"Baiklah," jawab Archie lagi.

"Baiklah, bisa kita mulai acaranya," kata Bella menghalangi perseteruan ini lebih lanjut.

____________________________________

Jared

Jenny

William

3 - Persaingan Dimulai.

Acara penobatan formal untuk Archie berjalan khitmat, setelah itu mereka melanjutkannya dengan acara ulang tahun Archie, acara ini tidak formal, membuat seluruh undangan dapat berbaur dengan mereka, Angga dan para orang tua segera meninggalkan mereka,  membiarkan pada anak muda menikmati pesta mereka.

Alunan suara sexophone di campur dengan suara piano menggemakan lagu Can’t help falling in love with you, membuat semua orang terhanyut dengan syahdunya, berdansa bersama pasangan masing-masing.

Archie menggenggam tangan Suri yang lentik dan hangat dengan erat, tangannya yang lain dilingkarkannya pada pinggang kecil Suri, tangan Suri diletakkan ke bahu bidang Archie, tubuh mereka bergerak sesuai irama, pelan dan lembut, mata mereka saling berpandangan, terpaut, tak lepas, tak berkedip, seolah masuk ke dalam setiap irama yang indah yang membuai keduanya, sesaat bagaikan di sana hanya mereka berdua yang saling menikmati kebersamaan mereka, menyalurkan segala gejolak jiwa yang ada di dada, pancaran cinta itu tidak dapat di sembunyikan, membuat siapa pun iri menatap Archie dan Suri berdansa walau pun para tamu tahu, Archie dan Suri adalah saudara sepupu.

"Ehm, bolehkan Nenek berdansa deganmu?" tegur Ibunda Ratu Ayana yang mengembalikan Archie dan Suri kembali ke aula yang ramai dengan pasangan muda mudi ini. Ratu Ayana takut kedekatan Archie dan Suri akan menjadi pembicaraan orang lain karena keintiman yang mereka buat tadi.

Suri langsung melepaskan tangannya, Archie yang melihat itu hanya bisa mengigit bibirnya, dia lalu melihat ke arah Neneknya, dan tersenyum.

"Tentu," kata Archie.

"Yang Mulia Putri, bolehkah saya mengajak Anda untuk berdansa?" pinta Jered yang langsung mendekati Suri ketika melihat Suri dan Archie menghentikan dansa mereka. Suri yang melihat permintaan formal dari Jared tidak mungkin menolaknya, dia hanya melihat ke arah Archie.

Archie yang sudah mulai berdansa dengan Ibunda Ratu Ayana memandang Jared dengan wajah tak senang, dia menekuk dahinya dengan sangat dalam, menatap tajam ketika Suri menyerahkan tangannya pada Jared, dan Jared langsung mendekatkan tubuhnya pada Suri, tangan Jared dilingkarkan pada pinggang Suri, percis posisi Archie tadi.

Suri terdiam, menatap wajah Jared yang tampak serius namun juga menawan, tak kalah menawan dari Archie, sorot matanya yang tajam, bibirnya yang merah dan hidungnya yang mancung, benar-benar tampak begitu menawan dengan auranya serius. Namun yang benar-benar membuat Suri mati kutu adalah tatapan Jared, tajam namun juga lembut, membuat Suri bingung menanggapinya.

Archie yang melihat hal itu merasa panas dalam tubuhnya, rasanya emosinya tersulut seketika melihat tatapan penuh perasaan dari Jared untuk Suri, tidak ada yang boleh menatap wanitanya dengan tatapan seperti itu, rasanya dia terbakar, terbakar oleh cemburu yang memuncak.

"Nenek, maafkan aku, aku sedikit haus, boleh kah aku mengambil minumanku dulu?" tanya Archie memberikan alasan agar dia bisa berhenti berdansa dengan neneknya.

"Oh, baiklah," kata Ibunda Ratu Ayana.

Archie sedikit tersenyum, dia lalu segera pergi menuju sebuah bar, dia mengambil air dingin untuk di minumnya bermaksud meredakan rasa panas yang membakar tubuhnya, namun panas di tubuhnya tidak mereda sama sekali, matanya sama sekali tidak bisa lepas dari pemandangan yang membakar jiwanya, Suri dan Jared yang sedang berdansa dengan sangat romantis, itu menurutnya.

Namun tidak mungkin dia datang dan memisahkan mereka berdua, apa kata orang-orang nantinya? yang ada dia bermasalah dengan pamannya lagi.

Archie memutar otaknya, mencari ke kanan dan ke kiri, akhirnya menemukan William sedang menikmati potongan roti di dekat meja makan, di otak Archie terlintas sebuah pemikiran, dia langsung mendekati adiknya itu.

"William," sapa Archie.

"Ada apa? kau ingin apa, Kak?" tanya William yang tahu kalau kakaknya ini mencarinya, pasti ada sesuatu.

"Datang ke sana dan ajak Suri untuk berdansa denganmu, setelah itu katakan padanya aku menunggunya di belakang," kata Archie berkompromi dengan William.

"Aku dapat apa?" lirik William pada kakaknya.

"Kau mau apa? aku akan memberikannya," kata Archie.

"Mercedes benz SLK 200," kata William asal sebut.

"Kau masih menyukai mobil itu? baiklah, cari di mana yang menjualnya, aku akan mentransfernya," ujar Archie melirik William, masa mengurus ini aja adiknya minta mobil padanya.

"Deal, " Willam segera meletakkan piring kecil yang tadi dipengangnya, dia segera pergi ke arah Jared dan Suri. Archie mengamatinya dari jauh.

"Ehm, permisi," Kata William mengganggu Jared dan Suri, membuat Jared dan Suri berhenti seketika, "bolehkan aku berdansa dengan kak Suri sekarang?" tanya William pada Jared, Jared hanya mengulas senyuman tipis.

"Silakan," kata Jared.

"Terima kasih," ujar William langsung menggantikan tempat Jared, Jared melirik ke arah Archie, dia tahu pasti ini semua perbuatan Archie, namun dia hanya tersenyum, Jared melihat Archie yang mulai meninggalkan tempat itu dan segera menuju ke belakang.

William langsung berdansa dengan Suri yang tampak sedikit kebingungan dengan keadaan ini. Kenapa tiba-tiba William ingin berdansa dengannya? padahal selama ini Suri dan William paling sering ejek dan bertengkar.

"Kakak menyuruhku untuk menyelamatkanmu dari pria itu," William sedikit berbisik pada Suri, Suri yang mendengar itu hanya tersenyum, Archie memang seorang yang sangat pencemburu, dia pasti sangat cemburu melihat Suri berdansa dengan Jared, namun sebagai putri, Suri tidak bisa menolak dan menghentikan dansa itu jika lagunya belum selesai.

"Jadi apa lagi yang dia katakan padamu?" bisik Suri lagi pada William.

"Dia menunggumu di belakang, sekarang sepertinya dia sudah ada di sana, sebentar lagi lagunya akan berhenti, pergilah," perintah William.

"Ya," kata Suri lembut dengan senyuman manis.

Tak lama suara alunan lagu itu berhenti, membuat semua orang menghentikan dansa mereka. Suri melihat William, William mengangguk, Suri pun segera berjalan meninggalkan William. Jared yang dari tadi tetap memperhatikan Suri melihat hal itu, dia diam menatap dengan matanya yang sangat tajam.

Suri membuka pintu penghalang ke ruang belakang, dia lalu masuk dan menemukan ruangan itu kosong, pintu ruang itu lalu tertutup.

"Bagaimana rasanya berdansa dengan pria lain? " Suara Archie terdengar dari belakang Suri, Suri yang kaget langsung melihat ke arah belakang, menatap Archie yang berdiri melipat tangan, menatap Suri dengan tatapan tajam, tampak wajahnya kesal.

"Kakak," kata Suri lembut, tahu betul bagaimana sifat Archie kalau dia sudah menatap Suri dengan kesal seperti itu, Archie hanya menatapnya datar, lalu berjalan mendekati Suri, menggenggam pergelangan tangannya, lalu menarik Suri masuk lebih dalam ke ruangan belakang aula yang biasanya hanya diperuntukkan untuk keluarga kerajaan saat mereka ingin makan atau pun beristirahat di saat ada acara tertentu di sana.

Suri sedikit kesusahan mengikuti langkah Archie yang menariknya terus masuk ke dalam, dia tahu, kalau Archie sudah begini, dia pasti benar-benar marah padanya. Jadi Suri hanya bisa terdiam mengikuti ke mana Archie membawanya.

Archie berhenti dan memposisikan tubuh Suri bersandar ke tembok, Archie menghimpit badan Suri hingga jarak diantara mereka berdua bahkan tak ada, menempel begitu saja. Archie menatap diam ke dalam mata Suri yang bergerak-gerak karena mengamati wajah Archie.

"Kau tahu kan aku tak suka kau dekat dengan pria lain?" tanya Archie, suaranya lembut bertanya pada Suri, ini salah satu sifat Archie yang selalu bisa meluluhkan Suri, bagaimana pun Archie marah pada Suri, dia tidak pernah berkata keras apa lagi kasar pada Suri.

"Tapi di sana ada nenek, jika aku menolaknya, nenek pasti akan mengatakan aku tidak sopan," jelas Suri pada Archie yang masih menatapnya, memberikan pembelaan dan alasan kenapa dia melakukan hal itu, hembusan napas dari Archie yang hangat menerpa wajah Suri, segarnya tercium oleh Suri yang hanya terpaku melihat wajah tampan nan dingin Archie.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!