Rumah tangga yang bahagia, rukun damai dan penuh kejutan dan keromantisan adalah suatau harapan dan keinginan semua orang saat telah menikah. Di ratukan dan dimanjakan oleh orang terkasih adalah suatu kebahagian yang takterukur.
Seperti yang aku rasakan saat ini, di suguhkan begitu banyak kejutan romantis dari suamiku, nico hariatma. Suami sekaligus papa terbaik bagi aku dan anakku. Saat ini kami sedang menantikan kelahiran anak kedua kami. Aku sangat beruntung karna di sisa kehamilanku saat ini mas nico selalu ada untukku.Mas Nico juga selalu membuatku bahagia, selalu ada kejutan di setiap bulan kehamilanku.seperti yang mas nico lakukan saat ini. Mas Nico membawaku ke sebuah tempat yang aku sendiri tidak tau di mana itu karna mataku yang di tutupi oleh mas nico.
"Kita mau kemana sih mas? "tanyaku karna dari mobil tadi mas nico menutup mataku. Entah kejutan apa lagi yang akan ia berikan kepadaku kali ini.
" udah kamu jalan aja yang benar, nanti kamu kesandung jatuh lagi!. "tegur mas nico." Inget kamu itu sedang mengandung anak kedua kita, harus hati - hati!!! "ucap Nico sembari memegangiku dan mengarahkan jalan.
Aku terus memegang tangan nico dengan erat sambil melangkah secara perlahan " Yaudah kalau gitu kamu lepas dong ikatan mata aku biar aku bisa liat!"
Aku memanyunkansedikit bibirku agar mas nico mau melepas kain yang menutupi mataku. Sumpah, jalan sambil merem itu ngga enak banget, walaupun sebenernya hati riang gembira tak terkira karna mau di kasih kejutan yang membuatku sangat penasaran.
Mas Nico menghentikan tanganku yang akan melepaskan penutup mata yang di ikat oleh mas nico.
" Ets... Enak aja. Pokoknya aku akan lepas tutup mata kamu kalau kita udah sampe."
" ini aku penasaran loh mas." ucapku yang sangat deg-dengan dengan kejutan yang akan di berikan mas Nico kepadaku.
nico tak mengacuhkan protes arini.
Nico melambaikan tangannya pada semua orang yang sudah duduk di meja restoran.
Arya teman Nico memberi kode jika semua persiapnya sudah selesai. Nico mengacungkan jempolnya sembari menuntun jalan arini untuk mendekat ke meja restoran.
Meja besar dengan hiasan bunga di sisinya juga taburan mawar yang ada di rerumputan restoran membuat tempat itu sangat romantis. Nico sengaja memesan restoran yang autdoor agar lebih leluasa dan terkesan lebih menarik.
"Oke, kita udah sampe. "ucap mas Nico yang pelan - pelan melepas ikatan penutup mataku.
Arini membuka matanya perlahan - lahan dan mengedipkannya beberapa kali.
" Surprise,!!!" teriak para sahabat arini juga teman - teman Nico.
Arini menutup mulutnya, ia sungguh tidak menyangka jika suaminya itu mempersiapakan kejutan terindah dan seromantis ini di saat kandungannya memasuki tujuh bulan.
"Maas....! "ucapku berkaca - kaca.
Mas Nico tersenyum dan memelukku." Terharu ya? "ucap Nico.
" Aaaaaaaa..... Sosweet. "teriak citra memeluk Mia.
Mia membalas pelukan citra " jadi pengen cepet nikah."gumamnya melihat ke uwuuan nico dan arini.
Angga yang mendengar gumaman mia langsung mendekat dan nimbrung dalam pembicaraan mereka" Yaudah yuk kita ke KUA mia,mau sekarang atau nanti?" ucap angga yang tiba-tiba nimbrung.
Angga wijaya anak pengusaha yang cukup terkenal di jakarta. Banyak wanita yang antri untuk bisa mendaptkan hati angga namun angga seakan buta dan tidak mau membuka hati untuk orang baru. Dari dulu sampai sekarang cinta angga hanya untuk mia namun mia seakan acuh dan tidak begitu menanggapi perasaan angga.
" Iiiiiihhh apaan sih lu ngga." ucap mia mendorong angga menjauh darinya.
Aku dan Nico tertawa melihat kelakuan teman dan sahabat - sahabatku.
" Selamat ya Rin. "ucap Salsa yang ternyata juga di ajak oleh Nico untuk datang ke acara kejutaannya ini.
Salsabila adriana, partner sekaligus teman dekat nico sejak lama. Mereka berdua menjalin hubungan bisnis sejak awal kehamilan arini. Arini juga tau jika salsa teman dekat nico bahkan semenjak meteka menjalin hubungan bisnis berdua.
" Iya, makasi ya sal." jawabku memeluk salsa dan cipika cipiki ala ibuk - ibuk arisan.
" Sayang aku temenin salsa dulu ya." pamit nico yang aku angguki.
" Arini!!" teriak mia dan citra sambil berlari ke arahku.
"Aduuuh.... lu itu tambah cantik tau ngga? "sewot citra mencubiti pipiku.
" Maklumlah di sayang teruss." saut Mia, "Gua kalo punya suami kayak Nico pasti juga bakal awet muda." sambung Mia lagi.
"Tapi sayangnya lo jomlo. "jawab citra.
Aku hanya tersenyum melihat kelakuan sahabat-sahabatku yang dari dulu tidak pernah berubah.
" Hai Rin."Satria yang baru sampai melambaikan tangannya ke arahku.
" Yaampun gua sampe lupa lu sat, "citra menarik tangan satria," ini nih Rin dokter super sibuk kita akirnya datang, ini gua yang maksa loh. "ucap citra mengeluarkan celotehan panjang kali lebarnya ke arahku.
Aku tersenyum " Hai sat, udah lama ya kita ngga ketemu." ucapku membalas sapaan satria.
Satri adalah mantan pacarku dulu sebelum aku menikah dengan Nico. Dulu kami bekerja sebagai dokter satu tim di rumah sakit tempat kami bekerja. Tapi karna ada satu problem kami akirnya putus dan pada saat itu aku bertemu dengan Nico. Orang yang membuat aku berhasil move on dari satria. Dan ngga butuh waktu lama Nico melamarku dan akupun menikah dengan Nico. Nico memintaku untuk berhenti bekerja sebagai dokter karna jabatannya yang telah tinggi di kantor.
"Rin itu yang sama Nico siapa? "tanya Mia memperhatikan Nico yang sedang berkeliling dengan wanita cantik dengan badan montok dan rambut panjang yang ia biarkan terurai.
Citra ikut melihat ke arah pandang Mia." Oooh.... itu partner kerjanya mas Nico. "jawabku juga melihat ke arah yang sama.
" Temen apa temen, cantik loh itu? "ucap Mia memanas - manasi.
" Body gols banget...." sambungnya lagi.
" Usstt... Apaan sih lu, Nico ngga kayak gitu orangnya. Yakan Rin." ucap citra membela.
Aku mengangguk sembari tersenyum pada kedua sahabatku. Aku kembali melihat Nico dan salsa yang terlihat sangat asik bercerita.
" Rin makan yuk,!. Kasian tuh makanan udah ngemis - ngemis minta gua makan"ucap Citra menarik tanganku menuju meja panjang dan besar tersebut.
" Bilang aja kalo cacing - cacing di perut lu udah meronta - ronta minta karbohidrat!" sewot mia yang hanya di balas cibiran oleh citra.
**************
" Gimana capek?" tanya Nico yang duduk di atas sofa dengan aku yang berbaring dan menjadikan paha nico sebagai bantal.
" Hmmmm.... Sedikit tapi lebih banyak senengnya sih." jawabku tersenyum mentap Nico.
"Makasi ya mas. "
"Iya, apapun akan aku lakukan asal kamu bahagia.karna begitu calon anak kita ini pasti juga akan bahagia di dalam sini. "Jawab Nico mengelus perutku.
Aku tersenyum bahagia mendengar nico yang sangat perhatian padaku seperti ini.
" Aku tunggu lejutan - kejutan kamu selanjutnya."
" Oooh mau lagi?"
"Aku mengangguk, "Yaudah kalau aku akan pikirin kejutan selnjutny yang spektakulur saat anak kita lahir nanti."
"Aku janji akan buat kejutan yang ngga akan terlupakan oleh kamu. "
"Janji ya. "
"Iya, janji. "ucap Nico yang kemudian menciumku.
*************
" Mia lo kenapa sih ngga coba deket sama angga yang udah jelas suka gitu sama lo. Ya ngga rin?" tanya Citra, sembafi menyantap makanan yang ia pesan.
Aku mengangguk dan sesekali menyeruput minumanku.
" Gini cit masalahnya gue ngga suka sama angga jadi mau di paksaain gimanapun tetep ngga bisa. "
" tapi kalau lo bisa buka hati sedikit aja sama dia pasti lama lo bakal suka sama dia."
" Lagian ya mia, angga itu gateng rumayan lah ya, mapan, udah punya pekerjaan tetap. Kalo lo sama dia di jamin sih lo ngga bakal susah. "aku mrngangguk mengiyakan ucapan citra yang dari tadi melihat ke arahku untuk bisa mendukung pendapatnya.
" Bener sih yang di bilang sama citra." ucapku sedikit membela.
Mia menghela nafas panjang," Susah ya bicara sama kalian yang ngga ngerti gitu gimana perasaan gue."
Aku tersenyum ke arah Citra, "Udah - udah mendingan sekarang kita makan. Masalah cowok nanti - nanti aja yang penting sekarang kita happy." ucapku menenagkan suasana.
"Ya lo enak Rin udah dapet nico yang perhatian, sayang sama keluarga apa lagi kalau buat kejutan ngga nanggung - nanggung..... super romantis." ucap Citra.
"Hmmm... Gue juga pengen dapet suami kayak Nico, tajir, ganteng perhatian romantis.... Suami lo itu emang supur sumpurna banget rin." saut mia.
"Syukurlah, aku juga ngga nyangka bisa dapetin mas Nico. "ucapku.
**********
Ceklek...
Nico membuka pintu rumahnya menggunakan kunci cadangan yang ia bawa. Beberapa malam ini ia sering pulang larut malam karna pekerjaan kantor yang saat ini super sibuk.
Nico melihat ke arah sofa, ia menggeleng melihat arini yang telah ketiduran karna menunggunya pulang.
Nico berjalan mendekat kemudian mencium kening serta pipi arini berulang kali.
Aku mengedipkan mataku beberap kali, "Maas kamu udah pulang." ucapku yang di bantu duduk oleh Nico.
Nico mengangguk, "Kamu kenapa tidur di sini sih, kan aku udah bilang kamu ngga perlu nungguin aku pulang.".
"Ngga papa mas, aku pingin nungguin kamu pulang aja. "
"Bandel ya. "ucap Nico mencubit hidungku.
" Yaudah kita ke kamar sekarang!" sambung nico lagi memegangiku untuk masuk kedalam kamar.
.
.
.
Bersambung
" Sayang." panggil nico kepadaku saat aku sedang menata makanan di atas meja.
" iya, ada apa sayang? '' tanyaku melihat wajah nico yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
" Aku hari ini ngumpul sama anak - anak ya?"
Wajahku langsung berubah, karna kemarin nico bilang dia akan menghabiskan waktu weekend ini bersamaku.
" Please !" ucap nico memohon kepadaku.
"Ini gara-gara arya ngasih kabar dadakan kalau ngga mungkin aku ngga akan janji sama kamu. Plise ya sayang!" mohon nico lagi.
"Aku janji weekend depan kita jalan - jalan ya, sama cika sekalian ! Ya sayang plise! "
"Oke. "ucapku mengizinkan.
" Thanks you sayang. '' ucap Nico memelukku.
"Yaudah kalau gitu kita sarapan dulu. "ucapku yang di angguki oleh nico.
" Cika..... Ayo kita makan sayang!" panggilku memanggil anak pertama kami yang telah berusia lima tahun.
*****************
" Busettt... Lama amat lo nic." ucap Arya begitu nico sampai di restoran tempatnya akan berkumpul dan menghabiskan waktu dengan sahabatnya.
" Biasalah jakarta. "jawab nico sambil terus memainkan ponselnya.
" Eh nic itu hp di tarok dululah, kita di sinikan mau ngumpul mau happy happy bro. "ucap Arya.
" Lo juga ngga, berhenti bentarlah ngestalking ig nya mia."
" Bentar - bentar" kompak mereka berdua.
"Anak - anak udah mau nyampe loh ini. Kalau mereka liat kalian bedua kayak gini yang ada mood ngumpul mereka pada turun drastis. "cerewet Arya lagi namun tidak di dengarkan oleh mereka berdua.
Kesal dengan ucapannya yang tidak di dengarkan aryapun merebuk ponsel dari tangan angga dan Nico." Lebih baik gini biar kalian rasaain rasanya jadi gue." ucap Arya menahan ponsel nico dan angga.
"Arya balikin sekarang, itu urusan kantor gue lagi mepet loh."
"Bodoamat. "
"Ya balikin lah itu gua mau dm mia loh, kalu hp gue lo tahan gini gimana gua pdkt sama mia.
" Terserah, itu urusan lo." jawab arya memegang erat ponsel keduanya.
" ARYA!" panggil rombongan teman - teman alumni SMA mereka.
" RICAD...." saut arya melihat Ricad ada di deretan pertama. Tak mau buang kesempatan nicopun dengan cepat merebut ponselnya dari arya. Melihat itu anggapun juga tak mau kalah.
"Akirnya mia gua. "ucap Angga mencium pknselnya.
" Sialan lo pada." umpat arya memelototi nico dan angga bergantian.
" Eeeee... Sorry ya kayaknya gue ngga bisa lama - lama deh." ucap Nico setelah melihat chet di wa nya.
" Kenapa emang? Arini minta bobok bareng?" ucap angga mengejek.
"Bukan, sialan lo, "umpat Nico" ini ada urusan kantor mendadak gue harus ke sana sekarang. "jawab Nico.
" Yaelah nic kan lo ada tim, suruhlah tim lo buat hendel ini. Lagian ini kita udah pada ngumpul semua loh." bujuk Arya.
" Ngga bisa ar, ini urusan penting soalnya harus gue sendiri yang turun tangan."
" Sorry ya.. Maaf ya semua." ucap Nico yang kemudian cepat keluar dari restoran.
Nico melajukan mobilnya masuk kedalam parkiran kantornya. Nico meihat sekeliling lalu berjalan menuju mobil berwarna putih yang di parkir tidak jauh dari mobilnya.
Nico masuk dan menyapa perempuan yang ada di dalam mobil itu. "Hai sayang..." ucap Nico yang kemudian mengulam bibir perempuan itu beberapa kali.
**************
Ceklek...
Arini membukakan pintu untuk suaminya yang baru pulang.
"Hai sayang. "ucap Nico tersenyum pada istrinya yang terlohat sangat cantik malam ini.
" Kamu cantik banget sih, bikin aku tambah sayang." sambung Nico merangkul istrinya dengan wajah riang.
" Kok pulangnya malam banget sih mas, aku telfonin juga nomor kamu ngga aktif. "
"Maaf sayang, aku lupa ngecas. Karna keasikan ngumpul sama anak - anak tadi."
Arini mengerutkan keningnya, "Angga bilang kamu ngga jadi ngumpul sama mereka mas."
Nico terlihat gelagapan, "Masa sih? , padalah tadi aku ngumpul loh sama mereka ya walaupun ngga lama karna ada urusan kantor yang harus aku urusin dulu. "
Aku mengangguk, membuang rasa curigaku pada suamiku. Mungkin tadi mrmang angga yang salah memberi info kepadanya.
*************
" Iya... Iya makasi ya mis." ucapku setelah selesai membicarakan perkembangan cika di sekolah dengan gurunya.
Aku melihat ke arah taman tempat cika dan bianka sedang bermain. Di sana aku juga melihat Nico dan Salsa sedang berbicara. Entah soal hubungan atau hal lain yang tidak aku inginkan.
Perasaanku semakin tidak karuan saat Salsa memperbaiki jas yang di gunakan Nico. Perlakuan salsa pada Nico terlihat berbeda. Itu semua membuatku menjadi takut dengan dugaan teman - temanku tentang "tidak ada seorang perempuan dan laki - laki yang bisa berteman,pasti salah satu dari mereka memiliki perasaan atau bahkan mereka sama - sama suka."
Huh... Ucapan itu membuatku semakin was - was apalagi ketika melihat salsa seperti ini sekarang.
Aku berjalan menghampiri mereka berdua sekalian aku juga ingin melihat anakku cika.
" Eh arini. "
" Hai sal." ucapku membalas sapaan salsa.
Saat aku sampai di sana Nico memang lanhsung merangkul dan menciumku di depan salsa tapi yetap saja rasa hawatir itu tetap ada. Apalagi akir - akir ini Nico selalu pulang malam. Nico juga lebih mementingkan kantornya dari pada keluarganya sendiri.
"AAAAAAA.... "pekik seorang anak kecil saat kami berbincang di sudut taman itu. Aku langsung bergegas begitu melihat ada seorang anak yang terjatur dari perosan dan tangannya membentur batu.
" Bianka.." kejutku saat melohat anak itu ternyata adalah anak salsa.
" Bii... "teriak salsa yang histeris begitu melihat tangan anaknya.
" Bii kamu kenapa?" ucap salsa hedak memgang tangan anaknya.
" Jangan dipegang sal, biarin kayak gitu dulu sampai petugas ambulan sampai! "peringatku takut jika salsa pegang tulang anaknya akan semakin bergesar dan akan berakibat fatal nantinya. Karna kemungkinan tangan bianka patah melihat posisi jatuhnya juga luka yang ada di tangannya itu.
" Telfon ambulan sekerang sal!" ucapku lagi karna salsa yang masih fokus pada anaknya yang terluka.
Salsa mengangguk lalu menelfon ambulan dengan cepat.
************
"Mama sakit ma. "rintih bianka saat ia di bawa masuk kedalam ruangan igd untuk di obati oleh dokter.
" Iya sayang,.. Iya. '' ucap salsa yang jug ikut menangis karna rintihan anaknya itu.
"Maaf buk silahkan tunggu di luar! "ucap suster memperingati.
Salsa terus menangis sambil berjalan ke sudut rumah sakit entah untuk menenagkan diri atau untuk terus menangis.
Aku menghela nafas melihat ke ruangan IGD tersebut. Di sinilah awal pertemuanku dan Nico.
Pria yang kecelakaan dengan banyak luka di tubuhnya. berbulan - bulan Nico di sini dan aku bertanggung jawab untuk menjaga serta menjamin kesehatannya.
Nico sempat lumpuh sementara akibat kecelakaan itu. Namun berkat terapi serta semangatnya untuk sembuh ia bisa berjalan kembali bahkan sampai sekrang.
Nico itu beda dari sekian banyak pasien yang aku tangani hanya dia yang melewati itu semua dengan senyuman tanpa mengeluh sedikitpun. Mungkin karna sifatnya itulah yang membuatku jatuh hati pada nico.
Aku mengeleng setelah mengingat kejadian itu, aku memalingkan wajahku melihat ke arah salsa yang ternyata saat ini sedang bersama suamiku.
"Kamu yang tenang sa, aku yakin bi ngga akan kenapa- napa"ucap nico memgang pundak Salsa.
Salsa mengangguk kemudian memeluk Nico entah itu sengaja atau reflek tapi itu cukup membuatku sakit hati.
Satria keluar dari dalam IGD setelah selesai mengobati bianka.
Aku berdiri dan menanyakan bagaimana ke adaan bianka pada Satria.
"Gimana sat dia ngga papakan. "
"Syukurlah berkat tindakan kamu retak di tulangnya ngga terlalu parah. "
" Syukurlah."
"Tapi kamu hebat loh rin dengan kondisi kamu saat ini kamu masih bisa mrlakukan tindakan - tindakan dasar seperti itu. "
" Mau bagaimanapun akukan juga seorang dokter sat, jadi aku akan melakukan apapun untuk membantu orang lain selagi aku bisa."
Satria mengangguk sambil tersenyum ke arah arini.
Salsa melepas pelukannya dari Nico kemudian bergegas menghampiri dokter yang menangani anaknya itu. Gimana keadaan anak saya dok.
''ibuk tenang!, anak ibuk baik - baik saja. Dan sekarang ibuk sudah boleh masuk untuk menemui anak ibuk.
"jawab satria mempersilahkan Salsa untuk masuk.
" Kamu inget ngga sih waktu kita masih kerja bareng di rumah sakit ini, kamu itu dokter yang paling antusias menangani pasien anak kecil seperti ini."
" Kamu bilang kamu ngga mau anak - anak kecil seperti itu kesakitan, dan kamu berkerja keras memberikan pertolongan terbaik agar semua pasien anak kecil kamu ngga kesakitan."
"Bahkan kamu rela ngga pulang loh rin. "ucap satria mengingatkan kebersamaan mereka dulu.
" Iya aku inget, kamukan tau aku itu paling ngga tega kalau liat anak kecil nangis."
" Oh iya kamukan meloan orangnya." ejek satria.
"Iiihh apaan sih sat. "ucapku memukul pundak satria.
" Sayang ayo kita pulang." ucap Nico yang menghampiriku.
" Oh.... Iya. Yaudah Nic aku pulang dulu ya. Kasian Cika kelamaan nunggu di mobil." ucapku berpamitan pada satria.
"Iya hati - hati ya, rin nic. "ucap satria yang di angguki oleh nico.
" Bye.." ucapku melambaikan tangan pada satria.
" Bye.." balas satria yang masih memperhatikan arini.
Satria menghela nafas, kemudian menggeleng dan berjalan menuju ruangan lain untuk melanjutkan pekerjaannya.
*************
Drettt... Dretttt... Drettt
"Iya halo. "jawabku mengangkat telfon.
Halo buk ini saya tukang ojek yang ibuk suruh untuk mengantarkan makanan ke kantornya pak Nico.
" Iya ada apa ya pak?" tanyaku heran.
" begini buk saya sudah sampai di kantornya tapi ngga ada orang buk. Cuma ada sekurity di sini buk.
" Yasudah pak kalau begitu biar saya bicara dengan sekuritynya! "
Tukang ojek onlin itupun memberikan ponselnya pada sekurity yang bertugas di sana.
" Halo buk. "
"Iya halo pak ini saya istrinya pak Nico. Pak niconya ada pak?"
"Wah di kantor ngga ada siapa - siapa buk.hari inikan hari libur buk jadi ngga ada orang di kantor adanya cuma saya buk. "
"Bener - bener ngga ada pak?"
"Iya bener buk semua ruangan udah saya cek dan ngga ada orang sama sekali di kantor."
"Hmmm... Gitu ya pak. Yasudah kalau gitu makanannya untuk bapak aja."
" Wahh terima kasih ya buk."
" Iya." jawabku yang kemudian menutup telfon.
.
.
Bersambung
Nico membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan - pelan agar tidak menimbulkan suara dan membangunkan Arini.
Nico melihat arini yang tertidur membelakangi pintu masuk.
Nico mengelus dadanya kemudian membuka jasnya.
"Udah pulang mas."
"Astaga. "ucap nico yang kaget dengan suaraku
" Sayang..." ucap nico berbalik kemudian duduk di sisi ranjang.
" Iya aku baru pulang, capek banget hari ini meeting seharian."
" Hari ini kamu beneran kerja ngga sih mas?"
" Kok kamu nanyanya gitu?" ucap Nico mengerutkan keningnya.
"Seharian ini aku benaran kerja loh, aku ngga kemana - mana. Lagian aku mau kemana lagi kalau bukan kerja."
"Aku nganterin makanan ke kantor kamu tadi, tapi kata security di dalam kantor ngga ada orang,Kantornya kosong."
"Hah... Masasih sayang? "ucap nico yang terlihat kaget.
" Iya kosong ngga ada orang satupun di dalam kata pak security bahkan dia udah cek setiap ruangan dikantor kamu mas. "
" Ooo... Mungkin orang - orang udah pada pulang. Karna aku seharian ini emang ngga di kantor. Aku meeting sama pak bram di restoran. Terus abis itu aku pergi sam jek buat liat proyekyang baru aja kami bangun. "
Nico memegang tangan arini
"Seharian ini aku di luar sayang... Banyak yang aku urusin. Aku capek banget hari ini sayang jadi aku mohon kamu jangan curigaan seperti ini sama aku."
Aku mengangguk dan mempercayai semua ucapannya, "Iya yaudah kalau gitu kamu mandi, bersih - bersih sana!"
"Iya sayang. "jawab Nico mencium keningku sebelum ia pergi.
***************
" Bik... Bibik." panggilku memanggil art di rumahku untuk menanyakan sesuatu.
" Iya buk." jawab Ratih.
" Bibik liat kemeja biru bapak yang kemaren di pakenya ngga?" tanyaku karna kemeja itu adalah kemeja kesayangan nico.
"emmm... Bibik ngga liat buk. Mungkin masih di belakang kali buk. Biar bibik ambilin ya buk." tawar Ratih.
"Ngga usah bik, biar saya aja. "jawabku tak ingin mengganggu pekerjaan bik ratih.
Aku berjalan kebelakang untuk melihat pakaian Nico yang dari tadi aku cari.
" Mana ya?" tanyaku sendiri mencari di beberapa pakaian kotor yang belum di cuci oleh bik ratih.
" Ini dia. "ucapku setelah menemukannya.
" Gimana buk, udah ketemu?" tanya Ratih menghampiriku.
" Udah bik, nih." ucapku memperlihatkan kemeja itu pada bik ratih.
" Yasudah kalau begitu bibik lanjut kerja dulu." pamit ratih kembali ke dapur.
Aku membolak balikan kemeja itu, untuk aku cuci tapi saat aku membuka lipatan leher kemeja Nico aku menemukan bercak lipstik berbentuk bibir di sana. Perasaanku menjadi tidak karuan saat melihat itu. Aku mencium pakaian nico.
Air mataku menetes saat mencium farfum wanita dari baju nico.
****************
"Sayang... "ucap Nico saat ia baru saja pulang kantor dan aku baru saja selesai mempersiapkan makan malam.
Aku mengambil tas kerja Nico dan menyuruhnya untuk duduk di meja makan.
" Waaah.... Makanannya enak - enak banget ya sayang." ucap Nico mengacak - ngacak Rambut Cika.
"Iya pa, papa kenap lama banget sih cika udah laper tau. "ucap Cika memasang wajah cemberutnya.
" Loh emang iya? Emang iya sayang?" tanya Nico melihat ke arahku.
Aku mengangguk sembari tersenyum.
" Perasaan papa tadi bawa mobil keceng.... Banget. Ampe jalanan ngga keliatan sama papa."
" Kalau jalanan ngga keliatan sama papa terus papa lewat di mana?"
" Oh iya ya... Lewat di mana ya papa. "
Aku hanya tertawa kecil mendengar percakan antara anak dan bapak itu.
" Oh... Ya sayang." ucap Nico sambil mengunyah makanannya.
" Besok aku ke bandung ya.ada kerjaan yang harus aku urus di sana. " sambung nico melihat ke arahku.
" Kerjaan apa mas, kenapa harus sampai keluar kota ? "
"Ini loh sayang, ini tu masalahnya bisnis sama investor besar jadi aku harus ke sana nemuin dia. Kan ngga.. Mungkin juga kan masak dia yang mau inves dia juga yang harus ke sini. "
"Jadi aku ke sana nemuin dia dan ngajuain gngajuin beberapa propasal dan juga menjelaskan keunggulan keunggulan perusahaan kita. Supaya dia yakin untuk inves di perusahaan kita." jelas Nico panjang lebar.
"Yang ikut siapa aja mas? "
"Ya tim kerja aku sayang, siapa lagi."
"Salsa ngga ikut? "
"Salsa? Ya ngga lah sayang ngapain dia ikut diakan bukan tim kerja aku, beda kantor jugakan."
Aku mengangguk, "Ooh gitu ya mas." jawabku.
"Kamu kenapa kok wajahnya gitu, kamu berat ya ngizinin aku pergi? "
"Ngga mas, aku ngga papa. Aku izinin kok. "
"Atau kalau ngga kamu ikut sama aku aja ya, lagian aku juga ngga tenang ninggalin kamu apalagikan kandungan kamu udah besar sekarang aku takut terjadi apa - apa sama kamu."
"Aku ngga papa mas, Cika kan sekolah ngga mungkin aku ikut. "
Nico mengangguk lemah, terlihat jika ia berat meninggalkan Arini sendirian.
"Tapi kalau ada apa - apa kamu langsung kabarin aku ya! "
" Iya mas."
*************
"Daaa.... sayang. "ucapku mengantar Cika sampai ke sekolahnya.
" Daaaa... Maaa" ucap Cika merangkul tangan bianka untuk masuk kedalam kelas.
"Lucu ya mereka. "pujiku tersenyum melihat ke arah Cika dan bianka.
" Iya buk. ''
" Buk salsa mana mbak kok ngga ikut nganterin bi?"
"Ibuk lagi keluar kota buk ngurusin pekerjaannya."
"Keluar kotanya di mana ya mbak?"
"Kalau ngga salah ibuk bilang ke bandung buk. "
"Ooooo.... "ucapku yang kemudian pergi ke parkiran setelah suster bi pamit.
************
Ting..... Dung.... Ting... Dung
Aku bergegas membukakan pintu untuk Nico. Ya nico, nico mengabariku jika ia akan pulang malam ini.
" Mass."ucapku sembari memeluk nico.
Nico membalas pelukankan," Aku Rindu sekali sama kamu. "ucap nico melepas pelukannya lalu mengulam bibirku beberapa kali.
Aku mengambil koper dari tangan Nico," aku bawa ke belakang ya mas."
" Oh... Iya. Hati - hati ya sayang!" ucap Nico yang kemudian masuk kedalam kamar untuk mengganti pakaiannya.
Aku menarik koper nico ke belakang, aku membuka kopernya lalu memeriksa setiap lemaran baju yang dibawa oleh Nico kemarin. Aku ingin memastika apa nico bersama wanita itu di luar kota atau tidak.
Aku meletakkan kembali baju nico setelah mendapatkan baju dengan bau farfum yang sama seperti yang aku dapatkan dari kemeja biru Nico kemarin.
Aku menepis air mataku lalu berjalan masuk kedalam rumah.
************
Nico berlari turun terburu - buru dari tangga menuju lantai bawah.
"Mass... Kamu mau kemana? "tanyaku melihat Nico yang terlihat sangat buru - buru.
Sayang aku ke kantor dulu ya ada urusan mendadak yang harus aku selesain."ucap nico memeluk lalu menciumku.
" Tapi mas ini weekend masak kamu harus ke kantor lagi. Aku perhatiin setiap weekend kamu itu ngga pernah ada di rumah. Selala aja ada itu lah ada ini lah kerjaan kantor lah."
" Lama - lama kamu itu udah kayak ngelupain keluarga kamu sendiri tau ngga mas. "ucapku melepaskan semua kekesalan yabg selama ini aku pendam.
" Arini came on, aku ini kerja.untuk kamu untuk Cika.kamu jangan egois seperti ini, kamu pikir aku mau seperti ini?.kalau aku bisa nolak aku akan nolak dan lebih memilih menepati janji aku untuk pergi jalan - jalan sama kamu menghabiskan waktu bersama sama kamu sama cika. "
" Harusnya kamu itu mencoba untuk ngertiin aku sedikit aja, aku tuh capek siang malam kerja bahkan weekendpun aku harus kerja, untuk apa untuk kalian supaya kalian bahagia dan hidup dengan berkecukupan."
" Aku kayak gini juga karna mikirin kamu, kamu mau lahiran dan itu butuh biaya besar sayang. Kamu itu harusnya bisa mikirin ini bukan nuntut aku harus begini begitu sesuau keinginan kamu, aku ini juga manusia aku juga bisa capek, bisa marah. "
Aku menangis sesegukan mendengar semua ucapan Nico kepadaku. Aku berjalan mendekati nico lalu memeluknya," Maafin aku mas, aku kepancing emosi. ngga seharusnya aku bilang gitu sama kamu. Hiks... Hiks "
Nico menghela nafas dalam lalu mengusap puncak kepalaku, "iya... Iya aku ngerti. Tapi tolong jangan kayak gini lagi!."
"Iya mas '' jawabku masih memeluk Nico.
Aku juga minta maaf karna akir - akir ini aku terlalu sibuk dengan urusan kantor sehingga terkesan kalau aku mengabaikan keluarga ini. Aku minta maaf ya." ucap Nico.
Aku melepas pelukanku lalu mendongak melihat ke arah nico," Iya mas. "ucapku yang kemudian nico mencium lalu berpamitan karna ia sangat terburu - buru.
**************
Aku mengambil jas mas Nico dari dalam keranjang kotor yang berada di dalam kamarku untuk bisa di cuci oleh bik ratih sekaligus nantinya.
Saat aku mengangkat jas itu benda kecil berwarna emas dengan permata merah jatuh dari dalam saku jas Nico. Karna penasaran akupun mengambil benda itu.
"Ini anting? "ucapku memperhatikan benda tersebut.
Aku terdiam cukup lama memikirkan semua kecurigaanku selama ini.
Aku menggeleng lau mencari pasangan anting tersebut di dalam jas Nico. Namun saat aku sudah mencari kesemua kantong jas pasangan anting itu tetap tidak ada.
"Apa ini anting,perempuan.....?''ucapku yang tak sanggup mengatakan semua kecurigaan serta bukti - bukti yang telah aku temui selama ini.
.
.
.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!