POV SUSI
namaku Susi Susanti, aku bekerja sebagai sekretaris dari CEO muda yang bernama Dimas Anggara, pemilik dari perusahaan teknologi terbesar di negara ini.
Pak Dimas sangat tampan, hanya saja beliau termasuk orang yang arogant, cuek dan juga sangat tegas.
jika ada karyawannya yang melakukan hal-hal yang diluar batas kewajaran. maka dia pasti akan langsung memecatnya tanpa ampun. jadi selama aku menjadi sekretarisnya, aku berusaha untuk bisa mengambil hatinya itu.
aku sudah mencari dimas selama 2 tahun, dan di situ aku mendengar kalau dimas sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
dan saat aku tahu kalau dimas adalah CEO di suatu perusahaan besar, maka aku pun yang mempunyai ijazah S1 jurusan sekretaris segera melamar di perusahaan tersebut. dan setelah melewati persaingan yang ketat akhirnya aku pun diterima sebagai sekretarisnya itu.
dengan begitu pembalasan dendamku bisa aku lakukan dengan lebih muda. aku bukan hanya akan menghancurkan rumah tangganya tapi juga kehidupannya yang sempurna ini, seperti yang sudah dia lakukan pada kakakku.
END POV ***
"aku pulang" teriak susi pada orang rumah. tapi tidak ada jawaban sama sekali dan rumah juga dalam keadaan yang sangat gelap.
susi dan kakak perempuannya yang bernama natalia tinggal di rumah peninggalan orangtuanya yang sederhana. saat itu susi masih kuliah jurusan akhir, yang artinya hampir diwisuda, sedangkan natalia adalah karyawan di sebuah perusahaan besar.
gaji natalia lumayan besar, cukup untuk membiayai hidup mereka berdua dan selama ini natalia lah yang telah membiayai kuliah susi, karena memang mereka berdua adalah anak yatim piatu.
tapi hidup mereka tidak terlalu susah sekali karena orangtua mereka sebelum meninggal sempat memberikan sedikit harta warisan untuk mereka berdua.
"natalia, natalia?" susi memanggil-manggil nama natalia tapi tidak ada yang menjawab.
akhirnya susi pun membuka pintu kamar natalia, dan ketika pintu itu terbuka susi kaget karena melihat natalia sudah tergeletak di lantai dengan mulut yang penuh busa.
susi pun menepuk- nepuk pipinya tapi dia tidak bangun juga, bahkan badannya sangat dingin.
susi pun segera berteriak memanggil tetangga.
"tolong...tolong...!!" teriak susi di luar rumah.
tetangga pun semuanya pada berdatangan, "ada apa sus?" tanya bude lastri.
"bude, tolong saya. siapa pun yang punya kendaraan? tolong bantu antar kakak saya ke rumah sakit. natalia sepertinya menenggak racun serangga." jawabnya sambil menangis.
bude lastri pun segera memanggil anaknya bang joni untuk mengantarkan kami ke rumah sakit.
sesampainya di rumah sakit, perawat segera memindahkan natalia ke atas kereta dorong dan segera membawanya ke ruang UGD.
susi dan bang joni ikut mengantarkan natalia sampai di ruang UGD. tapi, ketika mereka mau ikut masuk, seorang perawat melarangnya dan meminta mereka menunggu di luar.
susi menunggu kabar dari dokter tentang keadaan kakaknya dengan sangat khawatir. dan dia pun hanya mondar-mandir di depan ruang UGD.
tidak lama bang joni datang sambil membawakan 2 botol air mineral dan memberikan satu botol padanya. "minumlah dulu sus, supaya kamu lebih tenang. kita serahkan semuanya pada Allah, dia maha mengetahui segalanya." nasehat bang joni pada susi agar aku lebih tenang.
"makasih banyak ya bang joni untuk bantuannya, semoga Allah membalas semua kebaikan bang joni dan bude lastri." ucap susi tulus dari hati.
bang joni pun hanya menganggukkan kepalanya pada susi sambil tersenyum. tidak lama kemudian dokter yang menangani susi keluar dari ruang UGD, kami pun segera menghampiri dokter.
"bagaimana dok, keadaan kakak saya?" tanya susi pada dokter itu.
"mbak natalia sekarang dalam keadaan kritis dan bayi yang ada dalam kandungannya tidak bisa kami selamatkan. jadi, kami harus melakukan tindakan penguretan." jawaban dokter itu yang membuat susi sangat terkejut.
"maksud dokter, kakak saya sedang hamil? tapi gak mungkin dok? dan berapa usia kandungan kakak saya dok" jawab susi dengan kebingungan.
"gak mungkin bagaimana mbak? tapi kenyataannya memang seperti itu. usia kandungannya sudah 3 bulan mbak. begini saja sekarang lebih baik mbak cepat tanda tangan supaya tindakan penguretan bisa segera dilakukan." jawab dokter itu dengan tegas.
pada akhirnya susi yang masih dipenuhi kebingungan ditemani bang joni untuk pergi ke bagian administrasi untuk pengurusan berkas-berkas dan juga biayanya.
kak natalia dibawa ke ruangan ICU untuk tindakan penguretan. "anak siapa sebenarnya yang dikandung natalia? aku tidak tau kalau natalia hamil, dan kenapa sampai dia berani melakukan percobaan bunuh diri? kalaupun laki-laki itu tidak mau tanggung jawab, aku masih bisa membantunya menjaga dan merawat bayi itu." pikir susi dalam hati.
susi dan bang joni menunggu-nunggu di depan ruangan ICU, sampai pada akhirnya kami melihat perawat dan dokter keluar dari ruang ICU membawa janin bayi yang sudah dibungkus oleh kain putih itu. "ini janin bayi yang sudah meninggal itu, dan bisa dibawa pulang dulu untuk dikuburkan." pesan dokter pada susi
"dan bagaimana dengan keadaan kakak saya, dok?" tanya susi dengan cemas.
"untuk saat ini dia belum sadarkan diri dan mbak susi bisa masuk ke dalam untuk melihatnya." jawab dokter padaku.
susi dan bang joni mengucapkan terimakasih pada dokter itu, dan mereka segera masuk untuk melihat keadaan natalia.
wajah natalia sangat pucat dan dia juga belum sadarkan diri. susi menarik kursi dan segera duduk di samping tempat tidur natalia sambil memegang tangannya. "Tuhan, aku mohon sadarkan dia, karena hanya dialah yang aku miliki sekarang" gumam susi.
"bang joni, gimana ini? aku gak mungkin kasih tinggal kakak sendirian, sedangkan janin ini harus segera kita kuburkan." tanya susi dengan perasaan bingung.
"kamu tenang aja sus, nanti biar aku dan ibu yang menguburkan janin ini. kamu jaga saja natalia di sini. aku juga sekalian pamit ya. besok pagi aku akan ke sini lagi dengan ibu" jelas bang joni pada susi.
susi pun mengucapkan banyak terimakasih pada bang joni, karena selama ini bang joni dan bude lastri lah yang banyak membantu mereka. bang joni dan bude lastri sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
natalia dan susi adalah anak yatim piatu, kedua orang tua mereka meninggal karena mengalami kecelakaan mobil dan mobil itu jatuh ke jurang.
butuh waktu 1 minggu sampai mayat kedua orangtuanya ditemukan. pada saat kecelakaan itu natalia sudah mau tamat SMA sedangkan susi baru kelas 3 SMP.
kecelakaan itu membuat natalia dan susi sangat terpukul dan mengalami trauma yang berat.
tapi karena adanya perhatian dan dukungan dari tetangga dan kerabat dekat. akhirnya, natalia dan susi bisa melupakan kejadian itu dan menjalani kembali hari-hari mereka dengan keadaan normal.
setelah natalia tamat SMA, dia langsung melamar pekerjaan sebagai karyawan di suatu perusahaan besar. dan, akhirnya dia diterima juga bekerja di perusahaan itu.
natalia pun akhirnya bekerja sambil kuliah, dan juga sambil membiayai sekolah susi sampai tamat.
gaji yang diberikan oleh perusahaan itu sangat besar makanya natalia bisa membiayai kuliah susi.
susi sangat menyayangi natalia. karena, hanya dia saudara satu-satunya yang dimiliki. dan semenjak ayah dan ibu mereka meninggal, tidak ada satupun keluarga dari ayah maupun ibu yang pernah menengok keadaan mereka.
susi merasakan kantuk yang teramat sangat. tapi saat susi mau meletakkan kepalanya di samping tubuh natalia, tiba-tiba natalia menggerakkan tangannya dan membuka matanya.
"kamu sudah sadar?" tanya susi kepadanya.
"di...di mana aku...?"
***Bersambung dulu ya***
"di...di mana aku...?" tanya natalia
"syukurlah kamu sudah sadar natalia, kamu sekarang ada di rumah sakit kak." susi lega karena akhirnya kakaknya sudah sadar.
"kenapa aku bisa di sini? kenapa kamu tidak membiarkan aku mati?" tanya natalia sambil menangis terisak.
"nat, kalau ada masalah cerita sama aku, jangan sampai kamu nekat seperti ini! bersyukurlah karena Tuhan masih memberikan kamu kesempatan untuk hidup." susi marah sekali padanya.
"buat apa aku hidup? hidup aku sudah tidak ada artinya lagi!" teriaknya pada susi.
"kamu tau karena perbuatan kamu ini, kamu keguguran nat! anak yang kamu kandung meninggal." teriak susi
natalia hanya terdiam, karena memang itu yang dia inginkan. dia ingin bunuh diri karena tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa dia hamil anak dari laki-laki yang memang tidak akan pernah mau bertanggung jawab.
"sekarang lebih baik kamu ceritakan sama aku, ada masalah apa sebenarnya sama kamu nat, sampai kamu nekat meminum baygon itu! ceritakan yang sejujur-jujurnya nat, jangan ada yang ditutup-tutupi dariku. kita akan cari jalan keluarnya sama-sama, dan aku janji tidak akan pernah meninggalkan kamu sendiri." kata susi dengan tegas padanya.
***
POV NATALIA
aku Natalia Sudirja adalah seorang sekretaris dari pak Arthur Anggara, beliau adalah seorang CEO dari perusahaan teknologi terbesar di indonesia, aku bekerja sudah sangat lama dengan beliau.
beliau mempunyai anak laki-laki yang kuliah di luar negeri bernama Dimas anggara.
hari itu pak arthur memanggil aku untuk datang ke ruangannya.
TOK... TOK... TOK
aku pintu ruangan pak arthur,
"ya, masuk" jawab pak arthur
"selamat siang pak" tegurku sambil menundukkan kepala.
"natalia, mari duduk dulu. ada yang ingin aku sampaikan padamu." jawab pak arthur
"nat, besok kan putraku datang dari luar negeri. tapi, tidak ada yang menjemputnya di bandara. besok aku ada meeting penting, sedangkan istriku sedang sakit, dia tidak bisa menjemput dimas. aku bisa minta bantuanmu untuk menjemput putraku di bandara nat, dan langsung ajak dia ke sini. karena nanti dia yang akan menggantikanku di perusahaan ini." jelas pak arthur panjang lebar padaku.
"bisa pak, tapi jam berapa aku harus menjemput pak dimas?" tanyaku pada beliau
"kamu bisa menjemputnya jam 11 siang. besok pagi kamu persiapkan dulu berkas-berkas untuk aku meeting."
"baik, saya akan siapkan semuanya besok. kalau begitu saya kembali bekerja dulu pak." pamitku pada pak arthur.
aku betah bekerja di perusahaan ini. karena pak arthur adalah sosok yang sangat berwibawa, tegas tapi juga lembut, humoris, dan sangat perduli dengan pegawai-pegawainya.
hari sudah sore dan akhirnya pekerjaanku selesai, jadi aku bisa pulang ke rumah lebih cepat.
aku dan semua pegawai yang berada di lantai yang sama dengan pak arthur bergegas melakukan absen pulang dan segera menaiki lift untuk menuju lantai 1.
sesampainya di lantai 1 aku bergegas keluar dari gedung itu dan mampir di supermaket untuk belanja kebutuhan bulanan aku dan adikku.
selesai belanja aku segera menaiki taksi dan pulang ke rumah. sampai di rumah aku lihat lampu ruang tamu sudah menyala itu berarti susi sudah pulang.
"selamat malam susi," sapaku padanya
"malam kak, tumben kamu pulang cepat biasanya jam 9 baru kamu sampai rumah." jawab susi
"kebetulan hari ini pekerjaanku udah beres sus, jadi aku pulang lebih cepat." jelasku padanya
"ya udah kamu mandi dulu sana kak, setelah kamu mandi kita makan. karena, aku udah masak kak. nanti barang belanjaan kakak biar aku yang bereskan." ucap susi
aku pun segera mengambil handuk dan pergi mandi cepat-cepat.
susi adalah adikku satu-satunya, dia sangat rajin dan juga sangat perduli dengan aku, apalagi aku juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami dan juga untuk kuliahnya susi.
aku berharap susi bisa menjadi manusia yang baik dan juga sukses.
selesai mandi aku pun bergegas menyusul susi di dapur dan langsung makan malam dengannya.
selesai mandi aku dan susi segera tidur karena memang kegiatan hari ini sangat melelahkan, apalagi besok aku masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami berdua.
***
hari ini aku berangkat pagi-pagi sekali ke kantor, karena banyak berkas yang harus aku persiapkan untuk meetingnya pak arthur hari ini.
"selamat pagi natalia." sapa pak arthur yang ternyata sudah datang dan sekarang berdiri di depan meja kerjaku
"jangan lupa segera siapkan berkas-berkasnya dan antar ke ruangan saya ya natalia." pesan pak arthur padaku.
"'siap pak" jawabku sambil menundukkan kepalaku padanya.
setelah berkutat selama 1 jam akhirnya selesai sudah berkas-berkas yang harus aku siapkan untuk meeting dan aku pun segera mengantarkannya ke ruangan pak arthur.
"selamat pagi pak" ucapku sambil membuka pintu ruangannya pelan-pelan.
"pagi nat, mari sini masuk" jawabnya dengan ramah padaku.
"saya mau mengantarkan berkas-berkas yang bapak minta" ucapku dengan meletakkan berkas-berkasnya di meja kerja pak Arthur.
"oke, terimakasih banyak ya nat" ucapnya sambil tersenyum padaku. dan pak arthur pun melihat jam tangannya dan berkata padaku, "nat, berhubung ini sudah jam 9 lewat kamu siap-siap berangkat ke bandara jemput putraku ya. kamu bisa pake mobil kantor untuk menjemput pak dimas. dan nanti aku akan kirim foto putraku lewat chat ya supaya kamu jangan bingung." pesan pak arthur padaku.
akhirnya aku pun berangkat ke bandara untuk menjemput pak dimas dan untungnya jalanan tidak macet, jadi aku tidak terlambat sampai di bandara.
aku menunggu pak dimas di pintu penjemputan. tidak lama aku melihat seorang pria tinggi, putih dan sangat tampan yang persis seperti foto yang dikirim pak arthur padaku. aku pun segera menghampirinya dan bertanya, "apa anda pak dimas anggara?" tanyaku dengan sopan padanya.
"iya, aku dimas. apakah kamu adalah orang yang dikirim papa untuk menjemputku?" tanyanya balik padaku.
"iya pak, aku natalia, sekretaris pak arthur. aku disuruh oleh pak arthur untuk menjemput bapak di sini." jelasku padanya
dia menatapku dari atas ke bawah dengan tatapan yang aku rasa seperti tatapan yang sangat tajam dan dingin.
"baiklah kalau begitu bantu aku untuk membawa koperku ini." perintahnya padaku dan aku pun menurutinya untuk membawa kedua kopernya itu.
aku segera mengantarkan pak dimas ke perusahaannya itu sesuai dengan perintah pak arthur.
sesampainya di perusahaan aku mengantarkan pak dimas langsung ke ruangan pak arthur.
"papa, i miss you so much." ucap pak dimas sambil memeluk papanya dengan sangat erat.
pak arthur pun balas memeluk putranya itu dengan sangat erat dan penuh kasih sayang.
aku pun segera pamit untuk keluar dari ruangan pak arthur dan tidak ingin mengganggu kebahagiaan ayah dan anak itu.
***
Pak Dimas sudah mau satu bulan bekerja di kantor ini. dia masih harus banyak belajar beberapa hal dari ayahnya tentang mengurus perusahaan. karena tinggal 2 bulan lagi pak dimas akan menggantikan ayahnya untuk menjadi CEO di perusahaan ini.
siang itu pak arthur memanggilku kembali untuk menghadapnya di ruangannya.
TOK..TOK..TOK
"ya, silakan masuk" jawabnya dengan lembut.
aku pun segera masuk dan pak arthur mempersilakan aku untuk duduk. di sana juga ada pak dimas yang sedang berkutat dengan laptopnya sambil sesekali melirikku.
"ada apa bapak memanggil saya?" tanyaku padanya.
"oh iya begini nat, bisakah besok kamu ikut meeting 3 hari bersama dengan dimas di bandung?" tanya pak arthur padaku
"besok pak? maaf sebelumnya apa bapak tidak ikut ke bandung?" tanyaku lagi padanya
"iya besok. saya gak bisa nat, karena ada yang lebih penting yang harus saya urus di sini." jawabnya padaku.
aku merasa canggung sekali kalau hanya berjalan berdua dengan pak dimas dan entah mengapa aku merasa perasaanku tidak enak.
"nat, gimana kamu bersedia atau tidak?" pak arthur bertanya lagi padaku
"ba-baik pak, saya bersedia ke bandung besok pagi dengan pak dimas" ucapku dengan sangat gugup.
"oke, kalau begitu terima kasih banyak. kamu mengerti saja dengan dimas ya. dia orang baru, jadi butuh sekretaris handal seperti kamu" ucap pak arthur memujiku.
"bapak bisa aja. aku juga masih harus banyak belajar pak. kalau begitu aku pamit untuk kembali bekerja pak."
***
keesokan harinya aku pamit kepada susi untuk pergi ke bandung selama 3 hari dengan pak dimas, dan aku pun memberikan uang kepada susi untuk uang jajannya selama aku di bandung.
susi pun mengijinkan dan berpesan padaku agar selalu hati-hati. entah hati-hati dengan apa, hehehe.
jam sembilan pagi kami naik pesawat menuju bandung. sesampainya di sana kami dijemput oleh supir hotel yang mengantarkan kami langsung ke hotel, tempat kami akan menginap selama 3 hari.
sesampainya di hotel kami langsung bertemu dengan klien kami dan melaksanakan meeting di sebuah restaurant mewah.
meeting kali ini sangat lama dan juga dipenuhi dengan perdebatan yang lumayan membuat kepala sakit.
tapi pada akhirnya mereka pun setuju dengan kerjasama ini, dan besok pagi kami disuruh datang ke kantor mereka untuk menandatangani kontrak kerjasama ini. meeting ini baru berakhir sekitar jam 7 malam, betul- betul sangat melelahkan.
kami pun segera bersiap untuk pulang kembali ke hotel karena memang aku sudah sangat lelah sekali.
"oh iya, nanti kalau mau makan malam, kamu bisa pesan sendiri ya supaya nanti diantarkan ke kamar kamu. karena, sehabis mandi saya mau pergi ke club." pesan pak dimas padaku dan aku pun hanya menganggukkan kepalaku karena aku sudah merasa sangat lelah dan mengantuk.
sesampainya di hotel kami segera masuk ke kamar masing-masing.
aku pun segera mandi dan berendam di bathup, untuk menyegarkan badanku ini.
selesai mandi aku segera menelepon layanan hotel untuk mengantarkan makanan padaku. dan setelah selesai makan malam tanpa dikomando aku segera memejamkan mata dan tertidur dengan sangat pulas.
sampai aku tersadar di jam dua pagi karena ada yang mengetuk-ngetuk pintu kamarku.
aku kaget dan bertanya-tanya dalam hati sebenarnya siapa yang mengetuk pintu di jam dua pagi ini.
aku pun segera membuka pintu tersebut dan sangat kaget karena aku melihat pak dimas dengan pakaian yang sangat berantakan dan mulut yang bau alkohol.
dia langsung masuk ke kamarku dan menutup pintu dengan sangat kencang dan langsung mendorongku ke tempat tidur.
dan dia langsung menciumku dan memaksaku untuk membuka bajuku dan setelah itu dia pun langsung memperkosaku tanpa ampun...
***BERSAMBUNG***
maaf ya author susah menjelaskan cerita dengan adegan seperti itu.
jangan lupa like, vote, dan comment ya...
POV NATALIA
aku melihat pria itu tertidur dengan sangat nyenyak. tapi, aku tidak bisa tidur sepanjang malam. aku menangis karena mahkota yang selalu aku jaga selama ini harus direnggut secara paksa oleh Dimas Anggara, pria tampan yang sangat dingin dan angkuh itu.
dia sangat jahat, tega sekali dia merenggut kesucian yang selama ini aku jaga dengan segenap jiwa.
apakah ini takdirku? aku tidak tau lagi harus berbuat apa? aku hanya bisa menangisi kejadian sial ini.
***
keesokan paginya aku melihat pak dimas tersadar dari tidurnya dan dia melihatku yang sedang menangis.
"kenapa kamu menangis?" tanyanya padaku
aku hanya terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaannya.
"kok kamu diam?" tanyanya lagi
"kamu tidak sadar mas! dengan apa yang kamu lakukan padaku tadi malam?" teriakku padanya
dia pun segera bangun dan melihat sekeliling kamarku. "ini kamar siapa? dan kenapa aku bisa ada di sini?" tanyanya lagi sambil melihat diriku dan dirinya yang hanya tertutup selimut.
"kamu lupa mas, dengan apa yang sudah kamu lakukan terhadapku tadi malam?" tanyaku padanya sambil menangis.
dia pun segera turun dari tempat tidur dan buru-buru memakai pakaiannya. dia sempat terdiam karena melihat noda merah di seprei yang kami tiduri. iya, darah itu adalah darah perawanku.
"kamu tadi malam datang dalam keadaan mabuk, dan kamu telah memperkosaku, mas!" ucapku padanya sambil menangis.
dia terdiam dan terduduk lemas di atas kursi. aku tidak tau apa yang sedang dipikirkannya saat ini.
"maafkan aku natalia, aku sangat mabuk dan tidak ingat kejadian semalam." jawabnya
"minta maaf, mas! apa kamu pikir dengan minta maaf masalah ini akan selesai."
"lalu kamu maunya aku berbuat apa? bertanggung jawab begitu? maaf aku tidak bisa!" jawabnya padaku
"dan lagi pula aku sudah mempunyai calon istri. jadi, maaf sekali lagi aku tidak bisa bertanggung jawab. dan aku mohon lupakan kejadian tadi malam, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa. dan jangan lupa juga kalau hari ini kita harus segera tanda tangan kontrak kerjasama supaya kita bisa cepat pulang." jelasnya padaku dengan sangat tegas.
dia pun segera meninggalkan aku di dalam kamar hotel sendirian, aku tidak menyangka dia sejahat itu padaku.
aku segera masuk di dalam kamar mandi, dan berendam di dalam bathup. aku membersihkan sisa-sisa keringat dari pria itu yang menempel di badanku. aku sangat jijik, dan juga sangat membenci laki-laki brengsek itu.
selesai mandi, aku bergegas bersiap diri dan menunggu pak dimas di lobi hotel. aku sebenarnya sudah tidak punya muka lagi untuk bertemu pria itu. tapi, ini untuk yang terakhir kalinya aku melaksanakan tugasku sebagai seorang sekretaris.
aku menunggu pak dimas di lobi hotel, tidak lama kemudian pak dimas datang. tanpa basa-basi kami segera naik ke dalam mobil, dan supir hotel mengantar kami ke kantor klien kami yang jaraknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap.
sesampainya kami di sana, kami disambut ramah oleh pak Surya, CEO dari perusahaan tersebut. "mari pak, ibu silakan masuk dan silakan duduk." sapanya dengan sangat ramah pada kami berdua.
pak Surya pun menyuruh sekretarisnya untuk mengambil berkas-berkas yang akan ditandatangani dan juga menyuruh OB untuk membuatkan kami berdua minuman.
tidak lama kemudian OB datang membawakan minuman dan juga berkas-berkas yang dibawakan oleh sekretarisnya pak Surya.
"silakan diminum dulu pak, ibu?" ucapnya pada kami berdua, kami pun segera meminumnya.
"pak, kita bisa langsung mulai tandatangan kontrak kerjanya pak? karena, sebentar siang kami sudah harus kembali ke jakarta.
pak surya pun menyetujuinya. beliau pun menyerahkan surat kontrak kepada pak dimas, dan pak dimas pun menandatanginya.
"selamat ya pak, akhirnya kita bisa bekerja sama, semoga kerja sama kita ini bisa berjalan lancar." ucap pak surya sambil menyalami aku dan pak dimas.
kami pun segera berpamitan dan meninggalkan kantor pak surya dan kembali ke hotel.
dalam perjalanan kami tidak berbicara sepatah katapun. sesampainya di hotel, tanpa basa-basi aku segera menuju kamarku dan membereskan semua barang-barangku, apalagi jam 11 kami harus segera check in.
dalam perjalanan ke bandara dan sampai di jakarta, aku tidak membuka suaraku sama sekali untuk pria itu. karena aku sudah sangat kecewa dan membenci dirinya.
***
sesampaiku di rumah, aku segera membuat surat pengunduran diri dan besok akan aku antarkan ke perusahaan pak arthur.
aku sudah tidak bisa lagi bekerja di sana, karena aku tidak akan sanggup melihat wajah pria itu setiap hari.
***
keesokan harinya aku datang pagi-pagi ke perusahaan pak arthur dan segera menuju ke ruangannya.
di dalam ruangan itu ada pak dimas juga, aku malas harus melihat wajahnya yang brengsek itu.
"selamat pagi pak arthur." sapaku kepadanya sambil menundukkan kepalaku.
"pagi nat, tumben sekali kamu datang pagi-pagi dan langsung ke ruangan saya. apa ada sesuatu yang penting nat?" tanya beliau padaku.
"aku ingin memberikan surat ini kepada bapak." jawabku sambil menyerahkan surat pengunduran diri yang aku ambil dari dalam tas.
"apa ini nat?" tanyanya padaku
"surat pengunduran diri?" ucap pak arthur dengan suara besar.
bahkan sampai pak dimas pun menatapku dengan perasaan cemas.
"kamu baru saja kembali dari bandung nat, tapi tanpa sebab kamu memberikan surat pengunduran diri. ada apa ini sebenarnya? apa dimas melakukan sesuatu ke kamu?" tanya pak arthur padaku.
aku dapat melihat kalau wajah pak dimas sangat pucat dan ketakutan.
tapi aku pun tidak mau perduli dengannya, aku akan menceritakan yang sebenarnya kepada pak arthur tentang kelakuan anaknya itu.
"aku..."
KRING...KRING...KRING...
***BERSAMBUNG***
jangan lupa like, vote, dan comment ya...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!