NovelToon NovelToon

Bidadari Surga Untuk Penjual Kebab Yang Tajir

Kepergok di apartemen.

Kota Jakarta...

Seorang pria blasteran yang sangat tampan baru saja keluar dari bandara dengan mengendarai sebuah mobil mewah berwarna putih membelah jalanan ibukota dengan wajah yang gembira.

"Alhamdulilah... Senang sekali rasanya pulang ke negeri sendiri. Aku sudah tidak sabar ingin menemui Shasha.. Rasanya rindu sekali dengan wajah cantiknya itu. " ucap Izam dengan tersenyum sumringah.

Ia sengaja meminta asisten pribadinya yang tidak lain adalah sahabat karibnya untuk meninggalkan mobil di bandara. Karena ia ingin menyetir sendiri dan mampir ke apartemen sang kekasih sebelum pulang ke rumah.

"Wah, toko bunga! Mampir dulu ah beli bunga kesukaan Shasha. " ucap Izam dengan mata berbinar ketika melewati toko bunga.

Ia pun menghentikan laju kendaraannya dan berhenti di pinggir jalan karena parkirnya sangat minim.

Ia memasuki toko bunga sambil bersenandung dan melihat-lihat bunga yang cocok dengan karakter sang kekasih.

"Siang Pak/Mas..Ada yang bisa saya bantu? " sapa salah satu karyawan yang sedang merangkai bunga.

"Saya ingin membeli bunga untuk kekasih saya.. Kira-kira bisa rekomendasi gak ya? " jawab Izam sambil melihat di sekelilingnya.

"Ada banyak macamnya Mas, ada mawar merah, tulip, mawar putih, dan lain-lain. Tergantung kesukaan nya yang mana! " ucap karyawan tersebut dengan ramah.

"Mawar merah aja deh Mbak! Pacar saya suka itu! Bikin yang agak besaran dikit ya rangkaian nya. " ucap Izam dengan wajah bahagia.

"Siap Mas, silahkan tunggu di kursi tunggu ya Mas! Kalau sudah selesai akan kami panggil kembali. " jawab karyawan tersebut sambil menunjuk tempat menunggu.

Izam pun menuruti ucapan karyawan toko bunga tersebut. Ia duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya.

15 menit kemudian, nama Izam pun di panggil dan ia langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Setelah selesai melakukan transaksi pembayaran, Izam keluar dari toko bunga dengan tersenyum bahagia sambil membawa buket bunga mawar merah ukuran besar di tangan kirinya.

"Shasha pasti senang banget di kasih bunga mawar ini! Sudah gak sabar pengen lihat wajah kagetnya itu! " ucap Izam sambil senyum-senyum sendiri.

Ia meletakkan buket bunga mawar tersebut di kursi samping dengan hati-hati, takut bunganya rusak dan tidak cantik lagi.

Izam segera menaiki mobilnya dan melanjutkan perjalanan nya menuju apartemen sang kekasih. Setelah berkendara selama hampir 10 menit, Izam akhirnya sampai juga di kawasan apartemen mewah itu. Ia memasuki basement untuk memarkirkan mobilnya dan masuk lewat pintu samping.

"Selamat siang Pak, mau ke lantai berapa? " tanya satpam ketika ia melewati pos penjagaan.

"Siang juga Pak satpam! Saya mau ke lantai 45." jawab Izam dengan ramah.

"Silahkan lanjutkan Pak! Jika ada masalah, anda bisa hubungi saya langsung di nomor ini! " ucap Pak satpam seraya menunjuk kan nomor yang tertera di dinding pos penjagaan.

Izam pun melanjutkan langkah kakinya memasuki lift yang akan membawa nya ke lantai 45 unit yang di tinggali kekasihnya.

Selama menunggu di dalam lift, Izam sesekali mencium aroma bunga mawar yang segar sambil senyum-senyum sendiri.

Beberapa saat kemudian, lift pun berhenti di lantai yang ia tuju. Izam keluar dari lift dengan jantung yang berdebar pertanda ia sudah sangat tidak sabaran ingin bertemu dengan sang pujaan hati.

Ketika sampai di depan pintu unit yang ia tuju, yaitu unit nomor 219,ia terpaku karena ragu ingin memencet bel atau langsung masuk saja karena ia juga mengetahui sandi password apartemen ini.

Setelah berperang cukup lama dalam hatinya, Izam memutuskan untuk langsung masuk saja dan memberikan kejutan akan kedatangannya kepada sang kekasih. Sewaktu ia mendorong pintu masuk, ia melihat banyak sekali sandal dan sepatu berjejer. Baik itu sandal wanita maupun sepatu pria. Ia menghitung ada delapan pasang sepatu dan sandal yang nangkring di pojokan.

"Kenapa ada banyak sandal dan sepatu ya di sini? Apa Shasha lagi ada pesta? Tidak mungkin tidak ada pesta kalau ada sepatu dan sandal sebanyak ini! " gumam Izam pelan.

"Eh, tapi kan Shasha paling tidak suka dengan pesta?Tapi kenapa ada banyak alas kaki di apartemen ini? " gumamnya lagi dengan heran.

"Ah, lebih baik aku intip saja dulu apa yang terjadi di dalam sana! Mudah-mudahan bukan hal yang memalukan yang terjadi di dalam. " ucap Izam dengan berjalan pelan-pelan tanpa mengeluarkan suara.

Ia memasuki ruang tamu, dan melewati nya karena sepi. Ia berjalan lagi menuju ruang santai, dan betapa kagetnya ia melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

Wajahnya merah padam menahan gejolak amarah yang siap meledak, tangannya terkepal dengan erat hingga menampilkan urat-urat yang menonjol menahan gejolak yang berkobar di dadanya.

Izam menarik pelan nafasnya dan beristighfar di dalam hati, mencoba meredam amarah yang lagi bersarang di dalam hatinya. Ia memejamkan matanya mencoba menetralisir sesak di dadanya. Setelah cukup tenang, ia pun kembali mendekat untuk mengetahui pembicaraan mereka yang sedang mengadakan pesta dengan pasangannya masing-masing.

Izam tidak menyangka jika kekasih nya bisa melakukan hal yang hina seperti ini.

"Ternyata begini rupanya kelakuan mu di belakang ku Shasha. " lirih Izam pelan.

Shasha atau lebih tepatnya Natasha Setiawan yang berprofesi sebagai tenaga pengajar di sebuah sekolah menengah elite di kota Jakarta. Saat ini ia sedang berpesta bersama teman-teman kuliahnya di UI dalam rangka kenaikan jabatannya menjadi wakil kepala sekolah di tempat ia bekerja selama tiga tahun terakhir ini.

"Sha, emang gak papa kalau kita ngadain pesta buat elu di apartemen ini? " tanya temannya yang berbaju hitam.

"Iya Sha, Gue gak mau nanti kena semprot tunangan elo kalau ia tahu kita bikin pesta di sini! " ucap temannya yang lain berbaju kurang bahan.

"Udah, kalian gak usah mikirin itu? Tunangan gue masih di Jepang dia, dan dia bakalan pulang minggu depan. Semalam dia baru nelpon gue ngasih tau. " jawab Shasha dengan santai.

"Wah, bagus dong kalau kayak gitu! Jadi kita bisa senang-senang sambil pesta dengan psangan kita! " ucap perempuan yang berbaju merah darah.

"Ya iya dong! Shasha gitu loh! Siapa yang tidak bertekuk lutut dengan seorang Natsha Setiawan yang mempunyai wajah cantik paripurna, tubuh yang seksi dan bohay, baik hati, suka menolong dan ramah dengan siapa saja, lembut tutur katanya terhadap siapapun yang ia jumpai. " jawab Shasha dengan PD nya membanggakan diri sendiri.

"Iya betul, tapi semua itu cuma topeng doang, Ha... Ha... Ha.. " jawab mereka semuanya sambil tertawa.

"Eh tapi gue salut sama elo Sha. Bagaimana elo bisa menyembunyikan sikap elo yang sebenarnya selama ini dari semua orang, terutama tunangan elo itu ! " tanya temannya yang berbaju hitam penasaran.

Shasha yang sedang duduk di pangkuan kekasih nya beranjak turun dan mengambil sebotol anggur dan menuangkannya di dalam gelas. Ia meresapi minuman tersebut pelan-pelan seolah-olah sedang menikmati nya dengan suasana santai.

"Siapa yang tidak tau dengan seorang Idzam Maliq Barzakh, seorang pewaris segala kekayaan Barzakh. Baik yang ada di Dubai maupun yang ada di Indonesia. Apalagi jika gosip beredar yang mengatakan bahwa ia sangat menyukai tipe perempuan yang lembut, santun, dan tidak haus harta. Dan aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan semua itu. Ibarat kata bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Bersusah payah dahulu menjadi kaya kemudian.. Ha... Ha... Ha.. " ucap Shasha dengan tertawa bahagia.

Izam mengepal tangan nya dengan kuat menahan emosi yang bergejolak di dadanya mendengar omongan langsung yang keluar dari mulut kekasih nya. Rasanya ingin ia robek mulut manis yang mengeluarkan racun itu dengan tangannya sendiri saking emosinya. Namun ia masih bersabar karena ingin melihat sejauh mana Shasha membohongi dirinya.

"Lalu sekarang apa rencana mu Sha?? " tanya temannya lagi.

"Seperti rencana awal.. Membuat sang pujaan semakin bucin dan takluk dengan kebaikan seorang Shasha... Ha... Ha... Ha... " jawab nya dengan tertawa.

Izam hanya geleng-geleng kepala melihat wajah asli kekasih yang sangat ia puja selama ini. Dalam hatinya, ia merutuki dirinya yang tertipu dengan wajah polos, sopan dalam bicara dan ramah dengan semua orang. Ternyata itu semua hanya topeng yang menutupi sifat dan kelakuannya yang bobrok.

Mereka terus berpesta tanpa tahu malu dan rasa takut. Meminum minuman beralkohol, merokok, bercumbu dengan lawan jenis di hadapan temannya yang lain, sungguh menyesatkan tingkah laku mereka, Na'uzubillahiminzalik.

Karena tidak tahan lagi melihat kemaksiatan yang ada di hadapannya, dan terlebih lagi apartemen ini ia yang punya, Izam memutuskan untuk keluar dari persembunyian nya.

"Prok"

"Prok"

"Prok"

Semua yang sedang berpesta menghentikan kegiatan mereka. Shasha sangat terkejut melihat kedatangan sang kekasih secara tiba-tiba sehingga ia tanpa sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang.

"Ma-Mas Izam!! "

Bersambung...

Mohon kritik dan sarannya ya...

Putus

Shasha begitu terkejut melihat kedatangan sang kekasih Izam sehingga ia tanpa sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang.

"Sialan! Bagaimana aku bisa lupa kalau apartemen ini miliknya? Pantas saja ia bisa masuk karena ia juga tahu kode password apartemen ini! Kalau dia sampai marah, bisa gagal rencana ku untuk menjadi orang kaya raya! " Batin Shasha.

"Natasha Setiawan, Bagaimana bisa kau membuat pesta di apartemen ku ini tanpa mengajak ku sama sekali? " ucap Izam dengan nada menyindir.

"Deg! " Hati Shasha mencelos mendengar Izam memanggil namanya dengan lengkap tanpa panggilan sayang seperti biasanya.

Dari mereka memutuskan untuk menjalin hubungan, Izam memanggil Shasha dengan panggilan Shapit alias Shasha sipit. Itu karena Shasha mempunyai mata cenderung sipit seperti orang Korea atau China. Padahal ia tidak ada keturunan dari kedua ras tersebut.

Semua teman-teman Shasha berusaha untuk pergi dari situasi tersebut, namun Izam mengangkat tangannya memberi tanda larangan untuk mereka meninggalkan tempat kejadian perkara. Ia juga mengisyaratkan agar mereka duduk dengan tenang. Sikap Izam yang seperti ini membuat nyali Shasha menciut, karena ia sempat berpikir akan membuat drama jika Izam tidak mempercayai ucapannya.

"Kok kamu pulang gak ngasih tau aku Mas? Kan aku bisa jemput kamu di bandara! " ucap Shasha lembut seperti biasanya mengatasi ketakutannya.

"Aku sengaja karena ingin memberikan mu kejutan, tapi ternyata kau yang membuat aku kejutan di apartemen ini! " jawab Izam dengan tersenyum sinis.

Shasha kaget melihat Izam tersenyum sinis seperti itu, selama ini ia hanya melihat Izam tersenyum manis penuh cinta. Tapi hari ini ia melihat senyum sinis yang seakan-akan mengejek dan merendahkan dirinya.

Shasha tidak menyangka jika ia bakalan ketahuan secepat ini. Ia tadinya ingin bersenang-senang sebelum melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi lagi, tapi nyatanya ia malah apes.

"Ayolah Shasha berpikir?? Kau harus berpikir bagaimana cara membuat Izam luluh seperti biasanya? Kau harus bisa mengambil hatinya lagi? Ayolah otak, berpikir... Berpikirlah!! " batin Shasha sambil meremas jemarinya.

Suasana di ruangan itu menjadi tegang, walaupun belum ada terdengar teriakan, pekikan, raungan, luapan emosi, namun atmosfer nya yang terlihat mencekam sehingga membuat manusia sulit bernafas dalam keadaan seperti ini.

Izam masih dengan ekspresi wajahnya yang datar berdiri tegak dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana, menatap Shasha yang hanya duduk dengan wajah menunduk.

"Apa masih ada yang ingin kau katakan lagi kepadaku?? Jika ada, katakan lah sebelum aku mengatakan apa yang aku pikirkan! " ucap Izam dengan tatapan mengintimidasi.

Shasha mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Izam, dan tanpa di duga ia menangis tersedu-sedu seolah-olah ia lah yang marasa teraniaya di sini.

Izam tersenyum sinis melihat Shasha yang menangis. Jika dulu ia paling tidak tega melihat Shasha menangis, maka saat ini ia tidak peduli dengan air mata Shasha.

Ia merutuki dirinya yang dulu sangat bodoh, gampang luluh hanya karena selalu takut membuat Shasha menangis. Tapi sekarang ini, setelah mengetahui semuanya, ia malah masa bodo ketika melihat Shasha menangis, karena ia sudah tahu jika itu hanyalah air mata palsu.

"Karena kau hanya diam saja, maka biarkan aku yang bicara. " tutur Izam dengan tegas.

"Natasha Setiawan, dengarkan aku mulai hari ini! Karena aku paling tidak suka di bohongi, maka mulai sekarang hubungan kita yang dulu sebagai kekasih berakhir mulai hari ini , detik ini juga, menit ini juga. Terimakasih atas kebohongan mu selama ini menjalin hubungan dengan ku. Aku anggap ini pelajaran jika melihat sesuatu jangan dari cover nya saja. Bisa saja yang cover nya jelek, ternyata isinya seperti berlian. Dan bisa juga yang cover nya seperti bangsawan, ternyata isi nya penuh dengan kotoran. " ucap Izam dengan tegas.

"Apa??? Gak!! Ini gak benar kan Mas?? Kamu cuma prank aku kan Mas?? " teriak Shasha sambil berdiri tegak dari posisinya.

"Aku tidak bercanda! Aku serius! Dan aku tidak akan pernah mau memiliki pendamping hidup yang pandai berbohong! " sahut Izam lagi dengan menyindir Shasha.

Shasha menangis menyesal, kali ini tangis yang benar-benar keluar dari dalam hatinya, bukan tangisan pura-pura seperti yang selama ini ia lakukan. Ia tidak terima jika di campakkan seperti ini, walaupun semua ini karena kesalahannya sendiri.

"Mas, aku mohon kamu tarik kata-kata mu Mas! Aku sangat mencintaimu! Aku gak mau kita pisah kayak gini! " rengek Shasha sambil menangis pilu.

"Cih! Kalau kau benar-benar mencintaiku, kau tidak akan melakukan hal hina seperti ini! Kau hanya mencintai uang ku saja kan! Jangan mimpi! Sekali tidak sampai mati pun juga tidak! " jawab Izam dengan nada ketus.

"Sialan tuh cowok! Udah bela-belain nangis kayak orang kematian laki, eh dia nya malah menyindir gue! Sekarang elo boleh menang, tapi gue gak bakalan nyerah dan terima elo buang gue kayak gini! " batin Shasha dengan geram.

Izam hanya tersenyum sinis melihat Shasha hanya termenung mendengar ucapan ketus yang keluar dari mulutnya.

Ia pun berbalik dan berjalan menuju keluar apartemen, namun tiba-tiba ia berhenti dan mengambil bunga mawar yang ia beli tadi di atas meja ruang tamu. Ia kembali kebelakang yang mana membuat Shasha tersenyum dengan semangat mengira kalau Izam berubah pikiran dan memaafkannya.

"Nih ambil! Setidaknya ini hadiah yang aku berikan untuk perpisahan kita! " ucap Izam dengan melemparkan buket bunga itu ke arah Shasha.

Senyum Shasha mendadak ciut mendengar ucapan Izam. Ia mengepal tangannya menahan amarah dengan ucapan yang terlontar dari mulut pedas Izam.

"Kurang ajar tuh cowok! Gak nyangka benget gue kalau aslinya kayak gitu mulut nya, pedes banget! Awas aja loe! Jangan sebut Shasha kalau gak bisa bikin elo bertekuk lutut ngemis-ngemis sama gue!" Batin Shasha dengan nada sombong.

"Oh iya.. Saya mau secepatnya anda keluar dari apartemen saya! Saya akan menjualnya, tidak sudi saya menginjakkan kaki lagi di apartemen terkutuk ini! " sahut Izam lagi dengan seringai di sudut bibirnya.

Setelah mengatakan itu, ia kembali berjalan keluar dari apartemen tersebut dengan perasaan yang bercampur aduk.

Ia menekan tombol lift dengan keras berulang kali karena kesal lift tidak naik-naik.

"Sialan nih lift! Pake lama lagi naiknya, bikin tambah emosi gue dibuat nya! " omel Izam dengan kesal.

Akhirnya ia masuk ke dalam lift setelah menunggu sekitar 10 menit. Ia langsung turun ke basement mengambil kuda besinya yang terparkir di sana. Ia langsung pergi dari kawasan tersebut menuju kediaman pribadi orang tuanya.

Sedangkan di apartemen, Shasha melampiaskan kekesalan nya dengan menghancurkan barang-barang yang ada di sana. Semua teman-teman nya sudah pada kabur setelah Izam angkat kaki dari apartemen itu.

"Sialan kau Izam! Aku tidak terima kau campakkan seperti ini!! Awas saja, aku akan sekuat tenaga berusaha membuat kau sujud di bawah kakiku! Aarghhh.... " teriaknya sambil meraung-raung seorang diri.

Bersambung...

Jangan lupa kritik dan sarannya ya readers tercinta..

Ini karya othor dalam event NTWA karena othor masih banyak kekurangan dalam menulis, jadi kudu belajar lagi gimana membuat novel yang baik.

Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers...

Mohon dukungannya ya semuanya...

Shasha membuat keributan di kantor Izam

Mobil yang di kendarai Izam memasuki sebuah gerbang besar dan tinggi yang mana langsung terbuka ketika ia memberikan klakson sebanyak tiga kali. Begitu masuk tampak sebuah bangunan yang megah dan mewah berdiri kokoh dengan halaman yang sangat luas, beberapa mobil mewah parkir di parkiran dan terdapat sebuah taman bunga mini dan kolam kecil.

Izam keluar dari mobil setelah memarkirkan nya di antara mobil-mobil yang lain. Ia segera masuk ke rumah megah tersebut dengan langkah yang gontai dan wajah yang lesu.

"Assalamualaikum Ma, Pa? " sapa Izam sambil mengucapkan salam ketika memasuki ruang keluarga.

"Waalaikumsalam sayang! " jawab Mama Izam dan langsung meletakkan majalah yang ia baca.

"Bukannya kamu sudah pulang dua jam yang lalu? " tanya sang Papa yang sedang menonton televisi.

"Mampir dulu Pa ke apartemen di kawasan Bintaro. " jawab Izam singkat.

"Mau apa lagi kau ke sana? Sudah ketemu dengan perempuan culas seperti itu? Heran Papa, kok bisa-bisanya seorang pengusaha hebat menyukai perempuan bermuka dua seperti itu! " ucap sang Papa dengan tersenyum mengejek.

Izam merasa tertohok dengan ucapan Papa nya, ia juga tidak habis pikir bagaimana ia bisa di tipu mentah-mentah oleh perempuan seperti itu.

"Iya sayang, kamu kenapa sih cinta benget sama perempuan itu? Sudah capek Mama promosiin anak-anak temannya Mama, tapi satu pun gak ada kamu lirik. Mama akui sih kalau pilihan mu itu cantik, tapi entah kenapa setiap melihatnya firasat Mama sering gak enak dan gak respek lihat semuanya. " ucap Mama nya dengan jujur.

"Maliq, dengarkan Papa bicara! Papa dan Mama tidak menuntut menantu yang kaya, sederajat dengan kita atau semacamnya. Tapi perempuan yang baik, sopan santun, tulus, ramah karena emang itu sifatnya, bukan karena sesuatu atau ada apanya. Papa sama Mama gak masalah punya menantu yang biasa saja asalkan mempunyai akhlak yang bagus. " ucap sang Papa dengan serius.

"Iya Pa, Maliq akan ikutin semua omongan Papa dan Mama. Hanya saja sekarang ini Maliq malas ngomongin tentang perempuan. Maliq malah capek berurusan dengan perempuan sekarang ini, apa lagi semuanya mendekati Maliq hanya karena uang dan harta Maliq saja. " jawab Izam dengan nada malas.

"Tumben kamu ngomong kayak gitu sayang? Kamu ada masalah? " tanya Mama nya dengan serius.

"Izam sudah tau kalau Shasha selama ini pura-pura mencintai Izam. Ia selama ini bersama Izam hanya mengincar uang dan harta Izam saja. Dia bahkan melakukan perbuatan hina dengan teman-teman nya di apartemen yang Izam beri untuknya. " curhat Izam dengan nada sendu.

"Alhamdulilah kalau kamu sudah sadar Nak? Asal kamu tahu, Mama sudah lama tahu kalau perempuan itu bukan perempuan yang baik. Hanya saja Mama tidak tega mengatakan semuanya pada mu karena waktu itu kamu begitu memujanya sehingga tidak suka jika ada yang membicarakan pacarmu itu. " ucap Mama nya dengan penuh syukur.

"Waktu itu anakmu itu lagi mabuk cinta, jadi semua omongan orang hanya angin lalu. Dia sudah buta karena perempuan itu. Makanya yang jelek jadi bagus dan yang bagus jadi jelek. " sindir Papanya dengan nada mengejek.

Izam mendengus kesal mendengar ejekan Papanya. Ia pun baring di pangkuan Mamanya seperti biasanya saat ia galau Mama nya lah yang berperan sebagai obat menenangkan hati.

Izam Maliq Barzakh putra bungsu pasangan Idris Murat Barzakh dan Liliana Artasena. Idris Murat Barzakh seorang keturunan Arab dan Persia dari kedua orang tuanya menikah dengan putri tunggal pengusaha properti asal Indonesia Barry Wijaya Artasena. Mereka mempunyai tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki yaitu Isnaini Malayka Barzakh, Si kembar Iswara Malika Barzakh dan Isyana Malika Barzakh, dan yang bungsu Idzam Maliq Barzakh.

Diantara keempat anak-anak pasangan Idris dan Liliana, hanya Izam lah yang mengikuti jejak orang tuanya terjun ke dunia bisnis dan meneruskan usaha kedua orang tuanya. Isnaini (aini) berprofesi sebagai pengacara, Iswara (ara) berprofesi sebagai Dokter anak dan Isyana (ana) berprofesi sebagai koki atau chef. Mereka bertiga sudah berkeluarga semuanya dan tinggal di kota yang berbeda-beda.

Diantara mereka berempat hanya Izam lah yang paling tidak suka tampil di depan khalayak ramai. Ia lebih senang berada di balik layar, semua sangat mengenal nama seorang Idzam Maliq Barzakh. Tapi hanya segelintir orang yang tahu bagaimana rupanya, baik wajah maupun sifatnya.

Izam tidak hanya sukses mengelola perusahaan milik Papa dan Mamanya, tapi ia juga sukses mengelola perusahaan nya sendiri yang ia rintis sewaktu ia masih mengenyam bangku sekolah menengah atas. Izam mempunyai dua orang sahabat rasa saudara yang bernama Davin Pratama dan Fahri Saputra. Davin bekerja sebagai asisten pribadi Izam dan tangan kanannya Izam, sedangkan Fahri bekerja sebagai Dokter mata di sebuah rumah sakit milik keluarga Izam.

Izam masih berbaring di pangkuan Mama nya ketika ponselnya berbunyi dengan nyaring. Ia tidak menghiraukan bunyinya yang berisik itu dan tetap membenamkan wajahnya di perut sang Mama.

"Hei Bocah! Angkat ponsel mu itu! Berisik sampai ke sini! " teriak Papa nya dari arah luar.

"Burung Papa itu yang berisik! Suruh diam juga! " jawab Izam juga dengan teriak kepada Papa yang sedang bermain dengan kakak tua kesayangannya.

"Angkat dong sayang telepon nya? Siapa tahu itu telepon penting! " ucap Mama Lia sambil membelai rambut lebat Izam.

Izam mendengus kesal dan kemudian bangkit dari posisi uwenak nya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja dan semakin kesal melihat siapa yang menghubungi nya.

[Assalamualaikum.. Ada apa??]

[Wa'alaikumussalam Bos! Sensi amat, kayak anak perawan PMS aja! ]

[Kalau gak penting gue matiin nih! ]

[Eit... Tunggu dulu! Enak aja main matiin segala! ]

[Ya udah, ada apa??]

[Buruan elo ke kantor sekarang, bini elo kumat di kantor! Ngamuk-ngamuk gak jelas! Buruan!! ]

[Etdah... Bini dari hongkong! Jangan ngelindur loe! Gue lagi malas ke kantor, gue mau hibernasi! ]

[Gue serius dodol! Awas aja kalau elo gak datang, gue resign jadi asisten elo! ]

[Iya ya.. ]

"Heran gue, yang jadi bosnya kan gue. Kenapa jadi dia yang nyuruh-nyuruh gue? Wah, gak benar nih anak! Awas aja nanti di kantor, gue pukul bokongnya pakai sapu! " gerutu Izam dengan kesal.

"Ma, Izam mau ke kantor dulu ya? Barusan Davin telpon suruh ke kantor. " pamit Izam sambil menyalami tangan Mama nya.

"Iya, hati-hati! Jangan ngebut bawa mobilnya! " ucap Mama nya dengan setengah teriak.

Izam pun kembali memasuki mobil mewahnya menuju kantor tempat ia selama ini bekerja di balik layar. Ia bisa saja tidak mengikuti suruhan Davin, tapi ia mikir seribu kali untuk tidak melakukannya. Jika Davin benar-benar resign jadi asisten pribadi nya, terus siapa nanti yang akan menggantikannya menemui klien untuk meeting. Otomatis ia tidak bisa lagi berdiri di balik layar jika Davin memutuskan untuk resign.

Akhirnya Izam sampai juga di depan kantornya, ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus petinggi perusahaan. Ketika ia hendak masuk ke dalam, dari jauh ia melihat seorang wanita beradu mulut di lobi dengan petugas resepsionis dan security.

"Ada apa ini! " ucap Izam dengan suara berat dan dingin.

Mereka yang cekcok tadi membalikkan badannya kebelakang melihat siapa yang menegur mereka.

Izam terlihat kaget ternyata wanita itu adalah Shasha namun secepat kilat ia merubah ekspresi wajahnya menjadi datar dan dingin ketika melihat kehadiran Shasha.

"Sayang? " ucap Shasha kegirangan melihat kedatangan Izam.

Ia setengah berlari mendekati Izam dan langsung berhenti ketika Izam mengangkat tangan kanannya agar ia berhenti mendekat.

"Security! "teriak Izam dengan keras.

"Ya Pak! " jawab dua orang security dengan nada tegas.

"Saya peringatan kepada kalian berdua, dan sampaikan kepada teman kalian yang lain. Mulai hari ini dan seterusnya, jangan pernah biarkan perempuan ini masuk atau menginjakkan kakinya di perusahaan ini! Lihat wajahnya baik-baik, dan jangan sampai kalian memberikan ia izin masuk ke sini! Ingat itu! " ucap Izam dengan lantang dan tegas.

"Siap Pak! " jawab mereka lagi dengan suara keras.

"Gak! Aku gak terima kamu perlakukan aku seperti ini! Aku gak terima! Brengsek kau! Bajingan! Awas kau! Akan aku balas kau ! " teriak Shasha seperti orang kesurupan ketika di paksa keluar oleh security.

Bersambung..

Selamat membaca dan selamat beraktivitas ya readers...

Mohon kritik dan saran yang membangun ya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!