NovelToon NovelToon

Magic In Love

1. Ke Jepang

Ali di kamar tampak baru selesai memakai jaket dan akan menyambar ransel miliknya, saat kemudian pintu kamar diketuk dan terlihat kepala seorang perempuan melongok.

"Li, ayolah, cepat berangkat."

Kata perempuan itu,

"Ya Kak."

Sahut Ali.

Ali, seorang pemuda tampan yang sebentar lagi akan lulus SMA, dan akan segera masuk bangku perkuliahan di salah satu universitas terbaik di Jepang.

Menjadi anak pasangan pengusaha sukses, memiliki Kakek yang merupakan pendiri dan juga pemegang saham terbesar di dua perusahaan raksasa di negara masing-masing membuat Ali hidup sangat berkecukupan.

Ayah Ali, merupakan cucu dari pendiri serta pemilik sebuah perusahaan raksasa Alpha Centauri di Indonesia, yang bergerak dalam banyak bidang, dari konstruksi, ekspor impor, rumah sakit, mall dan lain sebagainya.

Sedangkan Ibunya Ali, adalah anak dari pengusaha besar di Malaysia yang berfokus pada pertambangan, minyak, batu bara dan emas.

Kakek Ali di Malaysia juga memiliki saham cukup besar di Alpha Centauri, begitupun sebaliknya.

Intinya, Ali berada di tengah para pembisnis kelas berat, yang jika toh dihantam gelombang krisis, mereka hanya akan oleng sebentar lalu bisa berdiri tegak lagi.

Ali memakai kacamatanya, wajahnya yang sudah terlihat tampan meski masih remaja itu sangat mempesona.

Tak jarang Ali mendapatkan tawaran masuk ke dunia hiburan, beberapa kali ia bahkan didapuk menjadi cover majalah para pengusaha ketika perusahaan kedua kakeknya mengisi berita utama.

Ali, dia juga sangat cerdas, hal itu tak diragukan karena Ayah dan Bundanya memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Dan yang paling luar biasanya lagi, Ali juga memiliki kekuatan supranatural. Kekuatan yang tak dimiliki banyak orang, kekuatan yang sempat membuat Ali cukup terganggu dan tak nyaman.

Untungnya, Ali memilki sepupu yang teramat membantunya bisa menerima kekuatannya dengan baik.

Sepupunya yang juga memiliki kekuatan yang tak jauh berbeda, mengajarkan Ali untuk menerima kekuatan itu sebagai bagian dari takdir.

Menikmatinya dan juga menggunakannya untuk hal-hal yang baik tentu saja.

Ya, sepupunya itu, anak dari saudara kembar Ayah Ali, meski ia sangat bandel, tapi Ali adalah salah satu fansnya. Dan nyatanya, Ali juga banyak belajar darinya, terutama soal kekuatannya.

"Tuh Ali sudah siap."

Perempuan yang tadi melongok di pintu kamar Ali menunjuk Ali yang kini menuruni anak tangga sambil menenteng ransel hitamnya.

"Tidak bawa koper Li?"

Tanya anak perempuan lain yang usianya hanya berjarak sekitar dua tahun di atas Ali, ia merupakan kakak perempuan Ali.

"No, Kak, aku hanya bawa apa yang aku suka. Baju dan lain-lain, aku akan beli saja di Jepang."

Kata Ali.

"Kabari Ayah jika telah sampai di Jepang."

Kata Ayah begitu Ali menghampiri Ayahnya untuk pamit, begitu juga dengan Ibu.

"Jaga diri baik-baik Ali, berjanjilah pada Ibu jangan terlibat masalah dengan hantu yang berbahaya."

Kata Ibu berpesan.

Pesan yang tidak lazim didengar dari seorang Ibu kebanyakan pastinya, dan sebetulnya Ibu Ali juga kadang merasa ia sepertinya akan menjadi Ibu yang aneh di dunia.

Ali tersenyum sambil mengangguk,

"Ada kak Zizi bersamaku, tak perlu khawatir Bu, tak ada hantu berani mengganggu karena ia tinggal bersamaku sementara ini di Jepang."

Ujar Ali.

Perempuan yang tadi melongok di pintu kamar Ali mengacungkan ibu jarinya.

Dialah sepupu Ali, sepupu absurd sepanjang jaman, namanya adalah Zizi.

**------------**

Brrrr...

Brrr...

Syuuuuuuuuu...

Pasukan burung gagak hitam menyerbu sebuah perkampungan yang ditinggali mahluk-mahluk dengan topi kerucut kecil berwarna-warni.

Makhluk-mahluk yang hidup di rumah-rumah berbentuk seperti jamur itu berlarian menyelamatkan diri.

"Lariii... pasukan Gagak menyeraaang... Lariiiiiii..."

Pasukan gagak terbang mengejar mereka yang berlarian ke sana ke mari tak tentu arah.

Hingga ada satu mahluk yang terlihat paling renta, ia lari tertinggal dari yang lain, ia tampak payah, berulangkali berhenti dan bahkan tersandung hingga jatuh berguling.

Seekor gagak terbang ke arahnya dengan cepat.

Syuuuuuuu...

Jelas sekali gagak itu akan mengarah kepada mahluk itu, saat tiba-tiba...

Plak!!

Sebuah benda melayang ke arah burung gagak hitam.

Burung gagak hitam itu terpental dan seketika berubah menjadi anak kecil penyihir.

Anak kecil penyihir dengan pakaian hitam dan topi kerucut yang dibagian dekat wajah menjuntai itu menatap kesal pada seseorang yang kini terbang melesat ke arahnya.

"Lagi-lagi gadis sialan itu."

Geram si anak penyihir.

"Loriiii... Untunglah kau datang."

Mahluk kakek yang tadi jatuh dan nyaris diserang burung gagak tampak begitu lega menyambut kedatangan seorang gadis super cantik yang terbang ke arahnya.

Gadis dengan gaun putih tanpa lengan dan bagian bawahnya terlihat berkelip-kelip itu turun dan berdiri di dekat si kakek.

"Kau tak apa Kek?"

Tanya gadis bernama Lori.

"Hey peri kurang kerjaan!"

Anak penyihir yang menjelma sebagai burung gagak itu juga terbang ke arah si kakek dan Lori.

Lori meminta si kakek berdiri di belakangnya.

"Kenapa kau selalu mencampuri urusan kami?!"

Marah anak penyihir,

Lori tersenyum miring.

"Tentu saja aku harus ikut campur, kalian membuat masalah di tempat yang dekat dengan tempat aku tinggal, dasar bodoh!"

Lori kesal.

"Harusnya kau abaikan saja kami, kau bisa hidup lebih nyaman jika pura-pura tidak tahu!"

Kata si anak penyihir.

"Pura-pura adalah karakter pengecut, dan aku tidak seperti itu!"

Lori lantas diam-diam membuat bulatan cahaya dengan tangan kanannya.

Dari yang hanya sebesar kelereng, kini pelahan semakin membesar seperti bola tenis.

Anak penyihir yang menyadari Lori membuat bola dari cahaya langsung bersiap kabur.

"Berjanjilah berhenti bermain-main di sekitar sini! Apalagi jika permainan yang kalian anggap seru itu membuat para kurcaci terganggu, terintimidasi, tersakiti, ketakutan, bahkan tak jarang kalian membuat beberapa dari mereka kehilangan rumah!"

Kata Lori.

Si anak penyihir tertawa,

"Kalau kami ingin tetap bermain, apa masalahmu Lori? Apa yang akan kamu lakukan?"

Tanya si anak penyihir.

Lori mengangkat bola cahaya di tangannya, dan kemudian bersiap melemparkannya ke arah si anak penyihir.

"Tidak usah tanya bodoh! Jelas aku akan membinasakan kalian semua!"

Lori melempar bola cahaya itu ke arah si anak penyihir.

Anak penyihir itu terbang secepat yang ia mampu untuk menghindar, tapi bola cahaya itu terus mengejar si anak penyihir.

"Whoii... Toloooong..."

Si Anak penyihir berteriak-teriak meminta pertolongan pasukannya,

Para burung gagak terbang mengejar mereka berbondong-bondong, sedangkan si anak penyihir kini ketakutan setengah mati karena bola cahaya milik Lori beberapa kali mengenai jubah hitamnya dan kemudian jubah hitam itu terbakar.

Lori memandangi si anak penyihir jadi tertawa, begitu juga dengan kakek kurcaci yang Lori selamatkan, ia terus terkekeh-kekeh senang.

**----------------**

2. Kekuatan Itu Kembali

Ali berjalan menuju jet pribadi keluarganya, sementara di belakangnya sepupunya berjalan bersama suaminya dan juga diiringi sesosok hantu bule dan pengawal pribadi mereka yg bertubuh tinggi besar.

Pengawal pribadi keluarga Ali juga terlihat mengiringi mereka menuju jet pribadi milik keluarga Ali yang akan mengantar mereka ke Jepang.

"Ku dengar kakek buyut tidak tinggal di rumah Hokkaido, tapi malah di Osaka."

Kata Zizi sepupu Ali.

Mereka masuk ke dalam kabin dan mulai mencari tempat untuk duduk yang nyaman.

Awak kabin yang ramah tampak menyambut mereka.

"Iya Kak, sepertinya Kakek memang ingin suasana yang baru."

Ujar Ali.

Zizi duduk di salah satu kursi dekat jendela, sementara suaminya, seorang keturunan Inggris bernama Shane, tampak duduk bersama laki-laki bertubuh tinggi besar yang merupakan pengawal pribadinya namun ia memanggilnya Paman.

Ali sendiri duduk terpisah karena akan sibuk membaca, ia memang sangat suka membaca seperti Ayahnya.

"Tuan Muda Ali, apa ini boleh untukku?"

Tiba-tiba seonggok hantu bule melayang ke dekat Ali, wajahnya didekatkan pada Ali.

Ali yang sebetulnya sudah biasa melihat hantu, tapi tetap masih kagetan nyaris melompat dari duduknya.

Haiiish...

Hantu bule teman sepupu Ali itu mendesis melihat Ali kaget karena dirinya.

Hantu itu melirik gelas es krim di dekat Ali, membuat Ali jadi ikut melirik es krim yang ia sendiri tidak tahu kapan tadi dihidangkan awak kabin.

"Aku tidak pesan, ambil saja."

Kata Ali akhirnya.

Hantu itu melayang ke dekat es krim, lalu mengirup aroma coklat dengan semua campurannya, termasuk potongan strawberry.

Ali duduk menopangkan kaki kanannya di atas kaki kiri lalu membuka buku berbahasa prancis, ia mengabaikan si hantu yang berada di sana, di dekatnya, tengah menikmati aroma es krim hingga puas.

Jepang...

Negara yang menjadi impian Ali untuk tinggal setelah lulus SMA.

Ia ingin meneruskan kuliah dan juga berada di sana mungkin untuk waktu yang jauh lebih lama dari yang ia bayangkan.

Entahlah, bagi Ali, Jepang adalah salah satu Negara maju yang nyaman ditinggali.

Mereka yang bukan hanya mampu membangun kota-kota di Negaranya menjadi begitu maju pesat, namun juga bisa tetap menjaga keseimbangan alam serta tumbuhnya manusia yang hidup di sana menjadi orang-orang baik.

Ali masih fokus membaca saat kemudian hantu penikmat es krim sudah selesai dengan kegiatannya lalu pergi begitu saja.

Pemuda itu sempat melirik si hantu yang melayang ke arah Zizi sepupu Ali.

Hantu bule yang selalu di panggil aunty oleh Zizi itu tampak duduk di dekat Zizi dan Ali melihat Zizi berbincang dengan si hantu sebagaimana sedang berbincang dengan orang lain.

Ali menghela nafas, Ali sebetulnya selalu berharap bisa sesantai Zizi menjalani kehidupannya agar bisa tetap hidup sebagai manusia normal.

Meski memang tak bisa normal-normal amat, karena kadang di mana tempat hantu bisa saja muncul.

Ya jika tidak menggangu tak masalah, tapi nyatanya kebanyakan dari mereka sangat jahil. Mereka bukan hanya iseng, tapi tak jarang juga mereka sengaja mencari masalah.

Jet yang mereka tumpangi masih melayang di atas awan dengan kecepatan super, menuju negeri sakura.

**-----------**

Di bulan April, musim semi di Jepang mulai merekah, seiring dengan itu dedaunan pohon Sakura yang menghijau dan akan menyusul pula bunga-bunganya yang indah.

Suhu di Jepang juga akan lebih hangat di sepanjang musim semi, ini sangat membantu tubuh orang-orang yang berasal dari Asia tenggara yang baru datang untuk bisa langsung nyaman tinggal tanpa harus bersusah payah beradaptasi lebih dulu.

Pesawat jet pribadi keluarga Ali mendarat sempurna di ujung senja hari, di mana warna orange telah hampir mendominasi langit Jepang.

Ali dan rombongan turun dari jet pribadinya dengan sambutan para pengawal Alpha yang ditempatkan di Jepang karena Kakek Buyut mereka juga tinggal di sana.

"Kamu tidak akan langsung berencana menemui Tuan Takashi hari ini kan Kak Seng?"

Tanya Zizi pada sang suami.

Ya tentu saja, seharusnya bulan ini masih terhitung bulan madu mereka, bulan di mana mereka masih bisa menikmati waktu liburan, jalan-jalan ke mana mereka suka.

Tapi...

Suami Zizi selalu saja menambahkan jadwal bertemu orang penting yang berhubungan dengan perusahaan mertuanya, pun bahkan termasuk jadwal tiba-tiba mampir ke Kuala Lumpur lebih dulu sebelum ke Jepang karena suami Zizi yang butuh bertemu Ayah Ali.

Meskipun... Tentu saja akhirnya Zizi juga jadi teringat ia sudah lama tidak makan ayam percik dan nasi lemak.

Ali berjalan di depan Zizi dan Shane suaminya, saat tiba-tiba ada hantu melayang ke arahnya entah dari mana.

Hantu dengan wajah nyaris hancur itu melayang sambil menjerit, aromanya anyir ke darah menyengat, Ali yang kaget refleks menghantamkan tinjunya ke arah si hantu dan hantu itu hancur menjadi asap.

Apa yang dilakukan Ali itu membuat Zizi yang mampu melihat juga jadi ternganga.

Zizi cukup terkejut melihat kemampuan Ali berkembang sangat pesat, apalagi kecepatannya.

Ali menatap tangan kanannya, antara takjub dan juga bingung.

Zizi menghampiri Ali, dirangkulnya bahu sepupunya itu.

"Good job Al."

Kata Zizi.

Ali menatap Zizi.

"Apa aku jahat? Kenapa aku membinasakan mahluk itu tanpa sebab?"

Lirih Ali.

Zizi nyengir.

"Kamu hanya refleks melindungi diri, tidak ada yang salah dengan itu. Kak Zizi justeru lega, kamu mulai berani menghadapi mereka Al."

Kata Zizi.

"Kamu masih ingat saat kecil? Kamu sangat berani pada mereka karena mereka tidak terlihat, setiap energi jahat mereka kamu bisa merasakannya, maka kamu akan binasakan mereka."

Ali yang mendengar perkataan Zizi mengangguk.

"Tapi aku sempat takut begitu aku bisa melihat bentuk mereka dengan jelas."

Zizi menepuk-nepuk bahu Ali.

"Tak apa, mulai hari ini kamu pasti akan lebih terbiasa."

"Ah yeah... tapi bukan berarti harus terus melihat dan berurusan dengan mereka Kak."

Ujar Ali.

Zizi tertawa kecil,

Mereka lantas keluar dari bandara langsung masuk mobil jemputan yang telah disiapkan para pengawal Alpha Centauri yang ada di Jepang.

Zizi bersama sang suami, sementara Ali yang sendirian akhirnya ditemani sahabat hantu Zizi.

Aunty Maria, begitu biasanya Ali ikut-ikutan memanggil si hantu None Belanda itu.

Konon hantu None Belanda itu dulu ikut keluarga Zizi sejak Zizi masih kecil. Hantu penunggu tempat peninggalan jaman VOC yang kemudian jatuh di tangan Ayahnya Zizi dan Ibunya Ali untuk menjadikannya hotel.

Dia adalah satu-satunya hantu yang menurut Ali tidak seram, dan malah justeru cantik seperti Barbie.

Ali juga merasa Aunty Maria adalah satu-satunya hantu yang sangat bersahabat dengan manusia.

**---------------**

3. Satu Tugas

"Loriiii... Loriiii..."

Terdengar sayup suara lembut memanggil nama Lori.

Peri cantik yang tengah tertidur di dalam bunga terompet itu mengerjapkan matanya dan mencoba mendengarkan suara yang memanggilnya.

"Loriiii... Loriii... Lori anakkuuu..."

Suara itu terdengar lagi, begitu lembut seperti terbawa sayup angin yang pelan.

Lori pun bangun dari posisinya, terduduk ia seraya celingak-celinguk sejenak, lalu peri itu melayang turun sambil masih mencoba mencari arah datangnya suara lembut yang memanggilnya.

Hingga...

Plak!

Tiba-tiba sebuah tangan kecil menabok punggung Lori dari belakang, membuat Lori menoleh karena terkejut.

"Haiish... Kau Belle."

Lori mendesis begitu Belle, adik laki-laki nya berdiri melayang di belakangnya.

"Kenapa kau tidak pulang? Merry menunggu kita makan malam, aku sudah sangat lapar dan harus mencarimu sampai ke sini."

Kesal Belle.

Lori nyengir.

"Aku ketiduran Belle, aku menjaga mereka."

Lori menunjuk kampung Jamur yang ditinggali para Kurcaci di dekat taman bunga terompet.

Belle menghela nafas,

"Kau berurusan dengan pasukan gagak hitam lagi?"

Tanya Belle,

Lori mengangguk.

"Kau pasti akan kena marah Merry lagi Lori, apa kau lupa Merry melarangmu bermasalah dengan anak-anak penyihir yang nakal itu?"

Kata Belle.

Lori menghela nafas,

"Aku berurusan dengan mereka karena mereka selalu mengganggu para Kurcaci yang tidak berdaya, apalagi Kakek Kurcaci yang jelas-jelas sudah tua masih saja mereka ganggu juga."

Kata Lori sambil melayang menembus pekatnya malam.

Gelap di tengah taman bunga terompet seketika berubah terang manakala Lori dan Belle kemudian melayang di tengah taman bunga tersebut karena dari bawah kaki mereka muncul kerlip-kerlip cahaya.

Kedua peri itu terbang menuju sebuah pondok kayu yang tak jauh dari hutan Coklat.

Pondok kayu yang tampak lapuk di luar itu tampak di beri penerangan dari lampion berbentuk bunga.

Pintu pondok pelahan terbuka sendiri manakala Lori dan Belle terbang mendekat.

Mereka lalu langsung masuk ke dalam rumah dan turun menginjakkan kaki mereka di atas lantai kayu pondok di mana kini tercium aroma daging panggang yang dilumuri madu.

"Aku lapar."

Kata Belle yang lalu berjalan mengikuti asal aroma daging panggang.

Lori berjalan pula di belakang Belle.

"Darimana kau Lori?"

Terdengar tiba-tiba suara dari arah belakang Lori, suara seorang Nenek yang tentu saja itu adalah Merry.

Lori dan Belle menengok ke arah Merry yang kemudian melayang mendahului mereka.

"Kau pasti berurusan lagi dengan anak-anak penyihir dari Gunung Edelweis."

Kata Merry tanpa menatap Lori, namun tetap akhirnya membuat Lori dan Belle saling berpandangan.

"Kau belum tahu bagaimana jahatnya penguasa Gunung Edelweis? Apa kau mau diburu mereka jika nantinya ada satu saja anak mereka yang terluka?"

Tanya Merry.

Lori diam saja, ia hanya berjalan ke arah meja yang di atasnya tampak daging panggang yang menggiurkan.

"Aku sudah mengingatkannya, dia tidak akan mengulanginya, jangan khawatir Merry."

Kata Belle mencoba membuat Merry tak sampai emosi.

Belle tentu ingin mereka bisa segera makan dan ia akan lekas tidur setelah perut kenyang.

Merry duduk di kursi, tatapannya tajam ke arah Lori yang juga duduk di kursi yang letaknya berhadapan dengan Merry.

Di tengah mereka meja dengan hidangan daging panggang kini sudah mulai dicolek Belle.

"Apa aku boleh memakannya lebih dulu? Aku benar-benar lapar."

Kata Belle akhirnya, merasa urusan Merry dan Lori akan sedikit lebih lama dari yang ia bayangkan.

"Lori."

Panggil Merry.

"Kau masih ingat saat menghadapi Shilba Dolores?"

Tanya Merry.

Lori menatap Merry,

"Shilba Dolores?"

Tanya Lori mengulang nama salah satu peri jahat yang pernah berkuasa di wilayah itu, dan sempat menguasai istana milik Oracle, peri terkuat yang merupakan pemimpin para peri di wilayah Lori tinggal.

"Tentu saja aku masih ingat Merry."

Kata Lori,

"Yeah jelas dia ingat, karena dia jatuh cinta pada Ali."

Kata Belle tiba-tiba ikut menyela, membuat Lori terpaksa menaboknya dengan keras,

"Aww, sakit tahu!

Belle mengusap lengannya yang kena tabok sang kakak.

Lori baru akan bicara lagi pada Belle, saat Merry justeru mendahului,

"Pergilah ke dunia manusia."

Kata Merry pada Lori,

"Hah?"

Lori dan Belle sama-sama melongo,

"Ke... Kenapa? Untuk apa Merry?"

Tanya Lori.

"Ada satu batu penting yang tercecer di dunia manusia, batu itu sama dengan yang ada padamu."

Kata Merry.

"Aku sudah pernah berusaha keluar ke dunia manusia, tapi gagal karena ulah seorang anak nakal."

Ujar Merry lagi.

"Kekuatanku kini sudah tak seberapa, kau yang masih muda, dan kau yang memiliki pecahan lain dari batu itu."

Lori terdiam,

Batu?

Pecahan batu?

"Batu itu terpecah menjadi empat bagian, satu tercecer di dunia manusia, yang tiga ada di dunia peri, yang diantaranya adalah satu ada padamu, dan yang kedua akan bisa ditemukan setelah bagian yang ada di dunia manusia ditemukan."

"Batu itu, apa batu itu sangat penting? Maksudmu batu..."

Lori mengulurkan tangannya, dan dari telapak tangannya muncul batu permata yang berkilauan berwarna biru kehijauan.

Merry mengangguk.

"Ya."

Sahut Merry.

"Sebentar lagi, saat musim semi di dunia manusia berada di puncaknya, di mana bunga semuanya bermekaran, banyak peri yang akan berpesta. Ini adalah pesta musim semi yang akan jadi pesta terbesar karena akan diadakan pelantikan kembali Oracle sebagai pemimpin kita."

Ujar Merry.

"Kita butuh batu Permana itu disatukan Lori."

"Untuk apa?"

Tanya Lori penasaran, tapi sayangnya Merry tak mau menyebutkan alasannya,

"Turuti saja apa perintahku, temukan dulu batu itu, bawa kembali ke dunia peri sebelum puncak musim semi."

"Jika tidak ada bagaimana? Aku tidak pernah masuk dunia manusia sebelumnya? Bagaimana jika aku tersesat? Bagaimana caraku pulang?"

Lori setengah mengeluh,

"Kau akan bisa pulang jika batu itu ketemu."

Kata Merry sambil menjentikkan jarinya ke sudut ruangan, dan munculah tiba-tiba di sana sebuah cermin besar.

"Tengah malam nanti, kau masuklah ke sana, masuk ke dunia manusia dan mulai misimu. Jangan kecewakan Nenek dan juga Oracle."

Kata Merry pada Lori.

"Apa aku boleh ikut Merry?"

Belle mendaftarkan diri, tentu ia juga ingin merasakan berpetualang ke dunia manusia, tapi sayangnya Merry dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Ini adalah tugas Lori, kau tetap di sini Belle."

Kata Merry.

Belle tampak kecewa.

"Sekarang makanlah, habiskan semuanya."

Merry berdiri dari duduknya, meninggalkan ruang makan di mana Belle dan Lori langsung tampak kasak-kusuk.

"Apa kau tidak merasa bahwa ia sengaja membuangku?"

Lirih Lori sedih,

Belle menggelengkan kepalanya,

"Aku rasa Merry tak berniat membuangmu, ia hanya ingin kau berhenti manja dan kolokan."

"Ya ingin aku berhenti manja dengan cara membuangku."

Sahut Lori kesal, lalu menancapkan garpu ke daging panggang di hadapannya.

**------------------**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!