NovelToon NovelToon

Lady Donovan, Si Gadis Monster

Bab 1 : Menjadi Antagonis 

Kisah ini bermula ketika monster menyerang Kekaisaran Zephyra. Sang protagonis wanita yang merupakan Orang Pilihan Dewa menyampaikan bahwa Kekaisaran sedang dalam bahaya dan membutuhkan kekuatan dari kuil suci.

Monster yang terus menyerang dan menghancurkan kekaisaran membuat Kaisar memutuskan menurunkan perintah untuk melakukan pembasmian monster dalam skala kecil. Meskipun pembasmian tersebut dalam skala kecil, korban tidak dapat terhindarkan. Salah satu korban yang memicu konflik adalah Duke Donovan, ayah dari tokoh antagonis.

Lenka Donovan menyandang gelar Duchess di usianya yang masih 16 tahun. Dia menggantikan ayahnya, Duke Donovan, yang telah meninggal akibat ikut dalam pembasmian monster.

Karena tidak terima dengan kenyataan tersebut, kepedihan, dan kehilangan, Lenka mengusik protagonis wanita dengan menggunakan kekuatan yang dia miliki. Sayangnya para protagonis pria yang sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan sang protagonis wanita melindunginya.

Dengan alasan cinta mereka melakukan apapun untuk memenangkan hati protagonis wanita. Mereka mengatasdasarkan cinta ketika menghukum orang yang mengusik protagonis wanita.

Mereka tuli dan buta karena cinta. Mereka tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh orang lain kecuali sang protagonis wanita, gadis pujaan hati mereka. Dan Lenka menjadi salah satu korban dari para protagonis pria.

Monster yang terus berdatangan itu mengincar protagonis wanita, kemungkinan besar monster itu mengincar nyawa sang protagonis wanita. Tetapi para protagonis pria tidak menghiraukan kebenaran yang Lenka sampaikan dan malah memenggal kepalanya.

Akhir yang sudah biasa bagi tokoh antagonis agar tokoh protagonis dapat hidup bahagia di akhir cerita. Namun bagaimana jika kalian berada di posisi antagonis tersebut? Seperti gadis yang satu ini?

Seorang gadis yang kira-kira berusia 13 tahun sedang menatap tulisan yang baru saja ditulis olehnya. Mata merahnya menatap tenang lembaran tersebut.

Dia menutup matanya, mengambil udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan udara itu keluar.

"Nona, waktunya makan siang. Tuan Duke dan Tuan Muda sudah menunggu Anda di ruang makan," kata seorang pelayan dari ambang pintu.

Pelayan itu tampak ketakutan meski berbicara dari jarak yang jauh. Tetapi siapa pelayan yang tidak akan takut dengan nona kecil mereka ini? Nona galak, cerewet, dan jahat.

"Bawa makananku ke kamar. Sampaikan kepada Ayah kalau aku akan makan di dalam kamar," ujar gadis itu kepada pelayan tadi.

"Ba-Baik Nona!" pelayan itu segera pergi untuk menyampaikan pesan nona kecil yang dia layani. Dia berjalan terburu-buru bahkan sampai menabrak pelayan lainnya, tapi teman-teman pelayannya itu memberikan toleransi.

Di ruang makan dengan ukuran yang sedang, seorang pria dan seorang anak laki-laki seumuran gadis tadi sedang menunggu kedatangan seseorang. Ketika pelayan pribadi gadis tadi datang, mereka berdua menoleh dan menampilkan ekspresi bertanya-tanya.

"Tu-Tuan, Nona, Nona berkata bahwa beliau akan makan siang di dalam kamarnya," kata si pelayan menyampaikan pesan nona kecilnya kepada pria yang sedang duduk tadi.

Pria itu menganggukkan kepalanya, tanda bahwa dia menerima pesan tersebut. Lalu pelayan itu membawa piring yang berisi makan siang ke kamar nona kecilnya.

Hari itu kediaman terasa sangat sunyi. Kesunyian itu terasa sedikit aneh karena orang-orang yang ada di kediaman tersebut tidak mendengar suara nona mereka. Membuat para penghuni merasa heran.

Gadis berusia 13 tahun tadi meregangkan tubuhnya. Dia menatap kertas yang terletak di atas mejanya sekarang yang berisi nama-nama laki-laki yang perlu gadis itu jauhi.

"Tidak kusangka aku akan terlahir kembali sebagai antagonis," bisik gadis itu pada dirinya sendiri. Dia melirik ke arah pelayan yang sedari tadi terus berdiri di ambang pintu.

Seberapa jahat Lenka Donovan sampai membuat pelayan pribadinya ketakutan seperti itu? Dan apa perbuatan jahat yang Lenka Donovan lakukan di umur 13 tahun?! Padahal Lenka Donovan tidak dimanja seperti tokoh antagonis lainnya. Ayahnya, Duke Donovan, sangat tegas dan tidak pilih kasih.

"Kamu bisa pergi sekarang, dan datang saat aku memanggilmu," perintah Lenka kepada pelayan pribadinya.

Lenka, nama gadis itu sekarang, dia sangat lega saat pelayannya sudah pergi. Dia segera menutup dan mengunci pintu kamarnya.

"Aku baru saja mati muda karena kecelakaan, pekerjaanku sudah mapan, bahkan aku merupakan pegawai teladan di kantor. Tapi tiba-tiba aku kehilangan itu semua dalam satu malam hanya karena kurang fokus saat berkendara dan akhirnya tertabrak oleh truk?! Perjuanganku selama dua puluh tujuh tahun itu menjadi sia-sia. Dan yang lebih parah lagi, aku sama sekali tidak mengingat siapa namaku," ujar gadis itu.

Dia mengambil selembar kertas dan melihat nama-nama yang tertulis di atasnya.

"Miklan Emery, Duke Roan, Killian Lemuel, Ian Lemuel, Seth, dan Noah Donovan," gadis tersebut membaca nama yang tertulis di kertas. 

"Sekarang aku menjadi Lenka Donovan yang merupakan tokoh antagonis yang akan mati di tangan para protagonis pria ini. Kehidupan pertamaku terasa sedikit sia-sia, aku tidak ingin kehidupan keduaku ini sia-sia dan mati muda lagi. Pertama aku perlu beradaptasi dengan kekuatan Lenka dan lingkungan baru ini," lanjut Lenka.

Kali ini tekadnya sudah bulat. Tekad untuk bertahan hidup sebagai tokoh antagonis, hidup sebagai Lenka Donovan.

Lenka menyambar beberapa buku yang ada di rak buku, gadis itu berkutat dengan buku-buku tersebut tanpa istirahat. Dia penasaran, dia ingin tau, dia haus akan informasi yang ada di dunia ini, khususnya tentang dirinya sekarang. Lenka Donovan. 

Selama dua hari satu malam Lenka tidak keluar dari kamar sama sekali. Tetapi dia tidak lupa untuk makan sesuai dengan jadwal. Sikapnya kali ini membuat Duke Donovan terheran-heran.

Setelah pria itu keluar dari ruang kerjanya, sebuah ide terbesit di dalam kepalanya. Dia akan mengunjungi putrinya sebentar lagi bersama dengan putra angkatnya, Noah. Jujur saja Duke Donovan sangat rindu mendengar suara putrinya selama dua hari ini.

Duke Donovan dan Noah mengunjungi Lenka, mereka berdua sudah berada di depan kamar gadis itu.

"Lenka, boleh Ayah masuk sebentar?" tanya Duke Donovan sebelum masuk, tapi tidak ada jawaban. Dia mengulanginya beberapa kali dan tetap tidak mendapat jawaban.

Di antara khawatir dan heran, Duke Donovan pun membuka pintu kamar Lenka, pria itu berpikir bahwa mungkin saja Lenka sudah tidur di jam segini. Tetapi kenyataannya tidak seperti apa yang pria itu pikirkan.

Ketika Duke Donovan membuka pintu kamar Lenka, pria itu melihat putrinya sedang menggores telapak tangannya dengan pisau kecil.

"Lenka, apa yang sedang kamu lakukan?!" teriak Duke Donovan segera berlari ke arah putrinya. Dia merebut pisau kecil itu dari tangan putrinya. "Lenka, apa yang sedang kamu lakukan?! Apa yang kamu lakukan dengan melukai dirimu sendiri?!" tanya Duke Donovan lagi. 

"Saya sedang berlatih, Ayah," jawab Lenka polos.

Bab 2 : Duke Donovan Tidak Tahan Dengan Sikapnya

"Saya sedang berlatih, Ayah," jawab Lenka polos.

Duke Donovan menatap Lenka tidak percaya. Pria itu melihat telapak tangan putrinya berniat untuk mengobati luka goresan tersebut, tapi luka itu sudah hilang dengan sempurna. Duke Donovan pun kembali menatap putrinya, kemudian matanya terfokus pada buku-buku yang terbuka di atas meja.

Buku-buku itu adalah buku milik kepala keluarga terdahulu yang diturunkan ke generasi-generasi penerus. Buku yang berisi tentang asal muasal kekuatan yang dimiliki oleh orang dengan darah Donovan, beserta dengan pengetahuan dan latihan dasar khusus untuk sihir.

"Lenka, apa ini alasanmu terus mengurung diri di kamar selama dua hari?" tanya Duke Donovan.

"Ya, Ayah benar. Ini adalah alasan saya mengurung diri di kamar," jawab Lenka tegas.

"Kamu berlatih sihir dasar?"

"Ya, saya melakukannya,"

Terkejut, Duke Donovan menatap Lenka cukup lama berusaha menemukan sedikit kebohongan di matanya. Namun nihil, Duke Donovan tidak menemukan sedikitpun kebohongan di mata Lenka.

Malam berganti menjadi pagi dan hari-hari baru dimulai. Sekarang, setelah Lenka tinggal beberapa hari di dunia barunya itu, dia sudah bisa beradaptasi dengan semua hal baru yang ada.

Pagi-pagi sekali sebelum pelayan pribadinya datang ke kamar, dua ekor monster masuk ke dalam kamarnya. Mereka cukup mirip dengan serigala, tapi ukuran tubuhnya sedikit lebih besar dengan mata merah sepenuhnya.

Kedua monster itu memang terlihat menyeramkan bila dilihat dari penampilan. Rasa ngeri dan ketakutan pasti terasa saat bertatapan dengan mata merahnya. Namun sifat mereka mirip seperti anjing yang setia, tentunya sifat seperti itu hanya akan ditunjukkan kepada orang dengan darah Donovan.

"Nona, bangun! Ini sudah pagi! Ini sudah pagi!" kedua monster itu melompat-lompat di atas kasur Lenka, membuat gadis itu terbangun.

Lenka meregangkan tubuhnya, matanya menyesuaikan dengan sinar matahari yang masuk. "Selamat pagi, Mort, Teivel," sapa Lenka kepada kedua monster tersebut.

Mort dan Teivel, itu adalah nama kedua monster itu. Lenka mengelus kepala kedua monster itu bersamaan, kemudian mulai bersiap-siap untuk melakukan aktivitas hari ini. Tak butuh waktu lama untuk Lenka bersiap-siap.

Gadis itu pergi ke ruang baca untuk mengambil beberapa buku yang diberikan oleh Duke Donovan kepadanya, tapi Lenka mematung saat tanpa sengaja hampir bersentuhan dengan Noah di depan pintu ruang baca.

Bocah laki-laki dengan rambut abu-abu itu menatap Lenka dengan terkejut, kemudian dia memberikan senyuman kepada Lenka.

Alarm tanda bahaya berbunyi di kepala Lenka. Gadis itu buru-buru masuk ke ruang baca, meninggalkan Noah di depan pintu sendirian. Memang itu jahat karena Lenka terkesan mengucilkan Noah dengan cara mendiamkan bocah itu, tapi Lenka harus menjauh dari para protagonis pria, salah satunya adalah Noah Donovan, adik angkatnya sendiri.

Kejadian seperti ini tidak terjadi satu atau dua kali saja, tetapi sudah berkali-kali. Saat Noah ada di dekat Lenka, gadis itu akan menjauh dari bocah laki-laki itu. Lenka tidak menghiraukan keadaan sekitar, siapa orang yang melihatnya dan apa pendapat orang tentang perilakunya. Hal yang terpenting adalah menjauh dari protagonis pria!

Seharian itu Lenka menghabiskan waktu untuk belajar, setelah itu dia bermain dengan Mort dan Teivel.

Tanpa Lenka sadari, ada seseorang yang terus mengamatinya. Orang itu tidak lain adalah Duke Donovan, ayahnya sendiri.

Semenjak perilaku Lenka berubah, Duke Donovan mulai mengawasi putrinya itu. Apa yang dia lakukan? Bagaimana cara dia memperlakukan orang lain?

Semuanya berbeda dari yang dulu, putri Duke Donovan itu berubah. Namun ada satu hal yang mengganjal, sikap Lenka kepada Noah masih tetap sama dan malah bertambah parah. Menurut Duke Donovan, sikap Lenka kepada Noah itu sama dengan diskriminasi dalam keluarga yang merupakan bukan sikap yang baik.

Duke Donovan yang sudah tidak tahan lagi pun memanggil Lenka ke ruangannya. "Selama beberapa hari ini, Ayah memperhatikanmu dari kejauhan, Lenka. Kemudian kamu yang terus menghindar dari Noah, Ayah sangat tidak menyukainya," kata Duke Donovan.

Lenka hanya diam saja, tidak menjawab satu patah katapun.

"Mulai sekarang kamu akan menggantikan Ayah berpatroli di daerah perbatasan. Ini bukan tugas, melainkan hukuman. Dan ini, jadwal yang sudah Ayah buat untukmu, Lenka," Lenka menerima jadwal itu dan dia mengeceknya.

Namun ada yang tidak dia sukai dalam jadwal tersebut, yaitu waktu yang dia habiskan bersama dengan Noah yang cukup banyak.

"Belajar bersama Noah, berlatih bersama Noah, menemani Noah istirahat. Ayah, mengapa Anda membuat waktu saya terbuang hanya untuk bocah itu?" tanya Lenka.

Alis Duke Donovan terangkat tampak heran dengan pertanyaan putrinya.

"Ayah ingin kalian akur. Menghabiskan waktu bersama dalam durasi yang lama merupakan salah satu caranya. Jadwal itu mulai dilakukan besok," ujar Duke Donovan.

Lenka mengangguk mengerti, kemudian kembali ke kamarnya. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya sembari berbaring di atas tempat tidur. Dia memikirkan jadwal yang akan dia laksanakan mulai besok.

......................

Pukul 06.00 - 08.30 adalah waktu untuk belajar.

Pukul 09.00 - 15.00 adalah waktu untuk berpatroli di daerah perbatasan.

Pukul 15.30 - 20.00 adalah waktu yang dihabiskan bersama dengan Noah.

Jadwal itu membuat Lenka berpikir berlebihan, empat jam tiga puluh menit bersama dengan Noah. Lenka tak habis pikir bagaimana suasana yang terasa selama empat jam tiga puluh menit saat berdua dengan Noah. Pasti rasanya canggung.

Dan itulah yang Lenka rasakan saat bersama dengan Noah. Canggung.

Mereka berdua berada di dekat perapian dengan Lenka membaca buku, sedangkan Noah tengah melamunkan sesuatu. Tidak ada yang berniat membuka percakapan, sampai Noah memberanikan diri.

"A-Anu, Kakak," Noah memanggil Lenka dengan ragu-ragu.

"Ya?" balas Lenka terkejut, kemudian menjauh beberapa sentimeter dari Noah.

Noah yang melihat reaksi Lenka menjadi berkecil hati. Anak laki-laki itu berpikir bahwa Lenka memang tidak menyukai dirinya.

"Tidak apa-apa, maaf mengganggu Kakak belajar," katanya kemudian dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Lenka, kemudian kembali membaca bukunya.

Beberapa menit setelahnya, keheningan benar-benar menguasai mereka berdua. Lenka yang sudah terbawa fokus kepada bukunya tidak mempedulikan keberadaan adiknya, Noah.

Gadis itu membaca setiap halaman, kemudian beralih ke lembaran baru dan seterusnya sampai buku itu habis. 

Setelah Lenka menutup bukunya, mata merahnya tidak sengaja bertemu dengan mata Noah yang tengah menatapnya. Sebelum Lenka menoleh ke arah lain, Noah lebih dulu memalingkan wajahnya.

"Ma-Maafkan saya Kakak, saya, saya tidak akan mengulanginya lagi," kata Noah.

"Yah … tidak apa-apa," balas Lenka masih menatap adiknya. 

Suasana menjadi lebih canggung, Lenka ingin mengganti suasana ini menjadi sedikit lebih nyaman. Namun dia khawatir jika Noah salah sangka dengan perbuatannya, maka Lenka mengurungkan niatnya dan tidak melakukan apa-apa. Asal tidak melukai atau membuat masalah dengan Noah, itu cukup agar Duke Donovan tidak memanggil dirinya lagi.

Tetapi pemikiran Lenka salah total, dua hari setelahnya Duke Donovan memanggilnya kembali.

Bab 3 : Perubahan

"Lenka Donovan, bisa jelaskan tentang sikapmu terhadap saudaramu sendiri?" pria yang masih terlihat muda itu menatap serius putrinya.

"Maaf?"

"Lenka, apakah kamu tau bagaimana caramu memperlakukan Noah? Dia saudaramu meski tidak ada darah Donovan di dalam tubuhnya, meski dia bukan saudara kandungmu. Tolong perlakukan dia dengan baik, Nak," ujar pria itu.

Kedua mata berwarna merah itu saling menatap, membuat keheningan di ruangan itu. Duke Donovan menatap putrinya yang sekarang terlihat seperti orang lain, sikapnya, caranya berbicara, dan auranya.

Mata merah yang berkilau, rambut panjang berwarna emas yang terurai, mulutnya yang irit bicara, dan sikapnya yang cuek. Semua yang ada di putrinya itu seperti cerminan dirinya dahulu.

"Tuan, biarkan Nona kami beristirahat! Dia sudah bekerja keras seharian ini!" rengek Mort.

"Benar Tuan, tolong bahas masalah tak penting ini besok saja," tambah Teivel.

"Tuan,"

"Tuan,"

"Tuan,"

"Tuan,"

"Diam kalian berdua atau aku tidak akan mengizinkan kalian bertemu dengan putriku!" balas Duke Donovan sekaligus mengancam Mort dan Teivel. Kedua monster itu bersembunyi di belakang Lenka ketakutan.

"Duke Donovan sangat galak. Dia sangat berbeda dengan Nona!"

"Benar. Menakutkan,"

Lenka yang dapat mendengar jelas percakapan Mort dan Teivel tertawa kecil, kemudian mengelus kepala mereka berdua supaya diam. Dia menghadap Duke Donovan dan kembali fokus pada perbincangan mereka.

"Ayah, saya sama sekali tidak memperlakukan Noah dengan buruk bahkan saya tidak menyentuhnya sama sekali," ujar Lenka membela dirinya.

"Memang benar kamu tidak menyentuhnya sama sekali. Kamu tidak melukainya sama sekali, tapi kamu melakukan diskriminasi kepada Noah, kamu mendiamkannya, kamu menjauhinya, kamu mengucilkannya Lenka," balas Duke Donovan.

"Saya tidak berniat melakukan diskriminasi kepada Noah, Ayah. Saya hanya menjaga jarak dengannya,"

Wajah Duke Donovan terlihat tertegun setelah mendengar pembelaan diri dari Lenka. "Menjaga jarak? Ayah ingin tau apa yang kamu dapatkan dengan melakukan hal itu? Apa yang kamu dapatkan dengan menjaga jarak dengan saudaramu sendiri? Katakan kepada Ayah, biarkan Ayah tau,"

Jantung Lenka berdetak lebih cepat, saking cepatnya Lenka merasakan sesuatu dalam dirinya ingin meledak, keluar dengan tekanan yang kuat dan besar.

Aura di sekitar Lenka terasa berbeda dan Duke Donovan menyadari hal tersebut. Pria itu segera beranjak dari tempat duduknya dan mendekat ke tempat putrinya berada.

"Kendalikan emosi dalam dirimu Lenka. Tahanlah sampai Ayah membawamu ke …." ucapan Duke Donovan terpotong saat tangan Lenka menyentuh tangannya.

"Lenka …."

"Saya baik-baik saja, Ayah tidak perlu membawa saya pergi dan mari lanjutkan percakapan kita hari ini," ujar Lenka.

Antara kagum, terkejut, dan lega, Duke Donovan tidak tau bagaimana perasaannya sekarang ini. Lenka berhasil menekan kekuatan sihirnya. Menekan kekuatan sihir bukan hal yang mudah dilakukan, bahkan untuk orang yang sudah berumur 20 tahun. Tetapi putrinya, Lenka berhasil melakukannya.

"Saya tidak mendapatkan apapun ketika menjaga jarak dari Noah," ujar Lenka mengembalikan topik pembicaraan.

"Lenka, kamu tidak perlu khawatir tentang posisi suksesor. Kamu adalah satu-satu orang yang berhak menempati posisi tersebut. Satu-satunya orang yang berhak menggantikan Ayah kelak. Seburuk apapun dirimu, kamu akan tetap berada di posisimu, Lenka," 

Lenka mengedipkan matanya beberapa kali, ada sesuatu yang aneh di sini. Mengapa Duke Donovan tiba-tiba membahas posisi suksesor? Apakah ada sedikit kesalahpahaman di sini?

"A-Ayah, saya tidak pernah …." sebelum Lenka menyelesaikan kalimatnya, Duke Donovan memotongnya.

"Dengan mengatakan ini, Ayah harap kamu bisa mengerti sekarang," katanya.

"Setidaknya Anda memberi saya kesempatan untuk menyatakan pendapat saya, Ayah," ujar Lenka. "Saya rasa ada sedikit kesalahpahaman di sini. Apa yang saya pikirkan, tidak seperti apa yang Anda pikirkan," lanjutnya.

"Bukankah kamu membenci Noah karena kamu mengira dia bisa menggantikanmu menjadi suksesor. Jadi supaya dia tidak bisa merebut posisimu, kamu mengusiknya terus menerus," Lenka menatap tak percaya Duke Donovan.

"Sayang sekali itu tidak benar. Sejak awal saya tau tidak ada yang bisa merebut posisi saya sebagai suksesor, karena saya, Lenka Donovan, adalah satu-satunya keturunan Anda. Seperti yang Anda katakan, seburuk apapun saya, saya akan tetap menempati posisi itu, kecuali jika saya memiliki saudara kandung. Selama beberapa hari ini saya berusaha menyiapkan pribadi saya sendiri, karena saya akan memikul beban besar di kemudian hari. Saya juga bersyukur karena Anda meminta saya berpatroli meskipun itu adalah hukuman, tetapi saya sangat menikmatinya," kata Lenka menjelaskan pemikirannya.

Duke Donovan kembali duduk, dia tidak menyangka bahwa hari ini dia mendapat beberapa kejutan dari putrinya, Lenka. Duke Donovan tidak menyangka jika putrinya yang masih berumur 13 tahun itu bisa berpikir demikian.

"Jika Ayah tidak keberatan, bolehkah Anda menceritakan sedikit kisah tentang Noah. Apapun itu, saya mohon," pinta Lenka.

Duke Donovan pun mengabulkan keinginan kecil putrinya. Karena kemurahan hati Duke Donovan, Lenka menjadi tau bahwa Noah adalah anak dari teman dekat ayahnya. Noah memiliki sifat yang pendiam dan tidak enakan, dia juga lebih suka melakukan aktivitas dalam ruangan dibanding aktivitas luar ruangan.

Ketika Lenka mendengarkan cerita Duke Donovan dengan teliti, gadis itu merasa Noah mirip dengan seseorang di kehidupan sebelumnya. Namun dia tidak bisa mengatakan siapa itu, hanya terasa familiar. Setelah itu semua selesai, mereka beristirahat untuk menyiapkan diri untuk hari selanjutnya.

Keesokan harinya seusai Lenka pulang dari berpatroli, Lenka mendapati Noah yang sedang duduk di ruang tamu. Awalnya Lenka pikir kalau Noah hanya duduk saja di sana, tapi semakin Lenka mendekat, gadis itu bisa melihat bahwa ada darah yang mengalir dari kaki anak laki-laki itu.

Luka yang ada di kaki Noah tidak terlihat seperti luka baru karena Lenka melihat beberapa bekas aliran darah yang sudah mengering di sana.

"Mort, tolong ambilkan kotak obat di kamarku," pinta Lenka kepada Mort.

Selagi Mort mengambil kotak obat, Lenka mendekati Noah. Wajah anak laki-laki itu biasa saja, seakan tidak terjadi apa-apa.

"Kakak?" panggil Noah saat Lenka berlutut di dekatnya mengecek luka yang ada di kakinya.

"Luka ini kamu dapatkan beberapa jam lalu. Mengapa kamu malah duduk bersantai di sini dan bukan mengobati lukamu sedari tadi?" tidak ada jawaban sama sekali yang dapat Lenka dengar.

Gadis itu mulai mengobati luka yang ada di kaki Noah setelah mendapatkan kotak obat. Beberapa pelayan yang tidak sengaja melewati ruang tamu pun menyaksikan kejadian tersebut, kejadian yang menurut mereka tidak akan pernah terjadi.

Hal itu jelas sekali membuat para pelayan terkejut dengan sikap nona mereka sendiri. Beberapa tidak percaya dengan kenyataan bahwa Lenka yang sekarang berbeda dengan yang dulu dan merasa curiga, tapi sebagian percaya akan perubahan yang terjadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!