My Idol My Husband
Episode 1
Hari ini pukul 12:00 WIB, tempat Universitas Internasional Jakarta.
Seorang remaja laki - laki, bernama Johan Rafael sang primadona Kampus, tentunya menjadi sorotan semua mata di Kampus itu.
Johan tengah duduk di kantin bersama kedua temannya.
Johan Rafael
“Kalian ingin minum apa?”
Setelah mendengar semua pesanan Sahabatnya, Johan pun beranjak berdiri untuk memesankan minuman.
Setelah memesankan minuman Johan pun kembali lagi duduk bersama Dafa dan Cris. Sembari menyesap es kelapa muda yang baru saja Johan pesan.
Tiba - tiba ketika jam Istirahat berbunyi, banyak para mahasiswi di kampus itu berlomba - lomba untuk bisa menemui sang idola di Kantin VIP. Tetapi sayang mereka semua tidak di izinkan masuk karena Kantin VIP itu sudah di booking oleh Johan dan kedua sahabatnya.
Mereka bertiga sangat menyukai pemandangan ketika semua orang mengagumi ketampanan mereka bertiga.
Satu orang yang membuat Johan terpikat. Johan terpikat dengan seorang remaja Mahasiswi di kampus itu bernama Sifa Anwar, remaja pintar, berprestasi dan cantik.
Begitupun sebaliknya Sifa juga mengagumi seorang idola Kampus Johan Rafael. Bahkan diam - diam Sifa mengikuti kemanapun Johan berada ketika di kampus.
Tapi sayang mereka berdua seorang pengecut, mereka tidak ada yang mau mengungkapkan perasaannya.
Frisca Alexandria
“Sif - Sifa, lihat disana ada Johan!!”
Frisca berteriak histeris ketika ia berjalan melewati kantin VIP dan menemukan Johan, Dafa, dan Cris tengah berada di Kantin VIP itu.
Sifa menanggapi ucapan Frisca dengan senyuman. Memang tidak ada yang tahu jika seorang Sifa mengagumi seorang Johan.
Johan tak sengaja melihat ke arah luar dan matanya ber tatapan langsung dengan Sifa membuat jantungnya berdetak tidak karuan.
Johan Rafael
“Haduh.... jantung ku” batin Johan sembari memegangi dadanya yang berdetak sangat cepat.
Dafa yang melihat Johan memegangi dadanya merasa agak sedikit aneh. Dafa pun bertanya kepada Johan
Dafa Alvaro
“Kau sakit jantung yah?” tanya Dafa dengan wajah cemas.
Johan gelagapan ketika ia tertangkap basah memegangi dadanya karena jantungnya berdetak sangat kencang.
Johan Rafael
“Eng- enggak” jawab Johan sembari menjauhkan tangannya dari dadanya.
Dafa Alvaro
“He...he... he... aku kira sakit” ujar Dafa menyengir kuda.
Sifa pun memutuskan pandangannya kepada Johan. Kemudian Sifa dan Frisca berlalu pergi dari depan kantin VIP.
Episode 2
Disini lah Sifa dan Frisca berada. Tentunya di perpustakaan.
Frisca masih asik membaca buku sejarah. Tetapi tidak untuk Sifa, ia masih memikirkan seseorang yang selalu mengisi hati nya belakangan ini. Johan itulah yang di pikirkan Sifa.
Frisca Alexandria
“Sif, kamu kenapa melamun. Sedang memikirkan apa?” tanya Frisca ketika ia melihat Sifa diam termenung.
Sifa Anwar
“Ah, ti- tidak" jawab Sifa dengan suara tercekat.
Frisca Alexandria
“Beneran?” tanya Frisca memastikan.
Sifa Anwar
“Iya” jawab Sifa kemudian ia membuka bukunya asal.
Sifa dan Frisca pun mulai membaca bukunya masing - masing.
Hingga tiba - tiba Johan, Dafa, dan Cris masuk ke Perpustakaan itu.
Karena kursi yang kosong tinggal mejanya Sifa dan Frisca. Jadi,
mereka bertiga pun duduk di meja yang sama dengan Sifa dan Frisca.
Duduk berhadapan membuat jantung Sifa dan Johan berdetak tidak karuan.
Johan Rafael
“Astaga, kenapa jantung ku berdetak sangat kencang ketika menatap matanya Sifa” batin Johan yang masih menatap kedua manik mata indah berwarna hazel milik Sifa.
Sifa Anwar
“Ya Tuhan, sepertinya aku harus ke dokter. Jantung ku seperti berdetak hebat” batin Sifa ia masih menatap kedua manik mata indah berwarna biru pekat milik Johan.
Mereka berdua saling ber tatapan hingga deheman dari Cris memutus tatapan mereka berdua.
Dafa Alvaro
“Kalian mau baca buku atau cuma mau tatap - tatapan?” tanya Dafa ketika ia melihat Sifan dan Johan saling ber tatapan.
Sifa Anwar
“Baca buku" jawab Sifa kemudian ia melanjutkan untuk membaca bukunya yang sempat tertunda tadi.
Johan Rafael
“Ya baca buku lah, ngapain kita kesini kalau bukan baca buku dan belajar” jawab Johan sembari menoyor ringan lengan Dafa yang ada di sampingnya.
Dafa meringis merasakan sakit yang ia terima dari Johan, meskipun tak terasa sakitnya.
Mereka pun kembali melanjutkan aktivitas masing - masing yaitu membaca buku.
Hingga terdengar suara bel berbunyi mereka pun kembali ke gedung Fakultas masing - masing.
Sifa Anwar
“Hai, perkenalkan namaku Sifa Anwar, panggil saja Sifa. Aku berusia 20 tahun, aku berkuliah di Universitas Internasional Jakarta, dengan mengambil jurusan desainer. Ada pertanyaan kah? tanyakan di kolom komentar yah!”
Johan Rafael
“Hallo Guys.. perkenalkan namaku Johan Rafael. Kalian bisa memanggilku Johan, aku berusia 22 tahun, Aku sedang berkuliah di Universitas Internasional Jakarta. Aku mempunyai sebuah grup band bernama 'Star Boy' sudah berdiri sejak 4 tahun lamanya bersama Dafa dan Cris”
Frisca Alexandria
“Hallo, perkenalkan namaku Frisca Alexandria. Kalian bisa memanggilku Frisca, aku berusia 21 tahun. Aku sedang menempuh pendidikan di Universitas Internasional Jakarta, dengan mengambil jurusan permodelan, yah aku sahabat Sifa”
Cris Aktar
“Hallo Girls, perkenalkan aku Cris Aktar. Aku berusia 22 tahun sedang menempuh pendidikan di Universitas Internasional Jakarta dengan mengambil jurusan music”
Dafa Alvaro
“Hai semuanya, perkenalkan namaku Dafa Alvaro, aku sedang menempuh pendidikan di Universitas Internasional Jakarta, mengambil jurusan yang sama dengan kedua sahabat, yaps jurusan Musik. Ada pertanyaan? silakan tanyakan di kolom komentar yah!”
Cukup sekian perkenalan dari Tokoh mereka berlima, jika ada yang mau ditanyakan silakan bertanya di kolom komentar.
Ramaikan kolom komentar 😉
Okey... see you next episode
Episode 3
Sore Hari di Kota Jakarta, hujan gerimis membasahi sebagian besar Kota itu.
Terlihat Sifa sedang mencari taksi seorang diri.
Sifa Anwar
“Haduh... gak ada taksi yang lewat” gumam Sifa kemudian merasakan butiran air hujan menjadi turun lebih banyak.
Sifa Anwar
“Jangan sampai hujan lebat plis!!!” dialog Anta seorang diri memohon.
“Cetar!!!” bunyi petir menggelegar disertai kilatan cahaya membuat Sifa ketakutan.
Hujan yang tadinya gerimis menjadi hujan yang sangat lebat. Membuat Sifa harus berteduh.
Sifa akhirnya berteduh disebuah pos ronda yang tidak ada penghuninya.
Sifa Anwar
“Lebih baik aku berteduh di pos ronda itu saja” ucap Sifa sembari berjalan ke arah pos ronda.
Ditengah derasnya hujan. Sebuah mobil sedan berwarna merah mogok di tengah jalan.
“Blurb - blurb - blurb” suara sebuah mobil sedan mogok.
Johan Rafael
“Ah... siall” umpat Johan kemudian ia keluar dari mobilnya sembari berlari menuju pos ronda yang tidak jauh dari tempat mobilnya mogok.
Sifa Anwar
“Loh, itukan Johan?” batin Sifa matanya menelisik setiap jengkal tubuh Johan.
Johan berlari dan kini sampailah ia di pos ronda. Johan tak menyangka jika ada seorang remaja yang juga ada di pos ronda itu.
Johan Rafael
“Hai Sifa!” panggil Johan kepada Sifa.
Sontak Sifa menoleh ke asal suara sembari menjawab panggilan dari orang yang selama ini ia idolakan diam - diam.
Sifa Anwar
“Oh, Hai” jawab Sifa gugup.
Mereka berdua pun duduk di pos ronda menunggu hujannya reda.
Tiba - tiba genteng di pos ronda itu bocor.
Air - air kian berjatuhan di dalam pos ronda itu.
Hawa dingin menusuk kulit mereka.
Johan berinisiatif memberikan jaketnya untuk di pakai Sifa.
Johan Rafael
“Ini pakailah” ucap Johan sembari memberikan jaketnya yang baru ia lepas.
Sifa dengan ragu - ragu menerima jaket itu dan mulai memakainya.
Sifa Anwar
“Makasih” ucap Sifa malu - malu untuk pertama kalinya ia di perhatikan oleh Johan, tentu hatinya berbunga - bunga.
Johan Rafael
“Hmm..” sahut Johan dengan senyum tulus.
Johan Rafael
“Kamu kenapa masih ada di sini?” tanya Johan sembari memperhatikan Sifa.
Sifa Anwar
“Tadi aku ada kelas tambahan, ketika aku pulang aku mencari taksi. Dan ternyata tidak ada taksi yang lewat, tiba - tiba hujan turun dengan deras. Membuat aku harus mencari tempat untuk berteduh“
Sifa Anwar
“Lalu, kenapa kau bisa ada disini?” tanya Sifa dengan rasa penasaran yang menggebu - gebu.
Johan Rafael
“Tadi aku habis ada acara nge band sama Cris, dan Dafa. Aku pulang sendiri karena mereka berdua ingin kerumah kerabatnya. Tiba - tiba mobil ku mogok di tengah jalan. Karena hujan sangat lebat dan tidak mungkin aku akan memperbaiki dalam keadaan sedang hujan. Lebih baik aku mencari tempat untuk berteduh dari pada sakit”
Kemudian mereka berdua pun, saling berbagi cerita.
Sambil menunggu hujannya reda.
Masukkan Favorit 💙 supaya mendapatkan notifikasi ketika otor up
Ramaikan kolom komentar 🤗
Okey se e you next episode All
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!