NovelToon NovelToon

Ruang Rindu Untuk Ayana

1. KOPER YANG TERTUKAR

James mengamuk ketika membuka koper miliknya ternyata tertukar dengan baju dan kebutuhan wanita yang ada dalam koper itu.

Prankkk....

Lemparan botol minuman dan juga barang yang ada di dalam koper merah itu berserakan di dalam ruang kerja milik James.

Tiga orang anak buahnya takut akan menjadi sasaran tembak oleh lelaki yang terkenal sadis itu.

"Periksa CCTV bandara! siapa yang telah berani mengambil koper milikku?" Apakah wanita pemilik koper ini atau ada orang lain lagi yang mengincar koper milikku."

James berteriak histeris penuh murka kepada ketiga orang anak buahnya yang tidak bisa membawa koper berharga miliknya sampai ke negara Prancis.

"Baik bos, kami akan menyelidiki lagi keberadaan koper milik anda."

Ketiga anak buahnya, kembali ke bandara untuk meminta pertanggungjawaban pihak bandara untuk menemukan kembali koper milik bos mereka yang tertukar.

"Sepertinya ini milik gadis itu." James mengamati perlengkapan peralatan medis milik Ayana.

James masih saja gusar, ia menghubungi lagi anak buahnya untuk mencari gadis itu sampai ketemu dan memerintahkan mereka untuk menculiknya karena nekat membawa koper miliknya.

Flash back...

Ayana yang baru pertama kali berlibur di Paris Perancis sangat senang ketika visanya di setujui oleh kedutaan negara tersebut, yang ada di Indonesia, karena merasa semua persyaratan dokumen untuk keluar negeri sebagai turis, Ayana menyiapkan semua kebutuhannya untuk berangkat besok pagi ke bandara internasional Soekarno-Hatta.

Pagi yang cerah Ayana menarik kopernya memasuki pintu bandara melewati beberapa pemeriksaan petugas bandara lalu melakukan boarding tiket. Berpergian sendiri tanpa ditemenin siapapun membuat wanita yang berusia 22 tahun ini merasa tertantang untuk melakukan traveling seorang diri di negara yang terkenal dengan menara Eiffel tersebut.

Karena berada di kelas bisnis Ayana duduk dengan santai menikmati setiap menitnya saat melakukan perjalanannya kali ini. Biasanya Ayana hanya berlibur di sekitar negara Asia. Kali ini negara Eropa yang menjadi incarannya adalah kota Paris yang menawarkan sejuta pesona tempat-tempat pariwisata kota tersebut.

Setibanya di bandara kota romantis tersebut, Ayana mengambil koper miliknya di ruang kedatangan. Ia pun langsung menuju taksi dan menunjukkan alamat hotel tempat ia menginap.

Taksi itupun meninggalkan bandara dan Ayana nampak terhipnotis ketika menikmati kota impiannya itu yang begitu mempesona.

Karena tidak mengerti tentang kota itu, tiba-tiba sopir taksi itu membawanya ke suatu tempat yang sepi dan menghentikan mobilnya.

"Apa yang terjadi?" Mengapa kamu berhenti di sini pak?"

Tanya Ayana yang belum paham dengan permainan para oknum taksi yang pintar membaca situasi penumpang yang baru menginjak kota itu.

"Mobil saya mogok nona. Mungkin anda bisa memesan taksi lainnya dan tidak perlu membayar ongkosnya." Ucap sopir taksi itu pura-pura baik kepada Ayana.

Ayana mendengus kesal, ia lalu turun dari taksi itu dan meminta sopir itu menurunkan kopernya dari bagasi mobil.

Alih-alih turun dari taksinya, sopir itu malah menyalakan mesin mobilnya kembali lalu meninggalkan Ayana yang berteriak histeris memanggil taksi itu.

"Hei, apa yang anda lakukan berhenti!" Teriak Ayana pada sopir penipu itu yang telah membawa lari koper baju miliknya.

"Sial!" Ada apa dengan kota ini?" Kota sehebat ini ternyata masih ada tindakan kriminal di sini dengan banyak penipu dan maling."

Geram Ayana lalu mencari ponselnya untuk menghubungi pangkalan taksi.

"Beruntunglah aku masih memegang tas milikku ini, kalau tidak semua dokumen milikku akan hilang dan aku bakal jadi gembel di sini." Gumamnya lirih lalu menahan taksi lainnya.

Kali ini sopir taksi itu kelihatannya jujur karena mengantarkan Ayana sampai ke hotel yang ditujunya.

"Terimakasih pak!" Anda tidak seperti teman anda yang baru saja membawa kabur koper pakaian saya dengan cara menipu berpura-pura mobilnya mogok."

Ucap Ayana lalu memberikan ongkos taksi itu sesuai dengan argo yang tertera di mobil itu.

"Anda bisa menghubungi pangkalan taksinya dan mengklaim barang anda pada pangkalan taksi itu agar mereka bisa menelusuri jejak sopir taksi itu."

"Masalahnya saya belum sempat membaca nama orang itu pak karena tadi asyik menikmati kota indah ini." Ujar Ayana lalu melangkah masuk ke hotel yang sudah disambut oleh room boy.

"Selamat sore Nona!" Apakah anda tidak membawa barang?"

"Tidak!"

Jawab Ayana singkat lalu menemui resepsionis hotel untuk menyerahkan tanda pengenalannya dan meminta kunci kamarnya.

Dengan diantar oleh room boy hotel, Ayana bergegas menuju kamarnya untuk beristirahat.

Hotel yang ditempati oleh Ayana hanya berjarak beberapa langkah dari Champs Elysées dan La Madeleine Place, Palace Hotel ini menawarkan kolam renang di rooftop dengan pemandangan Menara Eiffel dan taman seluas 1.200 meter persegi. Hotel ini menawarkan Spa Le Bristol by La Prairie yang telah memenangkan penghargaan.

Kamar-kamarnya berukuran luas, bergaya elegan, dan didekorasi secara unik. Beberapa di antaranya memiliki perabot bergaya Louis XV atau Louis XVI. Semua kamar memiliki kamar mandi pribadi dengan wastafel ganda dan shower terpisah. Kamar-kamarnya menawarkan pemandangan taman bagian dalam, halaman hotel yang dipenuhi bunga, atau rue du Faubourg Saint Honoré.

Le Bristol Paris - an Oetker Collection Hotel memiliki kolam renang dengan pemandangan rooftop Paris dan Montmartre. Terdapat juga spa & pusat kesehatan Le Bristol by La Prairie, yang dilengkapi dengan solarium. Berbagai pilihan layanan pijat dan perawatan spesial dari La Prairie dapat disediakan untuk dirinya. Akomodasi ini memiliki taman pribadi berukuran 1.200 meter persegi dan teras berjemur.

Baru saja Ayana menghempaskan tubuhnya di atas kasur merasakan empuknya tempat tidur king size itu, tiba-tiba terdengar bunyi bel.

Merasa itu adalah petugas hotel, Ayana dengan santainya membuka pintu kamarnya dan mendapati dua orang lelaki bertubuh besar dengan tato di leher mereka.

"Siapa kalian?"

Ayana mundur beberapa langkah karena dua orang itu merangsak masuk ke kamarnya.

"Mana koper itu?"

"Koper apa?"

"Koper yang kamu bawa itu tertukar dengan milik bosku."

"Koper aku itu juga dibawa kabur oleh taksi yang telah menipuku dan saat ini aku sedang menghubungi pangkalan taksi itu untuk mengadukan barang milikku yang dibawa kabur oleh sopir taksi mereka."

Ayana masih berusaha menjelaskan dengan sangat gugup kepada dua orang lelaki yang memandang tajam ke arah wajahnya.

Satu laki-laki yang lain mencari koper itu di dalam kamar hotel itu yang masih kelihatan bersih dan rapi.

Merekapun menghubungi bosnya karena tidak menemukan koper yang dicari.

"Bos!" Gadis ini tidak membawa koper milik kita bos karena ia juga tertipu oleh sopir taksi yang mengantarnya ke hotel."

"Bawa dia padaku dan jangan mencoba menyentuhnya dengan kasar karena aku ingin tahu seperti apa gadis itu yang mungkin saja dia adalah mata-mata." Ujar bos mafia yang saat ini sedang gusar karena tidak mendapatkan barangnya yang tertukar itu.

"Bawa dia!" Titah salah satu diantara mereka pada temannya.

Mulut Ayana dibekap lalu dibawa melalui lift yang langsung mengarah ke basemen.

Ketika Ayana sadar dari pengaruh obat bius itu tubuhnya sudah terikat di ranjang milik bos mafia.

"Selamat malam nona Ayana!"

"Di mana aku?"

Ayana melihat di sekelilingnya hanya ada kamar yang lebih mewah dari pada kamar hotel miliknya tadi yang baru sebentar ia tempati.

"Kamu berada di sarang mafia nona karena telah salah membawa koper milikku dan ini koper milikmu." Ucap Tuan James Winston seraya memperlihatkan isi koper milik Ayana.

"Maafkan aku Tuan!" Aku tidak tahu jika aku membawa salah koper milikmu, aku mohon bebaskan aku karena koper milikmu tidak ada padaku. Koper itu sudah dibawa kabur oleh sopir taksi y telah menipuku hari ini saat mengantar aku ke hotel."

Ayana berusaha bersikap tenang menghadapi pria yang sangat tampan di hadapannya saat ini, walaupun ia ingin pingsan di tempat itu.

2. Ketakutan

"Apakah kamu seorang mata-mata dan menyamar menjadi seorang dokter, hmm!" Bentak James.

"Saya rasa anda adalah seorang yang sangat jenius Tuan, jadi saya tidak perlu menjelaskan siapa saya karena tanpa saya bicara pun, anda akan mencari tahu identitas saya sebenarnya di negara asal saya." Ucap Ayana tetap tenang menghadapi pria tampan nan sangar ini.

"Ternyata kamu begitu angkuh dengan identitasmu hanya seorang dokter umum."

James menarik bibirnya sinis dengan menatap wajah cantik alami milik Ayana. Gadis Asia tenggara ini terlihat imut dan sangat mempesona dengan tinggi tubuh hanya 165 cm. Rambut panjang hitam legam dan kulit kuning langsat.

Sesaat jantung James begitu berdebar saat menatap mata jeli milik Ayana yang tidak kelihatan gentar menghadapinya, apa lagi tidak terdapat tangisan di gadis itu, membuat James merasa sedikit heran dengan gadis cantik ini.

"Baiklah!" Anak buahku sedang menelusuri jejak sopir taksi yang membawa pergi koper milikku. Jika barangku itu dalam satu Minggu ini tidak ditemukan, maka aku akan memperkosamu lalu membunuhmu dan juga membuang mayatmu di hutan untuk dijadikan makanan para gerombolan binatang buas."

James sengaja mengancam Ayana namun sedikitpun Ayana tidak bergidik mendengar ancamannya itu.

"Mengapa kamu tidak menjawabku? apakah kamu mau mati hah!"

Satu tangan James hampir melayang di pipi mulus milik Ayana yang saat ini hanya diam membisu.

"Kematian tidak lagi menjadi momok menakutkan untukku Tuan, karena tidak ada satu orang pun yang akan menangisi kematianku karena aku bukan milik siapa-siapa karena semua keluargaku sudah lenyap di muka bumi ini.

Adapun kamu ingin mengambil milikku yang paling berharga dari tubuhku, aku pun tidak akan memohon kepadamu karena aku tidak punya impian seperti gadis lain, yang masih memiliki tujuan hidup yang bisa mereka raih dengan mendapatkan pangeran impian mereka karena gadis yatim piatu sepertiku tidak akan disukai calon mertua manapun. Jika kamu mau lakukan, silahkan!"

Ayana balik menantang James yang saat ini termangu mendengar seorang wanita yang tidak memiliki impian hidup sama sekali dalam hidupnya.

"Dasar wanita aneh! di mana-mana setiap wanita yang berada di bawah naunganku akan mengemis untuk meminta kehidupan kepadaku bahkan memohon untuk tidak menyentuh miliknya yang paling berharga, namun kenapa dengan wanita ini yang membuatnya sangat geram dengan sikap pasrah Ayana pada nasibnya sendiri yang berada dalam kungkungannya." Gumam James membatin.

"Apakah kamu bisa melepaskan ikatan ini sebentar saja karena aku ingin ke toilet. Aku ingin pipis."

Pinta Ayana sambil mengigit sudut bibir bawahnya karena tidak kuat menahan kantung kemihnya yang sudah mendesak ingin di buang.

"Hanya ikatan dikakimu saja aku akan lepaskan tapi tidak pada ikatan tanganmu."

James membuka tali ikatan di pergelangan kaki milik Ayana dan membiarkan kedua tangan Ayana tetap terikat.

"Bagaimana aku bisa membuka CD milikku jika tanganku tetap dalam keadaan terikat?"

Tanya Ayana dengan wajahnya yang sedikit menyalang karena sangat jengkel dengan ulah James.

Tanpa disadari oleh Ayana, James dengan sigap membuka celana jins yang ia kenakan komplit dengan CD milik Ayana, hingga membuat gadis ini sangat syok.

"Apakah perlu aku tanggalkan semua pakaianmu nona?"

Tawa James menyeringai nakal membuat Ayana menelan salivanya dengan kasar.

"Bren*sek!"

Umpatnya dalam hati.

"Apakah kamu sedang memaki diriku?" Tanya James yang melihat tatapan mata nyalang Ayana pada dirinya.

"Bolehkah aku menggunakan kamar mandinya?"

James menyeret gadis itu masuk kedalam kamar mandi dan mendudukkan tubuh Ayana di kloset.

"Keluarlah!" Aku ingin menyelesaikan urusanku.

James menutup pintu itu dengan keras, hingga Ayana sangat kaget.

"Dasar bajingan!"

Jika koper sialanmu itu ketemu, aku akan memakimu sebanyak yang aku mau." Ujar Ayana mendengus kesal.

Di luar kamar James menghubungi lagi anak buahnya untuk mencari lagi kopernya itu.

"Dengar!" Aku tidak mau tahu bagaimana cara kalian mendapatkan lagi koper itu atau nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya.

"Bos, kami sedang menyamar dan masuk ke pasar gelap dimana para bandit itu biasanya melakukan lagi transaksi dengan para mafia lainnya yang ingin mendapatkan koper milik bos." Ucap anak buahnya.

"Terserah apa yang ingin kamu lakukan!" Yang jelas koper itu harus dikembalikan lagi padaku dalam keadaan utuh." Ancam James.

James melempar ponselnya di kasur. Walaupun saat ini ia belum mendapatkan kopernya lagi, ia sangat bahagia bisa bertemu dengan seorang gadis Asia tenggara yang sangat cantik.

"Sambil menyelam minum air. Sambil mencari koper dapat gadis yang membuat hatiku bergetar." James menarik sudut bibirnya lalu keluar menuju balkon untuk mengisap rokoknya.

Sementara di dalam kamar mandi, Ayana sedang berpikir untuk bisa kabur dari James walaupun itu sangat nihil untuknya.

"Astaga!" Mimpi apa aku semalam hingga bisa bertemu dengan pria kasar itu. Walaupun ia sangat tampan tapi prilakunya sangat buruk.

Oh iya, apakah dia masih sendiri atau sudah memiliki istri ya?" Jika ada, mana mungkin dia berani bersama aku di dalam kamarnya.

"Ah, apa peduliku pada pria gila itu. Setidaknya aku harus mencari cara untuk bisa bebas dari cengkramannya. Sampai kapan aku disekap di dalam kamarnya?" Ayana bergidik ketakutan.

Di dalam pikirannya sudah terlintas hal-hal yang mengerikan yang akan dilakukan James padanya.

"Ya Tuhan, apakah ancamannya itu akan terbukti nantinya?"

"Bagaimana kalau perkataannya benar. Ia akan memperkosa aku lalu mencincang tubuhku dan akan di jadikan santapan binatang buas." Ayana masih saja memiliki pikiran yang sangat jahat pada James.

Di luar sana James sudah menghabiskan dua batang rokok sambil meneguk alkohol. Ia juga memeriksa email yang masuk dan membaca satu persatu pesan dari berbagai perusahaannya.

"Ayana...?" Namanya saja unik dan orangnya juga sama uniknya.

"Mengapa dia berani datang sendiri ke Paris Perancis hanya untuk liburan?"

"Biasanya setiap gadis pasti mengajak kekasihnya atau teman wanitanya untuk berlibur bersama. Tapi mengapa dia malah nekat datang sendiri di sini.

"Apakah aku harus menginterogasinya lagi tentang pacarnya?" Ah masih pacaran ko bukan suami. Berarti aku punya alasan bisa memilikinya. Tapi apakah dia mau menjadi wanitaku?" James tidak bisa menemukan jawabannya. Ia mengacak rambutnya dengan perasaan gusar.

Mungkin saat ini James sudah menemukan cinta sejatinya pada diri Ayana. Buktinya ia selalu berdebar ketika menatap mata Ayana yang menatapnya tajam.

"Mata yang indah, bibirnya sangat sensual. Dia adalah tipe wanitaku yang selama ini menjadi khayalan aku. Masalahnya sekarang, dia tidak akan pernah memaafkan aku jika koper aku sudah di temukan." James makin lelah dengan pikirannya sendiri.

Ia lalu kembali ke dalam kamarnya untuk menemui Ayana yang masih berada di kamar mandi.

3. PART 3

Ayana meraih selang keran air yang ada di sampingnya dan membersihkan miliknya lalu meraih tisu dan membersihkan lagi miliknya dalam keadaan tangannya yang masih terikat.

"Apakah dia seorang phisikopat yang selalu mencari mangsanya untuk menyalurkan hasrat birahinya yang aneh itu?" Amarah Ayana tidak bisa di bendung lagi saat ini karena merasa dilecehkan oleh James.

"Hei nona!" Apakah kamu masih bernafas di dalam sana?" Teriak James dari luar sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi miliknya.

Ayana menarik nafas panjang dan menghembusnya dengan kasar.

"Dasar lelaki gila!" Umpatnya dalam hati.

Baru saja Ayana keluar dari kamar mandi, James membopong tubuhnya lalu melemparkan tubuh Ayana di atas kasur miliknya.

Kaki mulus nan jenjang milik Ayana seketika terbuka dan memperlihatkan belahan mekar yang ada dibawah bagian perutnya hingga mengundang birahi James saat menatap tempat terlarang itu yang sedang membangkitkan gairahnya.

Ayana mengatupkan kedua kakinya dengan rasa malu yang amat sangat.

James terpacu adrenalinnya karena tidak kuat menahan dirinya untuk menyentuh tubuh gadis itu yang menatapnya dengan wajah yang sudah sangat pucat.

Ayana menarik selimut lalu menutupi bagian bawah tubuhnya yang terekspose di hadapan James.

Selimut itu ditarik dengan kasar oleh James dan iapun menerjang tubuh Ayana yang kini sangat gemetar.

"Hah!" Ku kira kamu gadis yang sangat pemberani, ternyata tubuhmu merespon dengan cara yang berbeda dengan tatapan sinismu ini."

James mencengkram dagu Ayana lalu mengecup bibir itu sekilas.

Ayana menahan air matanya yang sudah hampir tercekat di tenggorokannya.

"Layani aku!" Buka mulutmu!" Titah James yang ingin memasuki rongga mulut Ayana untuk melancarkan ciumannya pada gadis itu.

"Tidak!" Aku bukan seorang pelacur. Jika kamu ingin menyerang tubuhku dengan naf*su bejatmu lakukanlah! tapi ingat! jika barang koper sialanmu itu sudah ditemukan, aku tidak akan pernah memaafkanmu."

Ayana balik mengancam James yang menggagahi dirinya.

James bangkit dan melucuti baju Ayana hingga tubuh gadis itu sudah terlihat polos dihadapannya.

Ayana menutupi matanya penuh ketakutan dan berharap lelaki ini melepaskan dirinya.

James kembali bangkit dan mengambil lengerie hitam untuk dikenakan pada tubuh Ayana yang sudah polos itu.

Ia lalu membuka tali ikatan pergelangan tangan Ayana yang sudah sangat merah dan agak lecet.

Mendapatkan kesempatan bebas dari ikatan tangannya, Ayana mendorong tubuh James hingga lelaki ini terjengkang.

Tenaga Ayana yang tidak seberapa untuk berontak di saat ini, Ayana hendak melangkah melepaskan diri dari dari serangan James, namun sayang rambutnya ditarik paksa oleh James dan mendorong lagi tubuh polos Ayana di atas kasur.

Di saat yang sama, Ayana memunggungi tubuhnya dan menutup wajahnya dengan rambutnya karena sangat merasa malu.

Ayana mengatupkan kedua kakinya dengan rasa malu yang amat sangat.

.

Selimut itu ditarik dengan kasar oleh James dan iapun menerjang tubuh Ayana yang kini sangat gemetar ketakutan.

"Hah!" Ku kira kamu gadis yang sangat pemberani, ternyata tubuhmu merespon dengan cara yang berbeda dengan tatapan sinismu ini."

James mencengkram dagu Ayana lalu mengecup bibir itu sekilas.

Ayana menahan air matanya yang sudah hampir tercekat di tenggorokannya.

"Layani aku!" Buka mulutmu!" Titah James yang ingin memasuki rongga mulut Ayana untuk melancarkan ciumannya pada gadis itu.

Tapi, tidak dengan James yang melihat punggung milik Ayana terdapat bekas pukulan cambuk yang sudah menghitam.

"Astaga!" Apakah gadis ini pernah mengalami kekerasan dalam hidupnya?" Tanya James dalam diamnya.

Ia lalu mengusap punggung Ayana dengan lembut, seakan sedang merasakan penderitaannya.

"Apa yang terjadi dengan punggungmu?" Siapa yang melakukan ini padamu?"

Niat awalnya ingin memperkosa wanita ini, akhirnya urung dilakukan karena melihat bekas cambukan pada punggung Ayana yang diperkirakan sudah lama terjadi.

"Bukan urusanmu." Jawab Ayana ketus.

James mengambil baju milik Ayana yang ada di koper gadis itu dan meminta Ayana memakainya sendiri.

"Pakai bajumu!" Pinta James.

"Tubuhku sangat lengket dan aku ingin mandi."

Ayana yang memang tidak betah dengan keadaan tubuhnya yang sekarang sejak tiba di kota Paris Perancis ini belum sempat mandi karena keburu diculik oleh para anak buahnya James.

"Kalau begitu aku akan memandikanmu." Ucap James santai.

"Tidak!" Aku bisa melakukannya sendiri." Tukas Ayana mempertahankan harga dirinya.

"Ingat!" Saat ini kamu ada di sarang milikku nona Ayana. Jika kamu berani menolak, aku akan membiarkan tubuhmu makin kotor."

"Dasar lelaki gila!"

Ayana memaki pria mesum ini dalam hatinya.

"Aku tahu saat ini kamu sedang mengumpatku, jadi aku tidak peduli karena aku sama sekali tidak mendengar langsung dari bibirmu yang sensual ini."

James merengkuh tubuh polos Ayana lalu menggendong gadis itu ke kamar mandi.

"Ya Tuhan, apakah aku sudah tidak bernilai lagi, hingga menerima perlakuan si bren*sek ini, yang membuatku makin malu." Ayana hanya bisa menangis dalam hatinya.

James menyalakan shower dan ikut mandi bersama dengan Ayana. Ketika gadis itu hendak meraih sampo namun tangannya ditepis oleh James.

"Biarkan aku yang melakukannya pada setiap jengkal tubuhmu!" Kamu cukup duduk diam dan tidak boleh melakukan apapun kecuali aku yang meminta." Titah James membuat Ayana makin serba salah.

Dengan lihainya, James mengkramasi rambut panjang Ayana yang hampir sepinggang itu.

Dan Tidak lama kemudian disusul sabun cair yang di taburkan ke tangan kekarnya dan mulai melakukan gerakan menggoda menelusuri tempat-tempat sensitif milik Ayana dari belahan dadanya yang cukup besar dan padat itu, hingga menuruni perut dan terakhir tangan itu berlabuh di bagian sensitif milik Ayana hingga membuat gadis itu menahan lenguhannya.

"Ayo mende**ah lah sayang!" Titah James saat jari jemari miliknya sudah keluar masuk ke dalam tempat sempit itu.

"Jangan diam!" Ayo mend*sah!" Pinta James lagi dengan makin mempercepat gerakan tangannya hingga tidak sadar Ayana melakukan apa yang dipinta oleh James.

"Auhhgt.ssssttt...Akhh!"

Lenguhan dan erangan erotis yang terucap dari bibir Ayana membuat James beralih ke bagian tubuh lainnya lalu berjongkok di bawah kaki Ayana dengan mengisap biji kenyal miliknya di bawah sana usai di bilas bersih dengan air shower itu.

Tubuh Ayana seakan disinggahi beberapa volt listrik karena merasakan getaran hebat saat ia mencapai puncak or***me pertamanya.

"Apakah kamu suka sayang?" Apakah kamu pernah merasakan ini?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh James membuat Ayana makin tidak lagi berharga dihadapan lelaki ini.

Bisa dibilang dirinya sudah sejajar dengan status para wanita malam yang menjajakan tubuhnya demi lembaran apapun untuk bertahan hidup.

"Akhhhhkkk!"

Lenguhan panjang itu makin menjadi. Ayana menekan kuat kepala James agar lebih dalam menyapu seluruh area sensitifnya dengan lidah hangat lelaki tampan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!