NovelToon NovelToon

TERPAKSA MENIKAH

TM 1

Sebuah galeri di rumah tua yang masih terawat kebersihannya,

garis senyum di wajah cantik Adelia. Di lehernya terpasang syal tebal berwarna

cokelat.

“Apa yang kau lamunkan?” ucap Satya sambil memeluknya dari

belakang.

“Hanya mengingat masa lalu di mana saat pertama kali kita

bertemu, itu saja...”

“Sungguh?”

Adelia mengangguk lalu mengusap lengan Satya yang melingkar

di perutnya, “Iya tentu saja... Kau tahu?”

“Apa?”

“Aku benar-benar hidup bahagia bersama denganmu, memiliki

Dave dan juga Rey, dan sekarang kita memiliki cicit kembar...”

“Kau tahu aku pun sama, perasaan ini akan tetap sama seperti

yang dulu, saat ini, esok, dan juga di kehidupan selanjutnya.”

Lalu Satya membalikkan tubuh Adelia, dalam sekejap ia

melahap bibir manisnya.

“Cinta ini akan selalu hidup di dalam sanubari kita,” lanjut

Satya. Kemudian keduanya pun bersamaan menatap kembali figura yang terpasang di

dinding itu.

Membuat keduanya kembali mengingat kisah cinta mereka.

***

Beberapa tahun yang lalu...

Tahun di mana era kebebasan zaman yang masih menganut sistem

siti Nurbaya. Di mana pada saat itu Adelia di paksa menikahi seorang pria—pengusaha

yang usianya terpaut sepuluh tahun dengannya.

Saat ini usia Adelia baru dua puluh tiga tahun, sedangkan

Satya tiga puluh tiga tahun. Sebenarnya tak masalah bagi seorang pria untuk

menikah di usia yang sangat matang, toh, mereka masih tetap bisa produktif,

bukan?

Adelia Winata anak kedua dari dua bersaudara, sebuah  rahasia dan fakta bahwa dirinya hanyalah anak

angkat di keluarga ini sudah ia ketahui sejak menginjak usia delapan belas

tahun.

Wajar logikanya menerka apa alasannya hingga sepasang suami

istri—Winata selalu bersikap tak adil padanya. Berbeda halnya dengan

Nadya—kakak alias anak kandung di keluarga ini, mudah baginya untuk mendapatkan

apa pun yang ia mau.

“Adelia, besok pagi pergilah ke kantor ayah... Kau juga

Nadya.”

“Hah?” kedua alis Nadya menekuk tajam, berbeda halnya dengan

Adelia yang menjawabnya dengan anggukan pelan, “Kenapa Nadya harus pergi ke

kantor, sih? Menyebalkan.”

“Jika bukan dirimu lalu siapa lagi yang akan menggantikan

ayah di perusahaan?”

Embusan kasar napas Nadya benar-benar terdengar nyaring,

“Ya!” ketusnya dalam menjawab dan segera melenggang pergi dari ruang keluarga

menuju kamarnya di lantai dua, letak kamarnya hanya bersebelahan saja dengan

kamar sang adik.

“Sudah malam kenapa masih di sini? Pergilah tidur dan besok

pagi kau juga harus berangkat ke kantor sebelum pukul 08.26, mengerti?”

“Iya Yah, Adel mengerti.”

Mengikuti jejak sang kakak yang sudah ada di kamar, Adel pun

langsung mengunci pintu kamarnya. Dia duduk di tepi ranjang sambil memikirkan sesuatu,

entah apa.

***

Hari yang di jadwalkan Winata pun tiba, dia bersama kedua

putrinya sudah berada di kantor. Masing-masing diberikan tugas dalam bekerja.

Adelia di tempatkan di divisi keuangan sementara Nadya

menduduki kursi direktur umum, perbedaan yang begitu jauh untuk keduanya.

Mereka mulai bekerja sesuai dengan yang telah di peruntukan,

“Adelia...”

Manajer Sully memanggilnya yang segera di angguki gadis itu,

“Iya, manajer?”

“Kemarilah... aku ingin minta tolong padamu, apakah kau

bisa?”

“Akan saya usahakan.”

Adelia duduk di seberang meja kerja sang manajer, di atas

meja itu ada sebuah lembaran dokumen yang di tumpuk di atas map plastik kuning.

“Hari ini aku ada janji untuk mengatur kontrak dengan perusahaan

Excelent Group, bisakah kau mengantarkannya ke sana?”

Adelia membulatkan matanya, baru saja mau protes namun

langsung di potong oleh Sully, “Aku sedang tidak enak badan, nanti katakan saja

pada bagian kontrak di sana, aku juga sudah membuatkan rekomendasi untuk mu

agar mendapatkan akses masuk...”

“Ta—tapi manager?”

“Tidak mau? “ wajah Sully terlihat kecewa, ‘Hanya anak baru

saja sudah berani menolak permintaanku yang seorang manajer...’ tatapan Sully

terlihat tidak suka padanya.

Di tatap seperti itu membuat Adelia tak nyaman, seperti itu

membuatnya berpikir apakah karena ayahnya yang seorang direktur dan dirinya

bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan?

“Mmm iya baiklah manajer, berikan kepada saya,” tegas Adelia

dengan yakin.

Jam 10.20 adalah waktu yang telah di sepakati, saat ini jam

telah menunjukkan pukul 08.40 pagi waktu setempat.

***

Dari perusahaan Winata Group menuju Excelent Group membutuhkan

waktu kurang lebih 45 menit, hampir saja ia terlambat.

Begitu keluar dari mobil Adelia bergegas masuk ke dalam

lobi, dia bahkan sampai lupa tidak melapor diri pada resepsionis.

Masuk ke dalam lift yang salah, membuatnya bertemu dengan

sosok pria yang di gandrungi kaum hawa—Satya juga Ken.

Kening Satya berkerut nampak tak suka, “Siapa kau? Berani

sekali memasuki lift ini...”

“Bukankah ini lift umum?” dengan polos dia bertanya.

Rahang Satya mulai mengeras, dia memerintahkan Ken dengan

lirikan mata.

“Maaf nona, silakan keluar... Ini bukanlah lift umum—“

“Tidak mau! Aku datang kembari dengan membawa kontrak kerja

sama, dan aku tidak boleh terlambat. Kalian saja yang keluar!” tegas Adelia yang

tak mengetahui siapa dia pria tinggi kekar di hadapannya.

“Nona jaga bicara anda—“

“Ken!” yang dipanggil pun langsung menoleh tuannya, Ken

tertegun saat melihat tuannya tersenyum tipis. Tapi dia tahu itu bukan senyuman

yang biasa.

Tatapan Satya menyusuri gadis itu mulai dari rambut, wajah,

dan bagian dadanya.

Sadar di tatap demikian, Adelia mundur beberapa langkah, begitu

ingin keluar pintu lift pun tertutup rapat dan mulai bergerak menuju lantai

yang di tuju.

Glek!

Wajah Adelia mendadak pucat saat melihat Satya mendekat,

tangan kirinya mengunci ruang kanan Adelia, tubuh tinggi kekar berototnya menutupi

wajah Ken dari pandangannya.

“Tu—tuang tolong menjauhlah... jangan mengganggu...”

Di tatapnya ID Card yang menjuntai di depan dada Adelia,

Satya meraih ujung benda itu, “Adelia Winata...” dia menyeringai, “Winata

Group?”

Pria itu mendekatkan wajahnya hampir mengikis habis jarak di

antara keduanya, “Bukankah kau membawa kontrak kerja sama? Aku tidak akan

menolaknya dengan catatan ... menikahlah denganku, Adelia!”

Bola mata gadis itu membulat sempurna, sekuat tenaga dia

mendorong dada Satya, “Tolong jaga bicara anda, tuan!”

Tangan Satya bergerak cepat mencengkeram rahang Adelia,

belum pernah ada satu pun wanita yang berani menolaknya kecuali dia.

“Emh!” Adelia mengernyit juga mengerjap kuat menahan

sakitnya, “Sa— sakit...”

“Berani sekali kau menolak ku!” sorot matanya berubah tajam,

“Ken, batalkan kontrak kerja sama ini dengan perusahaan Winata Group!”

Ting!

Pintu lift terbuka, ada perasaan senang dan sedih bercampur

aduk, senang karena dirinya selamat dari harimau yang mendadak ingin

memangsanya namun sedih karena pengajuan kontraknya akan gagal.

“Baik tuan muda.”

Keduanya pun bergegas keluar setelah lift itu sampai di lantai

teratas Excelent Group.

TM 2

Melanjutkan kisah awal pertemuan

di masa lalu mereka dengan di temani secangkir teh yang sudah tersaji di atas

meja ruangan tengah, Adelia duduk tak jauh dari suaminya.

 

“Itu hanya cerita masa lali, kan?

Sudah jangan di bahas lagi!” protes Satya seraya menyeruput tehnya, ada rona

merah yang terlihat samar di wajahnya.

 

“Kenapa harus malu? Bukankah

kisah itu kita berdua yang mengalaminya? Goda Adelia, dia suka melakukannya.

Flashback....

Kedua tangan Adelia terkepal erat

di mana salah satunya sedang menggenggam map plastik kuning itu, “Apa-apaan dia

itu? memangnya siapa dia? Apakah dia pemimpin tertinggi di Execelnt Group ini,

dasar menyebalkan!” pekik Adelia mengumpa dibalik kedua punggung kekar yang

semakin menjauh dari pandangannya.

 

Lalu Adelia pun segera menutup

liftnya dan menekan sebuah tombol yang akan mengantarkannya ke tempat bagian

kontrak.

 

Sesampainya di sana, Adelia

berjalan cepat dan langusng mengetuk pintu ruangan yang tertutup rapat dengan

pelan.

 

Tok... tok... tok...

 

“Masuk,” perintah seseorang dari

dalam ruangan tersebut.

 

Klek!

 

Adelia membuka pintunya dan hal

utama yang ia berikan adalah sebuah senyuman yang manis, “Maaf mengganggu,

sa—saya kemari untuk mengantarkan kontrak kerja sama...” ucapnya dnegan gugup

dan sedikit terbata-bata.

 

“Duduklah nona, tidak perlu gugup

seperti itu.”

 

Adelia mengangguk lalu membaca

sebuah papan nama, Marko, “Baik,

tuan...”

“Boleh saya lihat terlebih dahulu

pengajuan kontraknya?”

Tentu saja dengan senang hati

Adelia memberikannya, namun sebelum sempat Marko mengambil alihnya, terlebih

dahulu telepon di ruangannya berdering, “Maaf nona, tolong tunggu sebentar...”

“Iya, tidak masalah... tuan.”

“Halo?” seru Marko, telefon itu

berasal dari ruangan Ken.

Reaksi yang ia dengarkan usai

mendengar penjelasan Ken, membuatnya sedikit terkeju—lalu menatap ke arah

Adelia, “Baiklah tuan Ken, akan saya batalkan...”

Deg!

Perasaan seorang Adelia sudah

tidak karuan lagi, tidak ada yang nyaman.

“Maaf nona, perusahaan kami tidak

bisa menerima pengajuan kontrak kerja sama ini... dengan berat hati saya

terpaksa menyampaikannya, seilakan,” tutur Marko seraya beranjak dari

duduknya—menggerakkan tangan kanannya terulur menuju pintu ruangan.

Tunggu dulu, apakah itu artinya

dirinya baru saja di usir secara tidak hormat?

Flashback End....

“Dan kau tahu apa yang terjadi

setelah itu, sayang?”

“Tidak tahu!” ketus Satya dengan

kesal.

“Aaaa... apa-apaan itu? Kan,

gara-gara dirimu ayah sampai mengataiku yang tidak-tidak!” balas Adelia tak

kalah ketus seraya mencubit gemas pipi suaminya.

“Aaaaa... sakit, skait, sakit,

tahu.”

“Memangnya apa yang terjadi? Aku

kan bukan paranormal yang bisa mengetahui kelanjutan hidup seseorang...” elak

Satya.

“Saat itu ... “

Flashback...

Kedua kakinya sedikit gemetar

saat harus melangkah masuk keruangan manajer—Sully, telapak tangannya mulai

basah, sekuat-kuatnya ia menghela napas, “Huuuuh... aku pasti bisa

melewatinya... semangat, Adelia...”

Klek!

Adel memberanikan dirinya untuk

membuka pintu tersbeut, “Selamat siang manajer....”

“Oh Adelia, ada apa...” di tatapnya

map plastik itu masih berada di genggaman Adelia,  Sully mengertkan keningnya dengan menatap tak

suka pada gadis yang beridir di sebrang mejanya, “Kenapa kau membawa kontrak

itu kembali? Apakah kau sudah membuat masalah, huh?!”

“Tidak manajer, hanya saja—“

Adelia menggibit kecil bibir bawahnya, kan, tidak mungkin juga jika dia

menceritakan hal konyol saat di dalam lift tadi, “Mereka menolak kerja sama

antar perusahaan.”

“Kenapa?  Aku tidak butuh alasanmu yang aku inginkan

adalah mengapa mereka menolak kerja

sama ini? Bukankah kau tahu seperti apa kondisi perusahaan ini?” ketus Sully.

TM 3

Kabar mengenai penolakan kontrak

kerja sama itupun sampai juga di telinga Winata, dia menyalahkan Adelia dan

meminta asistennya untuk memanggil anak itu.

“Suruh dia keruanganku,

sekarang!” tukasnya dan langsung mentup panggilan telepon.

Menunggu lima belas menit

kemudian Adelia pun tiba juga di ruangan sang ayah, “Ayah?”

Winata mengeraskan rahangnya

serta menyipitkan mata menatap tak senang padanya, “Kau punya otak atau tidak,

huh?”

“Maafkan Adelia, yah.... tetapi

ini semua hanyalah kesalah pahaman saja dan sebenarnya—“ Adelia tercekat saat

Winata menyiram segelas air tepat di wajahnya, perlakuan tak etis itu membuat

Adelia menelan kuat lalu menggerakkan tangan kanannya untuk mengusap wajahnya.

“Kau benar-benar tidak bisa

menyelesaikan pekerjaan yang muda seperti itu, kau ini punya otak atau—“ nada

tinggi itu pun terhenti saat pintu ruangan terbuka, “Zigy? Ada apa?”

“Tuan kita baru saja mendapatkan telepon

dari pihak kontrak Excelent Group, mereka berjanji akan melanjutkan kontrak ini

dengan syarat—“ Zigy diam sejenak sembari membenarkan posisi kaca matanya

dengan jari tengah, lalu menatap fokus pada Adelia.

“Apa?” tukas Winata yang ikut

memandangi putri angkatnya dan sang asisten secara bergantian, “Adelia apa yang

sedang kau sembunyikan?”

Adelia menggeleng pelan, “Tidak

ada, ayah...”

Pelan-pelan Zigy menghelakan

napasnya, “CEO tertarik dengan nona Adelia, dan menginginkannya untuk menjadi

istri...”

Deg!

Dua pasang manik itu mengerjap

kaget, “Apa maksudmu, Zigy?” tegas Winata dnegan tatapan tak percayanya.

***

“Lalu, dengan kekuasaanmu itu kau

menganam ayah untuk menikahkan ku dengan mu, kan? Tuan besar Satya Louis

Wilson...” ucap Adelia dengan gemas, mereka masih menikmati jamuan tehnya entah

sudah yang ke berapa tuangan dari teko ke dalam gelas cangkir kecil mereka.

Aroma teh yang wangi benar-benar

membuat penikmatnya ketagihan.

“Lalu apa lagi yang bisa ku

lakukan untuk mendapatkanmu, selain dengan menggunakan kekuasaanku? Di semua

cerita telenovela juga seperti itu, kan?”

“Dasar, menngelak saja

tahunya...” Adelia beranjak dari duduknya dan berdiri di belakang sang suami,

dia memeluknya—melinngkarkan keduatangannya di leher Satya, “Meskipun kehidupan

rumah tangga kita di penuhi lika-liku, seperti sebuah drama ... tetapi karena

dirimulah aku bisa bertemu dengan mama dan kak Rio, terima kasih sayang...”

Satya tersenyum lalu mengusap

tangan istrinya, “Kau ingat saat malam pertama kita?”

Minggir! Kalau sudah bahas

persoalan ranjang Adelia akan di buat merinding karenanya. Sontak Adelia

menjauh dan kembali duduk di kursinya. Wajahnya mendadak merah bahkan dia

sampai menepuk pipi dengan kedua tangannya.

Pluk!

“Jangan menyembunyikannya...”

goda Satya, aaaaa....

***

Hari itu saat mendengarkan kabar

baik mengenai keinginan CEO yang akan melanjutkan kontrak kerja sama dan juga

sebuah pernikahan yang akan berlangsung, benar-benar membuat Adelia terpuruk.

Dia tak mau menikah dengan pria

itu, dia kasar dan mesum!

“Tidak ayah, Adelia menolak

pernikahan ini—“

“Diam kamu! Memangnya siapa

dirimu, huh! Jika perusahaan ini gulung tikar memangnya kau yang akan

memberikan para karyawan untuk makan, gaji bulanan, menghidupi keluarga mereka,

huh? Iya!” bentak Winata sembari menggebrak meja.

Adelia yang malang, merasa

tersudutkan, kehadirannya di dunia ini sudah seperti anak pembawa sial, haha...

rasa-rasanya Adelia ingin tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh sayng ayah

sekalipun itu adalah benar.

“Zigy, sampaian kepada CEO

Excelent Group.. aku menerima lamaran ini.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!