NovelToon NovelToon

Pahlawan Dari Dunia Lain Yang Tidak Suka Bertarung

Chapter 01 : Pertemuan

Pagi itu seperti biasa Souma menghabiskan harinya dengan bermalas-malasan, ia telah cukup menghasilan banyak uang untuk dirinya sebagai seorang perdagang sukses.

Di saat semua orang berlomba-lomba menjadi petualang untuk mendapatkan penghasilan, jabatan maupun status sosial tinggi dia memilih menjalani hidupnya dengan santai.

Itu juga alasan kenapa dia berada di sebuah desa kecil serta terpencil bernama Desa Huruhara.

Untuk dirinya yang berasal dari dunia lain itu merupakan nama yang cukup membuatnya tertawa.

Mari sedikit ke belakang sejenak untuk melihat masa lalu.

Setahun lalu dia telah dipanggil bersama beberapa pahlawan lainnya ke dunia lain, dunia di mana sihir dan pedang berasal. Mereka disebut sebagai pahlawan suci yang ditugaskan untuk mengalahkan ratu iblis dan memberikan kedamaian di setiap wilayah kerajaan.

Satu hal pertama yang dikatakan di dalam hatinya adalah.

'Bodo amat, kenapa aku repot-repot harus mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi dunia yang asing bagiku, terlebih mereka mengatakan bahwa tidak ada jalan lagi untuk kembali kecuali menerima permintaan ini, betapa egoisnya hal itu.'

Sejak itu Souma memilih untuk menyembunyikan kekuatannya dan berpura-pura lemah hingga pada akhirnya kerajaan menganggap dirinya orang tidak berguna lalu mengusirnya dari kursi pahlawan.

Meski begitu ia sangat senang bahwa mereka tidak menendangnya seperti seorang gelandangan miskin tak berbudaya, mereka masih mau memberikan beberapa uang untuk sedikit membantu kebutuhannya.

Visinya adalah kenapa harus bekerja keras saat kau masih memiliki uang? Hidup tidak hanya harus dihabiskan untuk bekerja keras.

Sebuah pemikiran yang dianggap pengecut oleh sebagai orang namun hidup tanpa ambisi bukanlah sesuatu yang buruk.

Souma keluar dari rumahnya kemudian meregangkan otot-ototnya yang kaku selagi melirik papan nama di rumahnya.

Dengan uang dimilikinya ia memutuskan untuk membuka sebuah toko obat yang bisa diakses penduduk desa dan menjalani hidupnya lebih santai dari biasanya.

"Sudah saatnya membuka toko."

Ketika Souma merapikan raknya, seorang telah berdiri di depannya, dia seorang gadis yang terlihat manis dengan balutan gaun merah yang indah, mungkin dilihat dari penampilannya dia masih berumur 17 tahunan dengan dada besar serta tinggi sekitar 150 cm, sebuah tinggi yang cukup rata-rata untuk gadis SMA pada umumnya. Ia memiliki rambut pirang panjang dengan tanduk besar melingkar di kepalanya serta ekor hati di ujungnya.

Tidak salah lagi dia adalah Succubus.

Souma meyakinkan hal itu berulang kali di dalam benaknya.

Sementara gadis di depannya tampak malu-malu, bahkan dia membawa koper juga di sampingnya.

"Anu... Aku sebenarnya lari dari rumah, bolehkah aku bekerja di sini dan tinggal di sini juga, aku bisa menyiapkan makanan dan bersih-bersih jadi aku cukup berguna loh."

Souma menatap gadis itu dengan pandangan mencurigakan seolah melihat makhluk asing untuk pertama kalinya.

Setelah memaksakan untuk mengingatnya dia akhirnya tahu siapa gadis di depannya.

"Kau ratu iblis Anna, kenapa kau datang kemari? Pergi sono."

"Itu, aku tidak tahu harus pergi kemana? para pahlawan telah menghancurkan kerajaanku dan aku tidak punya teman maupun kenalan, tolong izinkan aku tinggal di sini... Bukannya saat itu aku sering berkunjung membeli obat-obatanmu saat kau berkeliling."

Itu memang kebenaranya.

Tak hanya menjual untuk pihak manusia Souma juga menjual untuk iblis, bagi pedagang tetap netral adalah sesuatu yang menguntungkan.

"Darimana kau tahu aku tinggal di sini?"

"Aku hanya pergi dan bertanya ke setiap orang yang kutemui, tolonglah bantu aku... Benar, apa kau suka dada kau bisa melakukan apapun denganku, tidur juga, aku benar-benar seorang perawan."

Mendengar itu Souma hanya semakin jengkel, ratu yang sebelumnya ditakutkan sebagai penjelmaan mimpi buruk kini hanya terlihat sebagai seorang yang menyedihkan yang mencoba menjual dirinya agar bisa tinggal bersama seorang yang tak begitu dikenalnya.

Setelah menghela nafas panjang, Souma akhirnya memutuskan untuk menerimanya, dia tidak sekejam itu untuk meninggalkan seseorang dalam kesulitan seperti ini.

Dia akan merasa bersalah jika orang di depannya memutuskan dirinya menjadi pegawai rumah bordil. Bagaimanapun itu seolah dia menggiringnya ke tempat seperti itu.

"Ada kamar kosong di lantai dua jadi kau bisa menggunakannya, selama di sini kau harus bersih-bersih, memasak dan membantuku juga di toko tentu aku akan membayarmu dengan layak."

"Itu sangat bagus, aku akan bekerja keras."

"Dan pastikan memakai gaun yang sedikit tertutup."

"Baiklah, aku akan mengenakan gaun panjang."

Souma hanya melihat kepergian Anna dari tempatnya berdiri, dia tidak mengharapkan untuk menjalani kehidupan Harem atau sebagainya, tapi sepertinya dia bisa sedikit lebih santai jika seseorang turut membantunya di toko.

Chapter 02 : Pegawai Baru

Beberapa saat kemudian saat Souma sedang membuat ramuan, Anna berdiri di depannya dengan pose kemenangan.

Ia tidak lagi menggunakan gaun terbuka melainkan gaun sederhana yang dipadukan pita besar di pinggangnya, itu mirip apa orang bilang sebagai gaun Eropa di abad pertengahan, tidak ada perubahan signifikan tentangnya kecuali tanduk dan ekor yang telah disembunyikan dengan sebuah sihir.

"Bagaimana penampilanku, dengan ini tidak ada akan ada yang tahu tentangku bahkan saat aku masih menggunakan nama Anna."

"Tidak masalah jika kau tidak menyembunyikannya juga, aku tidak merasa keberatan jika akhirnya toko ini sepi."

"Kenapa kau mengatakan hal itu? Sebuah toko harus mendapatkan penghasilan setiap harinya, itu yang namanya keuntungan.. apa kau ini benar-benar pedagang?" Anna meletakan tangannya di pinggang dengan nada meragukan selagi mendorong wajahnya mendekat dengan imut.

"Aku sudah cukup kaya jadi kita masih bisa makan enak untuk beberapa bulan."

Pada akhirnya Anna hanya menerima perkataan itu dengan helaan nafas panjang, baginya orang di depannya adalah orang yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang yang dia temui lebih tepatnya seorang yang malas.

Dia mengubah topik pembicaraan.

"Jadi apa yang kulakukan sekarang?"

"Tolong tumbuk dedaunan obat ini lalu saring airnya dengan air hangat, kemudian tambah beberapa resep kutulis di sini."

"Obat salep luka kah, di banding obat bukannya para petualang lebih suka mengandalkan sihir penyembuhan."

"Tidak semua penyihir bisa melakukannya, lagipula obat ini biasa dibeli oleh petualang tingkat rendah, kasihan juga jika aku tidak menjualnya."

"Begitu, pantas saja kau menjualnya sangat murah hanya 5.000 Jewel perbuah, baiklah aku akan melakukannya."

"Tolong yah."

Tak lama kemudian seorang pelanggan telah masuk ke toko, dia adalah seorang wanita di usia 30an dengan gaun mewah berenda serta rambut Bob berwarna pirang, ia mengenakan sarung tangan panjang berserta payung yang dia lipat dengan rapih dan terkesan elegan.

Sebagai pemilik toko yang baik, Souma jelas harus menyambutnya dengan senyuman ramah.

"Selamat datang madam, apa yang bisa kubantu untukmu?"

Madam hanya nama panggilannya saja, dia adalah istri bangsawan Baron yang ditunjuk untuk mengelola tempat ini.

"Seperti biasa, apa kau memiliki barang itu."

"Untuk madam aku selalu menyiapkannya."

Keduanya saling berbisik satu sama lain seolah itu transaksi ilegal, Anna yang sedikit penasaran juga ingin menguping apa yang sedang mereka bahas, namun tidak memiliki kesempatan untuknya.

Dia hanya harus menyelesaikan pekerjaannya dan mencoba mencari tahu dengan bertanya, Souma memaksukan sesuatu ke kantong kertas lalu memberikannya padanya.

"Hoho aku tak sabar untuk memakainya? Aku yakin dengan ini aku bisa menarik banyak perhatian nanti."

"Semoga beruntung, terima kasih atas kunjungannya."

Anna yang masih tak bisa membuang rasa penasarannya menarik dirinya mendekat sementara Souma mengernyitkan alisnya. Dia cukup terganggu dengan itu jadi alangkah baik jika semua terselesaikan dengan cepat.

"Dia selalu datang untuk membeli obat pelembab wajah, itu cukup manjur untuk penuaan... apa kau mau mencobanya?"

"Sepertinya menarik, boleh aku mencobanya."

Dengan lemas Souma memberikannya pada Anna yang terlihat antusias sebelum menopang dagunya dengan tangan.

Itu hanya disimpan di kotak kayu kecil yang sederhana, jika membukanya ada semacam mirip jel berwarna putih yang bisa dioleskan ke wajah.

Aroma bunga menyerbak ke ruangan tatkala Anna menggeser penutupnya.

Ratu iblis merupakan makhluk abadi, bahkan jika umurnya terus bertambah ia hanya akan berhenti di umur 20an tanpa mengalami penuaan apapun, alasan kenapa ratu iblis masih hidup semata-mata karena keabadiannya. Dia segera mengoleskan bahan tersebut di wajahnya hingga sensasi dingin dan menyegarkan merebas ke kulit putihnya.

"Nah Anna, jika kau dikalahkan, apa dunia ini akan damai?"

"Tentu saja tidak, aku hanya sebagian dari kejahatan kau tahu.. akan selalu orang baru yang akan berusaha menghancurkan dunia ini."

"Mirip sebagai rantai yang tak pernah terputus kan."

"Peribahasa yang bagus."

"Lalu kenapa kau mulai menginvasi daerah manusia?"

Keheningan terasa diantara keduanya sampai Anna pun memutuskan untuk membuka mulutnya.

Chapter 03 : Alasan

"Aku ingin mengubah lahan tandus wilayah iblis menjadi lahan hijau yang bisa ditinggali dengan nyaman serta air yang mengalir jernih dan tak pernah mengering."

Mendengar alasan itu, Souma mengerenyitkan alisnya.

Itu bukan alasan yang sesulit apa yang dibayangkannya, jika memulihkan tanah tandus bagi sosok Souma hal tersebut seperti membalikkan telapak tangan dengan mudah, hanya saja di mana wilayah iblis itu, bahkan saat Souma memutuskan jadi pedagang keliling wilayahnya tidak tandus seperti yang dikatakan oleh Anna.

"Jika kau bekerja dengan baik selama enam bulan aku akan merubah tanah tandusmu menjadi tanah yang kau inginkan."

"Apa bos sedang menjahiliku?"

"Panggil saja Souma."

"Baiklah Souma, bagaimana cara kamu merubah tanah tandus menjadi tanah subur?"

"Aku bisa membuat ramuan untuk mengatasinya."

"Jangan-jangan Souma Dewa Alchemist."

"Aku hanya manusia biasa," serunya dengan nada datar biasanya.

Setelah obrolan kecil, Anna telah kembali bekerja seiiring banyaknya orang yang mulai berdatangan.

Souma sudah terbiasa menghadapi hal ini namun antrian kini lebih panjang dari sebelumnya.

"Anna, tolong ambil persediaan lain di gudang."

"Baik."

"Silahkan."

Beberapa pelanggan menambahkan perkataan mereka yang sejujurnya bagi Souma bukankah perkataan yang penting.

"Kamu sangat beruntung memiliki pegawai yang cantik anak muda."

"Di mana kau menemukan gadis secantik itu."

"Tolong kenalkan aku padanya."

"Kalian mengganggu, cepat katakan pesanan kalian lalu segera pergi."

Anna yang diam-diam mendengarkan hanya tersenyum pahit tanpa mengatakan apapun lagi.

Setelah hari yang melelahkan saat matahari terbenam mereka duduk di meja makan untuk menikmati semua makanan yang dibuat oleh Anna, terdapat beberapa salad, telur gulung dan juga varian sup yang tampak mengerikan saat dihidangkan. Jika dibilang, itu terlihat seperti makanan neraka sesungguhnya.

Dengan tatapan curiga Souma melirik ke arah ratu iblis yang hanya mengalihkan pandangannya ke samping.

Dia tidak tahu akan jadi seperti ini, tapi mengingat status sosial yang dimiliki gadis di depannya, dia harusnya tahu bahwa jarang sekali gadis sepertinya yang pandai memasak.

Singkatnya dia pandai menyuruh dibanding melakukannya sendirian.

"Maafkan aku karena menyuruhmu memaksa, lain kali biar aku saja."

"...heeh... jangan menatapku seperti itu, mulai sekarang aku akan belajar memasak jadi jangan melihatku dengan mata kasihan, oke."

Ini adalah hari pertama Anna bekerja, mungkin perlu waktu untuk menyesuaikannya nanti, paling tidak telur dadarnya masih bisa dimakan walaupun berwarna hitam menyeramkan.

Pagi berikutnya Souma telah pergi ke ladang di belakang rumahnya untuk memetik beberapa sayuran yang bisa dia olah untuk sarapan. Hampir seluruh bahan makanan telah digunakan oleh Anna dan sayangnya hampir semuanya tidak bisa dimakan.

Souma memikirkan akan lebih baik untuk dirinya bahwa dia sendiri yang akan memasak namun sepertinya Anna tidak membiarkannya begitu saja dan ia masih ingin melakukan pekerjaannya semaksimal mungkin, oleh karena itu Souma hanya akan memasak sampai dia benar-benar cakap melakukannya.

Singkatnya dia akan memasak bersama untuk beberapa hari ke depan.

Pintu terbuka menampilkan sosok Anna yang berantakan.

"Kenapa kau tidak membangunkanku, aku juga ingin membantu," teriak Anna sementara lawan bicaranya menjawab dengan nada datar.

"Yah, kau pasti kelelahan kemarin.. kau bisa tidur lagi dan saat sarapan siap aku akan membangunkanmu."

"Tidak, tidak, aku akan membantu."

Ratu iblis mungkin seorang pekerja keras dan melakukan semua hal dengan serius, sebuah sosok yang sedikit bertolak belakang dengan kepribadian Souma yang pemalas.

Bahkan sekarang Anna tidak malu bahwa dirinya hanya mengenakan gaun tidur tipis dengan rambut acak-acakan serta ekor dan tanduk yang masih belum disembunyikannya.

Dia adalah Succubus jika ada satu hal yang harus dikatakan, penampilannya terlalu sexy dan merujuk ke arah erotis dan seksual.

Menyadari hal itu, wajah Anna memerah dan ia buru-buru masuk ke dalam rumahnya, untuk Souma sendiri dia hanya menghela nafas panjang.

Bukan aneh jika seseorang melihatnya mereka hanya akan menaruh kesalahan pahaman padanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!