Djemaat seorang lelaki miskin, dari desa terpencil demi mengejar mimpinya. Djemaat rela bekerja sampingan.
Demi mengejar mimpinya setelah tamat sekolah menengah umum. Djemaat terpaksa melanjutkan kuliah di Propinsi.
Sang ibu hanya bisa mendoakan, sang putra tercinta, Iyem nama sang ibu bekerja sebagi pencahri kayu dihutan.
Kadang iyem harus melawan, rasa lapar dan ketakutan saat berada di hutan. Sang suami telah pergi meninggalkannya, Iyem melahirkan tujuh anak, tiga putri dan empat putra.
Iyem tak pernah mengalah dengan keadaan yang dialaminya.
Iyem selalu berpesan, kepada sang Anak.
" Kita miskin harta, tapi jangan miskin hati, dan kebaikan. Selalu menolong orang susah biar Gusti Allah,akan memudahkan kehidupan rejeki.
Pesan yang selalu dia tanamkan kepada sang anaknya semua. Djemaat sebagai, anak lelaki nomor empat , tidak berpangku tangan, dia demi mengejar mimpinya dan akan merubah nasibnya.
Djemaat tidak ingin dia dan ibunya, hidup dalam miskin. Djemaat bertekad, untuk mengejar masa depan dengan jalur beasiswa.
Djemaat seorang lelaki pintar dengan kejeniusannya. Setelah, mengurus semua berkasnya Djemaat mengirim berkas ke kantor pos. Setelahnya Djemaat akan menunggu, hasil pengumuman dari beasiswa tersebut.
Setelah sebulan lamanya, Djemaat bekerja sebagai kuli bangunan semua pekerjaan dilakoni. Mulai bekerja pada pabrik batu bata, semua dilakoni dengan giat dan kerja keras.
Semua upah yang diterima, di berikan kepada sang ibu tercinta.
Djemaat sangat membenci sang ayah yang telah menelantarkan sang ibu.
Sang ayah berprofesi kerja sebagai merupakan dukun kampung. Uang tak jelas berapa perbulan tergantung dari pendapatan pasien yang diperoleh.
Pada suatu hari sang ayah mengobati, seorang janda muda dan sang ayah jatuh cinta kepada janda muda . Dan berniat akan mempersunting, janda muda sampai, sang janda menerima lamaran sang ayah, dengan syarat sang ayah harus meninggalkan istri dan anak.
Akhirnya ayah menikahi janda muda. Awalnya aku sangat marah kepada sang ayah, yang telah buta meninggalkan anak dan isteri.
Selama ini ibu tak pernah banyak menuntut, dari sang ayah. Selalu mendukung ayah, tapi dibalas dengan pengkhianatan sang ayah, kepada isteri dan anaknya.
Tanpa rasa kasihan sang ayah meninggalkan isteri dan anak, membuat anak lainnya merasa sangat marah dan geram kepada sang ayah.
Mereka berjanji, tidak lagi akan mengingat sang ayah dan mengingat, ayah mereka telah meninggal.
Sang ibu hanya terdiam, dan menagis dalam diam.
Djemaat berjanji, akan merubah nasib kehidupannya. Dan akan membuat sang ibu bahagia.
Dengan tekad kuat yang luar biasa, Djemaat kerja sambil belajar, tak pernah mengenal rasa lelah dalam bekerja dan belajar.
Akhirnya dengan pengorbanan yang luar biasa.
Hal yang dinantikannya selama hidup, tercapai sudah pengumuman keberhasilan Djemaat mendapatkan jalur. Dengan berbekal baju berapa lembar Djemaat meninggalkan desa kelahirannya
Sang ibu berkata kepada Djemaat "nak jangan tinggal sholat sering bersholawat kepada tuhan. Semua pertolongan Allah akan ada setiap kesulitan pasti ada pelangi '".
Sang ibu menangis dan memeluk putranya, sambil berkata "maafkan ibu nak, yang belum mampu membahagiakan kalian. Maaf kamu lahir dari rahim seorang wanita miskin seperti ibu".
Djemaat lansung mengelap air matanya.
Sang ibu baru melepaskan pelukan."Ibu Manan ijin pamit ya jaga kesehatan dan jangan banyak pikiran Bu kalau Manan selesai sekolah dan bekerja. Emak jangan cari kayu bakar dihutan lagi Mak terlalu beresiko kerja mak ".
Dijawab sama emak dan anggukan kepala sebagai tanda iya .
Djemaat bersalaman dengan semua saudaranya, banyak mereka memeluk dan menangis "semoga sukses ya dik, jangan lupakan kami.
Sang kakak sulung memberikan nasehat kepada sang adik selalu menolong orang lagi susah".dan Djemaat menjawab " pasti dan selalu".
Setelah acara, selamat dan makan siank Djemaat diantar oleh saudaranya
terminal dan lansung naik bus.
Tidak ada air mata yang menghiasi kepergian. Didalam hati Djemaat akan bertekad berjuang meraih mimpi enam jam perjalanan dari kabupaten ke Propinsi. Djemaat kelelahan dan ketiduran.
Setelah waktu adzan Dzuhur Djemaat lansung menunaikan sholat fardu.
Setelah sholat Djemaat berdzikir, dan berdoa kepada Allah, untuk dipermudah kan segala langkah kaki melangkah.
Dijauhkan dari permusuhan iri dengki manusia.
Akhirnya Manan kembali, naik bus untuk melanjutkan perjalanannya. Djemaat tertidur didalam bus. Akhirnya bus berhenti setelah menempuh perjalanan enam jam.
Mobil bus telah sampai ditujuan terminal ke Propinsi. Djemaat bangun setelah mendengar suara bising orang pada turun dari bus. Dan bergegas turun bus.
Djemaat akhirnya, lansung menuju ke Universitas S.
Universitas yang cukup terkenal, Djemaat menaik angkot menuju ke perguruan tinggi untuk daftar ulang. Dengan langkah kaki senang. Setelah naik angkot selama setengah jam sampai Djemaat diperguruan lamanya.
Djemaat lansung memasuki kampus, dan menuju ruang jurusan. Setelah bertemu, dengan berkas kepegawaian mahasiswa.
Manan selesai mendaftarkan diri ke perguruan tinggi, dengan jalur beasiswa. Mana mencari tempat tinggal murah, dekat kampus dan kebetulan di perjalanan Djemaat menemukan sebuah pabrik batu bata.
Djemaat menemui pemilik pabrik batu bata dan melamar kerja dipabrik.
Untuk biaya makan dan tempat tinggal gratis. Akhirnya pemilik pabrik batu bata datang ke pabrik dan berjumpa dengan Djemaat.
" Assalamu'alaikum pak "jawab bapak pemilik pabrik batu bata "walaikumsalam nak, ada apa ya??".
Lalu Manan berkata" maaf pak, sebelumnya mengganggu waktu bapak. Saya mau mencari pekerjaan di pabrik bapak masih ada lowongan, pekerjaan buat saya pak? kebetulan saya merantau butuh pekerjaan buat biaya makan,
Gaji berapapun saya terima pak"
Lansung pemilik pabrik menjawab " kamu mau mencari pekerjaan kebetulan saya masih perlu orang kerja, tapi kamu masih muda apakah kamu beneran mau bekerja di pabrik batu bata dek??
"Tentu saya mau pak, saya sangat membutuhkan pekerjaan, apa yang penting halal dan berkah". Lansung pemilik tersenyum kepada Djemaat "Amien semoga kamu betah tinggal disini."
Djemaat sangat senang mendengarkan pemilik pabrik, sudah menerimanya.
"Iya dek disini ada peraturan masalah gaji kamu ditraning selama seminggu untuk dilihat kinerja kamu apa cocok untuk bekerja menjadi pekerja batu bata.
Makan dan tempat tinggal, seminggu ini saya kasih, dan kamu juga dapat uang harian 20 ribu per harinya". Lansung Djemaat mengucap alhamdulilah pak saya keterima kerja." Saya bawa tas saya pak!'" .
Lansung pemilik pabrik tersenyum, mendengarkan jawaban Djemaat yang sangat bersyukur dengan gaji segitu tidak mengeluh.
"Baiklah dek kamu ikutin saya antarkan kamu keruang istirahat pekerja lainnya.
Semoga kamu betah dan semangat kerja nya . Kalau kamu lewat seminggu kerja saya akan gaji kamu sebulan satu juta uang pokok dan kamu tetap dapat uang jajan 20ribu per hari.
Semoga kamu betah dan kerasan kerja ya jangan semangat diawal saja.".
Djemaat hanya menjawab " tidak pak saya akan bekerja sungguh-sungguh".
Setelah Djemaat diterima bekerja, dipabrik batu bata . Djemaat mengatur waktu, dalam bekerja selama sebelum Djemaat memulai perkuliahannya.
Djemaat tak lupa juga melakukan kewajiban sebagai seorang muslim, Djemaat menjalankan sholat fardhu lima waktu dan setiap sholat Djemaat meluangkan waktu untuk membaca Alquran dan semenjak Djemaat mendekat diri kejalan Allah .
Juga banyak bersyukur diberikan kemudahan dalam melangkah mengejar mimpinya.
Tak lupa setiap selesai sholat djemaat banyak istifar dan sholawat nabi.dan mendoakan sang ibunda dan saudaranya tercinta. Hingga Djemaat di berikan jalan kemudahan.
Sang ibunda tercinta selalu menelpon sang anak seminggu sekali untuk menanyakan kabar sang anak. Dan sang kakak perempuan Djemaat yang sulung setiap menelpon menangis karena rindu dengan adik lelakinya dan bercerita kepada sang adik, sang ibu tercinta dikampung sudah tidak pergi lagi kehutan.
Setelah seminggu kepergian sang anak. Dihutan banyak gajah liar yang mengamuk kepada warga karena hutan banyak dipotong pohon sehingga membuat satwa menjadi ganas. Dan kejadian nahaas itu dialami sang ibu tercinta ketika mengambil kayu ranting pohon disemai belukar. Keluar gerombolan gajah liar.
Datang tiba-tiba dan melihat, sang ibu gajah liar tersebut mengamuk sang ibu berlari dan sembunyi diri dari kejaran gajah liar. Sehingga sang ibu selamat, datang dari amukan gajah liar. Membuat ibu trauma untuk kejutan.
Djemaat yang mendengarkan cerita dari sang kakak,apa yang terjadi kepada ibunya membuat djemaat menjadi sedih dan khawatir karena tidak berada disisi sang ibu.
Tetapi sang kakak telah berjanji, kepada sang adik akan menemani sang ibu bila kembali kehutan .Dan Djemaat berjanji kepada keluarga akan menjadi anak berguna dimasa depan dan akan membuat keluarga bahagia.sang kakak yang mendengarkan, dia sang adik ikut terharu dengan niat sang adik yang ingin merubah nasib. Semenjak sang ayah menikah dan meninggalkan ibu dan anaknya. Djemaat menjadi tulang punggung pengganti sang ayah.
kakak Djemaat yang bernama Siti baidah, melarang sang ibu untuk kehutan karena mencemaskan kesehatan dan keselamatan sang ibu.
Akhirnya sang kakak memutuskan untuk bekerja menjadi pembantu rumah tangga di kota. Dan sang adik menjadi tukang kebersihan dinas kebersihan dijalan untuk membiayai kebutuhan sang adik dan ibu .
Mereka tahu tidak banyak, peran yang dapat mereka lakukan tapi dengan tidak menjadi beban sang ibu agar sang ibu hanya fokus dan membantu biaya kuliahnya sang adik.
Mereka bercita-cita jangan sang adik ikut, kebodohan diri mereka lagi sang adik dapat mengangkat derajat orangtua. Mendengarkan sang adik lulus beasiswa mereka bersujud syukur dengan keajaiban.mereka tahu dan sadar kegigihan sang adik dalam bekerja dan belajar.
Djemaat cepat beradaptasi dekat dengan pekerja lainnya.djemaat seorang pekerja keras dan tidak banyak ngomong kepada teman kerja lainnya hal itu membuat sang pemilik jadi senang kepada fajar dan memberitahukan fajar telah lewat masa percobaan pekerjaan.
Karyawan lainnya sangat cemburu, dengan kedekatan sang majikan .Djemaat ada yang terus terang memaki Djemaat, ketika waktu istirahat dengan kata-kata jangan sok cari muka tapi Djemaat tidak mengikuti nafsu Djemaat dengan marah-marah.
Djemaat cuekin setiap para pekerja memaki Djemaat sehingga kejadian tersebut ketahuan sang pemilik pabrik dan membuat sang pabrik memarahi semua pekerja.
Dan memberitahukan pekerja kalau Djemaat seorang anak yatim. Membuat pekerja yang mendengarkan jadi ikut terkejut dan menyesal telah membenci Djemaat.
Sang majikan memanggil Djemaat dan mengumpulkan karyawan sehingga karyawan lain-lainnya tidak ada yang membuat lagi Djemaat dibelakang majikan.
Teman sekamar bertanya kepada Djemaat" aku lihat kamu ada buku kuliah. Apakah kamu kuliah sambil kerja???apakah kamu tahu uang kuliah sangat mahal kamu saja kerja dipabrik batu bata , sebaiknya kamu jangan banyak mimpi???.Kata temannya dengan sinis!"
Setelah kejadian itu, Djemaat selalu semangat dalam meraih mimpinya. Setelah djemaat istirahat dari jam kerja, Djemaat berjumpa dengan pemilik pabrik. Dan lansung datang kerumahnya." Assalamu'alaikum salam Djemaat pemilik usaha lalu datang seorang wanita dari dapur "walaikumsalam cari siapa ya dek"? lalu djemaat bicara
"Maaf pak, menggangu waktunya boleh saya minta waktu sebentar". Boleh Djemaat kata pemilik"begini pak saya ingin kasih tahu bapak saya sedang diterima kuliah dengan jalur beasiswa dan saya akan bekerja tetap dipabrik bapak dengan mengatur dijam kuliah saya pak!"
Kata djemaat kepada pemilik pabrik batu bata.
Pemilik yang mendengarkan cerita djemaat tersenyum mendengarkan "Alhamdulillah kamu tidak malu bekerja di pabrik batu bata bapak nak"???lalu djemaat lansung menjawab "tidak pak saya sangat bersyukur dengan bapak menerima saya bekerja dipabrik bapak.
Djemaat sambil menangis, kalau bapak ijin bolehkah mulai hari ini saya mengganggap bapak sebagai ayah saya". Sang pemilik lansung kaget dan tersenyum mendengarkan penuturan Djemaat .
"Alhamdulillah djemaat mau menggangap saya sebagai orangtua .kalau boleh bapak tahu nak jurusan apa yang djemaat ambil jurusan kuliahnya"."Alhamdulillah pak saya diterima jurusan peternakan .Dan minggu depan saya akan memulai kuliahnya."
Semoga kuliah kamu lancar dan jangan lupa pintar bagi waktunya.bapak tidak sekolah dibangku kuliah maklum bapak gak pintar sekolah". Sambil malu bapak menjelaskan, tidak apa pak buktinya bapak berhasil mengelola usaha kan.
Djemaat ada yang lain lagi kamu mau kasih tahu bapak nak! Alhamdulillah belum pak".iya ne uang jajan kamu dalam berapa minggu.
Tidak usah pak anggap saja itu uang pengganti biaya tinggal saya. Jangan Djemaat kamu harus simpan uang buat kebutuhan kamu." Tidak itu fasilitas buat pekerja tempat tinggal, kamu sudah anggap saya ne bapak kamu kan,jujur saya sangat bersyukur ketemu pemuda seperti kamu pekerja keras taat agama
bapak sering dengar kamu mengaji ini ada zakat bapak untuk kamu diterima ya.kalau bapak boleh tahu dimana ibu kandung kamu djemaat?lansung djemaat menjadi sedih raut mukanya teringat dengan sang ibu.mamak dikampung pak sama dengan saudara saya tinggal. Pekerjaan mamak berat dikampung mamak harus kehutan demi mencari kayu bakar buat biaya kehidupan. Makanya saya bertekad sama emak akan membahagiakan emak kalau sudah selesai kuliah".
Dan tak terasa berlinang air mata Djemaat mengingat kejamnya sang ayah kepada emaknya.
Pemilik yang melihat kesedihan djemaat menjadi ikut sedih.
"sudah jangan sedih lagi nanti kalau kamu perlu uang katakan kepada saya ya ..Insya Allah saya bantu kamu dan mulai sekarang kamu pindah kamar kedalam rumah saya kebetulan ada kamar dibelakang bekas anak saya tinggal.sekarang dia sudah menikah dan tak pakai lagi kamar tersebut."
Djemaat yang mendengarkan pemilik pabrik lansung bersujud kepada bapak.lalu bapak kaget dengan reaksi Djemaat."kenapa kamu sujud sama bapak Djemaat.buat bapak kagak enak"lansung Djemaat berkata." Pak terima kasih banyak sudah banyak menolong Djemaat,semoga bapak dan sekeluarga diberikan kemudahan rejeki dan diberi kesehatan dan umur panjang . "Amien kata bapak
POV DJEMAAT
Aku adalah seorang ke 4 saudara dari tujuh bersaudara. Aku lahir didesa, terpencil disebuah kabupaten. Ibuku seorang pencari kayu bakar dihutan, dan ayahku seorang dukun kampung ditempat tinggal kami.
Sampai terjadi perpisahan ibu dan ayah. Sedih dan kecewa, setelah ayah memutuskan untuk menikahi janda muda dan meninggalkan kami.
Aku sangat membenci, kehidupan yang ku alami miskin dan lemah. Aku akan merubah nasib hidupku. Aku akan membuat ibuku tak lagi menagis. Karena semenjak ayah pergi, kami menganggap ayah telah meninggal.
Mungkin karena kami tidak mau membuat hati kami semakin kotor dengan membenci ayah.
Kami menggangap semua telah berlalu, dan ibu sudah mulai bangkit hidup demi kami. Jujur ketika melihat emak sakit, semenjak ayah pergi. Aku bilang sama ibuku untuk tak perlu lagi memikirkannya.
Anggap saja kami yang masih hidup, yang selalu setia sama emak. Dan tidak akan meninggalkan emak.
Sampai suatu hari aku mendapatkan jakpot, dalam penerimaan beasiswa dan aku mengikutinya. Setelah aku mengikuti, ujian dan tak lama hasil pengumuman keluar di bulan depan.
Alhamdulillah aku, keluar sebagai penerima beasiswa dari ribuan siswa.
Jujur aku tak pernah menyangka, setelah kesedihan dan kepahitan yang aku alami.
sekarang mendapatkan jakpot, dalam kesedihan aku alami.
Hanya sajadah tempat aku bercurhat, ditengah malam aku menangis meminta pertolongan kepada sang pencipta.
Agar diberikan kemudahan dalam melangkah mengejar mimpi.
Ibuku sangat bangga terhadap diriku. Dan saudaraku juga sangat puas terhadap hasil kerja keras ku. Setelah seminggu hasil pengumuman, beasiswa aku bersiap untuk berangkat ke kota besar.
Demi meraih mimpi yang aku kejar, dan sang ibu dan sang kakak mengantar, kepergian ku ke terminal. Banyak makanan kakak dan ibuku buat. Dan tak lupa sang kakak memberikan uang kepadaku.
Untuk biaya hidupku, aku menangis di depan semua keluarga. Dan ku peluk sang ibu tercinta. Aku bisikan kata janji kepada sang ibu.
Agar tidak perlu lagi memikirkan sang ayah dan jaga kesehatan sang ibu tersenyum.
Dan menasehatiku agar tidak meninggalkan sholat lima waktu. Dan aku juga menasehati ibuku agar tidak meninggalkan sholat.
Setelah tiba dikota , aku beristirahat di mushola dan sholat. Diriku mengucapkan syukur kepada Allah. Atas kemudahan, yang diberikan kepada sang pencipta.
Aku lansung menuju kekampus Universitas beasiswaku.
Setelah mendaftarkan diri, selesai aku lansung mencari tempat tinggal. Dan kebetulan aku melihat, sebuah pabrik batu bata di desa sebelah dekat kampusku.
Tidak jauh dari kampus hanya sekitar 1 kilo.
Dan aku memberanikan diri untuk mencari pekerjaan. Dan akhirnya aku berjumpa, dengan pemilik batu bata dan Alhamdulillah pemilik memang sedang mencari pekerja.
Alhamdulillah diriku telah diterima bekerja dipabrik batu bata. Dan aku di training, selama seminggu. Banyak pekerja yang cemburu kepadaku, karena pemilik pabrik, sangat baik kepadaku.
Dan ada yang terangan menghinaku. Jujur sakit hati, tapi aku sabar bukan karena takut tapi karena aku tak ingin membuat masalah.
Akhirnya hari itu bapak datang dan mendengarkan sendiri dia menghina ku.
Bapak sangat marah kepada karyawan itu dan lansung memecat beliau dan menunjuk yang lain supaya ikut pergi kalau tak senang karena bapak sangat baik kepada karyawan.
Yang lain nampak ketakutan dan lansung meminta maaf kepadaku.
Setelah seminggu, aku melewati masa training dan sudah bekerja enam bulan ditempat usaha.
Bapak sangat baik hati, dan diriku sudah dianggap sebagai seorang anak angkatnya. Aku juga sudah pindah kamar kedalam halaman rumah bapak.
Dan membuat pekerja lain menjadi cemburu padaku.
Dan bapak selalu memberikan nasehat, kepada pekerja lainnya agar tidak membuat ulah kepadaku. Karena diriku seorang anak rantau, dari keluarga dan merupakan anak yatim.
Pekerja yang mengetahui statusku, sangat iba dan support diriku kuliah. Mereka binggung, aku tidak malu bekerja dipabrik batu bata.
Aku teringat nasib ibu, yang telah berjuang membesarkan kami tanpa seorang ayah.
Tak ingin membuat hatinya sedih. Aku harus berhasil, setelah diterima di kuliah, aku tetap bekerja di pabrik batu bata pak Razali, baru ku ketahui nama kemaren semenjak aku tinggal dirumah bapak.
Aku sangat senang bapak Sudi mengangkat aku sebagai anak angkatnya.
Setiap bulan puasa, kami memakan bersama membuat aku jadi sedih teringat sang ibu, sekarang ibu sudah jarang menghubungiku karena diriku sudah punya keluarga angkat yang menjaga ibu jadi tak khawatir lagi.
Waktu telah berjalan lima tahun, tak terasa aku sudah mau wisuda. Bapak angkat ku hadir, sebagai pengganti orang tuaku.
Bapak, sangat bangga aku dapat gelar sarjana.
Bapak selalu memujiku, didepan orang lain, dia bilang andai aku anak kandungnya pasti dia sangat senang membuat hatiku tak enak kepada anaknya.
Tapi bapak berkata, seperti membandingkan ku dengan anak lainnya.
Aku sadar melihat anak bapak sangat berbeda, sikap dengan bapak tapi aku tak ambil pusing. Tujuan diriku selesaikan kuliah dengan cepat. Aku bisa selesaikan kuliah, dalam waktu cukup cepat.
Dan sudah banyak, tawaran kerja menghampiriku. Bapak datang dan mengajak diriku minum kopi.
Isteri bapak sangat baik, sering mengadakan makanan dan memberikan kepadaku. Tak ternilai banyak kebaikan diberikan bapak, sama ibu ke padaku.
Hingga suatu hari bapak mengajak aku berbicara.
"Djemaat bagaimana kalau nanti bapak gak ada bisa kamu menjaga keluarga kami. Bapak merasa tenang kalau kamu bisa meneruskan usaha bapak dan jangan lupa terhadap ibu dan saudara kamu ya nak."
Djemaat lansung berkata kepada bapak "pak kenapa ngomong seperti sama orang asing. Djemaat udah anggap bapak seperti ayah kandung. Djemaat bisa sukses seperti ini tak luput karena bapak banyak membantu Djemaat.
Gak tahu dibilang kalau Djemaat gak jumpa sama bapak. Makasi pak" Djemaat lansung memeluk bapak rajali.
Sambil menagis sesenguk di punggung bapak. Bapak rajali ikut menangis, "Djemaat bapak juga beruntung ketemu sama kamu.
Hidup bapak jadi bahagia , jujur bapak merasa gagal menjadi orangtua, bagi anak bapak. Mereka tidak seperti kamu nak??? tolong, kamu jaga saudara kamu nak! bapak bangga sekali sama kamu andai kamu putra kandungku nak."
Lalu Djemaat pun memeluk.
"Jangan bicara lagi seperti, itu pak gak enak nanti didengar anak bapak." Langsung rajali pun memandang wajah Djemaat.
" Pak alhamdulillah Djemaat sekarang udah diterima kerja sebagai asisten dosen di universitas pak."
Bapak tersenyum", jangan pernah berubah ya nak dan jangan lupakan kami. Lansung Djemaat menjawab" tak akan pernah pak". "apakah kamu akan pindah Djemaat???tentu tidak pak saya masih tinggal disini kalau bapak masih ijinkan tinggal.
Apa yang kamu ngomong, kamu anak bapak..bapak lansung tersenyum..ibu dibelakang tembok.
Mendengarkan pembicaraan bapak, ibu ikut menagis terharu, mendengar percakapan sang suami bersama anak angkat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!