NovelToon NovelToon

My Boss My Son'S Father

part 1

🍁🍁🍁

Dinginnya udara malam di tambah suara gemuruh di langit membuat suasana tambah mengerikan, tetapi sosok perempuan yang sedang mengayunkan sepedanya hanya santai saja sampai hingga turun hujan deras membuatnya terpaksa berteduh di sebuah gubuk kecil yang ia lewati tadi.

Di sisi lain ada mobil berhenti tak jauh dari tempat Nayra berteduh tadi. Mobil itu berhenti dikarenakan ban mobilnya kempes.

"Kenapa kau berhenti?" tanya seseorang laki-laki yang terlihat setengah sadar berbaring di jok penumpang mobil itu.

"Kayaknya ban mobilnya kempes bos," jawab sopir yang mengendarai mobil tersebut.

"Shitttt.... kenapa harus terjadi seperti ini? Kamu pergi cari bengkel di sekitaran sini!" seru laki-laki yang dipanggil 'bos' oleh sopir tadi. Laki-laki itu memijat kepalanya yang begitu terasa pusing.

Sopir itu pun pergi mencari bengkel di sekitar sana dengan keadaan gelap dan hujan lebat. Sedangkan laki-laki yang masih di dalam mobil itu juga ikut keluar dari dalam mobil untuk memuntahkan semua isi di dalam perutnya. Dia baru saja pulang dari Club' malam mabuk-mabukan bersama wanita-wanita bayaran di club' itu. Tapi sialnya dia malah terjebak dalam situasi seperti ini.

Ketika keluar dari mobil laki-laki itu menuju rumah kumuh tak jauh dari sana, yang di mana Nayra juga masih berada di sana. Ketika sampai di rumah kumuh tersebut, laki-laki itu langsung tak sadarkan diri membuat Nayra yang masih berada di sana terkejut melihat seorang laki-laki pingsan.

"Astaga! Siapa pria ini? Kenapa bisa ada di sini juga?" semua pertanyaan dilontarkan oleh Nayra, tapi laki-laki itu tak menjawab satu pun pertanyaan dari Nayra.

"Tolong aku..."

Itulah ucapan yang keluar dari mulut laki-laki yang ada di depan Nayra saat ini. Karena Nayra begitu kasihan melihat laki-laki yang ada di hadapannya ini Nayra pun memapah laki-laki itu masuk ke dalam rumah kumuh itu.

Hanya ada ranjang bambu yang sudah agak rusak di dalam rumah itu, Nayra pun menidurkan laki-laki itu di atas ranjang bambu itu. Karena melihat laki-laki itu kedinginan dengan jaket yang sudah basah, Nayra melepaskan jaket dari tubuh laki-laki itu.

Ketika melepaskan baju tersebut laki-laki itu tanpa sadar menggenggam tangan Nayra lalu menariknya ke dalam pelukannya. Nayra sekuat tenaga melepaskan diri dari laki-laki itu, tapi kekuatannya tak sebanding dengan laki-laki itu.

"Lepaskan aku!" seru Nayra sambil berusaha melepaskan diri dari laki-laki itu.

Satu per satu baju Nayra di robek oleh laki-laki itu di bawah alam sadarnya. Sedangkan Nayra tak henti-hentinya menangis dan berusaha melawan, tapi percuma karena sekuat tenaga Nayra tak bisa mengalahkannya.

Sampai akhirnya di mana harta berharga Nayra direnggut oleh laki-laki yang tak ia kenal sama sekali. Diiringi dinginnya malam dan hujan yang lebat membuat tangisan Nayra tambah pecah ketika merasakan sakit di bagian bawahnya, tapi sakit itu tak seberapa dibandingkan rasa sakit hati Nayra yang bertubi-tubi.

"Hiks... hiks.... tolong lepaskan aku!" suara Nayra sudah serak karena dari tadi tak henti-hentinya menangis.

Setelah lama berpacu di atas ranjang bambu itu, akhirnya laki-laki itu berhenti dengan aksinya lalu kembali terkapar lemas di atas sana. Sedangkan Nayra langsung memungut pakainya lalu pergi dari sana.

Nayra tak memperdulikan hujan yang masih lebat, Nayra hanya ingin pergi jauh-jauh dari sana untuk menghindari laki-laki berengsek itu. Nayra mengayunkan sepedanya dengan air mata berjatuhan sambil diiringi hujan yang semakin malam semakin besar.

"Hiks... Laki-laki berengsek hiks..." umpat Nayra begitu kesalnya.

Sesampainya di panti asuhan Nayra langsung masuk tanpa ingin menemui siapapun. Dia langsung menuju kamarnya dan menangis sejadi-jadinya di sana.

Memang Nayra tinggal di panti asuhan. Dari lahir dia sudah tinggal di sini bersama pengurus panti dan anak-anak yang lain.

Satu tahun yang lalu Nayra baru selesai lulus SMA, karena tak ada biaya Nayra pun terpaksa menguburkan impiannya untuk melanjutkan kuliah, bahkan dia harus membiayai adik-adiknya di panti asuhan karena dirinya sendiri yang paling tua di sana. Jadi sebab itu Nayra bekerja di salah satu kafe di daerah sana.

Sungguh miris bukan kehidupan Nayra saat ini? Sudah jadi yatim piatu dari masih bayi, jadi tulang punggung keluarga di pantai asuhan bahkan sekarang harta yang paling dia jaga selama ini sudah di rampas dengan paksa oleh laki-laki yang Nayra tak kenal.

Sedangkan laki-laki yang tadi itu terbangun dengan keadaan dirinya terlihat telanjang, dia melihat sekitarnya sungguh berantakan dengan baju-bajunya yang berserakan. Laki-laki itu memegang kepalanya untuk mengingat apa yang terjadi tadi, tapi hanya samar-samar yang ia ingat dari kejadian tadi.

Kemudian dia kembali melihat di tempat dia tidur, ada sobekan baju serta bercak darah di sana membuat laki-laki itu berpikir keras tentang apa yang terjadi tadi.

"Apakah ada sesuatu hal yang terjadi tadi? Kenapa aku tak mengingatnya? Argh!" laki-laki itu menjambak rambutnya karena tak mengingat sepenuhnya apa yang sudah terjadi. Dia hanya mengingat ada seorang wanita yang juga ada di sini, tapi dia juga lupa bagaimana bentuk wajah wanita itu.

Setelah memakai bajunya, laki-laki itu kembali ke mobilnya, tapi sebelum itu ia tak sengaja menemui sebuah kalung yang tergeletak di sana. Laki-laki itu mengambilnya lalu pergi dari sana.

"Mungkin ini punya wanita yang bersamaku tadi," pikir laki-laki itu.

***

Satu bulan berlalu___

Hoek... hoek... hoek...

Suara muntah-muntah tak berhenti menggema di dalam panti asuhan itu. Nayra yang awalnya ingin pergi kerja tak jadi karena tak henti-henti memuntahkan semua isi di dalam perutnya. Sampai ibu pengurus panti begitu cemas dengan Nayra.

"Kamu kenapa Nay?" tanya ibu pengurus panti.

"Nay nggak kenapa-napa kok Buk."

"Kamu jangan bohong! Sudah beberapa hari belakangan ini Ibu dengar kamu sering muntah-muntah, cobak kamu cerita masalahmu sama Ibu."

"Nay cuma masuk angin aja, mungkin nanti sudah lebih baik."

"Ibu tau kalau kamu sedang bohong sama Ibu, jadi jangan bohongi Ibu seperti ini. Lebih baik kamu ceritakan semua masalahmu sama Ibu."

"Tapi Ibu janji jangan marahin Nayra."

"Memangnya kamu salah apa Nay sampai Ibu harus marah sama anak Ibu sendiri?" begitulah kasih sayang ibu pegasus walaupun Nayra bukan anak kandungnya.

"Hiks... Hiks..."

"Nay, kenapa kamu nangis Nak? Jangan-jangan..."

"Hiks... Ibu maafkan Nay..."

"Kamu kenapa Nay sampai nangis seperti ini?"

"Nay hamil Buk hiks..." tangisan Nayra pecah ketika mengatakan kebenarannya kepada ibu pengasuhnya.

See you again...

LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^

part 2

🍁🍁🍁

"Hiks... Ibu maafkan Nay..."

"Kamu kenapa Nay sampai nangis seperti ini?"

"Nay hamil Buk hiks..." tangisan Nayra pecah ketika mengatakan kebenaran kepada ibu pengasuhnya.

"Astaga! Siapa yang telah menghamili mu?"

"Nayra juga tidak tau siapa laki-laki itu."

"Bagaimana bisa kamu tak tau siapa Bapak dari anak yang kamu kandung, cobak kamu ceritakan bagaimana kamu bisa sampai hamil seperti ini."

Dengan diiringi air mata yang berjatuhan Nayra akhirnya menceritakan semua kejadian itu kepada ibu asuhnya. Awalnya Nayra tak sanggup menceritakan ini pada ibunya, tapi ibu asuhnya berhak mengetahui kejadian ini.

"Lalu Nay harus bagaimana? Haruskah Nay mengugurkan kandungan ini agar Ibu dan panti asuhan ini tak di cap jelek oleh orang-orang?"

"Kenapa kamu berpikir seperti itu? Anak dalam kandungan mu itu tak bersalah jadi jangan kamu berpikiran untuk mengugurkan bayi yang tak berdosa ini."

"Lalu Nay harus bagaimana? Nay nggak mau gara-gara Nay Ibu dan anak-anak di pantai akan kena imbasnya juga."

"Ibu tak masalah dengan omongan orang-orang, yang penting kamu tak mengugurkan kandungan mu ini."

"Tapi Nay tak mau egois, ini masalah Nay dan Nay sendiri yang akan menanggung semuanya. Bukannya Ibu dan anak-anak di panti."

"Lalu kamu mau bagaimana? Kalau dengan mengugurkan kandungan mu, maka Ibu tak akan menyetujui permintaan mu itu."

"Satu-satunya cara adalah Nay harus pergi jauh-jauh dari pantai ini agar orang-orang tak beranggapan panti ini jelek."

"Kamu mau pergi ke mana? Biarkan kamu di sini saja, Ibu tak masalah dengan omongan orang-orang."

"Jangan khawatir Buk, Nay akan lebih baik pergi dari sini."

"Lalu kamu tinggal di mana setelah pergi dari sini?"

"Mungkin Nay akan mengontrak rumah, tapi

Ibu jangan khawatir Nay akan baik-baik saja di luar sana."

"Baiklah bila itu kemauan mu, bila kamu butuh sesuatu nantinya jangan segan-segan datang ke panti, Ibu akan siap membantumu."

"Makasih Buk! Selama ini Ibu yang

telah merawat ku dari kecil. Walaupun Ibu bukan Ibu kandung Nay, tapi Ibu begitu sayang pada Nay. Maaf bila Nay belum bisa membalas semua kebaikan Ibu, dan maafkan Nay bila telah menyakiti perasaan Ibu hiks..."

Nayra menangis di pelukan ibu asuhnya, Nayra begitu sayang pada ibu asuhannya karena selama ini hanya beliau lah yang merawatnya dan membesarkan sampai saat ini.

***

Terlihat seorang wanita cantik berumur 24 tahun sedang bergelut dengan anaknya yang susah sekali untuk dibangunin. Hampir setiap hari Nayra emosi bila membangunkan anaknya yang begitu sulit untuk dibangunin.

"Sayang ayok bangun! Ini sudah hampir siang loh, kamu kan hari ini harus sekolah."

Nayra berusaha membangunkan anaknya dengan lembut, karena ia tak mau berbicara dengan anaknya terlalu keras dan kasar agar mental sang anak tak terganggu waktu dia besar kelak.

"Ayok Sayang bangun! Mama hampir telah nih pergi interview kerja," walaupun Nayra sudah membangunkannya dan menggoyang-goyangkan tubuh anaknya, tapi tetap saja anaknya tak mau bangun.

"Huffftt..." Nayra sudah capek membangunkan anak satu-satunya ini dari tadi. Entah kebiasaan dari siapa anaknya bisa seperti ini, padahal dia tak sesulit ini bila dibangunin.

"Alden bangun! Kalau kamu nggak bangun Mama tinggalin sendirian di rumah," ancam Nayra membuat Alden anaknya langsung terperanjat dari tidurnya. Bila sudah menyebut nama dan mengancamnya, maka Alden langsung terbangun dari tidurnya.

"Jangan tinggalin Alden sendirian Mah hiks..." Alden langsung memeluk mamanya agar tak ditinggalkan sendirian di sini.

"Makanya kalau Mama suruh bangun, langsung bangun. Jangan buat Mama sampai ninggalin Alden sendirian di rumah."

"Maaf Alden Mah!"

Mendengar permintaan maaf dari anaknya, Nayra menjadi kembali senyum melihat kondisi wajah anaknya yang begitu imut. Dia menyesal telah berpikir untuk membunuh anaknya ketika masih di dalam kandungan.

"Sekarang Alden mandi dulu ya! Terus Mama antar ke sekolah."

"Alden bica mandi cendiri, Alden cudah besar," ucapnya dengan suara yang belum terlalu lancar pengucapannya.

Setiap Nayra mau memandikan anaknya, Alden langsung menolaknya. Dia pikir bahwa dirinya sudah besar dan tak pantas lagi dimandikan oleh mamanya, padahal sekarang ini umurnya saja masih menginjak 4 tahun lebih.

Setelah anaknya mandi Nayra menyiapkan sarapan kesukaan anaknya yaitu telur mata sapi. Hampir setiap hari anaknya meminta dibuatkan telur mata sapi, kalau bukan telur mata sapi, Alden pasti akan meminta dibuatkan nasi goreng.

"Sayang, ayok kita berangkat!" seru Nayra sambil menenteng tangan anaknya. Mereka menaiki angkutan umum untuk pergi ke sekolah Alden selepas itu Nayra lalu pergi dari sana, karena sudah ada janji akan interview kerja di salah satu perusahaan di kota ini.

Kehidupan Nayra selama 5 tahun belakangan ini sangat berat, setelah meninggalkan panti asuhan Nayra lebih keras lagi menjalani hidup dan mencari pundi-pundi uang untuk membiayai anaknya. Beberapa hari yang lalu Nayra baru saja dipecat dari pekerjaannya sebagai pelayan restoran. Dia tidak tau bagaimana kronologi kenapa dirinya bisa dipecat, setahunya ia di tuduh mencuri uang padahal sama sekali ia tak pernah melakukannya.

Dan sekarang ini Nayra harus berusaha mencari pekerjaan agar bisa membayar sewa kontrakan dan untuk menghidupi dirinya dan anaknya. Walaupun kehidupan begitu pas-pasan, tapi Nayra bahagia karena di balik itu ada Alden anaknya yang menjadi tujuan ia bertahan sampai saat ini.

"Maaf Pak saya terlambat, tadi begitu macet sehingga saya datang jam segini," kata Nayra kepada HRD yang akan menginterview nya.

"Tidak masalah, lagian kamu terlambat cuma beberapa menit saja."

"Syukurlah kalau begitu."

"Tapi bila kamu bisa kerja di sini, jangan ulangi kesalahan yang tadi karena bos di perusahaan ini orangnya sangat di disiplin."

"Baik Pak! Kesalahan ini akan saya jadikan pelajaran untuk kedepannya."

"Baguslah kalau seperti itu."

"Untung saja HRD-nya tak begitu menyeramkan, aku kira tak bakal selamat gara-gara terlambat tadi," batin Nayra bernafas lega.

"Baiklah saya akan mulai interview nya."

"Ini Pak berkas-berkas saya," Nayra memberikan berkas-berkasnya.

HRD itu pun membaca semua berkas lamaran Nayra.

"Jadi kamu hanya lulusan SMA? Dan pengalaman kamu kerja hanya sebagai pelayan restoran?" tanya HRD itu menatap Nayra dengan tajam.

"I-iya Pak," Nayra begitu gugup ketika ditatap seperti itu oleh HRD-nya.

"Di sini kamu minimal harus lulusan S1 untuk bisa masuk di sini, kami tak bisa menerima sembarangan orang apalagi tamatan SMA untuk bekerja di sini."

Deg!

"Apa tidak ada pekerjaan lain di sini yang bisa untuk lulusan SMA? Saya begitu butuh pekerjaan ini Pak," mata Nayra begitu berkaca-kaca berharap ada lowongan baginya bekerja di sini.

see you again...

LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^

part 3

🍁🍁🍁

"Apa tidak ada pekerjaan lain di sini yang bisa untuk lulusan SMA? Saya begitu butuh pekerjaan ini Pak," mata Nayra begitu berkaca-kaca berharap ada lowongan baginya bekerja di sini.

"Ada! Tapi sebagai OB, dan OB pun sudah penuh di sini, jadi saya tak bisa memasukan kamu lagi di OB."

"Baiklah kalau gitu Pak, terima kasih atas kesempatan waktunya untuk saya, saya permisi dulu." Nayra mengehela nafasnya dengan berat. Dia bangun dari duduknya sambil menenteng berkas-berkasnya.

Entah sekarang dia harus mencari pekerjaan ke mana lagi agar bisa mendapatkan penghasilan. Sudah berhari-hari Nayra melamar pekerjaan ke sana ke mari, tapi satu pun tak ada yang mau menerimanya.

"Tunggu dulu Nona!" seru HRD itu mencegah Nayra pergi.

"Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Nayra menoleh ke arah HRD itu.

"Saya ingat bahwa pemilik perusahaannya ini mencari asisten untuk mengurus keperluannya di kantor, tak perlu S1 untuk bisa keterima menjadi asisten pemilik perusahaan ini, mungkin Nona tertarik dengan pekerja ini?" tanya HRD itu memberikan Nayra harapan.

"Saya mau Pak, apapun pekerjaan saya bisa bekerja."

"Baiklah kalau gitu, mari ikut bersama saya ke ruang Tuan Andrian."

Nayra pun mengikuti langkah HRD itu menuju ruangan tuan Andrian. Semoga saja ia bisa diterima kerja di sini dan bisa menghasilkan uang lagi.

"Ayok Nona Anda di suruh masuk oleh Tuan Andrian ke ruangannya."

Nayra masuk ke dalam ruangan Tuan Andrian, terlihat di dalam ruangan itu begitu besar dan mewah. Semua isi dalam ruangan itu begitu elegan, bahkan terlihat seseorang yang pastinya Tuan Andrian begitu berwibawa duduk di kursi kebesarannya.

"Permisi Pak," seru Nayra dengan nada hormatnya.

"Silahkan duduk! seru tuan Andrian tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang sedang ia pegang.

Lama menunggu tuan Andrian selesai dari pekerjaannya. Taun Andrian pun menutup laptopnya dan membuka kaca mata yang ia pakai tadi.

Seketika Nayra langsung kaget dengan siapa yang ada di hadapannya saat ini. Setelah kejadian semalam itu sampai membuatnya menderita seperti ini, kenapa takdir kembali mempertemukannya dengan cara seperti ini.

Nayra masih begitu jelas mengingat wajah siapa yang memperkosanya malam itu, dan sekarang ini ia ada di hadapannya saat ini dengan tanpa bersalah dan terlihat begitu angkuhnya. Air mata Nayra ingin terjatuh, tapi ditahannya agar tak mencurigai.

"Kenapa? Kenapa kamu kaget setelah melihatku hm?"

Deg!

Suaranya itu membuat Nayra merasa benci dengan laki-laki dihadapan saat ini. Ingin sekali Nayra menjambak rambut pria ini dan meninju pipi mulusnya itu, tapi ia tahan karena saat ini pekerjaannya lebih penting dibandingkan balas dendamnya.

"Tidak pa-pa Pak," kata Nayra sambil menggelengkan kepalanya.

"Di mana berkas-berkas mu? Saya mau lihat."

Segera Nayra menyodorkan berkas-berkasnya, lalu Andrian membolak-balikkan berkas itu untuk melihat semua biodata Nayra.

"Jadi kamu sebelum ini menjadi pelayan di restoran?" tanya Andrian tanpa melirik Nayra.

"Iya Pak,"

"Kenapa kamu berhenti menjadi pelayan?"

"S-saya di pecat."

"Kenapa kamu di pecat?"

"Saya di tuduh mencuri uang oleh teman kerja saya, alhasil saya dipecat tanpa mendapatkan apa-apa dari sana."

"Apakah perkataan mu benar? Atau kamu sendiri yang memang mencuri uangnya?" tanya Andrian dengan menatap mata Nayra. Bukan ingin menuduh, tapi Andrian ingin tau seberapa jujur wanita ini.

"Demi Tuhan saya tak mencuri uangnya, memang saya orang miskin tapi saya tau mana yang tak boleh dan mana yang boleh," ujar Nayra dengan mata berkaca-kaca. Bukan masalah Nayra lemah ingin menangis di tuduh seperti itu, tapi ia begitu sakit hati setiap melihat wajah orang yang telah menghancurkan hidupnya bahkan sekarang ada di hadapannya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Andrian kembali menanyakan tentang pengalaman Nayra bekerja, sampai akhirnya Andrian tertarik dengan Nayra yang terlihat sangat jujur. Akhirnya Nayra di terima kerja oleh Andrian sebagai asisten di kantornya.

"Besok kamu bisa mulai kerja di sini, dan tentang pekerjaanmu. Kamu akan dijelaskan oleh sekretaris saya."

"Terima kasih Pak atas kepercayaan yang Anda kasih ke saya."

"Jangan senang dulu, dalam satu bulan ke depan bila pekerjaan mu tak sesuai dengan apa yang saya mau maka jangan harap kamu bisa lagi kerja di sini."

"B-baik Pak."

"Sekarang kamu tanda tangani kontrak kerja ini!" tanpa berpikir panjang Nayra langsung menandatangani kontrak kerjanya. Dan cepat-cepat keluar dari ruangan itu, rasanya sesak bila lama-lama ada di dalam sana.

"Sabar Nayra! Kamu harus bisa menghadapi laki-laki itu, sekarang ini kamu harus bekerja dan bekerja agar bisa membiayai kehidupan Alden kedepannya," gumam Nayra ketika keluar dari sana.

Setelah interview tadi Nayra langsung pergi menuju ke sekolah anaknya untuk menjemput Alden. Tak lama menunggu Alden pun keluar dari sekolah lalu menuju mamanya.

***

Malam hari...

Tok... tok... tok...

Suara pintu kontrakan Nayra terdengar menggema membuat Nayra pergi melihat siapa bertamu malam-malam seperti ini.

"Siapa malam-malam seperti ini bertamu," gumam Nayra sambil menuju untuk membukakan pintu.

"Selamat malam Nayra cantik..." seru seseorang laki-laki dengan begitu sumringahnya sambil menenteng sesuatu di tangannya.

"Astaga aku kira siapa ternyata kamu."

"Memangnya kamu berharap siapa yang akan datang?"

"Nggak ada sih, aku kira tadi maling soalnya kamu datang malam-malam."

"Hehehe maaf, nih aku bawain kamu sama Alden martabak," Baim memberikan martabatnya ke Nayra.

"Nggak usah ngerepotin segala Baim."

"Aku nggak ngerasa direpotkan, kalau kamu nggak mau biar Alden saja yang makan martabaknya."

Baim mengambil lagi martabaknya lalu menyelonong saja masuk melewati Nayra si pemilik kontrakan. Baim memang sudah akrab dengan Nayra jadi Baim tak perlu lagi izin masuk ke dalam kontrakan Nayra, kecuali hanya ada Nayra saja di situ baru Baim tidak berani masuk, takut timbul fitnah.

"Alden... Om Baim bawain martabak kesukaan kamu nih," seru Baim sambil mencari Alden ke dalam. Alden pun berlari menuju ruang tamu ketika mendengar Baim memanggilnya.

"Nih Om bawain Alden martabak kesukaan kamu," sambil memberikan martabaknya.

"Makasih Om baim."

Terlihat Alden begitu senang ketika dibawakan martabak kesukaannya. Melihat anaknya senang membuat Nayra juga ikutan senang. Hanya Baim yang dekat dengan anaknya dan hanya Baim yang bisa membuat Alden senang, tapi sayangnya Nayra tak bisa mencintai Baim seperti Baim mencintainya. Karena Nayra sudah anggap Baim seperti saudaranya sendiri.

"Nay, kamu nggak mau martabak juga?" tanya Baim yang melihat Nayra cuma berdiri saja melihat mereka berdua menikmati martabaknya. Tapi Nayra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

"Beneran? Enak loh martabaknya."

"Enggak! Kamu makan aja sama Alden."

See you again...

LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!