NovelToon NovelToon

LOVE ME, PLEASE

Episode 1

Di kantor Sanjaya group.

Di sebuah ruangan sedang melaksanakan rapat. Setelah rapat selesai, orang-orang pun bergegas untuk pergi. Semua orang bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut, tetapi ada dua orang lelaki yang masih berada di ruangan itu.

Setelah semua orang pergi, dengan segera mereka membicarakan tentang perjodohan anak-anak mereka, demi mengikat tali persahabatan agar menjadi lebih kuat.

"Mas, kita bersahabat sudah sangat lama," ucap pak Dedi sanjaya.

"Iyah, kita memang bersahabat sudah sangat lama. Terus, apa yang Kau mau?" ucap pak Dimas dan bertanya.

"Gimana kalau kita menjodohkan anak-anak kita? Demi memperkuat tali persahabatan kita," ujar pak Dedi Sanjaya.

"Apa yang kau katakan? Putri ku masih sekolah," ucap pak Dimas.

"Iyah aku tahu, tetapi ini demi memperkuat tali persahabatan kita, Mas!" tegas pak Dedi.

"Apa kau mau, suatu hari nanti di dalam persahabatan kita ada kebencian?" tanya pak Dedi.

"Kau membicarakan apa? Aku tidak mau menghancurkan persahabatan ini," ucap pak Dimas.

"Ya kalau tidak mau persahabatan kita hancur, mau tidak mau, kita harus menjodohkan anak-anak kita demi memperkuat tali persahabatan," ucap pak Dedi.

"Ya sudah, aku akan menjodohkan putriku dengan putramu," ucap pak Dimas.

"Kapan mereka akan menikah?" tanya pak Dimas.

"Besok lusa kita akan menikahkan mereka," jawab pak Dedi.

"Kenapa begitu cepat?" tanya pak Dimas terheran-heran.

"Lebih cepat, lebih baik," jawab pak Dedi.

Pak Dimas pun menyetujui apa yang di inginkan sahabatnya, dia berpikir memang seharusnya dia menjodohkan putrinya dengan putra pak Dedi. Memang ketika dia mendengar perjodohan itu dia tidak menyetujuinya, karena putrinya masih sekolah. Karena tidak mau merusak persahabatannya dia pun terpaksa menikahkan anaknya yang masih sekolah.

***

Setelah mereka berbincang-bincang tentang perjodohan anak-anak nya. Pak Dimas pun pamit, karena dia harus kembali ke kantornya.

Butuh waktu lima belas menit, pak Dimas pun sampai di kantor Anggara group.

***

Malam hari.

Di kediaman keluarga Anggara sedang makan malam bersama. Ketika di tengah-tengah makan, pak Dimas membicarakan tentang perjodohan yang telah di rencanakan nya.

Dia membicarakan kepada anak dan istrinya.

Ellena Putri Anggara anak dari Dimas Anggara, yang akan di jodohkan oleh ayahnya. Ellena yang mendengar akan di jodohkan oleh ayah nya, dia kaget sampai dia tersedak.

"Uhhukkk-uhhukkk!" Ellena tersedak mendengar dia akan di jodohkan.

"Nih minum dulu, Nak," ucap bunda Ica bundanya Ellena sambil memberikan minum kepada putrinya.

"Apa yang kau katakan, ayah? Kenapa kau tega menjodohkan putrimu yang masih sekolah?" tanya Ellena dengan wajah yang sudah terbata-bata.

"Iyah, ayah juga ngerti nak, tapi mau tidak mau kamu harus menikah dengan anak om Dedi," ucap ayah Ellena sambil mengeluarkan air matanya.

"Tapi, bagaimana mungkin aku akan menikah dengan orang yang tidak aku kenal dan tidak aku cintai, ayah?" tanya Ellena.

"Dan bagaimana mungkin kita menikah tanpa rasa cinta? Apa yang akan terjadi ketika aku sudah menikah dengan nya? Apakah hidupku akan bahagia? Ataukah sebaliknya?" tambah Ellena dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sudah lah, apa yang akan terjadi kedepannya ayah tidak tahu. Pokonya kamu harus siap menerima perjodohan ini, karena besok lusa kamu sudah menikah dengannya," ucap ayah Ellena.

"Apa? Kenapa begitu cepat, ayah?" kaget Ellena.

"Karena lebih cepat lebih baik, Nak," jawab ayah.

"Pokoknya, aku tetap tidak mau menerima perjodohan ini," bantah Ellena.

"Sudah lah, Nak. Kamu ikutin saja kemauan ayahmu," ucap bunda Ica.

"Tapi, bun_" omongan Ellena terpotong oleh bundanya.

"Udah, Nak. Kamu tidak boleh membantah," ucap bunda Ica.

Ellena pun tidak mendengarkan omongan Bundanya dia pergi begitu saja memasuki kamarnya. Sedangkan ayah dan bunda Ellena hanya menatap punggung Ellena yang pergi begitu saja, mereka merasa sangat kasihan dengan putrinya.

Setelah sampai di kamar, Ellena langsung mengunci kamarnya dan menangis sejadi-jadinya. Dia terus memikirkan siapa laki-laki yang akan di jodohkan dengannya. Dan Ellena berpikir, mau tidak mau dia harus menuruti kemauan kedua orang tuanya.

"Kenapa nasibku seperti ini? Kenapa aku harus menikah dengan orang yang tidak aku kenali dan tidak aku cintai. Apakah aku akan bahagia bersama nya? Ataukah sebaliknya?" Ellena terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Dia terdampar di lantai dan air matanya terus mengalir dari wajah cantiknya.

"Sudah lah, mau tidak mau aku harus menerima perjodohan ini. Siapa tau orang yang akan menikah dengan ku bisa membahagiakan ku," ucap Ellena setelah sedikit tenang.

***

Di kediaman keluarga Sanjaya.

Di sisi lain, keluarga Sanjaya setelah selesai makan malam, mereka memilih untuk menonton televisi bersama keluarganya. Ketika sedang asik menonton film, pak Dedi Sanjaya tiba-tiba teringat bahwa dia akan menjodohkan putranya dengan putri sahabatnya. Pak Dedi pun langsung memberitahu anak dan istrinya.

"Wisnu, kamu akan papa jodohkan dengan putri sahabat papa," ucap papa Wisnu yang tak lain adalah pak Dedi.

"Apa? Papa akan menjodohkan ku?" tanya Wisnu terbata-bata.

"Iyah, kamu akan ayah jodohkan dengan Putri pak Dimas, sahabat lama Papa. Dengan segera kamu akan menikah dengannya," ucap papanya Wisnu.

"Papa tidak perlu menjodohkan ku, aku akan mencarin pasangan yang cocok sendiri!" bantah Wisnu Sanjaya Pradana.

"Kamu tidak boleh membantah, pokoknya mau tidak mau kamu harus menerima perjodohan ini!" tegas pak Dedi.

"Tapi aku tidak mengenali wanita itu pa, dan aku tidak cinta sama dia, aku ingin mencari pasangan yang cocok dengan caraku sendiri!" Wisnu tetap membantah papanya.

" Sudah! Wisnu kamu tidak usah cari alasan lagi, kamu itu sudah pantas untuk menikah, mau sampai kapan kamu mencari pasangan yang cocok?!" bentak pak Dedi.

"Tapi, pa aku mau cari pasangan hidup dengan pilihanku sendiri, dan orang yang paling aku sayang dan paling aku cintai. Bukan orang yang tidak aku kenal dan tidak Aku cintai!" ucap Wisnu.

"Apakah aku akan bahagia menikah dengan orang yang tidak aku cintai? Dengan wajahnya pun aku tidak tahu," tambah Wisnu.

"Sudah lah Wisnu, mau tidak mau kamu harus menerima perjodohan ini, kamu harus siap menerima calon istrimu dalam kondisi apapun dan bagaimana pun, karena sebentar lagi kamu akan menikah dengannya," ucap pak Dedi.

"Kapan kita akan menikahkan putra kita Pa?" tanya mama Rina.

"Kita akan menikahkan Wisnu besok lusa," jawab pak Dedi.

"Hah, kenapa begitu cepat Pa?" tanya Wisnu terkejut.

"Lebih cepat lebih baik, bukan?" ucap pak Dedi.

"Sudah lah!" Wisnu mendengus kesal, "Terserah Papa dan Mama, kalau menurut kalian bahagia," ucap Wisnu sambil pergi menuju kamarnya.

Bersambung.........

Haii guys!! kembali lagi dengan saya Risma ayu, ini novel kedua ku ya guys. Maaf yah kalau tulisannya masih berantakan😅

Salam manis dari author🤗

Follow:@risma_ayu315

~ HAPPY READING~

~Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🤗

Episode 2

Keesokan harinya.....

Pak Dedi ter bangun dari tidurnya. Dengan segera dia bergegas meraih ponselnya untuk menghubungi pak Dimas, dia menelpon pak Dimas pagi-pagi karena ada urusan yang harus di selesaikan.

telpon terhubung......

"Hallo!! ada apa yah, Ded? Tumben pagi-pagi udah telpon?" ucap pak Dimas di sebrang telpon.

"Aku cuman mau ajak kamu untuk mempertemukan anak-anak kita, sambil mempersiapkan acara pernikahan nanti," jawab pak Dedi.

"Baiklah, dimana kita bertemu?" tanya pak Dimas.

"Kita bertemu di restoran tempat biasa

kita bertemu," jawab pak Dedi.

 

"Baiklah, sampai ketemu nanti," ucap pak Dimas.

"Ingat, jangan lupa bawa putrimu,"

Pak Dedi mengingatkan.

 

"Ya iyah lah, masa aku lupa," jawab pak Dimas sambil tertawa.

"Kirain udah pikun. Hehehe," goda

pak Dedi.

telpon terputus.......

***

Pak Dedi pun bergegas pergi untuk mandi. Setelah sudah rapi dia langsung menemui anak dan istrinya yang berada di meja makan.

Dia berjalan menghampiri mereka dan setelah sampai dia menyuruh Wisnu untuk ikut dengan nya.

"Selamat pagi pa!!" sapa Wisnu.

"Pagi juga, Wisnu, Mam." ucap pak Dedi.

"Wisnu, hari ini kamu tidak boleh bekerja dulu, kamu harus ikut bersama Papa," ucap pak Dedi.

"Kemana, Pa?" tanya Wisnu penasaran.

"Kamu akan bertemu dengan calon istrimu, dan mempersiapkan acara pernikahan," jawab pak Dedi.

Wisnu pun tidak menjawab, karena dia mau tidak mau harus mengikuti omongan papanya. Setelah sarapan, wisnu pun pergi bersama papa dan mamanya.

***

Butuh waktu tiga puluh menit untuk mereka sampai di restoran yang sudah di janjikan itu.

Dan ternyata keluarga pak Dimas sudah berada di dalam restoran itu. Wisnu yang melihat keberadaan Ellena seperti tidak suka.

"Haii!! apakah sudah lama menunggu?" tanya pak Dedi.

"Tidak, kita baru saja sampai," jawab pak Dimas.

Dengan segera pak Dimas mempersilakan duduk. Dan setelah mereka duduk pak Dedi langsung memesankan makanan. Wisnu yang sedari tadi melihat Ellena dia terus bergumman di dalam hatinya.

'Siapa gadis itu? Apakah dia gadis yang akan menikah denganku? Kalau memang dia, kenapa aku harus menikahi gadis polos dan lugu itu? Lebih baik aku pilih Levina, dari pada dia.' batin Wisnu.

'Kenapa nasibku sial banget? Sampe-sampe aku harus menikah dengan gadis seperti itu. Di lihat-lihat dari penampilannya sih, beda jauh dengan Levina. Levina kan jauh lebih cantik dan seksi.' batin hati Wisnu terus berkata-kata.

Pak Dedi yang sedari tadi melihat anaknya melamun langsung bertanya. Dan dengan segera dia menyuruh anaknya untuk mengajak calon istrinya jalan-jalan, agar hubungan mereka semakin dekat.

"Wisnu, apa yang sedang Kamu pikirkan?" tanya Papa Wisnu yang membuat Wisnu kaget.

"Engg-enggak Pa. Aku tidak kenapa-napa," jawab Wisnu dengan nada seraknya.

"Dari pada Kau diam saja di situ, lebih baik Kau ajak calon istrimu jalan-jalan, agar hubunganmu semakin dekat."

Mereka pun pergi jalan-jalan di taman. Sedangkan orang tua mereka membicarakan tentang persiapan acara pernikahan besok.

Wisnu yang sedari tadi berjalan sangat ter buru-buru dan meninggalkan Ellena yang berada di belakangnya. Ellena yang sedang berjalan di belakang Wisnu, tiba-tiba ada orang yang menabraknya dan membuat Ellena terjatuh. Wisnu yang mendengar suara Ellena langsung membalikan badannya dan melihat Ellena yang sedang terjatuh, tetapi dia tidak berniat untuk menolongnya.

"Aawww!" teriak Ellena yang tertabrak orang tetapi orang itu pergi begitu saja.

"Bantuin dong," ucap Ellena kepada Wisnu yang sedari tadi melihatnya terjatuh.

"Apaan sih Lo, lebay banget, pake minta di bantuin segala. Berdiri aja sendiri!" ketus Wisnu dan pergi begitu saja meninggalkan Ellena yang terduduk di aspal.

Ellena yang mendengar Wisnu berkata seperti itu, dan pergi begitu saja dia sangat kecewa. Hati Ellena sangat hancur, dia berpikir belum menikah saja sudah membuat nya kecewa apalagi kalau sudah menikah.

🍁🍁🍁

Hari yang di tunggu pun telah datang. Ellena dan Wisnu telah sah menjadi suami istri. Orang tua mereka mengucapkan selamat, sambil menangis terharu. Bukan kedua orang tua mereka saja yang mengucapkan selamat. Bahkan semua tamu undangan yang hadir pun ngucapin. Acara pernikahan mereka tidak begitu megah, itu hanya sederhana. Mereka sengaja acara pernikahannya biasa saja dan mereka juga sengaja tidak mengundang semua orang. Karena mereka tidak ingin mengetahui kalau Ellena dan Wisnu sudah menikah, apalagi kalau teman-teman Ellena tahu bahwa Ellena sudah menikah. Pasti akan menjadi berita Hot di sekolahnya.

"Selamat yah Nak, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Kamu harus menjadi istri yang baik yah, jangan pernah bikin suami kamu kecewa," ucap Bunda Ica, sambil memeluk tubuh mungil Ellena.

"Iyah, makasih Bunda. Hikss... hikss...," ucap Ellena sambil menangis.

Ellena terus menangis di pelukan Bundanya. Ia tidak menyangka kalau dirinya sudah menikah, rasanya begitu mimpi. Dirinya berpikir, di masa statusnya masih pelajar Ia harus rela menikah dengan orang yang tidak Ia cintai. Dan Ellena juga berpikir pasti Ia tidak akan bebas seperti teman-temannya. Ellena sangat sedih dengan nasibnya sekarang, Ia sangat takut kalau suaminya tidak bisa menerima dia. Walaupun Ellena tidak cinta kepada suaminya. Namun, walau bagaimanapun juga dia harus mencoba untuk mencintainya dan dia akan mencoba menjadi istri yang baik.

Bunda Ica sudah melepaskan pelukannya. Ellena terus menundukkan kepalanya, Ia merasa sangat sedih dengan nasibnya yang harus menikah di saat statusnya masih pelajar, dan Ellena merasakan sedikit lelah.

"Selamat! Mama tidak nyangka kamu secepat ini menikah. Sekarang kamu sudah sah menjadi seorang suami, jadi kamu harus bertanggung jawab untuk menjaga istri kamu dengan baik dan jangan sakitin dia!" Mama Rina meregangkan pelukannya dan menatap ke arah Ellena, "Nak, sekarang yang menjadi tanggung jawab untuk menjaga Wisnu itu kamu. Jaga dia baik-baik yah," ucap Mama Rina dan langsung memeluk Ellena.

Ellena membalas pelukannya, "Iyah, insyaallah Ellena akan urus dan jaga suami Ellena dengan baik," balas Ellena sambil menangis.

***

Acara pernikahan mereka pun telah selesai. Waktu telah menunjukkan pukul 05.00 sore.

Ellena merasa sangat lelah, Ia ingin sekali merebahkan tubuhnya. Ellena pun pamit kepada orang tua dan mertuanya yang sedang asik mengobrol. Ellena pun beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya, tanpa memperdulikan Wisnu. Namun, langkahnya terhenti ketika orang tuanya memanggilnya.

"Ell, kok suamimu di tinggalin sih? Ajak dia dong, pasti dia sangat lelah," ucap Bunda Ica.

"Eh Iyah, Bun?" ucap Ellena dan langsung memberhentikan langkahnya.

"Nak Wisnu, kamu ikut aja dengan Ellena. Kamu pasti sangat lelah kan?" tanya Bunda.

"Hhhmm, Iyah Bun." jawab Wisnu.

'Kalau bukan karena orang tuanya, males gue.'' Batin Wisnu.

Wisnu pun pergi mengikuti Ellena ke kamarnya.

Sedangkan orang tua Ellena menyuruh orang tua Wisnu untuk istirahat di kamar tamu.

.

.

.

🍁🍁🍁

Di sisi lain di kamar Ellena. Mereka baru sampai di kamarnya, Ellena bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan Wisnu memilih tidur di sofa sambil menunggu Ellena mandi.

Setelah beberapa menit Ellena keluar dari kamar mandi. Ellena telah selesai mengganti pakaiannya. Ia memilih untuk memakai piyama tidur.

Ellena berjalan menuju Wisnu yang sedang tertidur pulas, "Kasihan banget. Pasti dia kecapean," ucap Ellena sambil tersenyum.

'Duh, bangunin atau enggak? Kalau aku bangunin takut ganggu dia. Tapi kalau aku tidak bangunin kasihan dia tidur di sofa, pasti tidak enak.' Batin Ellena ragu-ragu.

'Bangunin aja deh. Maaf yah Kak, terpaksa aku harus ganggu tidurnya.' Batin Ellena.

"Kak, bangun! Tidurnya jangan di sini, pindah aja ke tempat tidurku," ucap Ellena sambil menggoyang-goyang lengan Wisnu dengan cara pelan-pelan.

"Hooammm, ganggu tidur gue aja!" ketus Wisnu dengan suara serak bangun tidur.

"Maaf, Kak. Lebih baik Kakak tidur di ranjang aja, kalau bisa mandi dulu sana. Aku mau ke bawah dulu," ucap Ellena.

Ellena pun pergi ke bawah menuju dapur. Ia ingin membantu Bundanya.

*****

Waktu telah menunjukkan jam 07.00 malam, menunjukkan bahwa saatnya untuk makan malam. Bunda Ica menyuruh putrinya untuk membangunkan suaminya.

"Nak, kamu ke atas gih. Bangunin suami kamu," ucap Bunda Ica.

"Iyah, Bun." jawab Ellena dan bergegas pergi menuju kamarnya.

Setelah sampai kamar Ia melihat Wisnu yang sedang tertidur pulas di ranjang. Namun, Wisnu terlihat masih memakai baju yang tadi. Ia belum sempet mandi.

"Kak, bangun! Kita makan malam yuk, pasti Kakak laper," ucap Ellena membangunkan Wisnu.

"Hhhmmm, Iyah bentar dulu gue masih ngantuk," jawab Wisnu yang masih memejamkan matanya.

"Kak, cepet bangun!" Ellena tidak mendengarkan Wisnu, Ia tetep membangunkan Wisnu sambil menggoyang-goyang tubuhnya.

"Iyah-iyah! Berisik amat sih, ganggu tidur gue aja!" ketus Wisnu yang mulai membuka matanya.

"Hhhmm, Iyah maaf. Kakak belum mandi? Tadikan aku nyuruh Kakak mandi dulu biar seger," tanya Ellena.

"Gimana gue mau mandi? Baju gantinya aja enggak ada," ucap Wisnu kesal.

"Oh Iyah aku lupa," ucap Ellena sambil nyengir.

"Ya udah sekarang Kakak mandi aja. Nanti aku bawain baju ganti, kebetulan di sini ada baju cadangan untuk tamu. Gapapa kan?" ucap Ellena dan bertanya.

"Serah!" ketus Wisnu.

.

.

.

.

.

🍂🍂🍂

Di meja makan. Keluarga Wisnu dan keluarga Ellena sedang makan malam bersama. Hanya ada keheningan, hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu. Namun, tiba-tiba Pak Dedi memberhentikan keheningan itu.

"Wisnu, mulai sekarang kamu harus hidup mandiri. Mulai besok kamu bawa istri kamu untuk tinggal di rumahmu. Papa udah siapin rumah untuk kamu dan mantu Papa," ucap Pak Dedi.

"Hhhmm, Iyah Pah." gumman Wisnu.

"Ell, mulai besok kamu harus ikut dengan suamimu. Jadi siapkan barang-barang kamu sekarang. Dan untuk saat ini kamu jangan masuk sekolah dulu," ucap Bunda Ica.

"Iyah, Bun."

Setelah beberapa lama makan malam pun selesai. Semuanya telah kembali ke kamarnya masing-masing. Wisnu terpaksa harus tidur sekamar dengan Ellena.

.

.

.

🍁🍁🍁

Pagi hari keluarga Ellena dan keluarga Wisnu telah berkumpul. Mereka telah selesai sarapan bersama. Ellena telah siap untuk ikut dengan suaminya, Ia telah membawa barang-barangnya. Rencananya sekarang adalah pergi ke rumah mertuanya dulu untuk mengambil semua barang-barang Wisnu.

Ellena bersama keluarganya Wisnu telah pamit kepada orang tua Ellena. Orang tua Ellena telah menitipkan pesan untuk menjaga Ellena dan tidak menyakiti Ellena.

Mereka pun telah pergi dari kediaman keluarga Anggara.

***

Setelah sampai di kediaman keluarga Sanjaya. Wisnu bergegas untuk mengemas barang-barangnya. Selesai mengemas barang-barangnya Ia tidak mau basa-basi. Mereka langsung pamit kepada orangtuanya tuanya untuk pergi ke rumah mereka. Orang tuanya sudah menyuruh mereka untuk istirahat terlebih dulu. Namun, Wisnu menolaknya.

"Wisnu, sekarang kamu harus bertanggung jawab untuk menjaga istri kamu. Dan inget jangan pernah sakitin dia, jangan bikin Papa kecewa!" ucap Pak Dedi tegas.

"Iyah, Pa."

Mama Rina langsung memeluk Wisnu, "Kamu harus ingat apa kata-kata Papa yah. Jangan bikin Mama sama Papa malu."

Mama Rina melepaskan pelukannya dan langsung memeluk Ellena.

"Sayang, sekarang Mama serahin Wisnu ke kamu. Jaga dia baik-baik yah, dan kalau dia salah kamu harus nasehatin dia."

"Iyah, Ma." jawab Ellena membalas pelukannya.

Setelah selesai berpamitan mereka pun langsung pergi menuju rumah pemberian Papanya Wisnu yang akan mereka tempati. Kebetulan Papanya sudah memberitahu keberadaan rumah itu.

🍁🍁🍁

Membutuhkan waktu empat puluh menit, mereka pun sampai di rumah yang akan mereka tempati.

Wisnu memarkirkan mobilnya dan di dekor oleh Ellena. Wisnu membuka kunci pintu rumah yang diberikan oleh Papanya dan mereka pun masuk kedalam. Ellena yang melihat Wisnu memasuki kamarnya tetap mengikuti Wisnu dari belakang. Setelah Wisnu sadar kalau Ellena mengikutinya, dengan dia memarahi Ellena.

"Mau apa Lo, masuk ke kamar gue?" tanya Wisnu kesal.

"Aku mau menyimpan barang-barang ku," jawab Ellena sambil tertunduk ketakutan.

"Siapa suruh Lo tidur di kamar gue?" tanya Wisnu.

"Bukannya kita sudah sah menjadi suami istri?" tanya Ellena.

"Siapa yang bilang? Pernikahan kita cuman di atas kertas. Sekarang kita tidur dengan kamar yang berbeda!" ucap Wisnu.

"Terus, aku harus tidur dimana? Aku tidak tahu kamarnya," ucap Ellena.

Wisnu menunjukan kamar untuk tidur Ellena. Setelah di tunjukan kamarnya yang mana, Ellena pun mengemaskan barang-barang yang dia bawanya, sambil terus menangisi nasibnya yang menikah di waktu masih sekolah kelas 3 SMA, dan dia sangat sedih karena suaminya sangat jahat.

"Kenapa nasibku seperti ini? Kenapa aku harus menikah di waktu aku masih sekolah, dan mengapa orang yang aku nikahi tidak mencintai aku? Apa salah ku, ya tuhan?" Ellena terus berkata-kata sambil melemparkan semua barang yang ada di kamarnya.

"Kenapa suamiku seperti tidak suka kepadaku?" tanya Ellena kepada dirinya sendiri.

"Sudahlah, bagaimana pun caranya aku harus jadi istri yang lebih baik, dan aku akan mencoba mencintainya dengan perlahan," Ellena menenangkan dirinya sendiri.

Ellena pun membaringkan tubuhnya di ranjang dan tertidur pulas.

🍁🍁🍁

Pada sore hari Wisnu yang sedang tidur sangat lelap pun terbangun dari tidurnya. Dengan segera dia menuruni tangga menuju kamarnya Ellena.

Tok-tok-tok!

"Iya, sebentar!" teriak Ellena sambil berjalan untuk membuka pintu.

"Eh, kak Wisnu ada apa ya?" tanya Ellena setelah membuka pintu kamarnya.

"Gue laper, tolong bikinin gue makanan," ucap Wisnu dengan suara serak bangun tidur.

Bersambung......

Haii guys!! apakah menurut kalian Ellena bisa memasak? Ataukah, Ellena tidak bisa memasak? Mau tau jawabannya yuk ikutin terus ceritanya😄

~Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🤗

Salam hangat dari author.

follow:@risma_ayu315

Episode 3

Tokk-tokk-tokk!!

"Iya, sebentar!" teriak Ellena sambil berjalan untuk membuka pintu.

"Eh, kak Wisnu ada apa ya?" tanya Ellena setelah membuka pintu kamarnya.

"Aku laper, tolong masakin aku makanan," ucap Wisnu dengan suara serak bangun tidur.

"Baiklah, aku akan masakin kakak," ucap Ellena dan berjalan menuju dapur dan di ikuti oleh Wisnu.

Ellena pun memasak nasi goreng. Di saat Ellena sedang memasak Wisnu terus menyuruh Ellena supaya masak nya lebih cepat lagi. Dan tak berapa lama Ellena pun selesai membuat nasi goreng dan memberikannya kepada Wisnu yang sedari tadi menunggu di meja makan.

"Nih, Kak nasi goreng nya sudah jadi," ucap Ellena tersenyum sambil memberikan nasi goreng itu.

Wisnu pun menerima nasi goreng yang di berikan Ellena dan menyantap nya. Namun, di saat Wisnu sedang menyantap nya dia merasa nasi goreng nya sangat asin, Wisnu langsung memuntahkannya dan memarahi Ellena.

"Kamu ini sebenarnya bisa masak atau tidak sih? Masakan apaan ini, yang asin kayak gini?" Wisnu memarahi Ellena setelah memuntahkan makanannya.

"Ma-maaf kak, tadi karena terburu-buru aku lupa sudah memasukan garam atau belum, aku kira belum, jadi aku memasukan garam lagi sehingga membuat makanan itu terasa asin," jelas Ellena yang sudah terbata-bata.

"Sudah lah, jangan banyak alasan, istri macam apa kamu? Cuman masakin buat suami aja nggak becus," pekik Wisnu dan pergi memasuki kamarnya, meninggalkan Ellena sendirian.

Ellena cuman menatap kepergian Wisnu yang marah kepada dirinya. Dia tidak bisa membendung air matanya, tak lama kemudian buliran-buliran bening pun lolos dari pelupuk matanya. Dengan segera Ellena pergi memasuki kamarnya. Setelah sampai di dalam kamar, Ellena duduk terdampar di bawah lantai sambil menangis dan terus berkata-kata.

"Kenapa aku selalu salah di mata nya? Dan kenapa dia seperti tidak suka kepadaku? Apa kekurangan ku sehingga dia sangat membenciku?" rilih Ellena.

Ellena pun tertidur di lantai. Dan pada malam hari Ellena pun terbangun karena dia merasa sangat lapar, dengan segera dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket. Setelah rapi dia pergi keluar ke dapur untuk memasak untuk makan dia dan Wisnu.

Setelah selesai masak, Ellena pergi menaiki tangga untuk memanggil Wisnu untuk mengajaknya makan malam.

Tok-tok-tok!

"Kak, ayo kita makan malam!" teriak Ellena kepada Wisnu, Ellena terus mengetuk pintu tetapi tidak ada jawaban dari Wisnu.

"Kak Wisnu, ayo makan kak, kalau kakak tidak makan nanti sakit lho," ucap Ellena yang khawatir dengan Wisnu.

"Kenapa belum ada jawaban juga yah? Apakah dia masih marah sama aku?" tanya Ellena kepada dirinya sendiri.

"Sudah lah, mungkin dia sedang tidur," ucap Ellena dan pergi meninggalkan kamar Wisnu.

Ellena makan malam sendiri. Setelah dia makan dia memilih untuk menonton televisi. Semakin lama Ellena semakin mengantuk karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 10:30 malam. Dia ingin kembali ke kamarnya tetapi dia tidak jadi, karena dia ingat kalau Wisnu belum makan. Dia lebih memilih untuk diam dulu di ruang televisi sampai menunggu Wisnu turun untuk makan. Dia sangat khawatir dengan Wisnu, dan Ellena pun terpaksa untuk naik ke atas memanggil Wisnu.

Ketika Ellena sedang melangkah ingin menaiki tangga, langkahnya terhenti karena dia mendengar suara di luar. Dengan segera dia mengecek ke sumber suara itu. Ketika Ellena sedang melihat-lihat siapa yang datang, dia di kaget kan oleh Wisnu. Ternyata orang yang datang adalah Wisnu dengan kondisi yang setengah sadar. Wisnu berjalan dengan seperti orang mabuk. Ellena menghampiri Wisnu, dan membopong satu tangan Wisnu ke pundaknya. Ellena membawa Wisnu ke kamarnya. Di saat sedang menaiki tangga Wisnu terus menyebut-nyebut nama Levina.

"Levina, aku sangat mencintaimu," ucap Wisnu dengan kondisi tidak sadar dan terus tertawa.

"Levina, kau jangan pergi meninggalkan ku, kau tetap milikku selama nya," ucap Wisnu sambil tersenyum-senyum sendiri.

'Kenapa kau tidak menganggap diriku ada di dalam hidupmu? Kenapa kau tidak bisa menerima ku? Aku memang tidak mencintaimu, tetapi aku selalu berusaha untuk mencintaimu, agar di dalam pernikahan ini penuh dengan kebahagiaan, bukan kesedihan dan kebencian.' Batin hati Ellena terus berkata-kata.

Setelah sampai di kamar Wisnu Ellena pun membaringkan Wisnu di ranjangnya. Setelah selesai membaringkan Wisnu, dengan segera Ellena kembali ke kamarnya. Namun, di saat Ellena ingin melangkah untuk keluar, langkah nya terhenti karena Wisnu memegang tangannya. Wisnu meraih tangan Ellena sambil terus menyebut nama Levina.

"Levina, kau mau kemana? Kau jangan pergi, lebih baik kau temani aku saja di sini," ucap Wisnu terus berkata dengan mata yang masih terpejam, sambil meraih tangan Ellena yang di kira Levina.

Ellena berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Wisnu, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya Ellena pun terpaksa tidur di ranjang Wisnu.

🍁🍁🍁

Di pagi hari Wisnu pun terbangun dari tidurnya, dan dia melihat tangannya yang sedang menggenggam Ellena. Wisnu langsung melepaskan genggamannya dan langsung membangunkan Ellena dan memarahinya.

"Hehh, Lo ngapain tidur di kamar gue?" tanya Wisnu sambil melepaskan tangannya dari genggaman Ellena.

"Kak Wisnu udah bangun?" tanya Ellena dengan nada serak bangun tidur.

"Sekarang jelasin ke gue, kenapa Lo bisa tidur di kamar gue?" tanya Wisnu yang hanya di jawab dengan diam oleh Ellena.

"Cepat, jawab!" bentak Wisnu yang melihat Ellena hanya terdiam.

"Iya-iya! aku jawab, semalem kak Wisnu mabuk dan aku membawa kak Wisnu ke kamar. Tetapi, saat aku akan pergi ke kamar ku kak Wisnu meraih tanganku agar aku tidak pergi, sambil terus menyebut nama Levina." jawab Ellena.

"Siapa Levina, Kak?" tanya Ellena.

"Ini bukan urusan mu, lebih baik kau pergi dari kamarku, aku sudah muak lihat muka Kamu," ucap Wisnu dan menyuruh Ellena pergi.

"Baiklah, aku akan pergi ketika kak Wisnu sudah menjawab, siapa Levina?" ucap Ellena untuk memastikan siapa Levina.

"Tidak penting juga aku menjawab pertanyaan mu," ketus Wisnu.

Karena Ellena tidak mau pergi juga, Wisnu pun pergi ke kamar mandi karena dia harus bekerja. Ellena yang ingat kalau dirinya harus sekolah, bergegas pergi dari kamar Wisnu dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan dirinya. Setelah rapi Ellena pergi ke dapur untuk sarapan dirinya dan juga Wisnu.

Setelah selesai memasak Ellena menyiapkannya di meja makan dengan sangat rapi dan makanan yang di buat Ellena sangat menggoda. Wisnu yang sudah rapi segera dia menuruni tangga. Karena dia sangat kesal dengan Ellena dia pergi tanpa berkata dan pergi begitu saja. Namun, langkahnya terhenti di saat.....

>Bersambung.....

Haii guys!! kira-kira apa yah yang membuat langkah Wisnu terhenti?? mau tau kelanjutannya, yuk ikutin terus😊

LIKE, KOMEN, RATE 5, VOTE, DAN FAVORIT.

Salam manis dari author untuk para readers tercinta🤗

Follow:@risma_ayu315

~HAPPY READING~

~Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!