Seorang gadis bernama Humaira sedang membantu menyiapkan makanan,di meja sudah dihidangkan berbagai macam makanan.
"Ayo anak-anak kita makan malam
dulu",panggil Humaira kepada anak-anak panti.
Tidak lama kemudian anak-anak berlari menuju meja makan dan menghampiri Humaira yang sedang menyiapkan piring di atas meja sambil tersenyum melihat tingkah laku anak panti.
Namanya Humaira biasa dipanggil maira ,seorang gadis berumur 21 tahun,anak panti sekaligus pengurus panti yang kesehariannya membantu kegiatan di tempat itu yang sekarang menjadi tempat tinggalnya,meskipun begitu tata ramah,sopan santun sangat melekat di dirinya.
*flashback
maira*
aku dan kedua orang tuaku hendak pergi berlibur ke Dupan,semua keperluan sudah disiapkan,aku sangat gembira,terlihat dari wajahku yang ceria.Tidak hanya bersama orang tua,aku pergi bersama mobil rombongan bus dengan kapasitas 40 orang.
ketika aku sedang berada di perjalanan,tiba-tiba bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan beruntun,banyak sekali korban termasuk kedua orang tua ku,mereka sempat dilarikan ke rumah sakit,tapi nyawa kedua orang tua ku tidak bisa tertolong.
Waktu itu aku berumur 6 tahun,anak kecil yang tidak tahu apa-apa,anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan pelukan dari kedua orang tua,harus menelan pil pahit karna kehilangan orang-orang tercinta.
Aku terus menangis dan memanggil kedua orang tua,tapi ada sosok seorang laki-laki berumur 50 tahun yang selalu memelukku,dia adalah orang yang menganggap ku sebagai anak kandungnya,dia adalah pemilik panti tempat tinggal ku sekarang.
Dia adalah pak Syamsul,aku sudah dianggap anak kandung olehnya karena pak Syamsul dan istrinya tidak memiliki keturunan dan pada akhirnya beliau membangun rumah panti untuk anak-anak yatim piatu sepertiku.
Tapi sekarang pak Syamsul dan istrinya sudah lama meninggal karena usia mereka yang sudah menua,dan sekarang panti di kelola oleh ku dan di bantu oleh senior yang sudah lama mengabdi,tidak kurang donatur dari perusahaan-perusahaan besar ikut menyumbangkan sebagian hartanya untuk anak-anak panti.
Tak terasa air mata membasahi pipi,setelah mengingat kejadian 27 tahun yang lalu,cepat-cepat ku mengusapnya karna terdengar suara ketukan.
tok...tok...tok....
"neng sudah tidur ?"tanya seorang perempuan dibalik pintu.
"belum Bu..." sahut ku sambil berdiri lalu berjalan mendekati pintu dan membukanya.
setelah dibuka,berdiri seorang perempuan namanya Bu Lastri,beliau adalah pengurus panti yang ikut membantu sejak berdirinya panti.
"maaf ibu mengganggu..."meraih tanganku.
" gak apa-apa Bu,lagian maira belum
ngantuk".jawabku
"iya,ibu ragu-ragu mau mengetuk pintu,
tapi ibu kasihan,kak Fahmi nunggu
neng dari tadi."
Kak Fahmi adalah sosok lelaki yang ku anggap seperti kakak,dia juga anak yang diangkat oleh pak Syamsul,dia beruntung diadopsi oleh sepasang suami istri.kak Fahmi seorang guru b.indonesia di Bandung,dia juga sering datang kesini ikut membantu kami untuk mengajar anak-anak.
"ada apa ya Bu, kak Fahmi malam-malam
datang kesini ?"tanyaku kepada Bu Lastri.
"ibu gak tahu,mungkin ada keperluan
sama neng,ayo temui nak Fahmi."jawab Bu Lastri sambil meraih tanganku.
sosok pria tampan dan tinggi yang sedang berdiri sambil menatap Poto keluarga yang menempel di dinding.
"kak...?"panggil ku.
"wanita yang memakai kerudung putih,
sangat manis.."dia berkata sambil tersenyum
melirikku.
"ada apa kakak malam-malam datang
kesini..?"tanyaku sambil meraih dan mencium punggung tangannya.
"kakak mau lihat tuan putri yang lagi tidur."mencoba menggodaku.
"kalau kakak datang malam-malam kesini,takutnya mengganggu anak-anak yang sudah tidur,lagian kakak harusnya istirahat."
"oh..jadi kedatangan kakak mengganggu."
"maksudnya bukan gitu juga tapi..."aku tak menyelesaikan ucapan ku karena kak Fahmi langsung memotong.
"kakak kesini sebenarnya ada yang harus disampaikan,besok donatur baru kita ingin bertemu,maka dari itu kakak langsung kesini biar kamu siap-siap besok jam 9 kakak jemput."
"kenapa mendadak kak?..."rengek ku
"masih ada waktu beberapa jam lagi." sambil mengambil tas yang dari tadi berada di atas meja.
"baiklah,tapi aku minta ijin dulu Bu Lastri."
"harus..."mengangkat jempolnya menandakan dia setuju."kakak pulang dulu takut kak Rahmi nunggu terlalu lama,ingat besok jam 9 harus sudah siap ok..."
"ok...salam buat istri tercinta."
"waalaikumsalam,insya Allah kakak sampaikan,kakak pulang dulu bilang ke Bu Lastri ya."
"iya kak,hati-hati di jalan."kulambaikan tanganku.
Kak Rahmi adalah istri kak Fahmi sudah 4 tahun mereka menikah hanya saja mereka belum dikaruniai anak.
Bersambung
waktu menunjukkan pukul 9 pagi,Fahmi belum juga datang.
"katanya jam sembilan harus sudah siap dan berangkat,tapi belum juga terdengar suara motor bututnya itu."gerutu maira dengan kesal.
"neng,kenapa nak Fahmi belum juga datang?"tanya Bu Lastri menghampiri maira.
"gak tau Bu,mungkin macet atau mogok motornya itu."
"eh..eh...gak boleh berbicara seperti itu,ucapan adalah do'a,mungkin sebentar lagi datang."Bu lastri menenangkan maira.
di tengah perjalanan Fahmi melihat seorang anak kecil yang sedang menangis,dia lalu menghampirinya.
"kenapa nangis dik?"tanya Fahmi mengusap kepala anak kecil itu.
"berasnya jatuh kak,aku takut pulang ke rumah takut mamah marah"isak anak itu.
"ya sudah jangan menangis lagi,kakak ganti ya biar kamu gak di marahin mamah."Fahmi mengeluarkan uang beberapa lembar dan memberikannya pada anak kecil itu.
"iya kak,aku janji bakal ganti uang kakak".
"gak usah itu buat adik aja,hati-hati membawa berasnya".Fahmi memberikan senyuman kepada anak itu.
"makasih kak",sambil tersenyum lebar dan berlari ke tempat penjual beras.
Fahmi melajukan kembali motornya,sesampainya di halaman depan,terlihat maira yang sudah menunggu dan asyik main hp sambil duduk di temani Bu Lastri yang duduk di sebelahnya.
"assalamualaikum",salam Fahmi yang masih duduk di atas jok motor.
"waalaikumsalam",jawab maira dan Bu Lastri serentak.
maira menghampiri Fahmi,"maaf ya,kakak terlambat".ucap Fahmi.
"gak apa-apa,sudah biasa",jawab maira dengan jutek."Bu,maira dan kak Fahmi berangkat".
"iya neng,hati-hati dijalan,nak Fahmi jangan ngebut- ngebut ya,jaga adikmu",nasihat Bu Lastri.
"siap Bu",Fahmi sambil hormat, Bu Lastri pun tersenyum.
merekapun berangkat,di perjalanan Fahmi bercerita kepada Humaira alasan dia telat menjemput.
di sebuah ruangan di restauran sedang duduk seorang laki laki yang sedang membaca buku,sesekali dia melihat ke arah pintu.
dia adalah seorang dr spesialis anak tapi sekarang dia sudah lama pensiun,kebaikannya di kagumi banyak orang.
tiba-tiba saja hp kakek berdering.
drett...drett...
"antarkan mereka kesini",jawab laki laki itu yang sedang menerima telepon.
maira dan Fahmi sedang mengobrol dengan seseorang."mari pak ikuti saya",ajak seorang pria tegap yang memakai kemeja polos warna abu.
sesampainya di ruangan tersebut,pria itu membukakan pintu dan mempersilahkan untuk masuk.
setelah masuk maira dan Fahmi di sambut oleh seorang laki-laki yang langsung berdiri dan mengulurkan tangan.
"kenalkan saya dr Ibrahim",laki-laki itu memperkenalkan diri.
"Fahmi",menyambut tangan pak Ibrahim dan berjabat tangan.
"ini Humaira adikku",maira pun mencium punggung tangan pak Ibrahim dan di sambut dengan tangan kiri pak Ibrahim yang mengusap lembut belakang kepala Humaira sambil terkesima melihat perlakuan maira.
"silahkan duduk",titah pak Ibrahim.
"maaf,kami terlambat",Fahmi membuka pembicaraan.
"tidak apa-apa,saya sudah pesan makanan mungkin sebentar lagi datang".
"terima kasih",sahut Fahmi.
waktu menunjukkan pukul 10 pagi,sepertinya Humaira ingin ke kamar kecil kelihatan dari sikapnya yang gelisah.
"kamu kenapa?"bisik Fahmi.
"aku ingin ke kamar kecil tapi gak tahu dimana?"jawab maira.
"ada apa nak?",tanya pak Ibrahim kepada maira.
"tidak a-pa-apa",jawab maira gugup.
"adik saya ingin ke toilet",Fahmi ikut menjawab.
"toiletnya ada di luar,setelah keluar dari ruangan ini,kamu berjalan ke arah kiri dan di sana ada tulisan toilet tepatnya di sebelah kanan ruangan paling belakang",pak Ibrahim mengarahkan maira.
"makasih pak".
maira bergegas keluar ruangan dan mencari toilet.
sepeninggalnya Humaira,pak Ibrahim dan Fahmi membicarakan soal panti.
"saya sangat senang bisa bergabung dan memberikan sebagian harta saya pada anak-anak panti",tutur pak Ibrahim.
"saya juga dengan senang hati menerima bantuan bapak".
"berapa jumlah anak yang tinggal di sana?",tanya pak Ibrahim.
"jumlahnya 12",jawab Fahmi.
"kira-kira berapa umur mereka?",tanya nya lagi.
"10 anak sekitar 8-14 tahun,dan 2 anak yang masih kecil umur 4 dan 6 tahun".
"apa problem mereka berbeda-beda?"
"iya,ada yang langsung menitipkan,ada juga yang hanya dibiarkan di pintu panti saja",Fahmi menjelaskan.
"heem,kasian juga mereka yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua",pak Ibrahim merasa iba.
"Iya pak,sama seperti saya dan juga maira,kami juga tumbuh tanpa kasih sayang orang tua".
"maaf,saya tidak bermaksud untuk membuka kenangan anda"
"tidak apa-apa pak".
tidak lama kemudian makanan dan minuman yang sudah dipesan sudah datang.
"maaf karena ini restauran seafood jadi makanannya seputar seafood",pak Ibrahim sambil terkekeh.
"terima kasih menurut saya ini lebih dari cukup",sahut Fahmi.
Bersambung...
maira bergegas mencari toilet,akhirnya dia menemukan garis panah yang menandakan pintu toilet,membuka kenop dan segera masuk.
"akhirnya lega,setelah ku tahan dari tadi",ucap maira dalam hati.
maira pun keluar dari toilet,dan tidak sengaja mendengar seorang pria berbicara lewat telepon genggam.
"ya sayang,aku akan minta izin sama kakek".
maira tidak menghiraukan pria itu,dan pergi begitu saja.
suara pintu terbuka,pak Ibrahim dan Fahmi menoleh ke arah pintu,maira pun masuk.
di atas meja sudah dihidangkan beberapa makanan dan minuman seperti nasi,udang goreng mayones,sapi lada hitam,cumi goreng tepung,kopi,teh dan jus.
"sebentar ya,saya lagi menunggu seseorang",ujar pak Ibrahim.
maira dan Fahmi pun mengangguk.
tidak lama kemudian suara pintu terbuka,seorang pria tegap,dada bidang menghampiri.
"maaf kek Fariq terlambat".
Fariq adalah pria ganteng berhidung mancung yang mempunyai perawakan sempurna,dia berumur 30 tahun yang tak lain adalah cucu dari pak Ibrahim ,dia seorang dr spesialis kandungan.
"kenalkan ini cucu saya",pak ibrahim memperkenalkan kepada maira dan Fahmi.
"Fahmi"
"Fariq",saling berjabat tangan.
"maira",memberikan isyarat salam dengan tangannya.
mereka pun,menyantap makanan yang sudah di sajikan.
waktu menunjukkan pukul 12 siang,suara adzan berkumandang.
"maaf pak,saya tinggal dulu sudah adzan dzuhur",ucap Fahmi.
"ya,mari kita sama-sama ke musholah kebetulan restauran ini menyediakan tempat solat".
langsung saja mereka pergi ke mushola,tapi tidak dengan maira karena dia sedang ada tamu rutin setiap bulan.
sedang asyik bermain ponselnya,tiba-tiba pintu terbuka,maira langsung menoleh ke arah pintu,tak di sangka Fariq datang terlebih dahulu,maira langsung menundukkan wajahnya.
"dari penampilannya dia seperti gadis polos",Fariq dalam hati.
maira sangat gugup karena berduaan di dalam ruangan dengan pria yang bukan mahramnya.
"kamu masih sekolah?",tanya Fariq membuka pembicaraan.
"sudah lulus kak",jawab maira.
"lulus kuliah?",tanya nya lagi.
"saya tidak kuliah,hanya lulusan SMA".
"kenapa gak kuliah?,masih muda lho".
"gak kak",maira yang terus menunduk.
"tenang saja,saya tidak akan memakanmu" ,Fariq terkekeh melihat sikap maira.
"maaf bukan begitu,baru kali ini saya berbicara di satu ruangan hanya berdua dengan bukan mahram",jelas maira.
Fariq tak menyangka di jaman sekarang masih ada wanita seperti maira.
tiba-tiba hp maira bergetar
drett...drret...ada pesan masuk lewat WA.
(dik,kamu boleh keluar,kita pulang).
"maaf,bukan tidak sopan saya harus pergi,assalamualaikum",pamit maira dan beranjak pergi.
Fariq hanya terdiam melihat maira yang tergesa-gesa keluar ruangan.
di perjalan pulang pak Ibrahim terus menerus menoleh cucunya yang sedang duduk di sampingnya yang sedang memikirkan sesuatu.
"kamu kenapa?",tanya pak Ibrahim.
"gak kek",ujar Fariq.
sesampainya di halaman rumah,Fariq dan kakeknya turun dari mobil dan berjalan menuju rumah.
"Fariq,ikut kakek ke lantai atas",ajak pak Ibrahim sambil menaiki anak tangga,Fariq pun mengekor dari belakang.
"ada apa kek?",tanya Fariq.
"kamu kenapa?,sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu",desak pak Ibrahim.
"sebenarnya tadi lea menelpon kalau bulan depan orang tuanya dari lampung akan datang".
pak Ibrahim manggut-manggut
"lea bilang kalo dia ingin bertunangan ketika orang tuanya sudah ada disini,Fariq minta restu pada kakek",lanjut Fariq.
"kamu tahu kan Fariq,kakek gak suka kalo kamu berhubungan dengan perempuan itu",ujar pak Ibrahim.
"kenapa kek?".
"kakek sering melihat dia berjalan dengan gonta ganti pria,dia sudah menghianati kamu".
"gak mungkin kek,itu pasti rekan kerjanya karena dia bekerja di sebuah perusahaan,dia seorang sekertaris",Fariq meyakinkan kakeknya.
"kakek tau mana rekan kerja mana pacar,sikap mereka tidak wajar,kakek juga pernah muda Fariq".
"jangan samakan masa muda jaman dulu dan sekarang,ini tahun 2022".
"itulah anak muda sekarang gonta ganti pasangan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari".
"apa maksud kakek menghina lea?".
"sampai kapan kek,sampai kapan kakek membuka hati untuk menerima lea sebagai cucu kakek".lanjut Fariq dengan kesal.
"kakek tidak akan membuka hati untuk perempuan itu,sampai kapan pun".tegasnya
"segitu bencinya kakek pada lea".
"kakek bukan benci,tapi kakek tidak suka dengan gaya hidupnya yang bebas",jelasnya.
"aku akan tetap bertunangan dan menikahi lea,tanpa restu kakek",dengan marah.
"cukup Fariq,kakek gak mau debat soal ini lagi,asal kamu tahu kakek sudah memberi tahumu,kamu jangan menyesal di kemudian hari",tegasnya.
"aku yang akan menentukan pilihanku sekarang",Faiq pergi meninggalkan kakeknya.
pak Ibrahim pun terdiam dengan mata yang sudah berkaca kaca menahan tangis bukan karena kepergian Faiq,tapi dia sudah gagal menjaga cucunya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!