NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah

Pengenalan Tokoh

Raka Adijaya Prasetya : Seorang pewaris tunggal dari perusahaan Adijaya grup

Rea Anastasya : seorang mahasiswi di perguruan tinggi ternama di kotanya

Santi : mamanya Raka

Tika : Mama Rea

Lisa : kekasihnya Raka

Riko : kekasihnya Rea

Jhon : orang kepercayaan Raka

Aldo : sahabat Raka

Alina : sahabat Rea

Amanda : istri kedua Raka. Amanda ini akan hadir ditengah cerita ya teman-teman.

Fahri : kekasihnya Amanda. Fahri juga akan hadir belakangan.

Cerita in bahagia dani romantis di awal tapi akan mengandung banyak bawang dipertengahan cerita.

bab 1 Pergi ke luar kota

Hari itu Raka, sedang berada di kantornya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Raka segera mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk kedalam ruangannya.

Pintu terbuka dan nampak sosok Jhon tengah berdiri didepan pintu.

Jhon segera menghampiri bosnya itu dan tanpa basa-basi ia segera mengatakan bahwa ada masalah besar di perusahaannya yang berada di luar kota.

Raka menatap Jhon, "masalah apa?" tanya Raka.

"Orang kepercayaan anda telah menyelewengkan dana perusahaan yang cukup besar nilainya," jelas Jhon.

Raka menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.

"Kamu sudah mengurusnya?" tanya Raka. Pembawaannya yang selalu tenang dalam menghadapi masalah, membuat perusahaan yang ia bangun sulit untuk disingkirkan.

"Sudah, tapi beberapa hal tidak bisa saya selesaikan sendiri jadi anda harus ikut terbang ke sana," jelas Jhon.

"Baiklah. Tolong siapkan segala sesuatu keperluan saya," ucap Raka.

Jhon mengangguk paham ia segera keluar dari ruangan bosnya.

Setelah Jhon keluar dari ruangannya Raka beranjak dari duduknya. Raka akan pulang lebih awal hari ini karena ia harus bicara dengan mamanya dan juga minta izin kepada Lisa kekasihnya.

Raka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya Raka tiba di rumahnya.

Raka segera memarkirkan mobilnya lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Raka mengucapkan salam.

Didepan rumah sudah ada mamanya yang menyambut kedatangan Raka.

"Waalaikumsalam." Santi menjawab salam dari putranya.

"Tumben pulang cepat?" tanya Santi karena tak biasanya putranya itu pulang lebih awal.

"Iya, Mam. Ada masalah pada perusahaan kita yang di bandung, besok aku akan berangkat kesana," jelas Raka pada mamanya.

"Masalah apa?"

"Cuma masalah kecil, Mama gak usah khawatir." Raka tak ingin membuat mamanya khawatir terpaksa ia membohongi Santi.

"Sayang, kapan kamu kenalin pacar kamu ke mama?"

"Ada pertanyaan lain gak sih, Ma? nanyanya itu lagi itu lagi," ucap Raka.

Tak ingin berdebat dengan mamanya, Raka segera pergi meninggalkan mamanya.

"Anak itu," ucap Santi sembari menggelengkan kepalanya.

*** *** ***

Waktu menunjukkan pukul 19:00 wib. Raka sedang bersiap untuk menemui kekasihnya.

"Ma, aku keluar sebentar ya," ucap Raka pada mamanya.

"Katanya besok mau ke luar kota? harusnya kamu istirahat."

"Cuma sebentar kok, Ma. Aku mau ketemu teman," ucap Raka sembari melangkahkan kakinya menghampiri mobil kesayangannya.

Tak butuh waktu lama Raka sudah tiba di kafe tempat ia janjian dengan Lisa.

Raka mengedarkan pandangannya ia mencari dimana keberadaan kekasihnya itu.

"Sayang!" Lisa melambaikan tangannya kepada Raka.

Raka tersenyum lalu segera menghampiri kekasihnya itu.

"Sayang ada apa, tiba-tiba kamu ngajak aku ketemu?" tanya Lisa tanpa basa-basi.

"Besok aku mau ke luar kota. Untuk sementara waktu kita tidak bisa ketemu dulu," ucap Raka.

"Ikut," ucap Lisa dengan gaya manjanya.

"Jangan, sayang. Aku kesana bukan untuk liburan tapi untuk menyelesaikan masalah yang sedang menimpa perusahaanku disana," jelas Raka.

"Kalau aku kangen gimana?" Lisa mengerucutkan bibirnya beberapa centi.

"Kan kita bisa telponan," ucap Raka sembari mengelus tangan Lisa.

Dengan terpaksa Lisa membiarkan Raka pergi ke luar kota.

*** *** ***

Pagi telah tiba. Raka sudah siap untuk berangkat ke luar kota.

Setelah selesai sarapan Raka berpamitan kepada mamanya.

"Hati-hati ya sayang, jangan lupa pulang bawa menantu buat Mama," ucap Santi.

"Gak ada permintaan yang lain?"

"Wanita disana cantik-cantik dan baik-baik loh."

"Kata siapa?" ucap Raka sembari terus melangkah menghampiri mobilnya.

"Tante Tika cantik, putrinya juga cantik," ucap Santi tak mau kalah dari putranya.

"Terserah, Mama aja, lagian aku gak kenal sama putrinya tante Tika aku cuma kenal sama tante Tika doang," ucap Raka yang kita sudah berada di dalam mobilnya.

"Aku pergi ya, Mam. Assalamu'alaikum."

Raka mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan perlahan.

Setelah melewati perjalanan yang cukup anjang akhir Raka tiba di kota yang ia tuju. Raka memarkirkan mobilnya didepan hotel yang mungkin akan ia singgahi selama ia tinggal di kota tersebut.

Raka turun dari mobilnya, lalu ia segera bergegas masuk kedalam hotel itu tiba-tiba terdengar suara yang memanggil namanya.

"Raka!"

Raka mengedarkan pandangannya ke semua arah, mencari tahu siapa yang memanggil namanya.

"Tante," ucapnya setelah melihat Tika sedang berjalan menghampirinya.

"Kamu nginep disini?" tanya Tika setelah berada didekat Raka.

"Iya, Tan. Sebenarnya baru mau sih," saut Raka ramah, " tante apa kabar?" sambung Raka.

"Tante baik. Selama urusan kamu belum selesai, kamu tinggal di rumah tante aja."

"Tidak tante terimakasih, aku takut ngerepotin tante karena aku akan tinggal lama disini," ucap Raka yang menolak tawaran Tika tanpa menyinggung perasaan Tika.

"Sama sekali tidak merepotkan. Tante telpon mama kamu ya biar dia tahu kalau kamu nginep di rumah tante," ucap Tika yang sedikit memaksa Raka untuk tinggal di rumahnya.

Raka hanya diam tak menjawab perkataan Tika. "Pemaksaan," ucap Raka didalam hatinya.

Setelah berbicara dengan Santi lewat telpon, Tika mematikan sambungan teleponnya. Entah apa yang dikatakan oleh Tika kepada Santi.

Raka tersenyum saat melihat Tika kembali mendekatinya.

"Mama kamu setuju, jadi kamu akan tinggal di rumah tante sampai urusanmu selesai," ucap Tika yang tak ingin menerima penolakan.

"Baik tante, aku akan tinggal di rumah tante," ucap Raka dengan terpaksa.

Tika dan Raka pun bergegas pergi meninggalkan area hotel itu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka tiba di depan rumah Tika. Keduanya turun dari mobilnya masing-masing.

"Selamat datang di rumah tante," ucap Tika.

Raka tersenyum sembari menatap rumah milik Tika. Raka melihat ada seorang gadis yang berdiri di depan pintu sedang memandang ke arah ia dan Tika.

"Ayo masuk," ajak Tika sembari melangkahkan kakinya menuju pintu utama di rumahnya.

Raka mengekor dibelakang Tika, saat mereka tiba didepan pintu Tika menghentikan langkahnya.

"Sayang kenalin ini Raka anaknya tante Santi," ucap Tika memperkenalkan Raka kepada anak gadisnya.

Rea tersenyum tipis lalu menjabat tangan Raka, "Rea," ucapnya menyebut namanya.

Mereka pun masuk kedalam rumah bersama-sama.

Tika langsung mengantar Raka ke kamar yang berada di samping kamar Rea.

"Ini kamarmu Raka. Anggap aja rumah sendiri," ucap Tika.

"Terimakasih tante," ucap Raka.

"Istirahatlah, Nak." Tika meninggalkan Raka sendiri di kamar tersebut.

Setelah Tika pergi, Raka merebahkan tubuhnya di tempat tidur ia merasa lelah setelah melewati perjalanan yang cukup panjang.

Tika duduk di ruang keluarga bersama Rea putri satu-satunya yang ia miliki.

"Itu anaknya tante Santi sahabat Mama itu ya?" tanya Rea.

"Iya sayang. Kamu masih ingat sama tante Santi?"

"Anaknya tante Santi ngapain nginep disini?"

Bukannya menjawab pertanyaan mamanya, Rea malah kembali bertanya.

Bersambung.

bab 2 Salah masuk kamar

Satu minggu telah berlalu, Rea dan Raka sudah saling kenal dan hubungan mereka juga baik-baik saja.

Rea menganggap Raka sebagai kakaknya sendiri begitu juga dengan Raka yang menganggap Rea sebagai adiknya.

Suatu hari Raka ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggalkan, akhirnya hari itu Raka lembur pada hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 02:25 wib.

Raka baru tiba di rumah, semua lampu sudah dimatikan dan semua orang di rumah itu sudah tidur. Perlahan Raka berjalan menaiki anak tangga satu-persatu dengan minimnya pencahayaan.

Raka membuka pintu kamarnya perlahan lalu ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Karena terlalu lelah dan mengantuk Raka langsung tertidur tanpa membersihkan diri atau mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

*** *** ***

Pagi sudah tiba, matahari mulai menampakan sinarnya.

Rea baru bangun dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan dan, "Aaaaa!"

Rea berteriak sekuat tenaga saat ia melihat Raka sedang tertidur di tempat tidurnya.

Suara teriakan Rea yang begitu kencang membuat Raka dan semua orang di rumah itu terkejut.

Rea memukuli Raka dengan bantal yang ia pegang! tak disadari air mata Rea sudah membanjiri pipinya.

"Kakak ngapain tidur disini, kakak apain aku semalam?" ucap Rea sembari terus memukuli Raka dengan bantal.

"Re aku gak apa-apain kamu. Dengar dulu penjelasanku," ucap Raka.

Sebenarnya Raka juga kebingungan kenapa ia berada di kamar Rea.

Rea terus berteriak dan tangisnya pun semakin pecah.

Tika yang mendengar ada keributan langsung menghampiri Rea dan Raka di kamar yang berada di lantai dua rumahnya.

"Ada apa pagi-pagi sudah ribut?" tanya Tika yang baru tiba di kamar Rea.

"Ma, semalam dia meniduri aku," ucap Rea dengan air mata yang terus mengalir.

"Nggak, Tante. Aku bisa jelasin semuanya," ucap Raka sembari mendekati mamanya Rea.

"Kamu ini apa-apaan sih, Raka! tega ya kamu lakuin ini sama anak tante," ucap Tika yang mulai emosi.

"Tante ini tidak seperti yang tante dan Rea bayangkan. Dengerin dulu penjelasanku," ucap Raka pada Tika.

"Kamu harus bertanggungjawab." Tika berjalan menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa!

Raka mengekor dibelakang Tika untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Tika mengambil telpon genggamnya lalu menelpon Santi.

📞 "Halo." Santi mulai berbicara pada Tika.

📞 "San, sekarang juga kamu kesini," ucap Tika dengan nada tinggi.

📞 "Ke bandung? ada hal penting apa hingga kamu meminta aku datang secara mendadak seperti ini?" tanya Santi.

📞 "Anakmu meniduri Rea."

📞 "Apa!" Santi shock saat mendengar ucapan Tika.

📞 "Aku ingin Raka bertanggungjawab atas perbuatannya."

📞 "Tik kamu jangan apa-apain Raka. Aku kesana sekarang ya."

Santi memutuskan sambungan teleponnya. Ia segera bergegas pergi menuju kota bandung.

"Raka, apa yang kamu lakukan," lirih Santi.

Selama diperjalanan Santi terus memikirkan kenapa putranya bisa melakukan hal itu padahal selama ini Raka adalah anak yang baik dan setahunya Raka tidak pernah dekat dengan wanita.

Di rumah Tika.

"Tante, aku gak sengaja tidur di kamar Rea tolong tante dengar dulu penjelasanku." Raka terus mencoba meyakinkan Tika kalau ia tidak melakukan apa-apa terhadap Rea.

"Semua laki-laki akan berbicara seperti itu untuk menutupi kebusukannya," ketus Tika.

"Tante ... ."

"Kamu harus bertanggungjawab atas apa yang sudah terjadi semalam," ucap Tika.

"Tapi semalam tidak terjadi apa-apa. Bahkan aku baru sadar kalau aku salah masuk kamar setelah mendengar teriakan Rea," jelas Raka.

"Tante tidak percaya. Sekarang mamamu sedang dalam perjalanan ke sini untuk membicarakan masalah ini," ucap Tika sembari melangkah menuju kamar Rea.

Raka mengacak rambutnya, "Astaga, kenapa jadi seperti ini?"

Raka masih duduk ditempat semula, ia mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi semalam.

Tika menghampiri Rea yang masih menangis ditempat tidurnya.

"Sayang ... ."

Rea langsung berhamburan memeluk Tika!

"Mama, aku ... ," Rea kesulitan berucap akibat telalu lama menangis.

"Semua akan baik-baik saja, Nak. Sekarang kamu mandi, tante Santi sedang dalam perjalanan kesini untuk menyelesaikan masalah ini," ucap Tika sembari mengelus rambut Rea.

Tanpa menjawab ucapan mamanya, Rea segera beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tika turun ke lantai utama.

"Raka cepat bersihkan dirimu dan hari ini kamu tidak usah ke kantor dulu. Kita perlu bicara," ucap Tika yang melihat Raka masih diam ditempat semula ia duduk.

Raka tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa mengikuti keinginan Tika.

Empat jam sudah berlalu, kini Santi sudah berada di rumah Tika.

"Duduk!" ucap Tika sinis.

Santi hanya diam dan menurut saja kepada Tika. Santi tahu sekarang Tika sedang marah pada putranya dan ia juga mengerti dengan perasaan sahabatnya sekarang.

Di tempat itu sudah ada Santi, Tika dan Raka mereka duduk tanpa satupun yang mengeluarkan suara.

"Bik, tolong panggilin Rea," ucap Tika kepada asisten rumah tangganya.

asisten rumah tangga itu segera bergegas ke kamar Rea.

Tanpa menunggu lama Rea sudah datang dengan mata sembab akibat terlalu lama menangis.

Rea duduk disamping Tika kepalanya tertunduk mencoba menyembunyikan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Aku minta, Raka menikahi Rea secepatnya," ucap Tika membuka pembicaraan.

"Apa? menikah!" Raka terkejut dengan permintaan Tika.

"Kamu harus bertanggungjawab Raka!" ucap Tika.

Santi menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya secara perlahan.

"Raka pasti bertanggungjawab Tik, aku pastikan Raka akan menikahi Rea secepatnya," ucap Santi.

"Tapi, Ma. Aku gak ... ."

"Kamu akan nikahin Rea," tegas Santi pada Raka.

Rea hanya diam sambil terus menundukkan kepalanya. Pikirannya kacau hingga ia tak bisa mencerna setiap perkataan tiga orang yang sedang duduk bersamanya.

"Rea masih kuliah, Ma," ucap Rendy.

"Kuliah bisa dilanjutkan setelah kalian menikah. Jangan mencoba lari dari tanggungjawab, Raka," ucap Tika dengan nada bicara sedikit dinaikkan.

"Nikah?" tanya Rea namun ucapannya hanya ia simpan didalam hatinya.

Rea menatap Raka yang tengah duduk dihadapannya. "Tidak. Aku tidak mau nikah sama kamu," ucap Rea dalam hatinya samil terus menatap Raka.

Merasa diperhatikan Raka balik menatap Rea.

"Re, aku gak berbuat apa-apa sama kamu. Percaya sama aku," ucap Raka pada Rea.

"Maling mana ada yang ngaku," ketus Rea.

"Keputusannya Raka akan tetap menikahi Rea. Tik, aku gak mau persahabatan kita hancur gara-gara hal ini" ucap Santi.

"Aku juga gak mau San. Aku tidak akan membenci kamu ataupun anakmu asalkan Raka mau bertanggungjawab atas apa yang sudah dia lakukan terhadap putriku," ucap Tika.

"Ma, apa tidak ada cara lain selain menikah?" ucap Rea.

"Tidak ada, sayang. Mama gak tahu semalam kamu diapain aja sama Raka. Biar Mama tenang kamu harus nikah sama Raka," jelas Tika.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!