NovelToon NovelToon

Suami Sabarku

Bab 1. Pengenalan tokoh

Haaii.. Assalamualaikum... selamat datang di Karya pertama aku yang berjudul "SUAMI SABARKU" semoga suka yaa..

cerita ini bukan tentang pengusaha sukses, orang kaya raya ataupun CEO ya, tapi cerita ini hanya tentang abdi negara atau PNS biasa yang jatuh cinta kepada wanita biasa yang setelah menikah memilih untuk mengabdikan diri penuh untuk rumah tangganya, untuk suami dan anak-anaknya.

Alfando Aban

Alfando Aban (28 tahun). biasa di sapa dengan Ando ini memiliki postur tubuh yang tinggi. dia memiliki BB 74 kg dengan TB 175 cm, cukup ideal. Dengan hidung mancung tetapi wajah yang tidak begitu tampan namun berkarisma. Terlihat cuek jika berhadapan dengan wanita bahkan terkesan sedikit tertutup jika berhubungan dengan wanita, mungkin karena trauma dengan kisah cintanya yang dulu. kisah cinta yang membuatnya takut-takut untuk memulai hubungan lagi dengan wanita lain.

Ando adalah seorang abdi negara atau PNS di sebuah instansi pemerintahan, karirnya cukup cemerlang jika di bandingkan dengan teman-teman seangkatannya dulu saat lulus PNS. Ando adalah lulusan S1 Hukum di sebuah universitas swasta yang cukup terkenal di kotanya sehingga dia dengan mudah menapaki karirnya di instansi pemerintahan tempat dia menjadi abdi negara. Namun kisah cintanya tak semulus karirnya di dunia pekerjaan. Akan tetapi setelah bertemu dengan gadis cantik, mungil nan imut Felisha dunianya menjadi berubah, Ando menjadi orang yang penuh dengan semangat.

Namun Ando tidak serta merta dengan cepat mendapatkan Felisha, butuh perjuangan yang panjang untuk mendapatkan gadis cantik, mungil nan imut itu. dia tak pernah lelah, tak pernah putus asa menghadapi sifat labil dari seorang Felisha Putri

Felisha Putri

Felisha Putri (22 tahun). biasa di sapa dengan Felisha atau Lisha, memiliki wajah yang cantik alami tanpa polesan dan juga imut karena pipinya yang sedikit tembem, di tambah lagi dengan tubuhnya yang terbilang mungil namun terlihat berisi. 'sungguh terlihat cute menggemaskan.

Felisha memiliki BB 50 kg dengan TB 150 cm. cukup ideal bukan? namun terlihat berisi karena pipinya yang tembem sehingga orang-orang melihatnya gemas pengen di cubitin. 'hehe

Memiliki banyak pengagum rahasia tidak lantas membuat Felisha bangga, karena hal itu tidak lantas membuat hatinya tenang dan bahagia melainkan selalu merasa kesepian karena kebanyakan dari mereka hanya melihat dan mengagumi dari fisik saja, tak pernah ada yang benar-benar ingin mendekatinya karena hal lain dari dirinya.

Felisha adalah salah satu mahasiswa di salah satu kampus politeknik kesehatan negeri yang ada di kotanya.

Felisha memiliki dua orang sahabat perempuan yang bernama Rufi dan Pelita, mereka bersahabat sejak pertama kali masuk kuliah, merasa banyak memiliki kecocokkan sehingga memutuskan untuk bersahabat dan saling merangkul satu sama lain. Mereka bertiga Felisha, Rufi dan Pelita tak pernah terpisahkan sekalipun Rufi sendiri berbeda kelas dengan Felisha dan Pelita, Rufi sendiri di kelas A sedangkan Felisha dan Pelita di kelas B. Tak menjadi kendala bagi tiga serangkai itu.

Banyak pasang mata mahasiswa maupun mahasiswi yang tertuju pada mereka khususnya pada Felisha, ia sedikit mencolok terlihat lebih cantik dari tiga serangkai Felisha, Rufi dan Pelita. Tak luput pula dari tatapan para dosen muda, asisten dosen dan para kakak senior di kampusnya. Ada yang menatap karena kagum adapula yang menatap karena penasaran karena Felisha terlihat lebih cuek di bandingkan dengan dua sahabatnya itu. '*Entahlah penasaran karena apa?

...****************...

Mohon maapkan daku jikalau penulisannya belum sempurna yaaa..

trimaksih untuk temen-temen yang mau meluangkan waktunya membaca ceritaku ini

*Masih belajar

Bab 2. Kampus

"Lita, hari ini kamu ke rumah nenek kamu gak?" tanya Felisha pada sahabatnya Pelita yang biasanya selalu ke rumah neneknya jika ada waktu senggang.

"gak". Pelita menggeleng. sambil memasukkan buku-buku nya ke dalam tas. karena dosen baru saja menyelesaikan proses belajar mengajar pagi ini.

"emang kenapa, sha?". Lanjutnya lagi.

"gak papa". Jawab Felisha.

"kalau gitu kita di kampus aja sampai sore, biar gak bolak balik kampus-kosan, kita ada kuliah lagi jam 2 siang kan? sekarang udah jam 11 lewat 10 menit". Lanjutnya lagi sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, karena memang kampus dan kost an mereka tidak jauh jaraknya yang bisa di jangkau dengan berjalan kaki sekitar 5-7 menitan.

"iya, boleh juga". jawab Lita. "kita ke ruangan Rufi yuk mungkin kelasnya udah selesai". lanjutnya.

"ayo". jawab Felisha. "Sekalian ke kantin ya, perut aku udah keroncongan ini". tambahnya sambil memegang perutnya dramatis dengan memasang wajah lesu.

"biasa aja dong, kaya orang yang gak pernah makan seminggu kamunya sampai megang perut kayak gitu". Ucap Lita sambil mendorong bahu Felisha pelan.

"hehee..". Felisha hanya membalas dengan cengirannya.

"Rufi..!" panggil Felisha pada sahabatnya yang satu itu saat melihat Rufi sedang mengobrol dengan teman sekelasnya.

"yes..i am..!". Rufi seketika menoleh saat mendengar panggilan dari sahabatnya sambil berjalan menghampiri mereka.

"ke kantin yuk!". ajak Lita dan Felisha pada Rufi.

"ayo..!". jawab Rufi dengan semangat karena memang sejak tadi perutnya minta di isi juga sama seperti Felisha.

Karena kantin yang agak jauh dari kelas mereka, tiga serangkai itu berjalan bersisian sambil mengobrol ringan sembari tertawa entah apa yang sedang mereka bahas. tanpa menyadari kalau ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi. ya, dua pasang mata itu adalah kakak-kakak senior Felisha yang sejak proses MOS (Masa Orientasi Siswa/Ospek) sudah mencuri-curi pandang pada Felisha. Namun Felisha tak pernah menyadari hal itu.

Mereka adalah Muza dan Arsen yang hanya terpaut 1 tingkat di atas Felisha dan sahabatnya Rufi juga Pelita, keduanya bersahabat sejak pertama kali masuk kuliah, Muza dan Arsen. Muza yang menaruh hati pada seorang Felisha hanya selalu melihat dari jarak jauh dan bercerita kepada sahabatnya Arsen kalau dia menaruh hati pada adik yuniornya itu yang bernama lengkap Felisha Putri.

"Permisi, boleh gabung duduk disini?". tanya seseorang yang tak lain adalah Muza kakak senior Felisha, Rufi dan Pelita. Felisha mengkerutkan dahinya merasa heran melihat ada orang asing yang mau duduk bergabung dengan mereka, lalu dia menoleh kepada dua sahabatnya meminta persetujuan mereka dan hanya di jawab dengan anggukan oleh keduanya. tentu saja, siapa yang berani menolak seniornya itu yang terlihat kejam pada saat proses ospek. Padahal Felisha tidak tau saja Muza berusaha mencari perhatian nya saat itu dengan cara terlihat kejam. 'sungguh aneh caranya Muza'

"hai, kenalin nama aku Muza dan ini temen aku namanya Arsen". Muza mulai membuka percakapan setelah mendapat persetujuan untuk duduk bergabung dengan tiga serangkai Felisha, Rufi dan Pelita sembari menunggu pesanan mereka datang.

"halo..salam kenal ya semuanya". ucap Arsen ramah pada ketiganya.

"h hai..salam kenal juga dari kami kak". jawab Rufi dan Pelita takut-takut. biar bagaimanapun mereka adalah adik yunior. Felisha tak ikut menjawab, dia hanya memandang dua sahabatnya yang terlihat gerogi itu. sebenarnya dia juga sedikit gerogi tapi berusaha menekannya agar terlihat biasa saja namun tetap terlihat sopan. Ya, begitu lah ekspresi yang selalu di tunjukan Felisha selama ini, seolah tak ada yang istimewa di sekelilingnya kecuali dua sahabatnya Rufi dan Pelita. Tak lama pesanan mereka datang dan mereka menyantapnya dengan di selingi obrolan ringan.

"oh ya, nama kalian siapa?". tanya Muza basa-basi sambil memandang Felisha, Rufi dan Pelita bergantian yang di angguki oleh Arsen. padahal sebenarnya mereka sudah lebih dulu tau nama ketiga sahabat itu. 'mulai pedekate seperti nya'

"aku Rufi kak, ini Lita dan ini Felisha" Rufi mulai mngenalkan sahabatnya yang di jawab oleh Muza dan Arsen dengan mengangguk-anggukan kepala seolah-olah mereka baru mengetahui nya.

"kalian santai aja, gak usah sungkan sama kita berdua". ucap Muza lagi dan Arsen hanya menjadi pendengar setia kali ini.

"iya kak, terimakasih". jawab Rufi dan Pelita. sedangkan Felisha hanya bisa diam saja dan hanya fokus pada makanan nya. Dia terlalu kaku untuk berbasa-basi pada orang yang baru di kenalnya.

"oh ya, kalian tinggal dimana? kost an juga atau tinggal di rumah sendiri atau dimana?". tanya Muza sambil melirik ke arah Felisha yang diam sedari tadi.

"kami bertiga tinggal di kost an kak". jawab Pelita seadanya.

"oohhh.." Muza dan Arsen hanya membulatkan bibir tanpa suara dan saling pandang dengan tersenyum. dan kembali hening tak ada yang mengeluarkan suara sibuk dengan pikiran masing-masing.

"aku udah selesai makannya". akhirnya suara Felisha keluar juga yang sedari tadi hanya memilih diam. sambil melihat ke arah dua sahabatnya. "kita ke musholla dulu yuk udah adzan tuh". ajaknya pada Rufi dan Lita untuk menunaikan shalat Dzuhur bersama. Mereka bertiga pamit lebih dulu kepada kakak senior mereka yang di angguki oleh keduanya, Muza dan Arsen.

"Arsen.." panggil Muza pelan pada sahabatnya yang hanya di jawab dengan deheman oleh Arsen.

"ada apa?" tanya Arsen merasa heran dengan panggilan Muza yang tidak ada kelanjutannya sedari tadi.

"Felisha cantik banget ya pas di liat dari dekat kayak tadi, aku tuh gemas pengen cubit pipinya yang cabi itu". ucap Muza akhirnya.

"heh jangan sembarangan kamu, emang Felisha mau kamu cubitin pipinya, gak kali..emang dia bayi apa yang cuman bisa pasrah jika di cubit pipinya". omel Arsen

"heh siapa juga yang mau cubitin, kan aku bilang nya baru pengen sen..ah kamu gak ngerti aja betapa gemes nya aku liat pipinya sama wajah polosnya dia". Muza bersungut-sungut sambil berdiri meninggalkan Arsen yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya yang sedang jatuh cinta itu menuju kasir untuk membayar makanan mereka tadi.

Sementara itu di Musholla. Felisha, Rufi dan Lita sedang melaksanakan Sholat Dzuhur dengan khusyuk sampai selesai.

"langsung balik ke ruangan atau kita ke perpustakaan dulu nih?" tanya Lita pada Felisha dan Rufi yang tadi katanya mau nyari buku IGD (Ilmu Gizi Dasar) karena ingin menyelesaikan tugas dari dosen mata kuliah IGD tersebut yang biasa di sapa dengan pak Nudin itu.

"kita ke perpustakaan dulu" jawab Rufi dan Felisha.

"oke". Lita

Mereka segera berjalan menuju ruang perpustakaan yang tidak jauh dari Musholla tadi.

"Eh kita ketemu lagi.." ucap seseorang dengan sumringah di balik meja persegi panjang yang berada pas di sebelah kanan pintu masuk. Mengagetkan ketiga sahabat yang baru saja memasuki ruang perpustakaan itu.

...****************...

Bab 3. Kost

"Eh kita ketemu lagi.." ucap seseorang dengan sumringah di balik meja persegi panjang yang berada pas di sebelah kanan pintu masuk. Mengagetkan ketiga sahabat yang baru saja memasuki ruang perpustakaan itu. kontan mereka menoleh ke arah suara dan melihat orang itu yang tak lain adalah Muza.

"eh iya kak." jawab Rufi, dan Lita hanya tersenyum ramah sedangkan Felisha hanya mengangguk kecil dengan sopan. Kaku banget Felisha kayak kanebo kering yang di jemur di bawah terik matahari 😁

"kalian mau cari buku apa?" tanya Muza sambil curi-curi pandang ke arah Felisha, sedangkan yang di lirik hanya fokus pada lemari buku yang menjadi tujuannya.

"Buku IGD (Ilmu Gizi Dasar) kak." Lita

"Oh kalau itu aku punya kopian buku paket nya, kalau mau pakai punya aku aja." Muza

"Waahh serius kak?" tanya Rufi antusias.

"aku serius." balas Muza sambil tersenyum ramah

"besok aku bawakan di kampus ya." lanjutnya

"iya, makasih kak sebelumnya." ucap Rufi sumringah yang di acungi jempol oleh Muza.

Rufi berbisik ke telinga Felisha," Sha, kata kak Muza besok kita mau di bawain kopian buku paket IGD." Felisha hanya menoleh sebentar pada Rufi sambil tersenyum lalu fokusnya kembali ke buku yang berada di tangannya.

Lita datang mendekat dengan memegang satu buku di tangan nya lalu ikut berbisik ke telinga Felisha, "Kaya nya kak Muza suka sama kamu Sha." godanya. Felisha menoleh pada Lita dengan alis berkerut, lalu memberikan kode agar sahabatnya itu berhenti berbicara dengan menaruh telunjuknya di depan bibirnya, takut pengunjung yang lain terganggu. Mereka kembali fokus pada buku masing-masing.

****************

"Kak Muza aku liat dari di kantin sampai di perpustakaan tadi sering melirikmu, kayak nya dia suka sama kamu deh Sha." ucap Lita, setelah mereka berjalan menuju ruang kelas.

"Sstt.. jangan mengada-ada kamu Ta, di lirik bukan berarti suka kan?." Felisha

"tapi lirikannya itu lho Sha beda banget.." Rufi menimpali

"udahlah gak usah di bahas, kaya gak ada bahan lain yang mau di omongin tuh." Felisha mengibaskan tangannya ke udara tanda tak mau membahas nya lebih jauh. Dia hanya takut kalau sampai ada yang mendengar nya bisa-bisa jadi bahan gosip di kampusnya. dia tidak mau sampai itu terjadi.

Sepanjang perjalanan menyusuri koridor kampus mereka beralih membahas seputaran kost yang pemilik nya merupakan pria paruh baya yang keliatan nya genit. mereka bergidik ngeri jika itu benar-benar terjadi. memiliki bapak kost tua yang genit. idiihhh ogah banget yak

"nanti pulang aku mau mampir ke indo juni dulu kalian mau ikut gak?" tanya Felisha

"aku mau." jawab Lita

"aku kayak nya gak bisa deh.. aku masih ada satu mata kuliah lagi setelah ini." Rufi

"Oke." jawab Felisha sembari menautkan jari telunjuk dengan ibu jari membentuk huruf O.

Mereka berpisah memasuki ruangan masing-masing, Rufi segera berbelok ke ruangannya sedangkan ruangan Felisha dan Lita berada di sebelahnya.

****************

"kamu mau beli apa Sha di indo juni?"

"mau beli mie instan Ta di kamar stoknya udah tinggal satu doang."

"kamu mau beli apa?" tanya Felisha balik

"aku mau beli Snack aja buat ntar malam ngerjain tugas sambil ngemil hehee..." Lita nyengir kuda

Felisha dan Lita berjalan menuju Indo juni yang berada di seberang jalan depan kampus mereka.

"eeh kita ketemu lagi ya.. jangan-jangan kita jodoh..hehe" Muza tersenyum sumringah menatap Felisha, namun yang di tatap hanya menoleh sebentar memberikan senyum tipisnya lalu menuju etalase tempat mie instan berada, berbeda dengan Lita yang ikut tertawa mendengar candaan kakak senior nya itu.

Muza terpaku melihat senyum tipis dari wanita imut itu, dia mendadak gerogi dan salah tingkah karena sedari tadi mereka bahkan terhitung sudah tiga kali bertemu dalam sehari ini, tapi baru kali ini dia mendapat senyuman dari Felisha, yaa walaupun itu sangat tipis.

"kak aku kesana dulu." pamit Lita pada Muza yang hanya terdiam memandangi punggung mungil Felisha.

"eh iya silahkan." jawab Muza salah tingkah kedapatan menatap Felisha

***

Felisha dan Lita tiba di rumah kost nya. mereka di sambut oleh bapak kost yang mereka bahas di kampus tadi. dengan ber basa basi sebentar, mereka lantas pamit langsung masuk kamar masing-masing.

Felisha merebahkan badannya di kasur ukuran nomor 3 itu dengan merentangkan kedua tangannya sembari di gesek-gesekkan ke kasur menikmati lembut nya sepre favoritnya yang berwarna kuning dengan gambar kucing super cute, memejamkan mata sejenak lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri, menghilangkan lelah setelah seharian beraktivitas di kampus. Setelah mandi ia lalu menunaikan shalat Ashar.

tok tok tok

Pintu kamar di ketuk, Felisha segera beranjak untuk membuka pintu dan melihat siapa yang mengetuk pintunya.

"Kak Bara mau kesini." ucap Lita sambil masuk ke dalam kamar Felisha tanpa menunggu di persilahkan oleh yang empunya kamar. 'dasar Lita

"emang kenapa Ta kalau kak Bara mau kesini?" Felisha

"kamu gak ada yang mau di titip di beliin?" Lita

"Martabak telor aja Ta biar bisa makan dengan Nasi hehee.." Felisha tersenyum menampilkan deretan gigi nya yang tidak terlalu rapih tapi terlihat seksehh.

"Oke." Lita menjawab dengan acungan jempol sambil menekan tombol di hapenya bermaksud menelpon sang kekasih pujaan hati nya.

Bara adalah kekasih Lita yang sudah beberapa bulan ini menjalin hubungan dengan nya. Bara terpaut usia 5 tahun di atas Lita.

Sembari menunggu kak Bara tiba, Rufi muncul dari balik pintu kamar kost Felisha, menyembulkan kepalanya melihat lihat ke dalam kamar Felisha sambil melepas sepatunya.

"Assalamualaikum..." ucap Rufi

"Wa'alaikumsalam..." jawab Felisha dan Lita bersamaan sambil menoleh ke arah pintu melihat tamu yang baru saja mengucapkan salam.

"udah kelar kelasnya?" tanya Lita pada Rufi

"iya." jawab Rufi dengan lesu. muka udah kucel banget seharian beraktivitas di kampus.

Rufi duduk sebentar di lantai kamar Felisha meluruskan kaki sembari mengobrol ringan. tak lama dia beranjak ke kamar kost nya yang berada di sebelah kamar Felisha untuk membersihkan diri.

Mereka mendapatkan kamar kost yg saling berdekatan. Kamar Felisha bersebelahan dengan kamar Rufi yaitu kamar nomor 5A dan Felisha kamar nomor 6A sedangkan kamar Lita berada hanya di pisahkan oleh 1 kamar saja yaitu kamar nomor 3A.

Kamar Kost itu tidak begitu luas, hanya terdiri dari kamar mandi, dapur minimalis yang benar-benar minimalis karena hanya bisa diletakkan kompor gas 1 mata dan dispenser duduk. selebihnya hanya ada ruangan tempat menyimpan kasur nomor 3, lemari kecil dan meja rias sekaligus meja belajar yang di letakkan di sudut kamar.

Kost an yang lumayan murah jika di bandingkan dengan rumah kost yang ada di sekitarnya.

"Assalamualaikum..." Ucap kak Bara sembari mengetuk pintu kamar Felisha, sebelumnya sudah di beri tahu kalau Lita sedang berada di kamar Felisha.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Lita dan Felisha bersamaan. Lita lantas membukakan pintu kamar untuk kak Bara.

Di teras depan pintu setiap kamar sudah di sediakan masing-masing 2 kursi plastik dan 1 kursi kayu memanjang yang bisa muat 2 orang. Jadi tamu yang datang tidak harus masuk ke dalam kamar yang cukup sempit itu, apalagi tamu pria. Rumah kost itu campuran ada juga yang kost laki-laki.

****************

"tok tok tok" Felisha mengetuk pintu kamar Rufi untuk mengajak nya makan malam bersama setelah menunaikan shalat Maghrib.

"kak ayo makan bareng." ajak Lita kepada kak Bara.

Kak Bara menggeleng, "aku udah makan tadi sebelum kesini, makan aja gak papa aku duduk disini." ucap kak Bara sambil duduk memainkan ponselnya di teras kamar.

Felisha, Rufi dan Lita duduk bersila di lantai, mereka makan dengan lahapnya menikmati makanan yang ada walaupun hanya nasi putih di temani martabak telor asin. Itu adalah nikmat yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bagi anak kost. 'yummiiiii..

****************

Setelah makan, mereka semua duduk santai di teras sambil mengobrol ringan membahas berbagai macam hal. Dengan pembawaan kak Bara yang supel menjadikan obrolan mereka menjadi akrab dan santai. Tidak berapa lama kak Bara pamit pulang karena ada urusan harus di selesaikan.

"aku pulang dulu." pamit kak Bara

"trimaksih martabaknya kak Bara, sering-sering ya bawain kita makanan buat password untuk bertemu si doi hehee.." Rufi nyengir sambil melirik ke arah Lita, menggoda sahabat nya itu yang langsung menghadiahi nya sebuah pukulan di bahu karena malu akan ucapan Rufi yang seperti tak ada dosa mengatakan hal itu.

"Oke..buat Lita why not.?" balas kak Bara sambil tersenyum menatap Lita dan tangannya terulur menyentuh pucuk kepala Lita yang tertutup jilbab. Dan itu sukses membuat Lita tersipu. Kak Bara pergi meninggalkan kost an melarikan motornya memecah jalanan kota.

"Aaahhhhh... aku pengeen..!!" kata Rufi lirih dengan menangkup tangan di depan dadanya sambil merem.

"Eeh pengen apa Fi?" tanya Felisha

"Pengen punya pacar kayak kak Bara.." jawab Rufi sambil nyengir. Felisha dan Lita hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku Rufi yang jablay itu.

Baru saja tiga serangkai itu hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengucap salam dari arah samping.

"Assalamu'alaikum..." Ucap nya

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!