Ku genggam erat bunga yang tumbuh di padang liar ,juga bunga liar yang ku petik diam -diam dari rumah kaca...Malam ini Aku akan tidur dengan menyelipkan tujuh buah pada bantalku.
Karena hari ini Aku melihat pelangi yang sangat indah dan pelangi itu menghiasi langit dengan ketujuh warnanya.
Ranting pohon karet ,jalan yang basah karena hari itu hujan.Desau angin yang melintasi danau.Suara gemericik air sungai yang mengalir dari lembah nun jauh di sana.
Angin musim panas yang terlambat datang dan semuanya Aku suka...
"Clauuuuu !!"
" Clauuuu...!!"
Lalu.....
" Clau ! Lihat itu !" Seru Ray teman baikku.
"Waaaahhh.." Sorak Ku gembira.
" Besarnya.." Sepasang mata ku melebar melihat sesuatu hal yang paling ku suka melebihi apapun.
"Waaah! Indahnya ! Ini sebabnya Aku suka suatu keadaan setelah hujan berhenti ! " Kata Ku takjub.
" Di bukit ini pelanginya terlihat lebih jelas sekali, ya !" Seru teman -temanku yang lain.
" Hehehehe..!"
" Siapa dong yang menemukan tempat ini..." Kata Ray menyombongkan diri pada teman -teman yang lain.
" Ray! Yang duluan menemukan tempat ini 'Kan Aku !" Tukas Ku sambil mencoba untuk memanjat pohon.
" Clau ! Awas !" Pekik Ray kaget.
" Kalau dari sini kelihatan lebih jelas, kadang - -kadang di balik gunung itu juga muncul pelangi lho.Pelanginya jadi ada dua ! Indah sekali !" Ujar Ku ringan.
Saat seperti itu, Aku selalu menghabiskan sebagian waktu di bukit yang indah ini...
" Clauu...Kamu 'kan perempuan ! Masa manjat -manjat pohon !" Teriak Ray berusaha mencegah Ku.
"Weh..." Aku meledeknya.
"Ray ,ngomong begitu 'kan karena suka sama Clau !" Ejek teman -teman kami.
" Hahahaha !"
" Kalian ini !" Teriak Ray malu.
Dengan teman -teman ku yang menyenangkan dan bukit pelangi yang melingkari danau kecil ini tempat rahasia kami...Hanya kami yang...
" Eh.."
Namun ,pada hari itu Ku tak sengaja melihat ada anak laki -laki lain juga berada di bukit pelangi di bawah pohon yang ku panjat ini atau lebih tepat di balik tebing bukit pelangi.
Anak laki -laki itu menengok ke arahku dengan tatapan mata sendu nya.
" Siapa itu..." Batinku.
Seketika itu juga pelanginya perlahan -lahan telah menghilang...
"Waa ! Wa...! Wa...!"
Bruuukkk
" Clau! Ah ! Tuh 'kan dasar !" Omel Ray pada Ku yang terjatuh dari pohon.
" Siapa dia ?" Pikiranku masih terfokus pada anak laki -laki itu.
" Eh ?" Tanya Ray bingung.
" Ta..Tadi ada anak laki -laki yang tak ku kenal di sana..." Jawab Ku menengok ke balik pohon yang tadi ku panjat.
" Tak ada siapa -siapa kok ," Kata teman ku yang lain cepat mencari tahu siapa yang telah di lihat oleh ku di tempat rahasia kami.
" Tak mungkin ada orang lain ! Ini 'kan tempat rahasia kita . Kalau ada yang berani masuk ke sini , akan kita usir dia !" Seru Ray.
" Iya! " Sorak para teman -teman yang lainnya.
" Clau ,ayo ! " Ajak Ray pada Ku yang merasa ada orang yang mengintip kami di balik tebing dekat pohon yang Ku panjat tadi.
" Iya..." Jawab Ku pada Ray.
Aku menoleh sesaat sebelum mengikuti Ray dan yang lain.
" Anak itu..Rambutnya yang hitam tebal ,bola matanya hitam...Siapa ,ya..?" Pikirku.
" Samuel sedang apa kamu ? Ayo kita pergi !" Kata pria dewasa kepada anak laki -laki itu yang tengah sembunyi di balik pohon yang lebih lebat daunnya untuk menghindari pencarian terhadapnya dari Ray dan teman -teman.
Lovenia , Kediaman Count Fillan.
Kriet
Sret
Aku mengendap -endap membuka pintu belakang rumah ku untuk menghindari orang -orang yang ada rumah ku melihatku masuk ke rumah dalam keadaan yang amburadul.
Tapi...
" Tuan Putri Claudia ! Kotor sekali bajumu itu !" Teriak Bibi Julie pengasuhku dari dapur rumahku.
Aku terpaksa menghadapi Bibi Julie yang segera menarikku ke ruangan pribadi ku dan memandikan diri ku hingga bersih serta merapikan ku dengan pakaian baruku.
" Lagi -lagi Putri bermain dengan anak -anak itu lagi...!" Keluh Bibi Julie.
" Iya , Kami habis melihat pelangi yang besaar...... Sekali. Aku jatuh dari pohon ,lalu Ray..." Cerita Ku riang.
" Tuan Putri ," Bibi Julie menutup kedua matanya.
" Mengertilah , Tuan Putri..Anda ini adalah seorang Putri dari Dean La Count Fillan ,keturunan dari keluarga Count Fillan.Anda harus bersikap lebih lembut , selayaknya seorang putri bangsawan lain nya.." Omel Bibi Julie mengikuti Ku yang berlarian di sepanjang koridor dari kamarku.
" Aku lapar ! " Seru Ku terus saja berlari.
" Putri Claudia ! "
" Memalukan. Kalau begitu terus ,apa nanti ada yang mau melamarnya ,ya..?" Bibi Julie terlalu berlebihan menurutku.
" Clau..."
" Ayah ! "
Aku mengecup pipi Ayahku yang duduk di kursi di ruang makan kami.
" Wah..Bibi jangan berkata seperti itu. Walaupun tergolong keluarga Count , kita ini hanya seorang bangsawan desa..." Bela Ayahku.
" Ayah ! Ayah selalu memanjakannya ,jadi begitu itu sikapnya.." Tegur Ibu ku kepada Ayahku.
" Ah.."
" Itu sih..Hahahaha.." Ayah dan Ibuku berdebat mengenai sikapku yang manja dan liar.
" Aku ingin menikah dengan orang seperti ayah ,... Ah.." Pikiranku.
Keesokan pagi hari yang cukup cerah sepasang derap langkah kuda mendekati Kediaman Count Fillan. Mereka adalah pria dewasa rambut pirang dan panjang bersama dengan anak laki -laki yang berrambut hitam.
Aku terbangun dengan gembira sekali lalu Ku pun menikmati pagi ku dengan sarapan pagi sepuas diriku bersama dengan Ayah dan Ibuku serta Bibi Julie di ruang makan.
" Perutku sudah kenyang ,sekarang main lagi sama Ray dan yang lainnya ,ah.." Otak ku hanya mau bermain saja.
" Tak bisa kau harus belajar." Kata Ibuku tegas.
" Ups.."
Aku pun menuruti Ibuku untuk belajar di ruangan belajar pribadiku dengan Guru pribadi ku yang di khusus di hadirkan oleh Ayahku untuk Aku bisa menempuh pendidikan yang layak.
" Tuan ,ada tamu yang datang ," Terdengar seruan dari ruangan lain.
" Tamu...?" Aku mengintip dari ruang belajarku dan begitu Guru dan Bibi Julie lengah.
Aku menyelinap kabur dari ruang belajarku tanpa memperdulikan Guru dan Bibi Julie mencari -cari ku.
" Putri Claudia ?"
Aku sudah jauh meninggalkan ruangan belajarku karena Aku telah di lorong menuju ke ruang tamu.
" Lama tak berjumpa ,Count..Kakak " Sapa tamu yang ku kenal baik.
" Ah !"
Aku tak memerdulikan apapun jua.Aku membuka pintu ruang tamu dengan lebar dan berseru saat Aku melihat tamu yang sangat istimewa bagi ku dan keluarga ku.
" Pa.. Paman Dino !" Seru Ku riang.
" Clau ," Dino menoleh kepada Ku.
" Selamat siang ,Paman..Hahahaha.." Sorakku tak sungkan menghambur ke pelukan Paman Dino.
" Apa kamu sehat -sehat saja ,Clau ?" Tanya Paman Dino kepada Ku.
Di balik punggung Paman Dino .Aku melihat ada anak laki -laki itu juga di ruang tamu keluarga Ku.
" Ah..Anak yang tadi...Bertemu di Bukit pelangi.."
Aku tercengang dengan pertemuan yang tidak pernah Ku duga itu.
Bersambung..!!
" Ayo ,kenalkan ," Kata Paman Dino kepada Anak laki -laki itu untuk memperkenalkan dirinya kepada Ayah dan Ibuku.
" Samuel White ," Jawab Anak laki -laki itu pelan.
" Sekarang ini Saya di percaya untuk jadi seorang pengawasnya..." Kata Paman Dino.
" White..." Ibuku terkejut ," Ah.Kalau begitu ,Dia dari keluarga bangsawan terkemuka White yang itu..."
Ayah dan Paman Dino mengangguk untuk jawab Ibuku. Lalu Ibuku segera mengajak Ku untuk Aku berkenalan dengan anak itu.
" Claudia juga harus memberi salam kepadanya! Dia itu putra dari Duke White yang kemarin lalu itu meninggal itu ,lho." Kata Ibuku menuntunku untuk menemui anak itu.
" Samuel ,perkenalkan namaku..."
Aku termangu melihat anak itu mengulurkan jemari nya untuk bersalaman dengan ku.
" Ah.."
Aku bingung sesaat.Untungnya Paman Dino yang baik membantuku.
" Fu huhu Claudia Laurencia putri bangsawan kecil yang manis." Kata Paman Dino memberitahukan nama ku kepada Samuel White.
" Dino Baskoro Paman yang paling Ku sukai..Dia memiliki rambut yang panjang dan halus ,serta bola matanya yang indah.Pokoknya , Dia itu orang yang Ku puja ." BatinKu.
" Claudia ,coba kamu ajak Samuel jalan -jalan di taman !" Kata Ibuku.
" Iya..Bunga -bunga di rumah kaca pasti sedang bermekaran.." Imbuh Paman Dino.
" I..Iya.." Jawab Ku.
Aku pun mengajak Samuel untuk jalan -jalan di taman rumahku.Sementara itu Ayah ,Ibu dan juga Paman Dino membahas sesuatu yang tak boleh Ku tahui di ruang tamu.
" Baskoro..Apa yang akan di lakukan keluarga White kepada Samuel ?" Tanya Sean Fillan Ayahku.
" Di masukkan secara resmi ke dalam keluarga White tentunya dalam waktu dekat ini ," Jawab Dino Baskoro.
" Bukankah Nyonya White ..?" Tanya Amira Fillan Ibuku.
" Mau tidak mau harus menerimanya. Duke White sudah meninggal ,walaupun di tentang oleh siapa pun anak laki -laki yang memiliki darah keturunan Duke White hanya Samuel seorang." Jawab Dino Baskoro kepada Sean dan Amira Fillan.
"Sebagai keluarga bangsawan terbesar di negeri Lovenia Imperial ini..Dan, juga dari keluarga bangsawan yang memiliki hubungan darah yang terdekat dengan keluarga kerajaan. Keluarga White..Samuel harus mewarisi posisi tersebut. Karena Dia adalah anak laki -laki satu -satunya..!" Jelas Dino pada Sean dan Amira Fillan.
Rumah Kaca Kediaman Count Fillan.
Saat ini Aku yang ingin menjadi tuan rumah yang baik dan ramah tamah kepada tamu ku yang amat angkuh itu selalu berusaha untuk menjamu tamu ku dengan baik.
" Cantik , 'Kan ? Ada mawar ,lili kadang Aku juga membantu mengurus bunga -bunga ini ,lho." Kata Ku memperlihatkan dengan bangga bunga -bunga di rumah kaca ku.
" Menyiraminya atau mencabuti rumput -rumput liar." Kata Ku. Aku menoleh kepada tamuku yang sama sekali tak merespon Ku.
" Anak aneh..Dari tadi sama sekali tak berbicara sepatah katapun." Dalam hatiku bicara.
Aku menyabarkan diriku untuk menghampiri anak angkuh itu.
" Eh , Samuel..Samuel selalu bersama Paman Dino ,ya? " Aku berhasil membuat Samuel White menoleh kepada ku." Asyiknya..Aku jadi iri !" Aku meneruskan.
" Huh Dia.." Samuel White membuang muka dan berkata." Entah apa yang Dia pikirkan..Cuma pengurus pendidikanku." Nada ketus Samuel telah mengejutkanku.
" Hei..Apa maksud kata -katamu itu...?" Tanya Ku tak suka.
" Kamu memperolok Paman Dino -Ku ,ya ?"
" Hmm.." Senyuman Samuel." Putri bangsawan kecil yang manis..."
Aku terdiam sesaat mendengar nada suara anak itu menunggu kelanjutan dari perkataan Samuel.
" Ternyata monyet gunung.." Di luar dugaanku..Ia ?
" Pantas saja jago memanjat pohon . Kalau Putri bangsawan mendengarnya pasti heran."
Aku geram mendengar ejekan Samuel White pada Ku.
" Uuh..!"
Grrrr
Plakk..
Aku menampar Samuel White sekerasmungkin dan mengejutkannya.
Samuel berbalik marah dan berkata berang pada Ku.
" Ka..Kamu ini !! "
Tangan Samuel terangkat ini membalas tamparan Ku.
Aku menunduk untuk menghindari tamparannya yang ku kira akan tiba di wajahku.Namun ternyata Samuel mengurungkan niatnya itu.Aku termangu padanya.
" Huh ! Untuk apa Aku berkelahi dengan cewek !" Kata Samuel yang berbalik meninggalkan Ku di rumah kaca.
" He..Hei !! Tunggu !! Aku bilang tunggu !!" Teriak Ku marah.
" Samuel White..! Monyet gunung ! Apa Itu ! Buat apa Aku berkelahi dengan cewek ! Dia...Sudah memperolok Paman Dino..Aku tidak akan pernah Ku maafkan ! Aku benci ! Aku benci Dia ! Benci !"
Aku sungguh marah sekali kepada Samuel White pada malam hari itu selalu terngiang -ngiang pada ingatanku sebelum Aku menjelang tidur pun ,Ku teringat pada perkataan tak sopan Samuel White tentang Paman Dino -Ku.
Cip
Cip
Cip
Cip
Sinar mentari pagi menyoroti Ku untuk bangun dan merapikan diriku untuk segala aktivitas rutin harianku.
" Selamat pagi ,Bibi " Sapa Ku hangat kepada Bibi Julie yang pertama kali jumpa Aku di koridor.
" Selamat pagi ," Sapa Bibi Julie senyum hangat.
"Sarapan sudah di siapkan ? Untuk Tuan Samuel White juga ,lho ," Ku dengar suara pelayan bicara pada pelayan lainnya di koridor.
" Untuk sementara ,Dia akan tinggal di sini ," Kata pelayan lain.
" Berarti.." Aku senang sekali." Ah! Paman Dino juga ,dong! " Sorakku.
Aku segera mendatangi kamar tamu untuk temui Paman Dino.
" Selamat pagi , Paman ! " Sapa Ku riang.
" Selamat pagi , Clau ," Sapa Paman Dino senyum lembut menyambutku.
Aku mengerutkan kening melihat Samuel White di sana. Anak itu membalas tatapanku dengan sinis sekali.
" Pagi ! Masih di sini ?" Sapa Ku dingin saat kami berpapasan di batas pintu kamar tamu.
" Pagi..Monyet gunung.." Bisik nya menyebalkan sekali
Aku geram sekali kepada Anak itu yang sudah keluar dari kamar tamu yang di tempati Paman Dino -Ku.
" Clau , Paman ingin bicara ," Kata Paman Dino.
Aku cepat memasang ekspresi gembira dan juga manis kepada Paman Dino.
" Ya, Paman."
Aku duduk di bawah sofa panjang yang di duduki Paman Dino menunggu Paman bicara kepadaku.
" Eh..Aku jadi teman Samuel ?" Aku heran.
" Karena beberapa alasan , sampai saat ini Samuel tinggal di rumah Paman. Mungkin karena tidak ada teman yang seumur dengannya. Dia jadi tak bisa bergaul dengan baik. Selama Paman tak ada Paman mau kamu bermain dengannya dan juga sedikit memberikan semangat kepadanya." Kata Paman Dino.
" Lho..Memang Paman mau pergi , ya? " Tanya Ku kaget.
" Yaah."
Aku lesu mendengar jawaban Paman Dino.
" Ta..Tapi apa Aku bisa jadi temannya ,ya..?" Ragu.
" Hmm..Apa Clau kalau main ,mainnya kecewek -cewekan ? " Senyuman jahil Paman Dino.
" Aahhh... Paman jahaaaat! " Rajukku.
Aku memukuli Paman Dino yang tertawa -tawa lihat sikap ku.
" Baiklah..Kalau Paman bilang begitu ,sih .."
Aku memenuhi permintaan Paman Dino yang amat baik itu meskipun bertolak belakang dengan hatiku sendiri.
" Tapi ,Aku tetap tak suka Dia !" Hatiku bicara.
Sesudah sarapan pagi , Aku mengantar Paman Dino ke kuda nya yang di taruh di Istal Kuda milik keluarga Ku.
" Paman mohon ,ya Clau , " Pinta Paman Dino lagi untuk mengingatkanKu.
Aku mengangguk dengan ku layangkan senyum manis ku untuk menyakinkan Paman Dino untuk percaya pada janji ku agar Ku mau berteman baik dengan Samuel White.
" Dino.." Panggil Samuel White angkuh pada Dino sesudah Claudia meninggalkan istal kuda.
" Saya pergi ,ya " Kata Dino Baskoro memegang tali kekang kuda putih nya.
" Kemana ? " Tanya Samuel nada datar.
" Keluarga White ? " Tanya Samuel nada dingin.
" Jangan macam -macam , deh ! Sudah biarkan saja ! " Nada keras keluar dari mulut Samuel yang tak mendapat respon dari Dino.
" Saya pengawas Anda. Ini demi masa depan Anda.."
" Aku tidak butuh itu ! " Bentak Samuel.
" Samuel ! " Balas Dino.
" Lakukan seperti apa yang saya katakan." Kata Dino tegas.
" Tidak.. Aku tak mau pergi ke tempat seperti itu.."
Samuel berlari begitu kencang dari Dino yang kini tersenyum untuk menegaskan dirinya pada satu prinsip nya saja yakni Dino harus membantu anak itu mendapatkan haknya di Keluarga White.
Kuda putih meninggalkan kediaman Count Fillan seiring perginya Dino menuju ke Kediaman White di pagi hari yang sebenarnya cerah sekali dan juga menyenangkan bagi semua orang di Kediaman Count Fillan.
Bersambung..!!
Siang hari sesudah Aku menyelesaikan tugas -tugas harian ku di ruang belajar.Aku mengelilingi rumahku untuk mencari Samuel sesuai janjiku pada Paman Dino untuk menjadi teman bermain Samuel White.
" Samuel ! Samuel !"
" Sepertinya tadi pergi ke luar..." Jawab Ibuku di koridor.
Aku berlari cepat keluar rumahku tanpa hiraukan Bibi Julie meneriakiku.
" Nyonya , Tuan Putri..? " Tegur Bibi Julie kepada Ibuku yang menutup mulut dengan menyesal telah membuat Aku lari dari tugas lain ku di rumahku.
" Selalu saja main ! Putri Claudia !" Keluh Bibi Julie.
" Dasar ! Padahal sudah repot -repot Aku ada mau mengajaknya untuk bermain ..Yah terserah dia , deh ! " Omelku untuk Samuel yang menyebalkan.
Di luar pekarangan rumah , Aku berjumpa dengan Ray.
" Ray..!" Seru Ku melambaikan tangan dengan amat riang kepada Ray.
" Clau ! " Balas Ray.
" Kamu kenapa kemarin ? Kita , Kemarin nunggu kamu di Bukit pelangi ," Kata Ray.
" Maaf , kemarin ada acara sih , " Kata Ku minta maaf kepada Ray.
" Huh ! Gara -gara Paman Dino bawa orang seperti itu ! " Benakku berkata mengkal.
" Ray ! Gawat , nih !" Seru teman -teman kami di hutan menuju ke bukit pelangi.
" Ada anak tidak kita kenal di Bukit pelangi kita.. " Lapor teman -teman pada Ray.
Kami mempercepat langkah kami untuk kami bisa sampai di Bukit pelangi untuk melihat siapa anak yang tidak kenal itu. Dan ,setibanya kami di Bukit pelangi ...
" Samuel ! " Aku terkejut melihat Samuel duduk di tepi sungai kecil di Bukit pelangi.
" Apa -apaan dia itu ! " Ray marah dan mendekati Samuel lalu memanggil..
" Hoi !"
Samuel menengok ke arah Ray dengan sikap acuh tak acuh.
" Kami tak tahu siapa kamu , jadi ...Cepatlah kamu pergi dari sini ! " Usir Ray ketus kepada Samuel.
" Iya ! Iya !"
" Bukit ini adalah tempat rahasia kami ! " Seru para teman -teman yang lain.
" Siapa yang memutuskan hal itu ?" Tanya Samuel santai sambil menopang dagu.
" Te...Tentu saja kami..." Jawab Ray dan yang lain.
" Kalau begitu , Aku juga memutuskan ..Tempat ini adalah tempat rahasia milik ku ! " Kata Samuel nada angkuh.
" Kamu ini ! " Ray emosi.
" Tu..Tunggu sebentar , " Cegah Ku cepat untuk Ku dapat mencegah terjadinya perkelahian di antara keduanya.
" Namanya Samuel , untuk sementara Dia akan tinggal di rumah ku.." Aku menjelaskan kepada Ray dan yang lain.
" Ooh...Kerabat Clau , ya? " Tanya Ray reda emosi nya.
" Bukan ! Dia itu dari keluarga Duke White..." Kata Ku jujur kepada Ray.
" Hei ! " Samuel menegur ku keras.
" Hmmm , Anak keluarga bangsawan rupanya ," Sindir Ray." Pantas saja kalau berjalan selalu ada bunyi kincring -kincring..Ayo Ah ! " Imbuh Ray pada teman -teman.
" Hati -hati ya..Jangan sampai bajumu kotor , Tuan Besar , " Ejek Ray sekali lagi pada Samuel sebelum berlari untuk pergi dari tepi sungai kecil.
" Hahaha.." Sorak teman -teman lain.
" Tunggu ! " Suara marah Samuel mengejutkan Ku.
" Apa ? " Tanya Ray menengok ke arah Samuel dan terpancing emosi melihat wajah sangar Samuel kepadanya.
" Ma..Mau cari ribut ya kamu ! " Teriak Ray marah lalu menerjang Samuel bersama yang lainnya.
" Nih ! Hajar ! " Seru yang lain ikut membantu Ray menghajar Samuel.
" Samuel ! " Pekik Ku kaget.
Namun Aku takjub dengan Samuel yang dapat menang berkelahi dengan Ray dan yang lainnya yang babak belur oleh Anak aneh itu.
" Sudah ! Jangan berkelahi lagi ! " Teriak Ku pada mereka yang akhirnya berhenti berkelahi.
Sore hari itu Aku mengajak Samuel pulang ke rumah ku dan mengejutkan semua orang rumahku termasuk Ayah , Ibu dan Bibi Julie yang terbelalak melihat betapa kotornya sekujur tubuh dan baju di kenakan Samuel.
" Padahal hari ini baju Tuan Putri tidak kotor , eh tahunya malah..." Gerutu Bibi Julie.
Ibuku tertawa sambil menutup wajah karena Bibi Julie paling ramai bila pakaian kami ada yang kotor.
Sesudah Aku merapikan diriku untuk menjelang makan malam. Aku menemukan Samuel ada di rumah kaca ku..Aku membuka jendela untuk sapa Samuel.
" Hei , besok kamu mau pergi lagi ?"
" Emm ?"
" Ke Bukit pelangi ? "
" Hmm " Gumam Samuel seraya tersenyum tegas.
"......"
Aku mengernyitkan dahi ku lalu meninggalkannya di rumah kaca dengan sebal.
" Berikan kepadanya sedikit semangat ! " Teringat pesan Paman Dino makin membuat ku sebal dan heran.
" Bukannya Dia sudah cukup bersemangat ? Dan , Buktinya Dia jago berkelahi...Uh , " Gerutu Ku.
Aku menoleh kembali ke rumah kaca dan melihat Samuel menjilati luka di punggung telapak tangan anak itu sendiri. Aku tertawa senang melihatnya meringis kesakitan.
" Hihihi ...Tapi..Ada juga sedikit nilai baik ..Pada dirinya , " Batin Ku menatap Samuel dari jendela.
" Aduh ! " Ringis Samuel pelan namun Aku dapat membaca mimik wajahnya di balik sikap angkuh dan sombongnya itu.
Keesokan harinya Ray dengan berang melihat kehadiran Samuel di Bukit pelangi.
" Dia datang lagi ! " Omel Ray sudah mengepalkan buku jari untuk berkelahi lagi dengan Samuel.
" Tapi soal berkelahi , Dia bisa di bilang lulus lho.."
Di belakang punggung Ray ternyata teman -teman memuji ketangkasan Samuel dalam berkelahi.
" Cerewet ! " Omel Ray pada yang lain.
Aku datang mencairkan suasana hati Ray yang kemudian mengajak Aku memancing ikan di sungai kecil.
" Hahaha ! Wa Aa ha ha ha , " Seru Kami ramai.
Rupanya menggugah hati Samuel yang melirik ku lalu mendekati ku.
" Hoi ! "
" Apa ? "
" ...Ajari Aku ! " Jawab Samuel malu.
" I..Itu lho..." Samuel malu -malu menunjuk ke alat pancingan.
Aku cekikan melihatnya." Oke.."
Lalu ,Aku pun mengajari Samuel membuat alat pancing.
" Di serut lagi...Itu juga "
" Apa lagi ? "
" Benang !"
Aku mengajaknya ke rumah untuk kami berdua bisa meminta benang kepada Bibi Julie.
" Ini ? "
" Sekarang cari cacing ! " Seru Ku .
Ibuku menahan napas mendengar seruan dan juga suara langkah Ku yang berlarian mengajak Samuel kembali ke sungai kecil di Bukit Pelangi.
" Cacing ?" Pusing Ibuku memikirkan Ku.
" Hahaha nanti juga seperti perempuan lain.." Kata Ayahku menenangkan hati risau Ibuku.
" Bisakah ? " Ragu Ibuku melihat sifat dan sikap Ku yang tomboy.
Di sungai kecil bukit pelangi.
Samuel begitu bersemangat belajar memancing ikan sesuai petunjukku sampai Ray meneriaki Ku.
" Clau ! ! Jangan selalu dekat -dekat dia ! "
Aku menghampiri Ray dan menjauhi Samuel yang memancing ikan sendirian di sudut lain sungai.
" Tuan besar seperti Dia sih nggak bakal bisa deh memancing ! " Ejek Ray kepada Samuel.
" Kena lagi ! Ray memang hebat !" Sorak teman -teman memuji keahlian Ray dalam memancing ikan.
Aku menoleh ke Samuel dan terbersit rasa iba di hatiku pada Samuel yang belum juga berhasil memancing ikan.
" Ok , Ayo kita pergi Clau ! " Ray menyombongkan diri.
" Tinggal saja ! " Ejek teman -teman.
Tung
Tung
Seeeet
Namun suatu keajaiban terjadi pada pancingan di tangan Samuel dan..
" Samuel ! " Sorak Ku senang.
" Wah , akhirnya dapat juga ! " Sorak Ku memuji Samuel.
" Hebat ! "
" I..Iya..Dapat " Kata Samuel berseri -seri.
" Hahahaha Tuh Lihat ! Aku juga bisa dapat ikan !" Seru Samuel membungkam Ray dan yang lain.
" Waaahhhh....."
" Kalau tertawa , wajah Samuel jadi seperti ini , ya.."
Puji Ray dan yang lainnya juga Aku kagum dan senang sekali bisa membuat Samuel tersenyum ceria.
Bersambung..!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!