NovelToon NovelToon

Jodohku Seorang Artis

Bab 1 Kuliah di Jakarta

Vega sedang bingung dengan sikap Ibunya akhir - akhir ini. Ibu Anna memaksanya untuk berkuliah di Jakarta. Padahal nilai yang diperoleh Vega sangat cukup untuk bisa masuk PTN dikotanya itu.

Kota Jogja yang asri dan khas dengan gudeg, makanan kesukaan Vega tentunya. Dia tidak ingin berpisah dengan bestie - bestienya yang sudah ia kenal sejak SMA.

Sedangkan universitas yang akan dimasuki di Jakarta itu bukan universitas negri, melaikan unuversitas swasta yang meskipun salah satu kampus favorit disana. Isinya orang - orang elit dan penuh sosialita.

Bukan apa – apa, dia hanya sedikit gengsi karena menyia-nyiakan kepintarannya, dan meninggalkan univ negri favorit di kotanya.

“Bu, Vega mau kuliah disini aja yaa. Temen temen Vega kuliahnya pada disini semua. Disana kan gada yang jagain Vega. Nanti kalo Vega berubah jadi anak liar karena pergaulan bebas gimana. Ibu mau anak cewe kesayangannya ibu satu satunya ini jadi anak nakal,” Vega mencoba membujuk Ibu Anna untuk membatalkan kuliahnya di Jakarta.

“Siapa bilang gada yang jagain kamu disana. Kan ada Kak Ryan sama Kak Bian yang bakal jagain kamu selama kuliah disana,” jawab Ibu Anna yang bosan dengan tingkah putrinya. Vega seharian ini meminta dibatalkan kuliahnya di Jakarta.

Mendenger nama Ryan dan Bian disebut, Vega menjadi bersemangat untuk pindah.

“Hah, maksud Ibu? Memangnya kak Ryan sama Kak Bi deket tinggalnya sama kampus Vega?"

“Bukan deket lagi Vega, kamu dijakarta akan tinggal di rumah tante Riri. Sudah tentu bakal dekat dengan Kak Ryan dan kak Bian,” Ibu Anna memberitahu.

“SERIUSSS???” Vega berteriak karena terlalu bersemangat.

Vega mengira, Ia akan tinggal di kosan dan pasti akan merasa kesepian karena jauh dari orang tua dan bestie bestienya. Tidak disangka dia akan tinggal bersama keluarga tantenya, dan bisa serumah dengan artis idolanya.

Bayangin tiap pagi saat membuka mata langsung disuguhkan pemandangan indah, seorang artis tampan. Terus bisa kenalan sama artis artis tampan lain, wooow indahnyaa. Vega hampir ngiler saat membayangkan tinggal serumah dengan artis idola.

Vega tidak bisa mengontrol wajah bahagianya. Ibu hanya bisa geleng – geleng kepala melihat raut wajah bahagia anaknya yang sedang berandai – andai itu.

Abian Alfa Seirious, seorang artis papan atas yang selalu di banggakan oleh Vega didepan teman-temannya. Mereka telah mengenal sejak kecil dan saling menyayangi seperti adek kakak. Bahkan wallpaper ponselnya sekarang pun foto Bian dengan background pantai.

Meskipun mereka belum pernah bertemu setelah 7 tahun lamanya, namun Vega tetap menyayangi Bian dan Ryan sebagai kakak. Dia selalu bertanya kepada mamahnya, kapan Kak Bian dan Kak Ryan bisa main ke Jogja lagi. Tapi selalu dijawab nanti, mereka sibuk dan tidak sempat.

Apalagi 5 tahun terakhir ini Bian telah menjalani karirnya menjadi artis papan atas.

***

 Di sebuah ruang keluarga sedang terjadi sedikit perdebatan antara anak dan orang tuanya.

“Tapi mah, Vega kan masih kuliah.Bagaimana dengan karir Bian. Lagian Bian kan sudah pacar, mana mungkin Bian tega ninggalin pacar Bian dan nikah sama cewe lain,” bantah Bian yang tiba –tiba diberi tahu perihal perjodohannya.

“Pokoknya kamu tetep harus nikah sama Vega titik. Kamu bisa kerja di perusahaan papah dan berhenti jadi artis. Perjodohan ini sudah disepakati sejak kalian belum lahir Biaan. Kamu jangan mengecewakan mamah, papah dan kakek !” Ucap mamah Riri sedikit berteriak terhadap anaknya yang menolak perjodohan.

“Mah, Bi gamau nikah sama orang yang ga Bi cinta. Bi aja udah lupa wajah Vega, kita sudah tidak pernah bertemu lagi setelah 7 tahun,” Bian masih berusaha menolak.

“Mamah yakin kamu pasti akan jatuh cinta ke Vega nantinya. Dia itu cantik, pintar, baik hati dan penyayang. Banyak laki laki yang ingin bersanding dengannya,” Mamah Riri masih berusaha meyakinkan anak sulungnya itu.

Papah Bima dan kakek Adi hanya bisa menyimak perdebatan antara anak dan ibu itu. Karena hanya mamahnyalah satu - satunya orang yang bisa meyakinkan anak keras kepala itu.

Sedangkan Ryan, ia hanya sibuk menscroll scroll akun instagramnya, tidak terlalu tertarik terhadap perjodohan kakaknya itu.

Bian sangat pusing karena mamahnya terus menerus memaksanya menikah dengan Vega. Pasalnya media pasti akan sangat heboh bila mengetahui artis yang sedang naik daun itu menikah, apalagi dengan gadis muda. Fansnya pasti akan mengamuk, dan akan berpengaruh terhadap film dan iklan yang sedang ia perankan.

Bian sangat terobsesi dengan ketenaran. Dia tidak mungkin melepas karir hanya demi menuruti perjodohan itu. Apalagi harus menikah dengan gadis kecil yang ia sendiri sudah sangat lupa bagaimana rupanya. Dia tidak terlalu peduli terhadap wanita, karena banyak sekali wanita – wanita yang mengemis ingin jadi kekasihnya, bahkan hanya sebagai simpanan merekapun mau.

Meskipun sudah 3 tahun ini ia berpacaran dengan Syaila, Bian tetap sibuk jalan dengan banyak wanita, simpanan – simpanannya, atau dengan wanita – wanita malam yang ia temui di club.

“Bagaimana dengan Syaila mah? Aku tidak mungkin memutuskannya,” Bian

“Memangnya kamu cinta ke Syaila?” tanya mamah Riri yang tahu bahwa pacar anaknya itu hanya pacar pura – pura yang dijodohkan oleh agensi mereka, demi karir keduanya.

Bian terdiam, dia bertanya pada diri sendiri apakah dia cinta ke Syaila?. Sepertinya tidak, karena dari awal ia menerima Syaila karena paksaan agensinya. Dan mereka hanya pacar di publik, atau hanya sekedar menemani diatas ranjang sesekali. Meskipun sebenarnya Syaila sangat mencintai Bian, artis tampan dan terkenal itu.

“Bian pikir – pikir dulu deh mah. Bian pamit dulu,” Bian pergi meninggalkan rumah besar untuk kembali ke apartemennya. Karena setelah menjadi artis ia memilih untuk pindah dan tinggal di Apartemen.

Mamah Riri menghembuskan napasnya kasar karena sikap anaknya yang keras kepala.

“Sudahlah mah,  Ini terlalu mendadak untuknya. Kita beri waktu untuknya biar bisa menerima semua ini,” Papah Bima mencoba menenangkan istrinya.

***

Mata bian menerawang jauh melewati kaca mobil yang ditumpanginya . Dia teringat percakapannya ketika masih kecil bersama kakek Rudi, alias kakeknya Vega. Tepatnya seminggu sebelum si kakek meninggal.

“Nak Bian, kamu sayang ga ke Vega?” tanya kakek Rudi.

“Sayang banget dong kek, kenapa kakek kok nanya begitu?” tanya Bian kembali.

“Kalo begitu kamu harus janji satu hal ya ke kakek, kamu harus selalu mendampingi dan menjaga Ve saat nanti kakek sudah tidak ada. Kamu harus menyayanginya seperti adek kamu sendiri,” kakek Rudi berpesan.

Deg. Hati Bian terasa sedikit ngilu.

“Iya kek, Bi janji” jawab Bian kecewa.

Sebenernya ia tidak mau menganggap Vega sebagai adik. Vega yang masih umur 11 tahun itu sudah sangat cantik. Bian yang sudah kelas 3 SMA sangat menyayangi Ve, dan bahkan ingin menikahinya ketika nanti ia dewasa. Namun apalah daya, kakeknya menyuruhnya menyayangi Ve hanya sebatas seorang adik.

Kakek Rudi dan Kakek Adi memang sudah bersahabat sejak dulu. Hal itu menurun kepada anak – anaknya, sehingga Ibu Anna dan mamah Riri juga sangat akrab. Ryan dan Bian sudah menganggap Kakek Rudi sebagai kakek sendiri.

Setelah kejadian tersebut, Bian memilih kembali ke Jakaarta. Bian jarang sekali bermain lagi ke Jogja. Ia tidak mau rasa sayangnya ke Vega semakin tumbuh jika harus bertemu terus menerus.

Sejak saat itu Bian berubah menjadi playboy, apalagi dengan ketampannan yang ia miliki itu, banyak sekali gadis yang ingin bersanding dengannya. Selama ini Bian sudah berhasil mengusir jauh – jauh rasa sukanya kepada Vega.

...Bersambung...

Bab 2 Tinggal serumah

Pagi – pagi sekali, Vega bersama Ibu dan Ayahnya turun dari kereta di St. Pasar Senen. Mereka memilih menggunakan kereta agar cepat sampai kota Jakarta.

Kemudian mereka mencari mobil yang akan menjemputnya.

Tiba – tiba ada anak laki – laki yang berteriak memanggil Vega

“VEEE!!” teriak Ryan sambil melambaikan tanggannya.

Ryan disuruh mamahnya untuk menjemput keluarga Vega di stasiun menggantikan Bian, karena sudah tentu Bian menolak saat diminta mamahnya untuk menjemput keluarga Vega.

“Kak Ryan? Benarkan itu kak Ryan bu?” tanya Vega ke Ibunya.

“Sepertinya iya ndu, wah sudah besar dan tampan ya nak Ryan” sapa Ibu Anna ketika melihat Ryan berjalan mendekat menuju mereka.

“Selamat pagi om tante,” Ucap Ryan sambil bersalaman dengan kedua orang tua Vega.

“Hei, kau sudah besar dan jadi secantik ini ya Ve?” goda Ryan sambil menyentil hidung Vega.

“Ih kak Ryan bisa aja, kakak juga jadi tinggi banget omaygat, tampan pula, pasti pacarnya banyak yah?” goda Vega balik.

“Mmmm, belum ada sepuluh sih, kalo kamu mau daftar juga boleh,” canda Ryan kepada Vega.

“Oh yaudah aku mau deh jadi yang ke tujuh. Tapi maunya dijadiin prioritas loh kak walaupun bukan pacar yang pertama,” jawab Vega tidak mau kalah.

"Ya kalo gitu curang dong kamu," balas Ryan

Mereka asik saling menggoda satu sama lain, haha hihi selama perjalan menuju Rumah besar. Ayah dan Ibu bersyukur, meskipun mereka sudah lama tidak bertemu, tapi langsung akrab kembali seperti dulu. Ibu jadi semakin yakin untuk menitipkan anak putri kesayangannya itu di rumah sabahatnya.

Setelah 30 puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah besar. Ve sangat senang ketika masuk ke ruang tamu keluarga Alfa Seirious. Atapnya tinggi dan terdapat hiasan – hiasan luar angkasa di dinding atap.

“Wah rumah Kak Ryan indah banget, Ve pasti bakal betah disini” Kagum Vega.

Sebenarnya rumahnya di Jogja tidak kalah besar dan indah, namun berbeda tipe. Kalo rumah Vega, yaitu rumah yang banyak ukiran dan sedikit bermodel joglo, sedangkan rumah keluarga  Alfa Seirious seperti rumah sultan di tv - tv.

“Ayo masuk, mamah, papah, dan kakek sudah menunggu diruang keluarga,” ajak Ryan yang kemudian diikuti kedua orang tua Vega.

“Hai jeng sudah lama ya kita tidak ketemu,” sapa Ibu Anna ketika melihat Mamah Riri.

“Ya ampun jeng Anna, kangen banget,” Mamah Riri langsung memeluk Ibu Anna

Kemudian mamah Riri beralih ke arah Vega.

“Ini Ve, udah gede cantik banget” Mamah Riri langsung bergantian memeluk Vega.

"Kakek kangen sama kamu nak" ucap kakek ketika vega meminta bersalaman.

Setelah lama saling mengobrol dan temu kangen, akhirnya mamah Riri menyuruh Ryan mengantar Vega untuk beristirahat ke kamarnya.

Setelah Vega mengikuti Ryan ke lantai dua, keluarga Vega dan keluarga Alfa Seiroius langsung berdiskusi serius, menyinggung masalah perjodohan.

“Gimana na, kamu sudah bilang ke Ve soal perjodohan?” tanya Mamah Anna antusias.

“Belum ri, aku takut jika memberi tahu kan ke Ve saat dirumah, dia tidak akan mau kuliah dan tinggal disini,” sahut Ibu Anna.

“Hmm baiklah, biar dia betah dulu tinggal disini. Oh ya aku ada ide, aku akan menyuruh Bian untuk kembali tinggal di rumah ini agar mereka bisa bertemu setiap hari” Mamah Anna tersenyum bahagia dengan idenya itu.

“Kamu yakin kalo Bian nantinya bakal jatuh cinta ke Ve? Mereka sudah lama sekali tidak saling bertemu” Ibu Anna masih khawatir jika Bian tetap menolak perjodohan mereka.

“Tenang saja jeng, aku yang urus jangan khawatir. Kamu inget kan dulu saat mereka kecil nempel banget kayak perangko. Bian kan sayang ke Vega” Mamah Anna sudah menyiapkan banyak rencana untuk membuat dua orang itu saling jatuh cinta.

"Semoga saja perjodohan ini berhasil ya jeng. Semoga kakek Vega bisa tenang dan bahagia dialam sana," Ibu Anna menanggapi.

"Iya amiin jeng" mamah Riri mengamini.

Sore harinya, Ibu dan Ayah Vega kembali ke Jogja, karena Ayah Vega tidak bisa berlama - lama meninggalkan pekerjaannya di Jogja, sebagai dosen disalah satu Univ negri disana.

***

Ketika makan malam.

“Tante Riri, kenapa dari tadi Ve ga lihat kak Bian? Dia sibuk banget ya kerjanya?” tanya Vega penasaran.

“Oh gini ve, sebenernya Bian sudah tidak tinggal di sini sayang, dia pindah ke apart karena ingin mandiri. Kamu kangen ke kak Bian?” tanya Mamah Riri penuh sayang.

Vega terkejut mendapatkan pertanyaan seperti itu.

“Emmm, engga, eh maksudnya kangen sih kan sudah lama banget kami ga ketemu hehe” jawab Vega malu. Sebenernya ia sangat ingin bertemu dengan artis idolanya, juga bisa memamerkannya kepada bestie – bestienya yang ada di Jogja.

 Tenang ve, tante akan pastikan bahwa Bi akan kembali tinggal dirumah ini, batin Mamah Riri.

Mendengar hal tersebut, Ayah menimpali istrinya, “Yaudah besok kamu suruh Bi buat makan malam disini mah, biar vega bisa cepet sama Bian."

“Iya siap sayang” jawab mamah Riri sambil mengedipkan satu matanya ke Vega.

“Yeay, akhirnya bisa ketemu artis” sahut Vega yang mungkin hanya di dengar oleh Ryan disampingnya.

***

Di kamar Vega

Ting!

Ada pesan whatsapp masuk di ponselnya.

“Gimana Ve, kamu udah ketemu sama kak Bian,” tanya Alma salah satu bestienya vega di grup chat mereka.

“Iya gimana Ve, km pasti deg degan ketemu artis ya wkwkwk, apalgi serumah OMG,” Vina ikutan nimrung di grup obrolan.

Ve menghela napas dan mulai mengetik “Boro – boro ketemu, orang dia sudah ga tinggal disini, sibuklah jadi artis.”

“Yahhhh, padahal km udah semangat banget ya pas otw, mau serumah sama artis” bales Vina.

Alma juga mulai mengetik “WKWKWKWK, kasihan deh loe.”

“Gapapa, disini ada kak Ryan yang ga kalah tampan kok,” balas Vega tak mau kalah.

“OMG! Ada cowo tampan lain disitu? Mau dong dikenalin hehe,” bales alma genit.

“Yee, gaboleh, ga akan ku kenalin kakakku ke cewe cewe centil kaya kalian, wle :p” Vega membalas lagi.

“Yah pelit amat si lu,” bales Vina.

Mereka masih melanjutkan chatta, haha hihi terus, sampe akhirnya Vega tertidur karena lelah. Sejak datang dari Jogja, dia memang belum beristirahat sama sekali.

***

Di suatu kamar hotel, terdapat sepasang kekasih yang sedang bergumul dan terdengar des**an diseluruh penjuru kamar. Seorang wanita sedang asik menggoyangkan pingg*lnya diatas seorang pria. Sedangkan si tangan pria sibuk merem*s dua gunung kembar milik si wanita.

“Sayang kamu beneran akan menikah dengan gadis desa itu?” tanya si wanita.

“Tidak akan, aku akan membuat wanita itu tidak mau menikah denganku,” jawab si pria sambil tangannya tetap sibuk me**mas r*mas.

Namun sebenarnya pikirannya melayang mengingat perjodohannya. Bian tidak tega jika harus menolak permintaan mamahnya. Namun ia juga tidak sanggup, jika harus berhenti dari karir yang sangat dicintai itu dan harus bekerja diperusahaan orangtuanya.

...Bersambung...

Bab 3 Thats u?

Hari ini, hari pertama Vega masuk kuliah. Ia tidak boleh terlambat karena ada ospek di kampusnya. Ia tau, pasti akan dapat masalah dari senior - senior galak jika telat, apalagi dihari pertama. Vega sedang sibuk memeriksa barang yang perlu ia bawa untuk ospek, tiba - tiba ada seseorang mengetuk pintu.

Tok tok tok

“Ve buruan, ditunggu sarapan dibawah,” teriak Ryan kemudian langsung turun tangga tanpa menunggu jawaban  dari Vega.

“Iya” jawab vega pelan, yang tentunya hanya dia yang mendengarnya sendiri, karena ia masih sibuk memasukan perlengkapan.

5 menit kemudian Vega turun ke ruang makan.

“Selamat pagi om, tante, kakek,” sapa vega sambil tersenyum.

“Pagi," jawab mereka.

Ryan terdiam menatap Vega yang sedang berjalan menuju ke kursinya. Ia kagum atas kecantikan Vega. Kali ini Vega mengenakan hem putih panjang, dipadukan dengan rok hitam ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Meskipun Vega gadis desa namun ia tidak kalah soal wajah dan fisiknya dengan gadis - gadis kota. Vega rajin merawat tubuhnya. Bedanya ia selalu memilih baju – baju yang tertutup.

Sebenarnya dia sedikit tidak nyaman karena baju yang ia kenakan kali ini terlalu ketat menurutnya. Ia membeli baju ini secara onlen, sehingga tidak tahu ukuran sebenarnya.

“Ryan kamu jaga baik-baik Ve di kampus ya," ucap mamah Riri kepada Ryan.

Vega sengaja didaftarkan dikampus yang sama dengan Ryan, agar ada yang menjaga dan megawasi ketika berkuliah. Ryan mengambil jurusan yang sama dengan pacarnya yaitu kesenian.

Ryan memang sudah punya pacar bernama Nise. Mereka sudah berpacaran sejak sama - sama masih SMA. Sedangkan Vega mengambil jurusan film dan televisi. Sejak kecil, cita – cita nya membuat film dan jadi sutradara terkenal.

“Ayo ve kita berangkat, senior film galak galak orangnya loh,” ajak Ryan yang tak mau adiknya itu telat dihari pertama ospeknya.

Kemudian mereka berpamitan dan berangkat menggunakan mobil Ryan. Setelah sampai, mereka berpisah di gedung fakultasnya masing –masing. Vega mendapat teman baru beernama Nita di kelasnya.

Nita orangnya ramah dan banyak bicara, sehingga mereka menjadi cepat akur. Ketika jam makan siang, mereka sengaja menuju kantin yang berada dekat fakultas kesenian. Karena memang difakultas mereka tidak ada kantin.

Ryan melihat adiknya yang sedang seperti kebingungan mencari tempat duduk.

“Vee!” panggil Ryan yang sedang makan bersama pacarnya.

“Kak Ryan, kami boleh gabung?, soalnya ga ada kursi kosong lagi kak” tanya Vega ketika melihat Ryan.

“Boleh sini ve,” ajak Nise pacar Ryan.

Vega bingung, siapa gadis itu. Dari mana gadis itu tau namanya.

“Ini Nise, pacarku ve,” Ryan mengenalkan pacarnya ke Vega karena melihat Vega kebingungan.

“Ohhh ini toh pacar kakak... hai ka Nise, aku Vega, ini temenku Nita,” sapa Vega

“Hai kak,” Nita ikut juga menyapa.

Mereka akhirnya makan bersama. Vega memesan soto daging dan es teh. Sedangkan Nita memesan mia ayam dan es jeruk.

“Ve kita cabut dulu ya, masih ada kelas soalnya,” Ryan dan Nise meninggalkan Vega dan Nita untuk menghadiri kelas berikutnya.

“Lo punya kakak yang juga kuliah disini Ve? Kok ga mirip?” tanya Nita yang dari tadi penasaran.

“Emm, engga, bukan. Dia sebenernya anak tanteku, kami dari kecil sudah seperti adik kakak, dan sekarang aku di Jakarta tinggal bersama keluarganya” Vega menerangkan.

“Ohhh.., pantesan.. ganteng ya, dan juga cewenya cantik banget. Mereka serasi,” sambung Nita.

“Iya bener banget, apalagi mereka bucin banget udah pacaran dari SMA,” Vega mengingat kembali saat Ryan bercerita alasan mengambil jurusan seni itu agar bisa terus bertemu pacarnya, Nise.

 ***

Hari ini kelas belum mulai, masih masa orientasi, sehingga Vega telah selesai dan siap untuk pulang. Namun karena Ryan masih ada kelas sampe sore, jadi Ve memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan berniat menggunakan KRL.

Vega memang belum pernah sama sekali naik kereta listrik itu. Namun dia sudah bertanya ke Nita bagaimana cara membeli kartu dan cara menaikinya.

Ketika sedang menyebrang jalan menuju stasiun, tiba – tiba..

Bugh!

Vega terjatuh karena syok. Mobil mewah berwarna hitam dengan kaca hitam yang tertutup rapat, hampir saja menabraknya. Ia tidak sadar jika lampu hijau sudah berubah menjadi merah.

Ia bangun dan merapikan kembali bajunya. Vega kemudian berdiri dan meminta maaf, lau berlari menuju stasiun sambil sedikit terpincang - pincang.

Tanpa disadari sepasang mata sedang melihatnya dari dalam mobil berkaca hitam itu. Yaa, Bian. Ia merasa tidak asing dengan gadis cantik yang terjatuh tadi. Ingin rasanya ia pergi memanggil sang gadis,untuk memastikan sesuatu, namun ia urungkan karena mengingat jadwalnya yang sangat padat hari ini. 

Simon, manager sekaligus asisten pribadinya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi syuting. Simon sendiri sebenarnya merasa tidak asing dengan gadis yang hampir di tabraknya tadi.

 Tiba – Tiba Hp Bian berdering.

“Iya mah kenapa?” Bian mengangkat telfonnya.

“Malam ini makan dirumah ya sayang, Mamah kangen,” dari seberang terdengar suara mamah Riri.

“Bian ada syuting mah, gatau bisa atau engga nanti,” jawab Bian.

“Mamah gamau tau, harus bisa,” Mamah Riri tetap memaksa.

“Iya mah, nanti Bian usahain,” jawab Bian pasrah yang tidak bisa menolak permintaan mamahnya.

***

Vega sedikit terlambat karena baru pertama kali naik KRL, ia sempat melewatkan beberapa stasiun sehingga harus kembali lagi agar bisa turun distasiun dekat rumah besar.

Sesampainya di rumah, mamah Riri menyuruh Vega membersihkan diri dan menyuruhnya istirahat karena melihat tampilan Ve yang sedikit nerantakan.

Ketika jam makan malam tiba, Vega turun ke bawah menggunakan daster pinknya yang membuat Ve terlihat unyu dan menggemaskan dengan ramput yang terikat kuncir kuda.

Selama dirumah itu ia memang sudah menganggap seperti dirumah sendiri jadi dia memilih pakaian apa saja yang nyaman baginya. Saat menuruni tangga ia mendengar suara pria asing diruang makan. 

Deg.

Jangan jangan kak Bian. Vega sedikit berlari karena tidak sabar ingin segera bertemu artis idolanya. Mamah Riri, Papah Bima, dan Kakek Adi kaget melihat Vega yang berlarian.

“Pelan – pelan Ve,” suruh kakek Adi yang takut gadis yang sudah ia anggap sebagai cucunya sendiri terjatuh ketika berlari.

Bian seketika menengok, dan terkejut ketika ada gadis cantik nan imut itu dirumahnya. Wajahnya sedikit tersenyum karena kagum akan kecantikan gadis kecil itu.

Namun kemudian tersadar bahwa gadis ini yang akan dinikahkan dengannya. Gadis yang bisa saja menghancurkan karirnya nanti apabila menikah dengannya. Sekaligus gadis yang harus ia jaga layaknya seorang adik sendiri.

“Hai ka Bi, lama tidak berjumpa,” sapa Vega dengan senyum sumringahnya.

Namun Bi hanya menjawab singkat dan terkesan cuek “Ya.”

Vega yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bingung kemudian berjalan menuju kursinya. Pasalnya kak Bian yang dulu ia kenal sangat menyanyangi dan memanjakannya.

Mamah Riri yang menyadari jika anaknya sengaja bersikap cuek langsung mengajak Ve makan.

“Ve kamu mau lauk apa?” tanya mamah Riri

“Aku mau telur tante” jawab Vega. Ia mencoba untuk tidak peduli dengan kak Bi yang berubabah 180 derajat .  Mungkin kak Bian sedang tidak mood karena kesibukannya seagai artis.

...Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!