NovelToon NovelToon

Penjual Pecel Milik Dokter Handsome

Prolog

“Penjual Pecel Milik dokter Handsome”

Novel ini menceritakan tentang kisah seorang mahasiswa kedokteran yang gagal untuk mewujudkan mimpinya sebagai seorang dokter karena kecelakaan yang menimpa dirinya.

Ketika dia semester 6 dia harus mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki nya patah. Sehingga ia harus putus dari kuliahnya ditambah pacarnya yang meninggalkan dirinya. Mira berganti menjadi seorang penjual pecel untuk membantu mbok Nah neneknya di warung.

Mira menjalankan hari- harinya sebagai seorang penjual pecel dan tak sedikit mira terkadang mengeluhkan nasib kakinya yang tertinggal satu itu. tetapi mira yang harus tetap menjalankan hidupnya ia dengan konsisten menjalankan kesehariannya. Mira menyibukkan diri dengan hal hal yang positif. Mira ikut dengan sahabatnya Vina untuk mengajar di sekolah SD tempat ia mengajar. Mira hanya menginginkan kehidupan yang bermanfaat.

Mbok nah yang sudah tua mengalami kesehatan yang menurun. Ia sempat dibawa ke rumah sakit karena kesehatan mbok Nah yang sudah tidak stabil. Setelah kejadian itu, Mira memutuskan untuk merantau ke Jakarta menemui tetangganya bang Ayi yang sudah lama kerja di Jakarta.

bang Ayi yang bekerja sebagai seorang office boy di rumah sakit harapan Jakarta. Mira hendak meminta bantuan bang Ayi agar bisa membantu untuk mencarikan pekerjaan.

Mira hanya menginginkan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih agar sang nenek tidak perlu lagi bekerja. Ia hendak meminta pertolongan bang Ayi agar bisa mencarikan pekerjaan untuknya. Untuk mendapatkan izin neneknya itu Mira harus berbohong bahwa ia telah diterima untuk bekerja di Jakarta.

Mira menginjakkan kakinya di Jakarta. Ia bertemu dengan teman lamanya Alif. Mira menghabiskan malamnya Bersama teman saat kuliah dulu, Alif. Di Jakarta Alif dan bang Ayi lah yang menjadi orang pertama untuk membantu Mira dengan segala kekurangan fisiknya itu. Mira diberikan tawaran bang Ayi untuk bekerja sebagai seorang penjual pecel di kantin karena kebetulan bang Ayi juga bekerja dirumah sakit sebagai seorang office boy.

Setelah mira menikmati pekerjaannya itu, Mira yang tidak menyangka akan bertemu dengan Bams sang mantan pacar di Rumah sakit. Ia bekerja sebagai dokter di sana. Dan Dirumah sakit harapan inilah Mira pertama kali bertemu dengan Fatih seorang yang tidak menyangka akan menjadi pasangan hidupnya.

Fatih seorang dokter di Jakarta dan mulai berkenalan dengan Mira.

Fatih seorang laki laki yang pemarah tidak hanya itu, ia juga seorang yang cuek. Sikap dia mulai berubah dan belajar ketika dia mulai berkenalan dan dekat dengan Mira. Fatih berubah menjadi seorang dokter yang lebih care dan gampang senyum.

Mereka berdua menjadi lebih dekat dan merasa nyaman satu sama lain. Fatih mulai menyarankan Mira untuk melanjutkan kuliahnya lagi sebagai seorang dokter dan meminta Mira untuk bisa buka praktik di rumah. Mira yang sangat semangat dan penuh terimakasih atas dukungan dari Fatih.

dalam hubungan asmara Fatih dan Mira bukan tanpa masalah, ia harus dihadang orang ketiga yakni mantan Fatih yang kembali hadir dalam kehidupan nya.

Kini Mira telah melanjutkan kuliahnya, dan sampai pada masanya mereka menikah. Mira yang Kembali dari keterpurukannya setelah tidak punya harapan lagi menjadi seorang dokter. Kini ia bisa menjadi seorang dokter dan mengenakan jas putihnya lagi. Usaha yang tidak akan pernah mengkhianati hasil. Kegigihan, kebaikan, attitude menjadi modal utama Mira dalam menyambung kelangsungan hidup dia.

Mahasiswa kedokteran

BAB 1 – Mahasiswa kedokteran

Hai perkenalkan ini Novelku. Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik berambut Panjang lebat dengan memakai setelan jas putih yang selalu membungkus tubuh tingginya itu. Dia adalah Ameera Azzana atau biasa kawan memanggilnya dengan panggilan Mira.

“Mira, jangan lupa ya, nanti sore giliran kamu untuk praktik sama Pak Anto.”

Seorang mahasiswa jurusan kedokteran dengan beasiswa semester 6 di sebuah universitas negeri yang ada di Malang. Dia putri dari pak Amir Ali dan ibu Melati yang mana mereka adalah seorang guru disalah satu sekolah swasta di Malang.

Pak Amir merupakan guru honorer yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Jati Agung ibu Melati juga mengajar di SMP Jati Agung dengan mata pelajaran Bahasa Inggris.

Pak Amir dan ibu Melati mempunyai 2 putra puteri yang cantik juga tampan yakni Mira dan si bungsu Aidin Ali atau Aidin yang sekarang ini masih duduk di bangku SMA kelas 3. Mira sang kakak merupakan mahasiswa aktif sekarang ini, mahasiswa yang dikenal dengan parasnya yang cantik dan pintar, tak hanya itu tetapi Mira yang memiliki hati yang sangat indah bak sebuah berlian mahal yang tak mampu semua orang untuk membelinya, Hihihi.

Parasnya yang cantik membuat banyak kaum adam menaruh hati padanya, tak terkecuali Bams teman sekampus Mira yang saat ini juga menempuh jurusan yang sama.

Bams calon dokter yang tampan itu sudah tidak diragukan lagi, dia berhasil membuat banyak kaum wanita klepek- klepek dengan keberadaannya. Tetapi mau dikata apalagi Bams sang tampan itu kini menjadi milik Mira seorang. Si cantik si ganteng, Hihihihi.

Pertemuan mereka berdua tak lain adalah berkat mak comblang dari sahabat Mira yakni Vina. Mira mempunyai sahabat satu- satunya Vina, perempuan yang bisa diberikan julukan kereta express, karena kebiasaannya yang suka bicara tanpa tahu titik koma. Tetapi vina yang sangat baik dan penuh perhatian itu membuat hubungan mereka erat sejak SD sampai sekarang.

Persahabatan mereka sudah sangat berkeluarga, masing – masing keluarga mereka sudah saling mengenal persahabatan mereka ibarat saudara tak sedarah, begitulah katanya.

“Nduk, ambilkan bumbunya di dapur, cepetan loh nduk,”

“iya, mbok”

Bunyi suara khas mbok Nah.

Mbok Nah adalah nenek berusia 60 tahun. Dia adalah nenek Mira dan si bungsu Aidin alias ibu dari Pak Amir ayah Mira. Mbok Nah adalah penjual pecel khas yang ada di Malang. Mbok Nah setiap hari mangkal di warung yang tak jauh dari kampus Mira belajar. Mira sering bantu Mbok Nah berjualan walaupun hanya ketika Mira mempunyai waktu senggang.

Hampir 35 tahun sudah mbok Nah bekerja sebagai penjual pecel jalanan. Semangatnya yang tinggi tak membuat mbok Nah berhenti untuk berjualan. Semasa kecil Mira, Mbok Nah inilah yang merawat dan mengajak Mira berjualan, tak heran jika hubungan mereka sangatlah dekat.

Tak hanya Mira yang mempunyai hubungan dekat dengan Mbok Nah, si bungsu Aidin juga sangat dekat dengannya. Bagaimana tidak selepas kepergian orang tua mereka, Aidin yang masih duduk di bangku SD dan Mira masih duduk di bangku SMP kelas 8 harus kehilangan kasih sayang kedua orangtuanya akibat kecelakaan yang menimpa mereka.

Semasa kecil Aidin harus diurus oleh Mbok Nah sendirian dan sang kakak yang membantunya berjualan.

Mbok nah yang harus menanggung semua biaya hidup dan Pendidikan Mira dan Aidin. Mira sangat bersyukur karena diberikan seorang nenek yang sangat sayang dan tulus mencintainya. Mira bertekad kuat untuk mewujudkan cita- citanya itu menjadi seorang dokter yang hebat dan bisa membalas semua kebaikan sang nenek.

Status Mira yang masih menjadi mahasiswa aktif kedokteran membuat harinya begitu sibuk, dia harus beberapa kali melakukan praktik tugas dibeberapa rumah sakit yang ada di Malang.

Tahun ini merupakan tahun dimana Mira wajib mengikuti ujian kelulusan tahap 1 di rumah sakit. Jika tidak bisa hadir saat itu juga maka dipastikan tidak akan lolos dan wajib mengulang untuk tahun berikutnya. Mira, Bams, Dinda dan beberapa teman yang lain juga harus mengikuti uji tes ini untuk menentukan kelayakan calon dokter.

Dinda adalah gadis beruang, teman sekampus tetapi berbeda kelas dengan Bams dan Mira. Dinda cukup pintar di kampus, dinda juga mengetahui bahwa Mira merupakan mahasiswa kedokteran terbaik di kampusnya. Dinda kerap kali merasa iri dengan keunggulan Mira.

Mira yang selalu menjadi bintang, dinda tidak akan mensia-siakan kesempatan untuk melewatinya. Dinda berusaha mencari cara supaya Mira gagal dalam mengikuti tes kali ini. Dinda sangat cantik dan pintar. Tetapi Dinda anak yang pengecut, kelicikannya masih belum begitu tampak nyata.

Saat waktu dimana 60 menit lagi uji tes dimulai, Mira yang hendak menyeberang jalan menuju rumah sakit untuk melakukan uji tes, dia harus mendapat musibah. dia tertabrak mobil yang melintas laju didepannya.

Kucuran darah yang mengalir deras di sekitar tubuh Mira, Mira yang terpental keras yang mengakibatkan kaki Mira mengalami patah dan harus segera diamputasi. Mira yang gagal menjalankan uji tes tahap 1 dan harus mengakui kekalahannya dalam bertempur untuk menjadi seorang dokter. Ditambah semangatnya yang mulai runtuh akibat Mira yang kehilangan satu kakinya.

Mira mengalami penderitaan yang sangat luar biasa saat itu. Mira yang selama ini menjadi harapan keluarganya harus memupuskan harapannya untuk menjadi seorang dokter.

“Mira gagal mbok?” tangisan Mira begitu pecah di depan Mbok Nah yang sudah tidak muda itu.

Melihat wajah mbok Nah yang sudah tua membuat Mira semakin depresi akibat kecelakaan yang menimpanya.

“yang sabar nduk, ini semua takdir Tuhan. Wes ndak usah dipikir, Mbok masih di sini sama Mira, Adikmu Juga. Jangan bikin adikmu sedih begini to nduk”

Suara rendah Mbok Nah yang mencoba menenangkan Mira yang sangat berduka itu. Mbok Nah yang hanya menahan tangis melihat wajah Mira yang begitu jelas tampak penuh kesedihan.

Semua mahasiswa sedang berkumpul di rumah sakit untuk melakukan uji tes. Bams, dinda dan kawan- kawan telah meyelesaikan tugas uji tes yang pertama dengan baik.

Bams yang tampak cemas memikirkan keberadaan Mira yang tidak tahu ke mana perginya. Bams telah mencoba berulang kali mengabarinya. Tapi tak satu pun Mira menjawabnya. Handphone Mira harus terbuang jauh saat kecelakaan yang menimpanya. Dinda hanya tersenyum dengan ketidakhadiran Mira saat itu.

“Ameera Azzana…”

Suara dr. Fatih penguji tes saat itu. dr. Fatih telah memanggil nama Mira berulang kali tetapi tidak muncul juga keberadaannya. dr. Fatih adalah dokter muda hebat, tampan, dan kaya yang dipercaya untuk memegang salah satu rumah sakit besar di Jakarta. dr. Fatih hendak menutup uji praktik saat itu karena Mira yang tak kunjung datang.

Namun Bams sang pacar mencegahnya.

“maaf pak, mungkin anda bisa menunggunya beberapa saat lagi. Mungkin masih dijalan terjebak macet.” sela Bams yang berusaha mencegahnya

“jika dia bertanggung jawab, tidak akan dia melalaikan tugas dan tanggung jawab besar ini. Uji praktik saja dia lalai, bagaimana bisa jadi dokter sungguhan” dr. Fatih yang mulai Nampak kesal dan sangat straight.

dr. Fatih mendapat tugas untuk memberikan uji tes pada tahun ini. dr. Fatih menaruh rasa kecewa pada mahasiswa kedokteran yang tidak bisa mengesampingkan kepentingan pribadi. Awal inilah awal pertemuan dr. Fatih dan Dinda, mahasiswa cantik, pintar, tetapi licik yang merupakan teman Mira dan Bams. Pada saat uji tes Dinda mendapat skor dengan urutan tertinggi.

“selamat ya Dinda, pertahankan. Mudah- mudahan tak lama lagi kamu bisa menjadi dokter seperti apa yang kamu harapkan.”

Ucapan dr Fatih hangat terhadap Dinda atas hasil uji tes tersebut.

Dinda membalasnya dengan senyum cantiknya. Sejak saat itulah dokter Fatih dan Dinda menjadi dekat. Bams yang masih kepikiran masalah Mira, tak lama dari itu dia mendapat kabar dari Vina sahabat Mira.

To be continued……..

Rumah Sakit

bab 2- Rumah Sakit

“Hello, Vin. mengapa? Kamu tahu Mira gak. bagaimana sih dia itu, tidak tahu, apa lupa dia hari ini ada ujian praktik. Faham gak sih dia. dari tadi aku kabari tidak diangkat. Sesibuk apa dia harus sampai melewati ujian penting saat ini. Ngurusin pecel dia itu gak penting banget”

“kamu tahu tidak, Mira akan lanjut tahun depan dan tidak bisa tahun ini, dokter Fatih bilang tadi bahwa Mira gagal.” Omelan Bams terhadap Vina yang tanpa sepatah kata apapun terucap dari mulutnya.

Vina yang masih terdiam selama beberapa saat sampai isyarat Vina yang terisak terdengar oleh Bams yang masih kelihatan kesal itu. Bams terheran dan menanyakan alasan Vina sedang terisak.

“mengapa diam saja, kamu gapapa vin. Maaf aku hanya kesal saja sama temanmu itu. kalau tidak bisa kenapa tidak kasih kabar. Sekarang dimana dia, aku mau ketemu”

“dirumah sakit”

Dengan datarnya vina menjawab pertanyaan Bams saat itu. Vina sedikit kesal sampai tega dia berbicara seperti itu kepada Mira. Vina menutup telepon Bams secara tiba- tiba. Bams hanya melongo dan tidak faham atas apa yang diucapkan oleh Vina. Bams juga tidak sedikitpun menaruh rasa khawatir setelah mendengar ucapan dari Vina.

“Mira ke mana Bams” tanya dinda dengan pura- pura

“dengar- dengar Mira kecelakaan.” Dinda yang berusaha berbuat ramah kepada Bams

“apa! kecelakaan Mira, Tidak mungkin!”

Bams yang tidak percaya terhadap ucapan dinda. ia berusaha kroscek dengan menelpon vina Kembali.

“mira di mana Vin” gerutu Bams

“aku kan sudah bilang di rumah sakit.”

“mengapa gak bilang dari tadi, kirim alamat sekarang aku ke sana”

Bams bergegas menuju rumah sakit untuk menjumpai Mira.

Bams sangatlah istimewa bagi Mira. Ia berhasil membuat hidup Mira lebih bewarna daripada sebelumnya. Dua tahun sudah mereka menjalin hubungan. Hubungan mereka sedang baik- baik saja. Dan mereka akan berencana untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius 6 bulan ke depan. Cobaan demi cobaan mereka lalui bersama- sama sampai detik ini Mira mengalami kecelakaan.

“Aidin, mana Mira”

“Kakak di dalam bang”

Aidin adik Mira yang baru pulang dari kegiatan sekolah di luar kota harus kaget dengan kondisi kakaknya itu. Aidin siswa yang pintar seperti kakaknya, tak jarang Aidin selalu diminta untuk mewakili berbagai macam lomba dan bahkan olimpiade.

Aidin yang bercita- cita untuk mengejar mimpi seperti kakaknya menjadi seorang dokter harus bekerja keras belajar dan mengikuti les di sana- sini. Beruntungnya Aidin tidak menghabiskan banyak uang untuk pendidikannya itu karena dia terbantu dengan beasiswa yang diberikan oleh pihak sekolah.

Diumur aidin yang masih 17 tahun itu, dia sudah mendapatkan tawaran beasiswa dari perguruan tinggi negeri untuk bisa melanjutkan sekolahnya dengan jurusan kedokteran.

“Mira….”

Panggil Bams kepada Mira yang sedang terbaring dan ngobrol itu bersama Vina.

Mira yang kaget tampak diam tak berkata setelah melihat Bams berdiri didepannya. Mira hanya khawatir apa yang akan terjadi setelah Bams mengetahui bahwa kaki Mira telah diamputasi.

“kamu baik saja, mengapa tidak beri kabar jika kamu kecelakaan?”

Mira masih terdiam dan hanya menyimak perkataan Bams. Mira berpikir bahwa Bams belum mengetahui keadaannya itu.

“kamu itu hati- hati makannya. dan tadi aku dapat kabar bahwa kamu tidak bisa lanjut sebelum kamu uji tes ulang tahun depan kamu gagal.”

Mira tampak berkaca- kaca setelah mendengar ucapan Bams mengenai mimpinya itu. Mira sudah menduga bahwa dia tidak akan bisa. Dia akan mengulang tahun depan.

“Bams, kamu bisa gak sih tidak bicara masalah lain. kamu tidak bisa melihat dia sedang sakit. ngerti sedikit lah dengan keadaan dia. kamu tuh support, bukan ceramah gak jelas gini…”

bawel Vina mulai memancing emosi Bams.

“iya tahu, tetapi….”

Sebelum Bams melanjutkan ucapannya itu Bams tersadar dan merasa aneh dengan bentuk kaki Mira. Mira yang berusaha menutupi keadaanya itu dan Vina berusaha mencegah Mira dan mengingatkan dia untuk tetap jujur bahwa kaki Mira telah diamputasi. Bams sangat kaget dan tidak percaya setelah dia mengetahuinya.

“kaki kamu….” Bams tercengang dan meninggalkan Mira dan Vina di rumah sakit.

Wajah sedih tampak jelas diperlihatkan oleh Mira. Mira yang sudah menduga itu akan terjadi. Vina yang sedang berusaha mengejar Bams untuk bertanya apa maksud dia.

“Bams, apa maksud kamu pergi begitu saja?”

“Apa mau kamu?”

“kamu buta ya, gak bisa lihat Mira di sana sedang membutuhkanmu?”

rentetan pertanyaan Vina yang masih membuat mulut Bams terkunci rapat.

Vina yang belum menyelesaikan ucapannya itu harus ditinggal Bams untuk segera kabur. Vina mengejar Bams dan menarik tangan Bams.

“kamu mau apa vin,”

“justru aku yang tanya sama kamu Bams. Apa mau kamu?”

“oke. kamu ingin tahu? Ya baiklah, aku sama dia PUTUS! sudah jangan ganggu lagi”

Bams yang pergi meninggalkan vina berdiri dan tidak menyangka atas apa yang telah diucapkannya. Bams merasa sedikit sedih juga atas apa yang telah diputuskan. Bams meninggalkan rumah sakit dan hendak kembali menuju kampus. Perasaan kacau mampir di kepala Bams saat itu.

“Sorry. sorry. tidak sengaja”

“oke,,, hei. Bams kan?”

Dokter Fatih tiba- tiba muncul dihadapan Bams. Bams tidak sengaja menyenggol dokter Fatih yang sedang berjalan itu. Bams hanya menoleh dokter Fatih dengan tatapan kosong. Ucapan Fatih seakan tak terdengar oleh Bams.

“kamu Bams kan?” tanya Fatih kedua kalinya untuk memastikan tebakannya benar.

“oh iya, Pak Fatih.”

Bams pun menjawabnya dengan nada datar. Dokter Fatih menanyakan keberadaannya di rumah sakit itu. Bams menjawab bahwa ia sedang ada perlu dengan temannya di rumah sakit.

“permisi pak, saya harus pergi.”

Dokter Fatih Nampak keheranan. Dokter Fatih yang kebetulan harus memeriksa salah satu pasien di rumah sakit. Dia memasuki ruang Teratai no.19 untuk memeriksa kondisi salah satu pasien.

“permisi, selamat sore.”

Fatih mengecek kondisi perkembangan pasien itu. tanpa ada obrolan sedikitpun Fatih ketika memeriksa, sampai akhirnya kabar baik didengarnya.

“Saudara Ameera, besok sudah boleh rawat jalan di rumah!” ucapan Fatih kepada pasien itu, dan itu adalah Mira Azzana pacar Bams.

Mira tidak mengetahui bahwa dokter yang memeriksa itu adalah dokter uji praktiknya. Dokter Fatih juga tidak berpikir panjang lebar bahwa Mira yang dimaksud itu adalah salah satu mahasiswa yang tadi pagi gagal untuk mengikuti uji tahap tes satu. Mereka belum saling mengenal, itu hanyalah sebatas dokter dan pasien.

“terimakasih dok,” ucap vina yang menjaga saat itu.

“Mir, cakep ya dokternya. Hahaha” vina yang menggoda Mira dan berusaha untuk menghibur Mira saat itu.

Mira hanya memberikan isyarat senyum kepada Vina.

“oh sekarang Mira gak punya mulut”

“issh, ngawur.”

“makanya buka tuh mulut, diam saja dari tadi”

Vina masih mencuit tidak jelas.

Vina selalu menjadi orang pertama yang ada disampingnya. Mira sangat bersyukur karena diberikan sahabat yang super bawel itu. hihihih. Vina yang selalu menjadi tempat curhat Mira tentang masalah apapun.

“Vin, makasih ya sudah temenin aku selama ini. ngomong- ngomong mau bantu gak,”

“hemm mulai deh. Bantu apa lagi. Aku gak akan lagi bantu urusan kamu sama Bams. lupain dia. dasar cowok gak guna”

“hahaha gak boleh tahu ngomong gitu, itu kan mantan aku, saran kamu lagi.”

Mira mulai ngeledek vina.

“bantu aku deket sama dokter tadi. Hahahaha”

Mira yang ngakak setelah melihat ekspresi Vina bahwa mira ingin dikenalkan sama dokter Fatih. Guyonan Mira kepada temannya itu berhasil membuat suasana sedih itu hilang terbawa angin.

“cepat lah vin telepon dia, Mira yang masih ngakak dan mencoba menggoda Vina”

“oke ya aku telepon dia.” Vina menantangnya dengan konyol

Suara handphone berdering. ada panggilan masuk nomor tak dikenal kepada Fatih.

“halo, siapa?

To be continued……….

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!