NovelToon NovelToon

Sahabat Jadi Cinta

Bab 1 Pertemuan Sahabat

Seorang gadis bermata sipit mentap tampilan dirinya di depan sebuah cermin besar yang ada di ruang ganti wanita di pusat kebugaran. Nayla tak henti hentinya tersenyum dan bersenandung, membuat dirinya diperhatikan beberapa orang wanita di ruangan tersebut. Tak lupa ia memakai pewarna bibir peach dan menggunakan parfum kesukaannya.

“Nah kalau begini kan sudah cantik kau Nayla” ucap Nayla secara terkekeh pelan.

Ia pun meilirik jam tangan yang melingkar cantik di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 17.00. Masih ada waktu sekitar dua jam lagi bagi Nayla untuk pergi ke tempat yang ia tuju. Telepon dalam tas Nayla pun berbunyi, segera ia mengangkatnya “Ya halo, Gue? Tentu aja gue masih ditempat gym. Lo mau menjemput gue kesini?” tanya Nayla pada seseorang dibalik teleponnya.

“Ya baiklah, gue tunggu ya. Ingat jangan lama karena pasti jalan menuju cafe macet”

Nayla pun memutuskan menunggu seseorang itu di halaman gym. Setelah 10 menit menunggu, terdengar suara klakson mobil yang mengagetkan Nayla. “Kurang ajar itu orang” ketus Nayla. Ia melihat sosok pria tampan bertubuh tinggi, atletis, hidung mancung, kulit putih itu membuka pintu mobil.

“Nay Nayla, cepetan sini, bengong aja sih” teriak Leo

“Lo tadi minta cepet cepet sekarang gue udah sampe nih, Kezia udah dijalan sebentar lagi sampe dia”

Nayla langsung menghampiri Leo dengan tersenyum “Iya Pak Bos Leo, bawel banget sih”.

Dalam perjalanan menuju cafe mereka pun bercanda dan tertawa. Begitulah Leo dan Nayla serta para sahabatnya yang lain, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu dikala memiliki waktu luang. Tanpa terasa persahabatan diantaranya sudah berjalan selama 15 tahun, cukup lama bukan untuk mengenal pribadi masing masing?.

“Leo, apa Adam bisa kumpul bareng kita hari ini? Minggu lalu gue telepon katanya sibuk. Dasar Pak Ceo satu itu “ ucap Nayla dengan kesal dan mengerucutkan bibirnya.

“Kemarin gue telepon, diusahakan katanya gitu. Ya lo kan tahu dia sibuk banget semenjak jadi Ceo, om Hendrik aja susah banget ketemu anaknya” jawab Leo

***

Di R and B cafe

Pria tampan dengan janggut tipis, bertubuh tinggi, atletis, berkulit putih tengah menatap dingin para pegawainya. Rayden ingin menyambut kedatangan para sahabatnya dengan dekorasi khusus yang ia siapkan, tentu saja ia ingin penyambutan terbaik bagi sahabatnya. Pegawai cafe pun hilir mudik demi memperoleh hasil maksimal dan menyenangkan Rayden sang bos yang terkenal dingin bagai salju di kutub, ya itulah julukan yang diberikan oleh para pegawai di cafe dan hotel miliknya.

Terdengar deru mesin mobil hitam berlogo H di parkiran. Seorang gadis betubuh sedikit berisi turun dari mobil,berjalan masuk cafee, ia melihat Rayden duduk dekat air mancur buatan di taman caffe “Bos Rayden, sendirian aja lo? Nayla sama Leo belum datang? Wah gue semangat 45 banget yah udah sampe, hahahah” ucapnya seraya tertawa.

Rayden tersenyum “Ya tahukan tempat gym Leo jauh dari sini, Nayla juga pasti bareng Leo, secara dia personal trainer di gym Leo. Gue sih bosen ketemu Nayla, hampir setiap hari ketemu dia” jawab Rayden

“Lo kesini sendiri atau dianter sama kaka lo?” tanyanya pada Kezia

“Gue? Tentu aja dianter sama abang gue tersayang. Tahu kan gue anak paling cantik di keluarga gue ya jadi diperlakukan istimewa lah” jawab Kezia dengan percaya diri pada Rayden.

Tidak sampai 15 menit menunggu, Nayla dan Leo sudah tiba di R and B caffe, Nayla segera berlari menghampiri kedua sahabatnya yang sudah menunggu. Pertama ia memeluk Kezia dan gadis itu pun membalas pelukan Nayla.

“Eheemm Kezia aja nih yang lo peluk Nay?, gue engga dapat sambutan?” ucap Rayden

“Dasar Pak Bos dingin mau juga dipeluk,sini” ucap Nayla seraya terkekeh, kemudian ia pun memeluk Rayden.

Rayden memang memperlakukan Nayla secara berbeda tapi ia merasa itu hal wajar kepada sahabat apa salahnya? Menyayangi sahabat yang sudah ia kenal sejak kecil terlebih orang tua mereka pun teman baik.

“Udah deh acara peluk peluknya, gue haus nih, pengen minum biar seger nih kerongkongan gue” Leo menggerutu pada sahabatnya.

“Yaudah ayo, udah gue siapin nih minum kesukaan kalian, tuh Leo ambil aja di meja” Rayden menunjuk meja ditengah taman.

“Kalau kesukaan gue ada juga ga nih? Masa Cuma Leo aja” Nayla bersungut

“Ya ampun Nay, kan gue bilang ‘kalian’ berarti ada untuk lo juga, es cincau nangka kan? Ga mungkin gue lupa” ucap Rayden dengan gemas pada Nayla

“Makasih ya Ray”

Leo dan Kezia sedang asik menyantap hidangan yang ada di meja tersebut, mereka senang karena Rayden kini telah sukses menjalani bisnis restoran dan hotelnya, pria itu pun memiliki beberapa cabang restoran dan caffe, hotelnya pun memiliki cabang di beberapa provinsi terutama kawasan wisata.

“Wuiiiihh enak bener, seger, makasih ya bro, Nutello Chocolate di Caffe lo emang the best” Leo menenggak minumannya sampai habis

Setelah 30 menit kebersamaan, mereka dikejutkan dengan kehadiran pria tampan kharismatik bertubuh tinggi dan berkulit putih itu sedang menutup mata Nayla “Ish apa apaan ini? Adam, bener kan ini Adam Bradley?” ucap Nayla dengan kesal pada pria yang menjahilinya

Kezia dan Leo pun tertawa, terkecuali Rayden hanya menanggapi dengan senyum dingin dan terpaksa. Sejujurnya ia tidak suka Adam dekat dengan Nayla, setelah mengetahui bahwa kakak sepupunya itu memiliki perasaan lebih pada Nayla. Rayden pun meminta Adam duduk disampingnya “Sini Dam duduk samping gue, kosong”

“oke Ray” jawab Adam

“Sorry gue terlambat, tapi ga telat banget kan? Gue juga kejebak macet tadi” ucap Adam sembari duduk menarik kursi di samping Rayden.

“Telat Dam, lo sih sibuk terus sampe susah diajak kumpul gini” Kezia pun mengomel pada Adam

“Ya maklum lah Adam kan Pak Ceo sibuk, eh Dam gemana kabar Papa Hendrik?” Tanya Nayla

Adam tertawa kemudian ia minum “Papa udah mendingan, makanya gue fokus ke perusahaan karena sejak Papah sakit semua tugas dilimpahin ke gue, dan gue ga bisa biarin perusahaan itu terbengkalai “

Leo mengunyah makanannya hingga membuat mulutnya penuh, tentu saja kia sangat menyukai menu di caffe Rayden, tak jarang ia beli dan bagikan pada karyawannya di gym. Seketika Leo bertanya pada Adam “Dam gue denger lo nolak lagi ya cewe yang dijodohin sama Lo?, padahal Calista cantik Dam, model lagi cocok sama lo”

Adam sedang meneguk minumnya itu menjadi tersedak, lantas ia menjawab “Gue belom ada niat buat nikah dalam waktu dekat, gue juga lagi fokus perusahaan, ga mau fokus gue kebagi”

“Buat gue bisa kali Dam” Ungkap Leo dan ia pun tertawa.

 

 

Bab 2 Pertemuan dan Permintaan

Dua minggu telah berlalu sejak pertemuan terakhir mereka. Kini semuanya nampak sibuk dengan aktivitas masing masing. Nayla tentu saja ia selalu sibuk berada di L gym memfokuskan diri dan membantu para pesertanya demi mencapai tujuan yang diinginkan. Begitupun dengan Rayden ia sedang membangun cabang cafe baru di Kota Semarang. Sedangkan Kezia berada di salah satu butik milik ibunya, karena ia akan meneruskan usaha ibunya itu. Hal berbeda pada Leo yang nampak memiliki waktu senggang dan sesekali mengunjungi usaha gym nya di beberapa tempat. Saat ini Adam tengah berada di Korea, ia mengunjungi seseorang disana.

Mama Anggi yang selalu merasa kesepian pun menghubungi sahabatnya “Asalamualaikum Nilla besok mampir ya ke toko bungaku, udah lama loh kamu ga main kesini, sekalian ada yang mau aku obrolin” kurang lebih seperti itulah isi chat Anggi pada Nilla.

Setelah kesibukan melayani para pelanggannya di toko roti, Bunda Nilla melihat handphone dan tersenyum karena mendapat pesan dari sahabat baiknya, ia pun membalas pesan tersebut “Walaikumsalam, iya Nggi. Besok aku mampir ya setelah mengantar pesanan rotiku”

Bunda Nilla memiliki toko roti yang menjadi tumpuan hidupnya setelah Ayah Hero Kei meninggal dunia ketika Nayla duduk di sekolah menengah pertama. Beruntunglah kemampuan baking nya sangat baik, toko rotinya pun ramai pembeli dan saat sudah memiliki dua cabang.

Di rumah Nayla

“Bun udah makan belom? Nayla beli makanan kesukaan bunda nih ayam bakar mang abi, makan bareng yuk bun, Nay laper” ucapnya dengan manja pada Bunda Nilla.

“Bunda belum makan Nay, mana bisa makan sendirian, lebih enak ditemenin anak cantik Bunda ini, gemana hari ini ngajarnya lancar?” tanya bunda

“Aihhh... Bunda bisa aja, lancar dong Bun, Leo juga selalu baik sama aku, ini bun makanananya” jawab Nayla dan menyerahkan piring berisi nasi serta ayam bakar pada bundanya.

Setelah makan malam bunda dan Nayla pun berbincang hangat seperti biasa ditemani televisi yang menyala.

“Oh iya Nay, besok bunda mau ketemu Mama Anggi siang sehabis anter pesanan roti Pak Ustadz. Kamu bisa kan jaga toko sebentar sebelum berangkat kuliah? Kasian Kakak mu kalau jaga dalam kondisi mengandung begini” ya memang saat ini Nayla sedang melanjutkan pendidikannya pada jenjang S2. Nayla memiliki seorang kakak perempuan, Nayra namanya ia pun sudah menikah satu tahun yang lalu dan tinggal bersama suaminya, tetapi masih ingin menemani sang bunda di toko.

“Bisa bun, besok Nay pagi ngajar dulu di gym siang langsung ke toko ya, jadwal kuliah adanya sore bun” ungkap Nayla dengan netra fokus pada layar laptop.

“Makasih ya Nay, bunda tidur duluan ya, mata udah sepet nih”

“Selamat bobo bundaku yang cantik”

Keesokan harinya

“Mana ya, apa Nilla lupa hari ini mau ke tempatku?” gumam Mama Anggi pada dirinya sendiri

Bunda Nilla menepikan dan memarkirkan mobilnya setelah melihat papan tulisan Mrs Bradley Florist. Ia pun segera turun, sahabatnya sudah siap menyambut didepan pintu dengan banyak bunga berjejer didekatnya. “Aku datang bawa roti favoritmu ini Nggi, masih hangat lho”.

Mama Anggi sangat sennag dengan kedatangan sahabatnya itu “Aduh dapet oleh oleh, makasih ya Nil, ayo masuk, keruanganku aja ya” ajaknya pada Bunda Nilla

“Nila aku udah siapin bunga mawar putih kesukaan Nayra dan Nayla nih dibawa ya nanti”

Bunda Nilla mengangguk dan tersenyum “Katanya kamu mau ada hal untuk dibahas, tentang apa ya?” tanyanya.

Anggi pun menghembuskan napas “Nil, kamu tahu kan anakku Rayden? Aku sangat meyayanginya, aku ingin menjodohkan Rayden dengan Nayla, aku yakin Nayla dapat menyembuhkan luka hati pada Rayden”

Nilla hanya bisa terdiam dan terus mendengarkan penuturan Anggi sahabatnya itu.

Rayden anak dari sahabatnya itu, dicampakkan oleh seorang gadis delapan tahun yang lalu dan rasa sakitnya terus berlanjut, ia tidak pernah dekat dengan seorang wanita manapun selain Nayla dan Kezia yang merupakan sahabatnya. Kehidupan Rayden pun semakin terpuruk dikala bisnis yang ia rintis mengalami kegagalan lagi dan lagi. Tak ada kata cinta dan mencintai pada pasangan, untuk apa ada cinta jika hanya menyakiti, begitulah Rayden. Ia pun selalu membuat kesibukan dengan fokus dan fokus pada usahanya hingga akhirnya semua itu membuahkan hasil manis pada bisnisnya. Nayla, Leo, Kezia dan Adam pun selalu mendampingi Rayden.

Cukup lama ia ditinggalkan, namun hatinya masih terpaut pada gadis yang telah menorehkan luka dalam hatinya. Tanpa alasan pasti, ia pergi begitu saja disaat Rayden membutuhkan penyemangat dalam hidup. Padahal gadis itu berjanji padanya akan ada disaat susah dan senang, akan mendampingi Rayden hingga sukses. Namun itu semua hanya omong kosong.

“Ku mohon Nilla pertimbangkan permohonan ku ini, Dave juga sangat setuju jika Nayla jadi menatu kami” Anggi berusaha meyakinkan Nilla agar menyetujui permintaannya.

Bunda Nilla menggenggam tangan Anggi “Sejujurnya aku ragu akan hal ini Nggi, aku tahu bagaimana perasaan mereka, itu hanya... hanya sekedar rasa menyayangi sebagai sahabat saja, mereka tidak slaing mencintai walaupun sudah lama bersama”

“Memang saat ini Nayla belum dekat dan tidak pernah bercerita ia menyukai seseorang, aku tidak bisa memutuskan sekarang Nggi, aku masi harus berpikir, maapkan aku ya” tambahnya.

Bunda Nilla pun kembali mengendarai mobil menuju toko roti miliknya, karena Nayla sudah menunggunya. Setelah memarkirkan mobil, Nilla pun terdiam beberapa saat memandangi Nayla tengah tersenyum pada beberapa pelanggan toko roti. Tanpa sadar suara ketukan di kaca samping mobil terdengar dan menyadarkan Nilla dari lamunannya.

Tok

Tok

Tok

“Bun bunda, bunda baik baik aja kan? Kenapa diam dan ga turun bun? Apa bunda ga enak badan?” cecar Nayla dengan panik.

Nilla membuka pintu dan turun dari mobil “Ga apa apa Nay, bunda Cuma lelah aja tadi diperjalanan juga cukup macet, Cuma pusing sedikit aja, bunda istirahat dulu ya” ucap Nilla seraya masuk ke toko dan menuju ruang miliknya.

Gadis bermata sipit itu memukul pundak sang kakak dengan pelan “Ka”

“Apa Nay, kamu bikin kakak kaget aja. Oh iya bunda kenapa ya lesu banget?” tanya Nayra

“Bunda bilang pusing aja ka ya cape karena di jalan kejebak macet. Ka, aku berangkat dulu ya. Doakan adikmu ini ya cepet lulus kuliahnya” ucap Nayla kemudian mencium pipi dan tangan sang kaka serta tidak lupa mengambil Roti untuk bekalnya.

“Dasar Nayla, kelakuannya masih aja seperti anak kecil”. Nayra pun berlalu untuk menemui sang bunda, sebelumnya ia membuat teh bunga telang hangat dicampur madu untuk bunda Nilla tidak lupa membawa beberapa buah kue kering.

Bab 3 Balas Budi

Dua hari sudah berlalu pertemuan antara Anggi dan Nilla, kini mereka hanya saling bertegur sapa saja melalui aplikasi chat tanpa membahas perjodohan anak – anaknya. Anggi tahu, bahwa ini bukan hal kecil, maka ia membiarkan Nilla untuk berpikir dengan tenang.

Malam hari ini begitu dingin terasa menusuk tulang, Nilla nampak memandangi foto pernikahan dirinya dengan mendiang suaminya.

Flashback On

“Dok dokter pasti bercanda bukan? Tidak mungkin suami saya meninggal, dia masih muda dok, tolong selamatkan suami saya” tangis Nilla pun menggema di ruang rawat. Suami tercinta telah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta, Hero memiliki penyakit liver akut, selama ini ia menyembunyikan penyakitnya dari istri dan kedua anak mereka hingga akhirnya ajal menjemput.

Setelah 40 hari berlalu Nilla belum juga pulih dari kesedihannya, pola hidup yang tak baik, makan tidak teratur membuat dirinya jatuh sakit, toko roti yang ia miliki pun terbengkalai. Nilla berpikir bagaimana menjalani kehidupan ini bersama kedua anaknya Nayra dan Nayla.

“Ka kenapa bunda belum keluar dari kamarnya? Nay udah laper ka, bunda belum masak, nih lihat” ucap Nayla dengan manja pada sang Kakak. Perutnya sudah semakin nyaring berbunyi, membuat Nayra tidak tega dan ia memutuskan memasak untuk adiknya “Kakak aja yang masak ya, kaka buat nasi goreng sosis mau kan? Kakak juga laper, sekalian kita masak untuk bunda juga” Nayra pun bergegas memasak karena waktu yang dimiliki hanya sedikit, ia harus berangkat kuliah.

“Nay udah mateng nih, anter ke kamar bunda ya, kamu jangan lupa makan, kakak berangkat dulu” pamit Nayra pada Nayla

Tok

Tok

Tok

“Bun, Nay bawa sarapan untuk bunda, dibuka ya pintunya”, ucap Nayla. Ia merasa penasaran mengapa tidak ada jawaban dari dalam kamar, langsung tanpa menunggu lama membuka pintu kamar bundanya. “Ya ampun bundaaaaa” pekik Nayla, melihat Bunda Nilla tersungkur diatas lantai dan meringis kesakitan. Nayla yang saat itu masih berusia 12 tahun pun panik, berusaha menghubungi Nayra namun teleponnya tidak aktif. Ia keluar mencari pertolongan, beruntunglah bertemu dengan Bu Ustadzah dan membawa Nilla ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa terdapat luka di lambung Nilla, selain itu ia pun menderita radang usus buntu dan harus segera dilakukan operasi. Dokter meminta pihak keluarga segera mengurus administrasi hari ini juga. Nayra dan Nayla nampak kebingungan, karena uang tabungan mereka tidak cukup untuk biaya pengobatan Nilla.

Bu Ustadzah tidak tega melihat mereka, ia lantas menghubungi Anggi. Ya Anggi adalah saudara sepupu wanita sholehah yang membawa Nilla ke rumah sakit. Tidak butuh waktu lama untuk Anggi tiba di rumah sakit dan menyelesaikan segala administrasi sehingga Nilla dapat dioperasi dengan segera.

Anggi yang sangat mengenal Nilla, tidak tega dengan keadaan sahabatnya. Sungguh tulus niatnya untuk membantu Nilla, sesekali ia menyeka air mata yang terjatuh tanpa permisi. Wanita berlesung pipi dan cantik itu mendekap erat tubuh Nayla dan memegang tangan Nayra seraya menguatkan mereka.

Dua jam berlalu, operasi berjalan lancar. Nilla sudah dipindah keruang rawat VVIP, namun matanya masih terpejam. Dokter mengatakan satu jam lagi pasien akan tersadar. Benar saja setelah satu jam Nilla mulai membuka kelopak matanya, nampak wanita itu bingung dengan keadaan ruang rawatnya. “Nayra Nayla? Bunda seneng kalian ada disini. Nak kenapa kamar rawat bunda sebagus ini? Kalian –“ ungkap Nilla kebingungan tapi tidak sempat melanjutkan kata kata karena Anggi muncul dan menjawab “Nil, ga usah banyak gerak dan ngomong aneh-aneh dulu ya, fokus biar badan mu sehat lagi, urusan rumah sakit udah beres, kamu tenang aja ya Nil” ucapnya dan kemudian mengusap tangan Nilla  “Nil, aku pamit ya... Rayden pasti mencari cari aku, maklum lah anak itu ga bisa tanpa mamanya, besok pasti aku kesini lagi ya”

“Aku mengucapkan  banyak terima kasih, sangat sangat banyak terima kasih untuk kamu Nggi, makasih sudah menyelamatkan nyawaku” ucap Nilla lirih dan meneteskan air mata.

**

Keesokan harinya Anggi pun mengunjungi Nilla, tidak lupa membawa buah tangan untuk Nilla dan aneka cemilan manis juga asin untuk Nayra dan Nayla. Rayden pun turut ikut dan membawa makanan tersebut “Ma.. ini berat, kenapa aku yang membawanya? Kenapa bukan Papa aja?” ucap Rayden dengan bersungut.

“Papa kan sibuk Ray, mama butuh teman, makanya mama ajak kamu, nanti mama kenalin sama Nayla, dia seumuran lho sama kamu, anaknya asyik dan ceria juga” jawab Anggi dengan penuh semangat

Mereka pun masuk ke ruang rawat Nilla, saat itu hanya ada Nayla sedang menyuapi sang bunda, ia tersenyum hangat pada Anggi dan Rayden. “Cantik, manis” gumam Rayden sangat pelan. Rayden pun menyerahkan cemilan tersebut pada Nayla “Ini untukmu dan kakak mu, ini dari papa dan mama, bukan aku” anak laki laki tampan itu menyerahkan dengan wajah ketus pada Nayla.

Sifat Nayla yang periang tak menganggap raut wajah ketus Rayden, ia pun tetap tersenyum “Makasih ya, namaku Nayla, kamu?” ia mengulurkan tangannya pada Rayden.

“Rayden Bradley, panggil aja Ray ya Rayden juga boleh masih nama aku” jawab Rayden dengan ketus dan dingin.

“Duh maap ya Nayla, Rayden memang begini tapi dia baik ko. Nay kamu udah makan belum, sini mama bawa makan siang untuk kamu, mama suapi ya” ucap Anggi dengan senang.

Nilla pun menatap mereka dengan tersenyum, ia sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah mengirim Bu Ustadzah Ana dan Anggi menjadi penolongnya, apa jadinya jika Anggi tidak datang?.

Flashback Off

“Anggi, aku tahu kamu tulus membantuku dulu. Aku akan memberi jawaban atas permintaanmu Nggi” Ucap Nilla, lalu menghembuskan napasnya dengan kasar “semoga aku tidak salah, aku yakin Rayden anak yang baik dan bertanggung jawab, kamu pun pasti akan menyayangi Nayla sama seperti aku menyayanginya” ucapnya dengan memandangi foto Nayla kecil.

Nilla berusaha menyampaikan maksud niat baik Anggi pada Nayla, ia harap Nayla menerima keputusan ini. Tidak lupa menghubungi Anggi untuk memberinya kabar “Asalamualaikum Nggi, aku sudah memutuskan akan menjawab permintaan mu beberapa hari yang lalu. Aku menerima dan menyetujui perjodohan ini. Aku akan beri tahu pada Nayla”.

Sesampainya di ruang keluarga, Nilla duduk disamping Nayla dan mengusap tangannya. Jelas saja Nayla terkejut “Eh ada apa bun? Pasti bunda mau bilang sesuatu nih. Ada hal penting kah? Cerita sama Nay ya bun” tanyanya.

“Sebelumnya kamu jangan kaget dan marah ya sama bunda, kamu janji ya?” tanya Nilla

“Iya bun, ada apa? Nay jadi takut deh”

“Kamu tahu Mama Anggi? Beberapa hari lalu bunda bertemu dengannya, Anggi bilang ingin menjodohkan kamu dengan Rayden, dan setelah bunda pikir berhari hari, bunda menerima permintaan Anggi”

“APA Rayden? Mama mau jodohin aku sama Rayden?” Nayla semakin terkejut.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!