Mobil mewah berwarna putih baru saja masuk ke sebuah parkiran Apartemen elit, saat mobil sudah terparkir sempurna, keluarlah sosok wanita cantik yang tidak lain adalah Noora Agatha William yang biasa di sapa Rara, wanita cantik yang berprofesi sebagai model papan atas, Noora adalah anak pertama dari dua bersaudara, ia memiliki adik yang bernama Safa William Blasoom, dan mereka berdua hanya selisih 2 tahun saja.
Setelah hampir 3 hari Noora berada di luar kota untuk sebuah pekerjaan, hari ini Noora kembali pulang ke Jakart. Noora begitu tampak bahagia dengan membawa kue dan sebuah buket bunga di tangannya, hari ini adalah hari peringatan pernikahan Noora dan Adam yang ke 1 tahun. Hari ini Noora tidak memberitahu Adam jika sudah pulang ke Apartemen, karena Noora ingin memberi suprise kepada sang suami di hari jadi pernikahannya.
Noora terus melangkahkan kakinya secara pelan dengan hills yang lumayan tinggi yang di kenakan nya, Noora pun sudah masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai 12, Apartemen yang ia tinggali bersama suaminya yaitu Adam Richat Malio.
"Bunga ini sangat harum." Noora yang mencium bunga di tangan kanannya. "Kenapa mas Adam tidak mengucapkan apa-apa kepadaku ya hari ini, apa dia juga sudah mempersiapkan sesuatu untukku." Noora dengan percaya diri sambil tersenyum-senyum sendiri.
Tidak lama Lift pun sudah terbuka, Noora pun segera keluar dari lift untuk menuju ke Apartemennya. Noora benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan suaminya. Noora pun sudah tiba di depan Apartemen, lalu menekan nomor pin pintu Apartemen yang tidak pernah ia ganti dari pertama ia menikah dengan Adam.
Setelah pintu terbuka Noora segera masuk ke dalam Apartemen, Noora dengan pelan-pelan berjalan agar sang suami tidak mendengar kedatangannya, karena mengingat waktu sudah menunjukan pukul 23:00 WIB. Dan mungkin sang suami sekarang sudah tidur pikirnya, Noora terus melangkahkan kakinya menuju ke kamar, namun saat Noora akan tiba di depan kamar, Noora melihat ada sepasang hils berwarna merah, dan baju wanita berserakan di lantai, Noora pun seketika membulat kan kedua matanya karena ia tidak asing dengan sepasang hils yang di lihatnya.
"Bukankah itu haighil milik Safa, apakah safa sedang di sini?." Noora yang terus menatap hils yang berserakan di lantai.
Noora pun seketika mengedarkan pandangannya ke seluruh isi ruangan, namun ruangan semua gelap, kecuali kamar milik Noora bersama Adam yang terlihat masih menyala dari pintu yang sedikit terbuka.
Noora pun seketika berjalan dan membuka pintu kamar secara perlahan, saat pintu sudah terbuka cukup lebar, Noora melihat suami yang selama ini ia cintai, suami yang selalu mengayominya sedang berjumbu dengan wanita lain yang tidak lain adalah adik kandungnya sendiri yaitu Safa, Noora pun seketika melemas kue dan buket bunga yang ada di tangannya pun seletika terjatuh begitu saja.
Sedangkan Adam dan Safa yang mendengar ada benda terjatuh pun menoleh bersamaan ke arah pintu kamar, Adam yang melihat kehadiran Noora istrinya sudah pulang ke Apartemen pun seketika terkejut langsung saja menjauhkan tubuhnya dari Safa, begitu pun dengan Safa yang melihat kehadiran kakaknya pun juga terkejut langsung menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
"Sayang, aku bisa jelaskan?." ucap Adam yang sudah turun dari ranjang tempat tidur sambil membalutkan handuk di tubuhnya.
"Kak Rara?." ucap Safa dengan raut wajah ketakutan.
Noora pun benar-benar hancur melihat pemandangan yang menjijikan antara suaminya dan adik kandungnya sendiri, Noora tidak bisa membendung air matanya, hatinya bagaikan tersayat beribu-ribu pisau, Noora pun sudah menutup mulutnya dengan telapak tangannya karena tidak percaya suaminya akan berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri.
Noora terus menitihkan air matanya sambil menahan suara tangisannya, ia masih mematung berdiri di ambang pintu kamar yang melihat jelas suami yang ia cintai menghianatinya.
"Sayang.. ini tidak seperti yang kamu lihat." Adam yang mendekat dan mencoba memeluk Noora, namun Noora menepis tangan Adam begitu saja.
"Kalian tega.. kalian benar-benar tega kepadaku!." Noora yang sudah berlari meninggalkan Adam dan Safa.
"Noora.. aku bisa menjelaskan ini semua." Adam yang mencoba untuk mengejar istrinya.
Adam terus berlari untuk mengejar Noora di belakangnya.
"Sayang dengarkan aku." teriak Adam.
"Sayang.. aku mohon dengarkan penjelasanku." Adam yang sudah menarik tangan Noora, seketika membuat Noora memberhentikan langkahnya.
"Apa yang mau mas jelaskan kepadaku, apa? bukankah semua sudah jelas!." Noora yang kembali menepis tangan Adam yang menarik tangannya.
"Aku dan Safa hanya_."
"Hanya apa? mas tau bukan, siapa yang mas tiduri, dia adalah safa adik kandungku sendiri, mas tau itu bukan!." Noora yang terus menerka-nerka sambil menangis.
"Iya aku tau." Adam yang sudah merasa bingung.
"Lalu jika mas tau kenapa kalian melakukan ini di belakangku? kenapa kalian menghianatiku!."
"Maafkan aku Noora." ucap Adam yang merasa bersalah.
"Kenapa harus Safa mas, kenapa? kenapa harus adik kandungku sendiri! aku tanya kenapa!."
"Aku benar-benar minta maaf ra."
Noora pun tidak lagi ingin mendengar ucapan dari Adam, Noora kembali melangkahkan kakinya untuk keluar dari Apartemen.
"Jangan pergi." Adam yang terus mencegah Noora untuk pergi.
"Lepaskan aku!." Noora yang terus menepis tangan Adam.
"Maafkan aku ra."
Namun lagi-lagi Noora tidak mengindahkan ucapan Adam, Noora terus mencoba untuk keluar dari Apartemen.
"Kak Rara?." panggil Safa yang berjalan mendekat ke arah Adam dan Noora.
Noora yang mendengar suara Safa adiknya pun seketika menatap ke arah Safa. Noora semakin menitihkan air matanya kala melihat wajah Safa adiknya sendiri.
"Kak.. maafkan Safa telah mengkhianati kakak." Safa yang terus mendekati kakaknya.
"Jangan mendekat, tetap lah di sana." ucap Noora.
"Safa benar-benar minta maaf kak." seketika Safa yang juga menangis karena merasa bersalah.
"Apakah ini balasan yang kakak dapat setelah membesarkan mu seorang diri?." ucap Noora.
Safa yang mendengar ucapan Noora pun seketika menunduk terus menitihkan air matanya.
"Kenapa diam! apa kau juga seperti mas Adam tidak bisa menjelaskan apa yang barusan kalian lakukan?."
"Kak." Safa dengan wajah memelas.
"Kenapa dek.. kenapa harus kak Adam suami kakak?."
"Kita bisa bicarakan bersama secara baik-baik Ra." Adam yang mencoba menenangkan Noora.
"Sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi!." Noora yang selalu pergi begitu saja keluar dari Apartemen.
"Kak Rara?." Safa yang berjalan untuk mengejar Noora namun di cegah oleh Adam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❤Bisa lanjut ya kak, saya harap dukungan dari kalian dengan memberikan like, comment dan vote.. terimakasih
"Kenapa mas mencegahku!." Safa yang menatap Adam di depannya.
"Kakak mu pasti syok melihat kita berdua, jadi biarkan dia sendiri dulu, mungkin dia butuh waktu untuk sendiri." ucap Adam kepada Safa.
"Tapi ini sudah malam mas, kak Rara mau kemana semalam ini?."
"Mungkin dia akan ke apartemen Viola temannya, sudah kamu tidak perlu khawatir." Adam yang mencoba menenangkan Safa.
"Baiklah, aku akan pulang.. dan berbicara dengan kak Rara besuk." ucap Safa yang sudah berjalan untuk keluar dari Apartemen.
Saat Safa berjalan akan keluar dari Apartemen, Adam pun seketika menarik tangan Safa.
"Saf?." panggil Adam. Seketika membuat Safa menoleh.
"Aku mencintaimu." ucap Adam dengan sangat yakin.
"Tapi bagaimana dengan kak Rara mas?." tanya Safa.
"Apa kamu tidak mencintaiku?." tanya Adam balik.
Safa pun seketika terdiam mendengar ucapan Adam, sudah dari dulu Safa mencintai suami kakaknya jauh sebelum Adam menikahi kakaknya.
"Aku mencintai mu mas, aku sangat mencintaimu, namun aku tidak mungkin merebut kamu dari kak Rara."
Seketika Adam pun juga terdiam sejenak, lalu berjalan untuk duduk di sofa. "Aku akan fikirankan masalah ini, kamu pulanglah dan istirahat, kamu pasti lelah."
"Baik lah mas, aku pamit pulang." Safa yang sudah berjalan untuk keluar dari Apartemen.
Adam pun sudah menyenderkan kepalanya di kursi, dengan mata memejam, di balik ruangan yang gelap ia terlihat benar-benar frustasi dengan kejadian malam ini.
"Astaga.. bagaimana bisa saat aku melakukan hal bodoh bersama Safa, Noora melihatnya, bagaimana cara ku untuk menjelaskan kepada Noora." ucap Adam kepada dirinya sendiri.
Saat Adam masih merenung frustasi, tiba-tiba ponsel pun menyala di atas meja, Adam yang melihat ponsel ada pesan masuk pun segera mengambil dan membukanya.
"Happy Aniversery pernikahan yang ke 1 tahun bersama Noora anakku sayang." pesan dari ibu Aisyah, alias ibu kandung Adam.
Adam yang mendapat pesan dari ibunya pun seketika terkejut, Adam benar-benar lupa bahwa hari ini adalah hari Aniversery pernikahannya bersama Noora.
"Astaga ini Aniverseri pernikahanku bersama Noora, bagaimana bisa aku lupa, pantas saja tadi Noora membawa kue dan bunga." Adam yang teringat saat Noora menjatuhkan buket bunga dan roti di depan kamar mereka.
Sedangkan Noora di sepanjang jalan terus saja menangis, sambil mengemudikan mobilnya. Malam ini Noora memutuskan untuk pergi ke Apartemen temannya yaitu Viola, hati Noora benar-benar begitu hancur se hancur-hancurnya, bahkan ia terus menyeka air mata yang terus membasahi pipinya.
"Kenapa kau melakukan ini di saat Aniversery pernikahan kita mas, kenapa?." Noora yang terus menangis sambil mengemudikan mobil melewati jalan yang tidak ramai di malam hari.
Tidak lama, Noora pun sudah sampai di Apartemen Viola, Noora segera turun dari mobil untuk naik ke lantai 9 tempat di mana kamar temannya.
Setibanya di lantai sembilan, Noora berkali-kali menekan bel namun pintu juga belum terbuka, mengingat waktu sudah menunjukan pukul 23:45 WIB, Noora berfikir mungkin Viola sudah tidur. Noora pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Apartemen temannya, namun saat Noora berjalan melewati koridor-koridor Apartemen, tiba-tiba bertemu dengan Viola yang baru saja pulang.
Viola yang dari jauh melihat temannya pun segera mendekat. "Rara." teriak Viola.
Noora yang mendengar suara Viola pun seketika langsung berlari memeluk Viola.
"La?." Noora yang sudah memeluk Viola dengan erat, hingga Viola pun sedikit terdorong.
Viola yang melihat temannya menangis pun begitu sangat bingung. "Kamu kenapa ra, kenapa kamu menangis dan kenapa jam segini ke Apartemen ku?."
"Hik.. Hik.. Hik..." Noora yang semakin menangis di pelukan Viola.
"Baiklah.. ayo masuk dulu, kita biacara di dalam saja." Viola yang mengajak Noora untuk masuk ke dalam Apartemennya.
Setelah masuk ke dalam Apartemen, Noora pun sudah duduk di ranjang tempat tidur, sedangkan Viola sedang membuatkan teh hangat untuk Noora di dapur.
"Ni ra di minum dulu, biar kamu lebih tenang." Viola yang memberikan secangkir teh kepada Noora.
"Makasih La." ucap Noora dengan pelan, dan Viola pun menggangguk pelan.
Viola pun sudah beranjak naik ke atas ranjang untuk duduk di samping Noora. "Kenapa kamu menangis? dan bukankah kamu masih ada di bandung, kenapa tiba-tiba ada di Apartemen ku, sendiri pula?."
"Iya.. aku baru saja pulang." jawab Noora.
"Lalu kenapa kamu menangis, tidak biasanya kamu menangis?." tanta Viola lagi.
Noora yang mendapat pertanyaan dari Viola pun kembali berkaca-kaca, Noora begitu sangat berat menceritakan hal yang barusan terjadi antara suami dan adik kandungnya.
"Ra." Panggil Viola lagi sambil menyentuh pundak Noora.
"Mas Adam La, mas Adam.. Hik.. Hik..." Noora yang kembali menitihkan air matanya.
"Adam kenapa, apa terjadi sesuatu pada Adam?." Viola yang seketika merasa panik.
"Saat aku pulang ke Apartemen, aku melihat mas Adam sedang tidur bersama Safa adikku."
"Maksut kamu?." Viola yang belum mengerti dengan ucapan Noora.
"Iya.. suamiku berselingkuh dengan Safa adikku." jawab Noora.
"Sudah ku duga." sahut Viola.
Noora yang mendengar ucapan Viola pun sedikit terkejut. "Apa kau tau perselingkuhan antara mas Adam dan Safa?." tanya Noora yang menoleh ke arah Viola.
"Tidak.. tapi gerak gerik mereka di kantor memperlihatkan bahwa mereka berdua mempunyai hubungan."
"Berbicaralah yang jelas La." Noora yang tadinya menitihkan air matanya kini tiba-tiba berubah menjadi serius menatap Viola temannya.
"Iya.. Saat di kantor aku lebih sering melihat mas Adam bersama Safa, contohnya makan siang bersama, di ruang berduaan, bahkan aku juga pernah tidak sengaja melihat mereka ber dua ber pelukan di dalam ruangan, namun aku selalu ber pikir positif thingking Ra, aku pikir Safa adalah Sekretaris mas Adam, dan juga Adik kandungmu sendiri, namun entah kenapa mereka begitu terlihat akrab melebihi seorang kakak dan adik." jelas Viola.
Noora yang mendengar cerita dari Viola pun seketika terperangah, Noora benar-benar tidak menyangka bahwa suami dan adiknya bermesraan di belakangnya, secara selama ini Noora tidak pernah melihat Adam dan Safa mempunyai gelagat yang mencurigakan mempunyai hubungan.
Apa lagi Noora jarang sekali pergi ke kantor untuk menemui Adam, karena jadwal yang padat sebagai model papan atas yang harus pergi keluar kota, bahkan hampir seminggu tiga kali Noora pergi ke luar kota untuk sebuah pekerjaan, kepergiannya di manfaatkan oleh Adam agar bisa bersenang-senang dengan Safa adiknya.
"Ra." kamu tidak apa-apa kan." Viola yang mengusap pundak Noora. "Maaf jika aku berkata seperti ini, sebenarnya aku ingin bercerita kepadamu tentang apa yang aku lihat di kantor, namun aku takut jika perkiraan ku salah." ucap Viola.
"Apakah kamu melihat mereka berdua bermesraan sudah lama?." tanya Noora.
"Iya.. bahkan sudah 6 bulanan lebih." jawab Viola.
Noora pun lagi-lagi terkejut mendengar perkataan Viola. air matanya pun sudah tidak bisa di bendung, seketika air mata pun jatuh membasahi pipinya.
"Pasti mereka sudah mempunyai hubungan cukup lama La, pasti mereka saling mencintai dalam waktu cukup lama." Noora yang terus menangis.
"Adam benar-benar kurang ajar.. laki-laki itu harus di beri pelajaran.. bahkan Safa adikmu juga tidak tau diri, kamu sih terlalu memanjakannya, ini kan hasilnya merebut suami kakaknya sendiri!." Viola yang merasa jengkel dengan perilaku Adam dan Safa.
"Kenapa mereka berdua tega kepadaku La.. hik.. hik..." Noora yang menangis tersedu-sedu.
"Sabar Ra, aku yakin dari kejadian ini pasti ada hikmahnya, sekarang kamu istirahat ya, kamu butuh istirahat, masalah Adam jangan di fikir, aku akan membantumu." Viola yang sudah memeluk tubuh sahabatnya.
Hari Minggu pun sudah tiba, biasanya di hari minggu Noora habiskan waktunya bersama Adam, karena mereka berdua sama-sama libur bekerja. Namun hari ini Noora memutuskan untuk pulang, mau tidak mau dia harus bertemu dengan Adam untuk mengambil pakaiannya di Apartemen.
Setelah keluar dari Apartemen Viola, Noora segera pulang menuju ke Apartemennya, hari ini Noora benar-benar malas untuk bertemu dengan sang suami, apa lagi saat Noora teringat kejadian kemarin malam, Noora benar-benar tidak bisa melupakan kejadian tersebut yang membuat hatinya terluka.
Mobil yang di kendarai Noora terus melaju dengan kecepatan tinggi, dan tidak lama mobil pun sudah tiba di slot parkiran Apartemen, Noora segera bergegas turun dari mobil untuk naik ke lantai 12. Namun saat Noora baru saja keluar dari mobil tiba-tiba ia melihat Adam yang tidak jauh dari dirinya, Noora melihat Adam begitu terlihat sangat rapi dengan menggunakan kaos polos di padukan dengan celana panjang dan tidak lupa kaca mata hitam yang selalu menempel pada kedua mata tajam nya.
Noora tidak lagi mengindahkan keberadaan Adam, ia terus melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam Apartemen, seperti pada tujuan awal yaitu hanya untuk mengambil barang-barangnya saja, di saat Noora terus melangkahkan kakinya dengan cepat tiba-tiba Adam menghampirinya dan mencoba untuk memberhentikan langkahnya.
"Aku baru saja akan menjemputmu.. ternyata kamu lebih dulu pulang." ucap Adam yang berdiri di depan Noora.
Noora benar-benar sama sekali tidak mengindahkan ucapan Adam, ia terus berjalan untuk masuk ke dalam lift.
"Apa kamu tadi malam menginap di tempat Viola sayang?." Adam yang berdiri di samping Noora, namun Noora lagi-lagi diam tanpa menjawab pertanyaan dari suaminya.
Noora benar-benar malas untuk berbicara kepada Adam, bahkan Adam terlihat baik-baik saja setelah melakukan kesalahan yang fatal bersama Safa.
Setelah tiba di Apartemen Noora segera masuk ke dalam kamar dan segera mengambil koper yang cukup besar di dalam almari, Noora segera membuka lembari dan mengambil baju satu persatu untuk di masukkan kedalam koper.
Adam yang melihat istrinya di dalam kamar sedang berkemas pun menjadi terkejut.
"Kamu mau kemana sayang?." tanya Adam yang mendekati Noora. Namun tetap saja Noora masih bungkam tanpa suara.
"Apa kamu ada pekerjaan lagi di luar kota? kalau begitu aku akan menemanimu, aku juga akan mengemas bajuku." ucap Adam.
Noora benar-benar tidak perduli dan tidak mau mendengar ucapan yang keluar dari mulut Adam, bahkan Noora dengan sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Kenapa kamu membawa baju banyak sekali sayang?." tanya Adam lagi.
Noora pun sudah selesai memasukan baju ke dalam koper dan segera manarik koper untuk keluar dari kamar.
"Kenapa dari tadi kamu hanya diam, dan tidak menjawab pertanyaanku!." Adam yang menarik tangan Noora.
"Lepaskan tanganku!." ucap Noora yang menatap sengit ke arah Adam.
"Jawab dulu pertanyaanku."
"Pertanyaan apa yang harus ku jawab?."
"Apa kamu tidak mendengar beberapa kali aku bertanya kepadamu?."
"Lalu apa kau sudah memikirkan jawaban dari pertanyaanku kemarin!." sahut Noora dengan sedikit nada tinggi.
"Pertanyaan apa?." tanya Adam.
"Kenapa harus Safa? kenapa harus Safa yang menjadi selingkuhan mu, kenapa harus adiku sendiri!." teriak Noora.
Adam yang mendengar ucapan Noora ketika terdiam tak bisa berkata-kata. Adam benar-benar sangat bingung harus menjawab apa, karena itu mungkin kesalahan yang sudah tidak bisa di toleransi di dalam sebuah rumah tangga.
Noora pun seketika melontarkan senyum sinis."Sudah ku duga kau pasti tidak bisa menjawab pertanyaanku lagi." Noora yang kembali melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar.
"Ra.. aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin malam." Adam yang sudah berdiri di depan Noora.
"Minggir.. aku mau keluar dari rumah laknat ini!." ucap Noora.
"Kamu tidak boleh keluar dari rumah ini, kamu adalah istriku."
"Istrimu?." sahut Noora. "Hahahha istri yang kau hianati di belakangnya?."
"Kamu ingat sebelum Ayah dan Ibumu meninggal, beliau menitipkan kamu dan Safa kepadaku, dan kalian berdua adalah tanggung jawabku."
"Apakah termasuk meniduri adiku juga tanggung jawabmu?."
"Ra.. berhentilah berbicara seperti itu.. itu hanya sebuah kesalahan dan musibah." Adam yang terus menghindar dari kesalahannya.
"Terimakasih atas tanggung jawabmu selama ini!." Noora yang mendorong tubuh Adam dan kembali melangkahkan kakinya.
"Aku sudah berkali-kali meminta maaf kepadamu, tapi kamu tidak mau menerima maaf ku, dan aku juga sudah menjelaskan bahwa kejadian kemarin malam hanya lah sebuah kesalahan." ucap Adam dengan nada yang tinggi.
Noora yang mendengar ucapan Adam seketika kembali memberhetikan langkahnya dan kembali melihat ke arah Adam. "Itu bukan sebuah kesalahan, tapi sebuah benih cinta yang kalian tanam selama berbulan-bulan!."
"Tidak ra." ucap Adam. "Aku hanya mencintaimu."
"Aku akan segera mempersiapkan surat percerain kita"
Adam yang mendengar ucapan Noora menjadi terbelalak. "Surat perceraian?
"Iya.. besuk kau hanya tinggal menandatanganinya saja." jawab Noora.
"Tidak.. kamu pasti bercanda bukan?."
"Aku tidak bercanda."
"Ayo lah ra.. jangan seperti ini.. kita sudah menikah selama satu tahun, apa kamu akan menghancurkan pernikahan kita begitu saja?."
"Bukan aku yang mengahancurkan pernikahan kita, tapi suami dan adik kandungku sendiri yang menghancurkannya!." Sahut Noora lalu kembali manarik koper di genggamannya.
Namun saat Noora baru melangkahkan kakinya beberapa langkah ia terkejut dengan kehadiran ibu Aisyah yaitu ibu mertuanya yang berdiri di ambang pintu Apartemen.
"Ibu..." Noora yang terkejut, begitupun dengan Adam.
"Ibu kapan datang?." tanya Adam dengan gugup melihat kehadiran ibunya.
"Apa maksut dari ucapan kalian?." tanya ibu Aisyah.
"Kita tidak membicarakan apa-apa bu.. hanya membicaraan hal yang tidak penting saja." Adam yang mencari alasan.
"Apa ibu tidak salah dengar, Noora mengucapkan perceraian?."
"Hah.. kapan Noora mengucapkan kata perceraian, mungkin ibu hanya salah dengar." sahut Adam lagi.
Namun ibu Aisyah tidak percaya begitu saja dengan ucapan Adam, dia terus menatap ke arah Adam dan juga Noora manantunya.
"Rumah tangga kita baik-baik saja kan sayang." Adam yang mencoba merangkul pundak Noora, namun Noora langsung menepisnya.
"Iya bu benar.. kita akan segera bercerai." ucap Noora kepada mertuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❤Bisa lanjut ya kakak-kakak, saya mohon dukungan dari kalian semua dengan memberikan like, comment dan Vote. Terimakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!