Sore hari dengan hujan yang lebat wanita menangis sejadi - jadinya. Waktu seakan terhenti begitu saja, semua orang tau keadaan hati gadis itu yang amat sangat rapuh, gadis itu bernama Cika Amira Winata kekasihnya saat itu bernama Jeong Yunho yang menjadi korban kecelakaan mobil, akibat kelalaian supir truk yang di ketahui mengalami rem blong dan menabrak mobil yunho, naasnya saat itu nyawa Yunho tidak dapat di selamatkan.
Kabar itu di ketahui oleh cika begitu perawat rumah sakit meberitahu bahwa kekasihnya telah tiada.
Saat Cika mendengar kabar itu hatinya mencelos begitu saja, berusaha meyakinkan dan percaya bahwa itu hanya mimpi kabar itu tidak benar, tidak ada yang terjadi pada kekasihnya.
Tidak menunggu lama cika pergi kerumah sakit untuk mengetahui kabar yang sebenarnya itu benar atau tidak, saat di perjalanan menuju kerumah sakit cika terus berdoa meyakinkan dirinya bahwa itu bukanlah yunho, sampailah di rumah sakit, tanpa menunggu lama cika berlari tanpa henti menyusuri lorong rumah sakit.
langkah cika terhenti saat melihat ibu yunho menangis didepan ruangan itu, dengan perasaan tak karuan dengan cepat cika mulai membuka pintu ruangan itu, saat masuk hati gadis itu hancur melihat foto sang kekasih terpampang di meja yang di hiasi oleh bunga, pertanda bahwa orang itu telah tiada.
cika menggeleng tidak yakin dan tidak percaya, Tapi pada kenyataan nya cika melihat dengan mata nya sendiri itu adalah kekasihnya, kaki gadis itupun tidak kuasa menopang badannya sendiri hingga ambruk didepan mayat kekasihnya itu, yang sudah terkujur kaku ditutupi oleh kain putih .
Tidak lama dari itu Cika bangkit dari duduknya, dan memberanikan diri memegang kain putih yang menutupi semua tubuh dari jasad yang di yakini itu adalah yunho.
tangan gadis itu bergetar hebat saat memegang kain putih yang menutup semua area wajah.
kain itu sedikit demi sedikit ditarik oleh cika, dan dalam batin cita terus menerus berdoa berharap itu bukanlah yunho.
Seperti ada gemuruh yang hebat di hati gadis itu seketika terlihat dengan jelas wajah tampan yang kini pucat dipenuhi dengan lebam dan luka.
Cika syok dengan apa yang dilihatnya ternyata benar adanya itu adalah Yunho. Tangan cika mulai menyusuri wajah Yunho, tidak di sadari isakan itu lolos dan air mata yang terus menetes di pipi yunho.
gadis itu menutup mata, merasakan dinginnya wajah sangkekasih yang kini setia menutup mata.
"Sayang bangunlah....aku datang menjemputmu kenapa kamu tidak menyambutku kali ini hemm?? buka matamu yunho aku dihadapanmu, kenapa kamu masih setia tertidur disini, apa kamu tidak akan memelukku seperti biasanya hahh" cika menggoyahkan semua tubuh yunho berharap sang kekasih terbangun.
semua yang ada di ruang itu menyaksikan betapa rapuhnya cika kali ini, miris melihat tangisan cika yang amat sangat memilukan, betapa malang nasib gadis cantik itu saat ini.
"Apa yang terjadi padamu, hingga wajah ini penuh dengan lebam hmm. ya tuhan jangan ambil dia dariku hikss aku tidak bisa tanpanya aku mohon bawa dia kembali padaku" cika menangis sejadi jadinya dengan memeluk jasad sangkekasih, sarah yang melihat putrinya tak kuasa menahan untuk tidak memeluk sang putri dan menguatkannya.
bagaimanapun hati sang ibu lebih peka dan paham bagaimana rapuh putrinya saat ini.
"eomma bangunkan yunho eomma aku mohon hiks dia terus menerus tertidur, Bangunkan dia eomma cepat!!" sarahh menggeleng,sang ibu memeluk cika yang terus menerus menangisi yunho.
tubuh gadis itu merosot kelantai tak tahan dengan apa yang dilihatnya.
wilson appa cikapun terpukul melihat keaadaan cika yang terluka dia tak menyangka bahwa calon menantunya akan terjadi seperti ini.
semua yang terjadi begitu saja ,bahkan tidak adil bagi cika mengapa tidak dia juga yang tuhan ambil mengapa hanya kekasihnya saja.
Saat suasana semakin dingin dengan hujan yang terus turun membasahi tubuh cika, angin berhembus dan daun yang mulai terjatuh dari pohon, cika masih setia terduduk memandangi batu nisan bertuliskan Jeon Yunho.
Jika ini mimpi mungkin ini adalah mimpi terburuk bagi cika, ingin ada seseorang yang membangunkannya dan melihat jika yunho masih baik baik saja, berfikir untuk memutar waktu disaat Yunho masih berada dengannya .
wanita mana yang tidak terpukul saat terpampang jelas nama kekasihnya di batu nisan, dengan fikiran yang masih tidak terima cika memeluk batu nisan itu di bawah guyuran hujan.
"cika, kita pulang nak, hujan semakin lebat kau akan sakit jika berlama - lama disini" ucap sarah ibu dari cika yang tidak tega melihat anaknya yang amat sangat rapuh itu.
"Tidak eomma aku tidak akan meninggalkan Yunho sendiri disini" ucap cika dengan air mata yang terus menerus mengalir.
"Sayang, jika kau seperti ini Yunho akan bersedih, dia sangat amat menyayangimu jika terjadi sesuatu padamu dia tidak akan tenang nak"
"Tidak eomma, dia sangat jahat dia tega eomma, dia meninggalkan aku disini sendiri. Dia pergi begitu saja eomma" cika menangis sejadi-jadinya dengan memeluk batu nisan kekasihnya. sarah melihat itupun tidak berdaya hanya bisa menyalurkan kekuatan dengan cara memeluk putrinya.
" nak, bukan hanya kamu yang di tinggalkan oleh Yunho tapi eommapun sama, keluarga dan yang lainnya pun sangat amat terpukul untuk kepergian Yunho" ucap ariana ibu dari Yunho yang langsung memeluk mantan kekasih anaknya itu .
"Mana janji anakmu eomma, dia akan menikahiku dalam waktu dekat ini, tapi sekarang dia pergi begitu saja, aku tidak bisa menerimanya eomma, aku tidak bisa tanpanya"dengan dada yang amat sesak gadis itu memukuli dadanya yang amat menyakitkan itu.
"ini semua salahku eomma, jika saja saat itu aku melarang dia pergi dia masih akan ada di sini" cika hanya bisa menyalahkan dirinya atas kejadian yunho saat ini.
" Tidak sayang tidak, yunho pergi karna tuhan lebih menyayanginya, ini sudah garis tuhan nak, kita hanya perlu mengiklaskannya" elena terus memeluk mantan kekasih putranya itu, berharap cika mendengarkan apa yang dikatakan.
Saat ini yang dia butuhkan hanya sosok kekasihnya, selain keluarga orang yang slalu berada di dekat cika mengetahui apapun yang cika lakukan adalah Yunho , tapi sekarang sosok yang selalu ada hilang begitu saja. Bagaimana cara menguatkan hatinya.
cika dengan berat hati meninggalkan pemakaman kekasinya tersebut, berusaha menguatkan hatinya bagaimanapun ini sudah menjadi takdir mereka berdua.
...****************...
...****************...
Satu bulan pun berlalu...
Sosok cika yang banyak berubah dan hanya bisa mengurung dirinya di kamar tidak ada yang bisa menyembuhkan lukanya, hanya di temani kesunyian.
"Nak, ini sudah sore eomma sudah memasak sup kesukaanmu. Makanlah tidak apa sesuap itu akan jadi tenaga untukmu sayang" ucap sarah di balik pintu.
cika tidak menoleh dan tidak menjawab panggilan ibunya yang sangat mengkhawatirkan keadannya, tapi sekarang yang cika ingin kan hanyalah sendiri dengan menenangkan dirinya bagaimanapun ini tidak mudah dia lewati.
"Demi eomma nak keluarlah. berbagi keluh kesahmu dengan eomma, keluarlah nak semua orang sangat amat mencemaskan mu"
Pintu pun akhirnya terbuka terlihat sosok wanita cantik tapi tidak dengan balutan make up, melainkan dengan mata yang sembab dan wajah yang pucat, bibir yang mengering, itu lah keaadan cika saat ini, Sarahpun pun memeluk putrinya dengan tangisan yang menyedihkan, sejak hari itu seorang ibu melihat putri satu satunya yang ia jaga begitu menyedihkan.
Dulu saat Yunho ada hari-hari cika dipenuhi dengan gelak tawa yang membuat orang di sekitar sangat bahagia tidak ada airmata di pipi putrinya melainkan ukiran senyuman indah di bibir putrinya, yunholah yang menjadi orang penting pada saat orang tua cika sibuk dengan bisnis mereka.
"Nak, ayo eomma suapi sup hangat ini" cika duduk di salah satu kursi yang ibunya sediakan khusus untuknya.
Saat suapan demi suapan vika terima, sarah berbicara dengan ragu "kamu tau eomma dan appa mempunyai rencana akan pergi ke korea minggu depan, kau ikut ya sayang kita mulai dari awal lagi" cika mendengarnya terkejut tidak masuk akal untuknya baru dia di tinggal pergi oleh kekasihnya, tapi eomma tidak mengerti situasi saat ini.
"Tidak eomma tidak, aku ingin disini sampai kapanpun"
"Sayang ini demi kesehatanmu, tolong mengerti appa dan eommamu ini, melihat kau serapuh ini hati eomma sangat sakit, mengertilah sayang" sarah meyakinkan putrinya bahwa rencana yang mereka buat demi kebaikan putri kesayangannya itu.
"Aku tidak mau meninggalkan Yunho disini eomma, aku ingin slalu disisinya"
"Kau boleh pulang kapanpun yang kau mau nak, kau tidak meninggalkan Yunho disini, kau hanya mencoba untuk terbiasa tanpa dia disana sayang" dengan mengusap pipi anaknya
"sayang kita buat cerita baru disana, kita buka tiap lembaran baru disana"
"Eomma mengapa ini terjadi padaku, apa salahku eomma hingga Yunho pergi begitu saja" cika berlutut dihadapan sarah menunduk dengan airmata yang membanjiri pipinya itu.
"Ahh sayang jangan seperti ini, Yunho pergi karna tuhan sangat menyayangi dia, ini bukan salah mu"
"Jika seperti itu mengapa tidak tuhan ambil juga aku untuk terus bersamanya eomma" luka yang tergores dihatimu mungkin tidak akan bisa sembuh begitu saja, apapun alasannya saat itu tidak ada yang bisa menenangkan hatimu yang sekarang tidak baik2 saja.
"sutt jangan bicara seperti itu nak tenangkan dirimu, Yunho melihatmu seperti ini akan sangat sedih nak, dia adalah sosok terbaik juga bagi eomma nak, eommapun sama sangat terpuruk akan kejadian ini, tapi sampai kapan kau akan seperti ini, kau harus mencoba iklas nak? Ini akan menjadi berat terhadap kekasihmu nanti"
" tapi aku tidak bisa tanpa dia eomma"
Pelukan ibulah yang bisa mengutkanmu sekarang sampai kau tertidur.
......................
......................
......................
Hai everyone, semoga kalian suka yah dengan cerita pertama yang aku tulis ini🥰 mungkin banyak kesalahan dalam kosa kata atau penulisan harap di maklum karna ini adalah novel pertama yang aku buat🙏
jika ada kekurangan jangan lupa komen dan kasih aku saran bagaimana bagusnya cerita yang aku buat🙏
Sebulan kemuadian, setelah keberangkatan cika dengan keluarga meninggalkan negara B dan menuju ke negara korea, dan kini cika menetap di daerah seoul memulai hari barunya, dengan orang sekitar yang mungkin baru juga. Rasa rindu Cika kepada Yunho mungkin tidak dapat terbendung, berharap sosok itu ada dan slalu menemani di sisinya.
Angin sore yang dingin, dan pasir lembut terkena air yang di pijaknya, air pantai yang menyapu jejak kaki, gadis cantik itu menyusuri pantai dengan deburan ombak yang menemani setiap langkahnya,tapi tidak tau arah kemana kakinya berjalan, kenangan demi kenangan yang terlintas, senyum getir terukir diwajah dengan pandangan kosong melihat keaarah depan , semua yang sudah berlalu hilang begitu saja. matahari yang akan kembali pada tempatnya menandakan bahwa akan datangnya malam, tapi gadis bernama cika masih setia terdiam disisi pantai menikmati angin yang menerpa rambut cantiknya.
"Kamu tau rindu ini sekarang hanya beban untukku, hanya kesunyian yang sekarang berdampingan bersamaku, kenanganmu yang slalu menemani kemana aku pergi" cika terduduk di sebuah batu yang mengarah ke pantai jumunjin dengan ombak yang menerpa.
"Dulu tempat ini yang kita ingin datangi, tapi sekarang aku yang berada disini, sendiri" cika menyeka air mata dan menundukan pandangannya meyakinkan diri jika dirinya kuat, tapi hatinya menolak untuk itu.
"Aku menyerah Yunho aku menyerah ini berat bagiku, aku terlalu lemah saat ini, mengiklaskan adalah pilihan buruk bagiku jika kaitannya denganmu" isakan demi isakan, apakah cika kuat dengan semua ini, tentu tidak, ini begitu rumit untuk dirinya.
"Aku ingin semua orang tau jika aku merindukanmu, tapi tanpa dengan tangisan itu sulit Yunho, aku ingin memutar waktu untuk melarangmu pergi dan kejadian itu mungkin takan terjadi" kau terduduk lemas di pasir berteriak sekencang yang kau bisa meluap kan semua emosi yang kau pendam, tidak ada yang bisa mengobati hingga saat ini .
"Aku rasa kau tau keaadanku saat ini, kau tau aku sangat berharap kau kembali, aku menyerah Yunho aku menyerah hikss"
seketika pandangan gadis itu mulai kabur dan kepala yang berdenyut hebat, tubuh cika yang lemah saat ini , mulai kehilangan kesadaran tubuh kecil dan lemah itu ambruk.
tapi seseorang tidak sengaja melihat keluh kesah cika, melihat cika yang mulai kehilangan keseimbangan dan tergeletak jatuh , dengan cepat datang dengan tangan kekar dan kuat menyangga tubuh kecil cika, pria mecoba membangunkan tapi tidak ada respon dari cika, dengan panik mau tidak mau pria itu mengangkat tubuh cika dengan kehati - hatian.
Saat mobil melaju dengan kencang cika berbicara dan membuka matanya "aku merindukanmu, jangan pergi" saat suara cika tidak terdengar pria itu mengguncang tubuh saat tidak ada respon dari cika, pria itu melanjutkan mobilnya membawanya ke rumah sakit terdekat.
"kenapa tubuhnya sangat dingin tuan" tanya suster yang ikut membawa tubuh cika " yang aku lihat tadi dia kehilangan kesadarannya" setelah di ruang rawat dokter pun datang dan mencoba melihat keadaan cika.
"Tuan bisa ikut saya untuk mengisi identitas pasien" pria itu mengikuti arah suster itu berjalan. "Tapi saya tidak mengetahui dia siapa, tapi mungkin ada identitas di dalam tas ini, saya serahkan kepada anda"
"Baik tuan, sementara saya akan tulis nama anda sebagai wali pasien". Pria itu hanya terdiam didalam fikirannya tidak tau harus pergi atau menunggu sampai gadis di ruang rawat itu sadar.
"Tuan silahkan tulis nama anda" pertanyaan suster itu membuyarkan lamunan pria itu, dengan cepat pria itu menulis "apa ada lagi?saya akan keruangan rawat gadis itu" pria itu berlalu pergi, dan melihat keaadan cika.
"Apakah masa lalumu sangat menyiksamu, hingga membuatmu seperti ini. Bersabarlah orang tuamu secepatnya akan datang kesini" ucap si pria itu dengan lembut.
...----------------...
...----------------...
Beberapa jam berlalu orang tua cika datang dengan sangat panik dan khawatir menanyakan keaadan cika saat ini.
"Apa yang terjadi pada putri kami dok" ucap Wilson dengan nada yang panik .
"Keaadan putri tuan dan nyonya sekarang berangsur baik, tapi akan lebih baik jika pasien tidak stres itu akan menjadi penyebab lemah keaadan tubuh pasien" mendengar hal itu menambah khawatir kedua orangtua cika karna meraka tau sebab yang dialami putrinya saat ini .
"Permisi, saya yang membawa pasien kesini, saya harap pasien akan terus sehat, saya izin untuk pergi"
"Ah nee gomawoyo nak (ah ya terimakasih) kau telah membawa putri kami kesini dan memastikan keadaannya baik - baik saja"
"ah gwenchana eommanim (ah tidak apa - apa) melihat putri anda baik - baik saja itu membuat saya lega"
Setelah perbincangan hangat, Pria itu langsung berpamitan dan meninggalkan rumah sakit. beberapa jam saat pria itu pergi, cika perlahan membuka mata.
"Eomma appa, ada apa kenapa aku berada disini" menatap sekitar bingung, kau tak ingat kejadian terakhir di pantai.
"Kau pingsan dan ada yang membawamu ke sini nak, kenapa kau keluar sendiri tanpa orang yang kau kenal nak?" Pertanyaan khawatir sarah kini yang menyadarkanmu dalam ingatan terahir kau di pantai.
" fikiranku yang membawa aku ketempat itu eomma"
"Sudah, jangan fikirkan soal itu sekarang fikirkan keadaan dan kesehatanmu nak? Jika kau bosan di rumah kau bilang ke eommamu ne" dengan nada tegas wilson menyudahi pembahasan antara kau dan eommamu.
Setelah pemeriksaan terahir dokter sudah memberi izin untuk cika pulang dan meyakinkan bahwa keaadaan cika baik - baik saja.
Saat mobil berjalan menyusuri jalan pertanyaan eomma yang membuyarkan lamunan cika "cika sayang, apa kau tau bagaimana hati eomma saat kau seperti tadi, terbaring lemah? Nak jika memang melepaskan Yunho kau belum sanggup, setidaknya jaga dirimu dan keaadanmu"
"Aku akan berusaha sedikit demi sedikit memulai mengiklaskan Yunho" sarah tidak melanjutkan percakan, karena itu bisa memancing kesedihan pada putrinya.
"Yunho, aku bukan melupakanmu tapi mungkin aku harus terbiasa tanpa adanya kehadiranmu, mungkin kamu diciptakan untuk menjadi orang satu - satunya yang menghiasi masalaluku bukan untuk masa depanku." berat mungkin bagi cika tapi takdir memaksanya untuk melakukannya.
Mobil sudah memasuki halaman rumah, cika turun dari mobil yang mengantarkannya pulang, cika melihat sosok pria bertubuh tegap menunggunya dengan merentangkan tangannya dengan raut wajah yang menengkan dan senyuman manisnya yang menjadi khasnya, cika berlari sekuat tenaga menjemput rentangan yang diketahui itu adalah kaka cika yang tinggal di korea.
Alex adalah kaka angkat cika, pria keturunan korea itu diangkat oleh orang tua cika saat berumur 7 tahun saat kedua orang tua Alex telah tiada dan hanya dia seorang diri, kebaikan dari orang tua cika lah yang membantunya menjadi sosok pria hebat seperti sekarang, Alex menjadi pengusaha sukses dan di juluki sebagai "pembisnis muda".
Saat cika dan Alex kecil mereka sangat amat dekat dan sulit untuk di pisahkan, dan pada saat Alex mulai memasuki sekolah tinggi kedua orang tua cika mempunyai rencana untuk memasukan anak laki - laki kesayangan mereka universitas ternama di korea dan setelah itu meneruskan perusahaan yang di tinggalkan oleh orang tua Alex, mau tidak mau cika dan Alex terpaksa menerima rencana dari kedua orangtuanya.
Dekapan yang dirindukan oleh cika, penguat saat cika rapuh, apapun yang cika inginkan ada pada sosok Alex.
"Menangislah" satu kata yang membuat semua isi hati cika pecah. Alex dengan setia mendekap tubuh cika dengan membelai pucuk kepala adiknya itu.
Saat tangisan cika mulai mereda Alex melonggarkan dekapannya itu dan melihat wajah cantik adiknya itu "apa gunanya aku sebagai kakamu jika kamu masih berkeluh kesah sendiri hemm?? Jangan ulangi lagi, apapun yang ada di hatimu katakan padaku berjanjilah" dengan pelan Alex menghapus air mata yang terus menerus membasahi pipi adiknya itu .
"jangan melakukan hal itu untuk kedua kali demi aku cika, hapus air matamu dan liat aku" dengan tatapan nanar kau melihat kearahnya "masih ada aku dan eomma appa yang menemani mu, jika kamu ingin cerita keluh kesahmu cari aku" diam cika yang menjadi jawaban kesedihannya.
cinta memang terkadang tidak adil bagi sebelah pihak, cinta juga menjadi awal senyum itu ada, tapi setelah cinta itu masuk dan mendalam tangisan itu tercipta. semua orang tau itu tapi seseorang pun tau bagaimana mengatasinya. -Cika amira
Satu cahaya bahkan bisa menerangi satu ruangan, tapi sekarang satu cahaya itu mati dan membuat ruangan itu gelap, pada saat ini cika memcari sedikit cahaya untuk ruangannya.
Dulu kamu datang sebagai harapan untuk terus menjadi alasan aku tersenyum, dan sekarang kamu pergi sebagai harapan untuk aku bisa kuat tanpa kamu.
Takdirlah yang mengatur semuanya, jika ada pilihan untuk mengubah takdir itu, aku yang menjadi orang pertama yang menginginkan pilihan itu.
"keaadaan lah yang akan mengajariku melupakanmu, jika akan lebih baik seperti itu akan aku coba" batin cika
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Haii guys
aku update lagi nih😁
gimana nih apa udahin aja sedih - sedihnya, cika baru mau lupain Yunho nih.
semoga kalian suka ya dengan cerita yang aku tulis, maaf kalo banyak kosa kata yang salah dan ketikan aku yang salah yang buat kalian keganggu bacanya atau penempatannya pun salah aku masih belajar🙏 kalo emang ada yang kurang bisa tulis di kolom komentar di bawah ini ya guys 🥰.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di taman dekat rumah Cika dan Alex duduk menikmati angin yang sejuk malam hari dengan menenangkan satu sama lain, entah kapan terahir kali mereka menikmati waktu bersama. Dengan dekapan sang kaka yang kini sangat membuat cika tenang .
"Apa kamu tau, jika oppa disini sangat mengkhawatirkanmu, dengan kabar yang oppa terima dari eomma, dengan kamu terpuruk seperti ini eomma adalah orang yang paling sedih"
"Apa oppa marah kepadaku dengan kondisiku seperti ini?"
"Tidak cika bukan seperti itu, oppa hanya merindukan cika yang oppa kenal dengan keriangan yang kamu ciptakan dengan senyuman indah yang kamu hadirkan untuk oppa" dengan lembut Alex mengusap kepala adiknya itu.
"Mengapa sandaran yang begitu nyaman saat ini menghilang oppa? Mengapa pendengar yang begitu setia sekarang pergi? Mengapa sulit bagiku untuk kuat oppa disaat kenangan itu terus menerpa dan terus datang di setiap aku menyusuri tempat yang aku sukai? aku terus berlari berharap kenangan itu jauh dariku, tapi semakin aku berlari kenangan itu terus menerus membuatku lemah"
"Oppa tau sulit bagimu untuk melupakan Yunho tapi dia tidak pergi dia akan terus bersamamu , dia akan slalu ada hatimu dan disisimu. Kamu harus tau Yunho sangat amat menyayangimu jangan salahkan dia untuk dia pergi cika, mungkin saat ini berat bagimu untuk melupakan Yunho, tapi jika kamu tidak mencoba kapan kamu akan kuat seperti cika yang oppa kenal sebelumnya hmm" jelas alex pada adiknya itu
yang sebenarnya merencanakan untuk cika pindah kenegara itu adalah Alex, apapun yang terbaik untuk adiknya akan Alex lakukan.
Udara semakin dingin kaka beradik itu memutuskan untuk masuk kerumah dan menghangatkan badan mereka.
Saat masuk kedalam rumah wilson sedang membicarakan pekerjaan dengan rekan kerja dan kebetulan itu adalah sahabat dari orangtua cika
"Sayang apa keaadaanmu membaik, beristirahatlah sekarang tidak baik berlama lama diluar" cika hanya mengagukan kepalanya.
"Cika kenalkan ini sahabat appa Tn Lewist , cika jika kamu bosan di rumah kamu bisa mencoba bekerja di perusahaan oppamu, tapi jika kamu ingin melanjutkan kuliahmu yang tertunda kamu boleh melanjutkannya disini"
"salam kenal Aku cika Amira ahjussi (paman), aku akan pertimbangkan rencana appa"
Cika hanya tersenyum menanggapi ucapan appanya dan melanjutkan langkahnya menuju kamar, saat menuju kamar cika melihat balkon rumah terlihat sosok wanita paruh baya sedang terduduk dan memegang secangkir teh hangat dan melamun memandangi indahnya taman belakang rumah nya itu, dengan langkah ragu cika menemui ibunya dan memeluk hangat dari belakang.
"eomma sedang apa disini, apa mau aku temani, pakai jaketmu eomma cuaca disini dinginn" dengan menoleh eomma tersenyum dan membalas dekapanmu
" eomma sedang menikmati udara segar ini sayang, duduklah"
" eomma mendengar bahwa appa menawarkan untukmu bekerja?"
"Hhmm aku akan memikirkan rencana itu, aku akan minta saran oppa juga untuk itu"
"Apapun yang kamu putuskan nanti eomma mendukungmu" dengan senyuman yang hangat sarah memberikan dekapan dan mengelus kepala cika
" eomma, jika aku ingin mengikuti acara amal di busan apa eomma dan appa mengizinkan aku pergi" acara amal yang cika ingin hadiri itu adalah acara yang ingin diikuti oleh Yunho . "Apa kamu kesana akan sedirian sayang, eomma mengizinkan kamu pergi tapi dengan oppamu"
Dengan anggukan lemah kamu menyetujui perkataan eomma.
Pagi hari dengan udara yang lumayan dingin cika pergi bersama Alex menghadiri acara amal yang cika inginkan, selama perjalanan cika hanya diam memandangi jendela mobil dan terpaan angin yang meniup menikmati dinginnya udara busan.
" tidak peduli seberapa jauh tempat itu, seberapa lama perjalanan itu untuk berada di sana aku akan berusaha mendatangi dan turut andil dalam tujuanmu Yunho" batin cika yang terus menerus berkata bahwa apapun itu demi Yunho.
Setiba cika di busan cika melihat acara yang sangat ramai dengan banyaknya orang , keinginnan nya yang mengajaknya untuk terus masuk kedalam acara itu, saat cika menyusuri loby, atensi mata cika mengarah kesuatu patung dan lukisan yang tidak begitu besar yang menempel di dinding yang begitu kokoh, tangannya mengelus lukisan yang dilindungi kaca yang begitu antik.
"Aku menemukanya sayang, ini yang kamu mau, aku merindukan kamu menceritakan semuanya tentang lukisan dan patung ini" dengan air mata yang menetes tanpa aba - aba, dari kejauhan tidak disangka salah satu pria memperhatikan yang dilakukan cika dan lukisannya .
"Serapuh itukah kamu cika, Yunho kamu datang disaat yang tepat saat aku dan cika berjauhan, tapi kamu pergi disaat tidak tepat saat aku dan cika masih berjauhan. Aku berjanji akan slalu ada disaat cika slalu membutuhkanku aku akan pegang janji ku padamu" Alex tidak melepaskan pandangannya dari cika apapun yang adiknya inginkan pasti dia akan melakukannya.
......................
......................
Saat mobil dengan kecepatan tinggi salah satu penumpang sedang berbicara dengan lawan bicaranya di telfon " aku akan pergi untuk mengambil berkas kerja sama kita, cika sedang mengatur acara pernikahan"
"Yaakk !! kau akan menikahi adikku, dan kau baru mengabariku sekarang?? Tega sekali kalian"
"Jika kau tidak sibuk dengan perusahaanmu pulanglah secepatnya, kau aku izinkan untuk mengandeng cika di atas pelaminan nanti" dengan tegas Alex membantah pembicaraan Yunho " Aku adalah kakanya aku yang akan menggandeng adikku diatas pelaminan nanti, aku akan pulang secepatnya, tunggu aku" kekehan Yunho saat mendengar kekesalan alex padanya, senyum itu memudar saat firasatnya berkata bahwa akan ada saatnya dia pergi meninggalkan cika sendiri.
" berjanjilah jika takdir tidak mengizinkan aku untuk terus menjaga cika, aku ingin kau terus bersamanya menjadi salah satu tempat keluh kesahnya dan tidak mengizinkan dia untuk sendiri" semua hening saat Yunho memulai pembicaraan tentang cika.
"apa yang kau bicarakan, kalian akan menikah minggu besok dan kau tau aku ini kakanya kau tak perlu khawatir dengan itu"
" hemm berjanjilah untukku Alex" tidak lama Alex tertawa " aku berjanji" tak lama dari itu mereka menyudahi percakapan mereka. Suara klakson mobil truk sangat keras dan tak di sangka menghantam mobil yang di tumpangi oleh yunho.
Tak lama dari itu Alex menerima kabar bahwa Yunho sudah tiada, pada saat itupun kaki yang meonopang tubuh yang sangat kokoh lemah begitu saja dan tidak percaya dengan kabar itu. Alex langsung mencari kabar dengan menghubungi sarah ibunya.
"Eomma coba cari tahu apa benar itu Yunho, aku beberapa jam lalu baru menelfonnya dia baik2 saja, bagaimana keaadaan cika saat ini??"
"Alex itu benar Yunho dia telah tiada, adikmu sangat terpukul saat ini"
kejadian itu mengigatkan alex pada kedua orang tuanya, Alex mengetahui bagaimana terpukulnya dan terlukanya saat orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita begitu saja tanpa pamit.
" oppa " suara cika membuyarkan lamunan alex. "apa yang oppa pikirkan ??"
" ahh anniyo (tidak), apa kamu suka tempat ini cika? " dengan senyuman cika membalas " aku menyukainya, disini banyak seniman, tangan - tangan yang membuat ukiran luar biasa"
" aku senang mendengarkan antusiasmu cika, kalau begitu kita pulang sekarang"
" kalau begitu aku ketoilet dulu oppa, aku ingin menyegarkan mukaku"
" baiklah, oppa akan tunggu di mobil jika ada apa - apa telfon oppa"
dengan anggukan cika menyetujui arahan Alex.
pada saat cika berjalan menyusuri lorong mencari toilet, tidak sengaja seseorang dengan langkah terburu - buru menabrak tubuh cika sampai cika terjatuh di lantai dan berkas yang pria itu bawa berserakan di lantai.
" ahh nona maafkan aku, aku sedang terburu - buru karna bosku menungguku di ruangannya" dengan pelan pelan memunguti kertas di lantai " apa nona baik - baik saja" dengan pelan cika membantu merapihkan kertas - kertas itu " tidak masalah, aku baik - baik saja, lain kali harus lebih berhati - hati" satu uluran tangan pada cika dari pria itu dan di sambut hangat oleh cika "namaku erik adion, senang berkenalan denganmu" cika menjabat tangan erik dengan ramah " aku Cika amira Winta"
"kalau begitu aku duluan cika aku sedang di tunggu oleh atasanku, semoga kita bertemu di lain hari dan tempat" lamabaian tangan pria itu hanya di balas senyuman oleh cika. cika melanjutkan langkahnya menuju toilet, selesai cika bergegas menyusul Alex yang sedari tadi menunggunya di mobil.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Haii guyss
Disini Cika udah lumayan tegar dari sebelumnya.
dan ada arik adion disini, kira - kira arik adion siapa ya?
tunggu kelanjutan ceritanya ya guys🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!