Jipang, 27 April 2018
"Eh Ra, kamu mau lanjut kuliah jurusan apa?" tanya Lia yang sekarang sibuk sama es teh sisri rasa gula batunya itu di depan sekolahnya yaitu SMK ISLAM JIPANG.
"Habisin dulu tuh esnya. Masuk ke kelas dulu yuk, nanti kan ada rapat tentang dresscode perpisahan untuk besok" kata Ara sambil menarik lengannya Lia.
"Muhun, engke heula Ara nu geulis" jawab Lia sambil cemberut.
(Iya, nanti dulu Ara yang cantik).
"Sia, mah sue" jawab Ara dengan kesal lalu berjalan mendahului Lia memasuki gerbang sekolahnya.
(Kamu, mah lama).
...***...
"Eh Ara kamu sudah menentukan kampus dan jurusan apa yang akan kamu ambil nanti?" tanya wali kelas Ara yang bernama Bu Tisa.
"Belum Bu, Ara masih bingung. Oh iya Bu, besok dandan di rumah ibu jam berapa?. Semua anak di kelas dandan sama Ibu kan?" tanya Ara memastikan, karena besok adalah hari kelulusan di sekolahnya.
"Iya besok jam 4 pagi udah stay ya, bajunya sudah diberikan oleh Lia kan Ra?,," tanya bu Tisa pada Ara.
"Ntos bu, hatur nuhun" kata Ara sambil tersenyum.
(Sudah bu, Terima kasih).
"Yaudah ari kitu, ibu ka kantor heula. Bejaken ka barudak isuk jam opat kudu stay di rompok ibu" kata bu Tisa berpesan ke Ara. Ara hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya pada bu Tisa tandanya dia mengerti.
(Yaudah kalau gitu, ibu ke kantor dulu. Kasih tau ke anak-anak besok jam empat harus stay di rumah ibu).
Tak lama setelah itu, "Ra? Nanti kamu ada acara? Atau sibuk?" tanya Adi teman sekelas Ara yang merupakan ketua kelas di kelasnya.
"Eh Adi, kayaknya free deh. Emang na kunaon ari kituh?" Tanya Ara pada Adi. (Emangnya kenapa?).
"Teu sih, cuma nanya bae. Hayuh ku Adi dianter pulang" tawar Adi pada Ara. (Nggak sih, cuma tanya aja. Ayo sama Adi diantar pulang).
"Ok bentar ya" Jawab Ara sambil tersenyum.
Ara masuk ke kelas dan mengumumkan pesan yang disampaikan oleh bu guru Tisa. Tak lama setelah itu, Ara pulang bersama Adi menggunakan sepeda motor beat hitam milik Adi. Di atas sepeda motor, Adi mengajak Ara berbicara.
"Di, kamu tahu kan. Aku budek kalau di atas motor. Nggak jelas kamu ngomong apa" kata Ara kesal.
"Iya Ara" jawab Adi singkat.
Sampailah mereka di depan rumah Ara. "Makasih ya tumpangannya. Kamu mau masuk dulu nggak?" tawar Ara pada Adi sambil melepaskan helm milik Adi.
"Nggak usah Ra, oh iya. Kayaknya aku bilang sekarang aja deh." kata Adi men standarkan motornya lalu turun dan berdiri di hadapan Ara.
Ara bingung dengan tingkah Adi lalu mengangkat kedua alisnya.
"Azzahra Wijaya, aku Adi Aulia Rahman sudah lama punya perasaan sama kamu. Sejak kita satu program kerja OSIS beberapa tahun lalu. Tapi aku nggak punya keberanian untuk bilang sama kamu. Karena aku sadar orang tua kamu nggak respect sama kehadiran aku" kata Adi mengatakannya secara jelas pada Ara.
"Ra, sore ini aku harus berangkat ke Bandung" kata Adi lagi sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu mau ngapain?, katanya kamu nggak kuliah! Katanya mau langsung kerja. Sekarang kok ke Bandung? Terus besok pendamping aku di kelulusan siapa?. Orang tua aku jauh Di," kata Ara menimpali Adi dengan banyak pertanyaan.
"Kamu dulu pernah bilang, waktu kita sama-sama nonton film India yang pemerannya Sharukhan. Dia jadi Veer dan profesinya sebagai Pilot. Kamu mau suami kamu kelak seorang pilot kan? Sekarang aku teguh pendirian." kata Adi menatap Ara dengan dalam.
Kemudian Ara hanya diam mencerna semua ucapan Adi. "Ra, sejak kelas 11 aku berubah, dari yang awalnya aku malas, aku suka bolos, dan banyak lagi tingkah minus aku. Kamu yang bantu aku, dan selalu jadi support system aku. Kamu Ra! yang buat aku bisa masuk 10 besar di kelas. Kamu motivasi buat diri aku sendiri. Dan sekarang aku mau nyatain perasaan aku, aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu Ra, tapi aku sadar sekarang. Aku harus meraih karir dan cita-cita aku dulu untuk mendapatkan kamu yang sangat jauh di atas aku. Tunggu aku ya Ra. Allhamdulilah aku dapat beasiswa di BPA." kata Adi sambil mengusap kepala Ara. Ara memang tidak berhijab, rambutnya selalu dikepang 2 dengan poni samping ke kiri.
Ara tersenyum, "alhamdulillah aku tau kok Di, kamu itu mampu semangat ya pak pilot. Jangan lupa aku titip salam ke awan, supaya awan jagain kamu saat terbang. Tapi maaf Di, aku nggak bisa membalas perasaan kamu. Kamu itu sahabat aku, kamu tau sendiri kan. Aku sukanya sama siapa, aku suka sama Tio udah lama. Dan akhirnya aku sakit hati, dia cuma ngebaperin aku aja. Untuk sekarang kamu fokus sama karir kamu. Dan aku bakal nunggu kamu, lalu akulah orang pertama yang meluk kamu saat menggunakan seragam pilot, ok Di? Aku sayang kamu Di. Makasih udah sayang sama aku" kata Ara memeluk Adi dengan erat.
Adi memeluk Ara juga, "Aku berangkat ya sore ini. Jaga kesehatan ya, jangan makan coklat sama udang. Dan selalu jaga lima waktunya." kata Adi dengan tulus.
Ara menahan air matanya.
-Bersambung-
Jangan lupa vote nya ya pleasee. Tolong share ya, apresiasi karya seseorang adalah suatu kebahagiaan bagi aku ☺
*Ara pov*
Hai namaku Azzahra Wijaya, dari kecil sampai sekarang kebanyakan orang memanggilku dengan panggilan Ara. Usia ku 22 tahun dan sekarang sedang sibuk skripsi dan KKN. Aku kuliah di Universitas Peradaban Bumiayu, Jurusan Farmasi.
Mamah sama Papah tidak tinggal satu kota dengan ku sejak kecil. Mereka bekerja di luar kota yaitu Jakarta.
Mamah bernama Siska Adriana dan Papah bernama Arif Candra Wijaya, aku punya satu saudara laki-laki bernama Aditya Putra Wijaya dan satu saudari perempuan Anastasya Wijaya. Mamah setiap harinya di restoran turun temurun keluarga yaitu restoran NDS (Ngariung Di Saung). Sebagai koki utama dan juga pemiliknya.
Sedangkan papah sibuk sama bisnis tanaman dan bisnis propertinya. Kalau Aa Adit sedang kursus memasak ingin seperti mamah bisa menjadi koki. Kalau adikku Anna dia sedang sibuk mempersiapkan UTBK nya.
"Ra? Kamu sudah minta surat izin orang tua? Kalau kamu mau KKN di daerah Banyumas?" tanya Lia menghentikan lamunanku, Lia sahabat ku sejak SMK yang sekarang mengambil pendidikan S1 Farmasi bersamaku.
"Belum, lagian nggak perlu pakai surat izin ortu tetap bisa KKN kok. Li, kamu kan tau gimana kondisi keluarga aku, jauh semua" kataku pada Lia. Iya memang benar Lia merupakan sahabat yang sangat mengerti diriku.
Bahkan ketika semester awal kuliah, Lia selalu meminjamkan orang tuanya untuk menjadi wali bagiku.
Lia anak tunggal dari pasangan Tante Farah dan Om Mario. Karena aku sudah seperti anak mereka sendiri, jadi aku memanggilnya dengan panggilan ayah dan ibu. Amalia Cantika itulah nama lengkapnya.
"Iya udah kalau gitu, sekarang pulang yuk. Aku pengen makan bakso deh. Laper nih, ke Bakso Jenggot aja yuk" ajak Lia padaku.
Karena sekarang kami sedang berada di kampus lebih tepatnya lorong kampus. "Yaudah yuk" kataku dengan senyum. Aku dan Lia tidak menggunakan kendaraan pribadi, kami lebih memilih menggunakan kendaraan umum, seperti mikromini, dan angkot.
Di angkot Lia terus aja memainkan HPnya itu, "HP baru ya Li? Dari tadi main HP terus" tanyaku yang sedikit kesal dengan Lia karena memainkan hp saja.
"Hihi iya nih Ra, terus aku lagi PDKT sama mas-mas tentara" kata Lia dengan tersenyum, bahkan lesung pipitnya terlihat sangat manis. Ditambah juga penampilannya yang sopan menggunakan hijab, baju gamis, sungguh sangat membuatku iri. Kapan aku bisa sepertinya?
"Tentara? Kamu yakin? Aku nggak setuju Li. Mereka cuma cari kenyamanan doang bukan keseriusan. Kita wanita berpendidikan jangan mau dibaperin sama mereka" kata ku dengan sewot.
"Kiri pak" kata Lia menyetop angkot ini. Kami memang sudah sampai di depan bakso jenggot.
Aku menggandeng tangannya untuk menyebrang jalan. Di tempat bakso, aku memilih bakso dengan mie putih, kalau Lia bakso tanpa mie. Dan minumnya teh botol sosro dengan tambahan es batu. Seger banget pikirku. Aku masih diam dan Lia diam, karena kami akan diam dan menghormati makanan saat makan. Namun setelah makan kami akan mengobrol lama.
Beberapa menit kemudian.
"Ra, jangan punya pemikiran semua abdi negara, itu seperti 'dia'" kata Lia mencoba menjelaskan.
"Tapi, sama aja kan Li. Menurut ku, lebih baik langsung menikah dari pada jalin hubungan yang tidak ada kejelasan" kataku tidak mau kalah.
Lia memegang tanganku "Percaya sama aku, nggak semuanya seperti 'dia' oke?" kata Lia dengan sabar menghadapi aku yang blak-blakkan ini.
"Okeh deh, emang dia orang mana? Minta izin dulu sama aku kalau mau dekatin kamu" kata ku dengan santai.
"Dia tetangga aku lebih tepatnya" kata Lia, dan membuatku melongo.
"Hah? Siapa? Tetangga kamu yang mana Li?" tanya ku heran..
"Aa Satria, kakak laki-lakinya Sinta adik kelas kita di SMK, Aa Satria memang di atas kita 5 tahun dan dia pendidikan terus jarang pulang. Makanya kamu nggak tau" kata Lia menjelaskan.
"Oh gitu toh, ganteng?" tanya ku penasaran.
"Hihi iya, terus sopan banget. Dia besok pulang, kalau kamu mau ketemu besok ke rumah aku ya" kata Lia tersenyum.
"Ehhh kok blushing cieeeee" kataku mengejek Lia.
...***...
"Assalamu'alaikum Bi Ani. Gimana kabarnya hari ini?" tanya ku pada bi Ani yang menjaga ku di rumah bersama adikku Anna.
Sejak kecil kedua orang tua ku bekerja di luar kota. Jadi hanya aku dan Anna saja yang berada di rumah. Dijaga oleh Bi Ani, bi Ani usianya 35 Tahun dan sudah menikah, suaminya bernama Mang Udin dia bekerja dengan papah juga mengelola bisnis perumahan di daerah Bumiayu. Dan tinggal bersama kami, jadi di rumah ini hanya aku, Anna dan bi Ani serta suaminya.
"Waalaikumsalam neng Ara. Alhamdulillah baik. Neng Ara tadi dek Anna nyariin, katanya mau di ajak ke Purwokerto" kata Bi Ani padaku, sambil melipat celemek karena bi Ani baru saja selesai masak.
"Oh yaudah Ara ke kamar Anna dulu ya bi. Bibi makan aja sama mang Udin, Ara udah kenyang" kataku sambil tersenyum dan mengambil sebuah piring yang berisi potongan buah naga untuk adekku Anna.
...***...
"Dek? Nih teteh bawain buah naga untuk kamu." kataku pada Anna yang kini sedang belajar.
"Eh ada teteh, makasih teh" katanya beranjak dari meja belajar. Lalu mendekati ku untuk mengambil buah naga ini.
"Mau ngapain ngajak teteh ke Purwokerto?" tanya ku pada Anna yang kini duduk di sebelah ku.
"Hihi, anterin Anna ke Gramedia ya. Mau beli buku UTBK sama yang lainnya. Oh iya teh, di kamar teteh ada kiriman paket" kata Anya padaku.
"Oh gramedia, oke deh. Yaudah teteh ke kamar dulu ya. Kamu jangan lupa sholat ya dek." kataku pada Anna yang kini sedang sibuk makan buah naga.
"Siap teh" katanya sambil mengacungkan satu jempolnya.
Aku ke kamar ku yang bersebelahan dengan kamarnya. Dan langsung membersihkan diri.
Setelah itu, aku menggunakan baju santai. Yaitu kaos polos hitam longgar dengan celana pendek selutut longgar warna hitam juga.
Karena sudah senggang, aku meraih kiriman paket yang berada di meja belajar ku. Dan ternyata ini kiriman yang sama, yang selama 5 tahun terakhir ini sering aku terima.
Ntah lah belum semuanya aku buka, dan masih numpuk di dalam lemariku. Kenapa tidak aku buka?, karena, ah sudahlah 'dia' tidak perlu aku pikirkan lagi.
Ini adalah kiriman paket ke 10. Dan satupun belum aku buka. Aku tau kenapa aku bisa se egois gini. Hanya aku yang tau kenapa aku bisa egois begini. Hanya aku yang tau kenapa semua hal yang berhubungan dengan 'dia' aku selalu kesal. Hanya aku!.
*Ara pov end*
-Bersambung-
Jangan lupa votenya dong🤗🤗
Sudah sejauh ini, Ara belum juga melupakan Adi yang dia cintai. Perpisahan mereka yang menurut Ara tidak jelas karena sebab apa, perpisahan yang tiba-tiba.
Kenangan manis bersama Adi selalu dia ingat, bahkan beberapa surat yang selalu Adi kirim masih tersimpan di kamarnya namun tidak pernah dia baca.
Karena menurutnya, untuk apa Adi mengirimkan surat-surat itu, sedangkan dia yang pergi meninggalkan Ara.
"Tio, Adi kalian apa kabar?" gumamnya sambil menatap foto mereka bertiga ketika acara drama bawang merah bawang putih.
*tok tok tok
"Teh Ara? sibuk nggak?" tanya Anna adiknya di pintu kamar.
"Nggak dek, ada apa?" tanya Ara kembali.
"Hmm gini teh! Anna pengen ke Purwokerto. Anna pengen beli buku sama nonton bioskop sama teman. Tapi, teteh kan tahu sendiri, susah kalau izin sama mamah. Gimana dong?" tanya Anna bingung.
"Yaudah nanti sama teteh perginya, kamu pergi sama teman kamu pake mobil teteh aja. Teteh juga mau makan bakmi di Rita" ucap Ara santai.
"Alhamdulillah, makasih yah Teh. Anna siap-siap dulu. Nanti Fuji datang ke sini kok" ucap Anna girang dan pergi ke kamarnya.
"Aku kalau kangen kalian pergi ke Bakmi solo langganan kita" ucap Ara dengan tersenyum dan bersiap-siap.
...****************...
📞 : "Kamu yakin Ra? kamu mau nyetir sendiri?" tanya mamahnya.
^^^📞 : "Yakin atuh, lagian udah sering juga^^^
^^^nyetir sendiri ke Purwokerto" ucap Ara santai.^^^
📞 : "Yaudah deh terserah kamu aja. Hati-hati, jagain tuh adek kamu" ucap mamanya singkat dan mematikan sepihak.
"Nyatanya, sampai sekarang aku seperti anak tiri. Aku tahu Anna adalah tangung jawabku, tapi bisakah mamah bertindak adil?" gumamnya dalam hati.
Anna, Ara dan Fuji berangkat ke Purwokerto. Jalanan tidak begitu ramai, lancar dan selamat sampai tujuan. Anna memencar ke bakmi Solo yang ada di Rita mall. Sedangkan Anna dan Fuji langsung menonton bioskop di CGV.
"Selamat Siang, mba! Saya pesan bakmi spesial dan es teh ya. Tambahan waffle icecream vanila" ucap Ara memesan kepada pelayan.
Ara duduk di bangku favoritnya bersama Tio dan Adi, yaitu di dekat kaca yang mengarah ke alun-alun Purwokerto.
"Tempat ini masih sama seperti 3 tahun yang lalu." Gumamnya sambil melihat ke arah alun-alun.
Setelah menyantap bakmi, Ara pergi ke toilet. Di toilet dia berpapasan dengan wanita yang menurutnya sangat cantik dan wangi.
"cantik banget cewek tadi, sepertinya dia menggunakan farfum vanila" gumam Ara sambil bercermin.
Ara yang melihat-melihat di toko2 yang ada di mall ini, membuatnya teringat akan masa-masanya bersama Adi dan Tio.
*Flashback
"lihat? gimana cantik nggak?" tanya Ara pada Adi dan Tio.
Ara memperlihatkan jepitan rambut yang bergambar bunga mawar itu. Dia memasangnya di rambut sebelah kanan.
Tio dan Adi hanya diam dan kesal menemani Ara yang memilih jepitan hampir 30 menit.
"Udah itu aja, bagus! yok pulang" ajak Adi malas.
"Ih, orang lagi pilih-pilih. Ya wajar dong" ucap Ara kesal.
"Udah biarin aja Di, kamu juga pilih sepatu hampir 4 toko nggak ada yang srek." ucap Tio santai dan tersenyum ke Ara.
"Tuh, jadi cowok pengertian dong. Aku beli yang ini aja, sama gantungan tas. Ini hadiah dari aku, kalian berdua harus pakai di tas sekolah" ucapnya sambil mengambil 3 buah gantungan tas berbentuk bintang.
"Kenapa dengan bintang?" tanya Adi dan Tio bersamaan.
"Maknanya, agar kita bertiga bisa bersinar ditempat masing-masing" ucap Ara dengan tersenyum.
*Flashback off
Lamunan Ara terhenti ketika Anna menghampiri nya.
"Gimana filmnya? seru?. Udah beli buku?" tanya Ara langsung.
"Seru banget Teh, iya kan Ji?" ucap Anna dengan senang.
"Iya filmnya bagus Teh, buku yang kami cari juga sudah dapat. Aku dan Anna mau take away aja. Karena nanti jam 4 sore aku ada les privat" ucap Fuji
"Oke deh, kalian pilih aja mau makan apa" ucap Ara mengiyakan.
Setelah lama memilih, Fuji dan Anna membeli rice bowl dan chatime. Mereka makan di mobil.
Ara juga meminum chatime rasa vanila latte.
"Memang benar, minuman manis bisa membuat mood kembali baik. Dan semoga kalian berdua bahagia" ucap nya dalam hati.
...****************...
-Bersambung-
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!