ting!
Ku lihat ponsel Mas Dimas diatas nakas menyala, tak ku hiraukan, karena aku sedang sibuk menina bobokan anak bayiku. Tapi, pesan itu malah beralih menjadi panggilan telfon. Karena mengganggu tidur bayiku, akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat telfon tersebut.
Bukannya bermaksud lancang, tapi aku memang sudah terbiasa menerima telfon untuk Mas Dimas jika Mas Dimas ssdang sibuk atau berada di kamar mandi. Mas Dimas memang sedang pergi keluar untuk membeli makanan untukku dan dirinya, memang semenjak memiliki bayi aku sedikit kewalahan. Tapi beruntung Mas Dimas tidak pernah banyak menuntut padaku ini itu, jika tidak sempat memasak dia tidak akan rewel Dan akan memilih membeli makanan diluar, begitupun di rumah, dia tidak akan membebankanku dengan pekerjaan rumah Yang selalu harus bersih. Mas Dimas akan membantuku jika memang sedang aku kewalahan, dia hanya ingin aku fokus pada malaikat kecil kami.
Kulihat nama dilayar ponsel, hanya inisial nama M saja yang tertera disana. Tapi, foto profil di aplikasi menampilkan foto seorang wanita cantik Dan seksi. Siapa M ini? Apakah teman atau saudara Mas Dimas? Gegas ku angkat telfon tersebut.
"Halo sayang, kamu kemana sih. Kenapa pesanku tak dibalas" ucap wanita tersebut saat aku sudah menganggkat telfonnya.
Deg! Sayang? Siapa yang dia maksud?
"Halo, halo, mas sayang. Kamu masih disitu kan mas?" ucap perempuan itu lagi. Sungguh aku sangat terkejut, tak ku jawab panggilan dari perempuan itu, segera ku akhiri saja panggilan tersebut.
Siapa sebenarnya dia? Apakah salah sambung? Kenapa dia memanggil suamiku dengan sebutan sayang? Apakah Mas Dimas kini tengah bermain api dibelakang ku? Fikiran-fikiran itu terus berputar di otakku. Aku ingat tadi perempuan itu menyebutkan bahwa pesannya tak dibalas, segera ku periksa pesan masuk pada aplikasi hijau milik suamiku, ternyata benar ada pesan masuk dari perempuan berinisial M itu.
Gegas ku buka pesan tersebut [Mas, terima kasih untuk cincin berlian yang kamu berikan. Aku sangat menyukainya, ini jas mu tertinggal di kost ku, nanti datanglah kesini ambil jasmu. Love you Mas Dimas sayang]. Setelah membaca pesan tersebut, seketika tanganku bergetar hebat. Tak salah lagi, itu jas milik suamiku, aku hafal betul jas tersebut, karena jas itu adalah hadiah pemberian dariku saat Mas Dimas resmi diangkat oleh Ayah sebagai Direktur operasional di kantor ayahku.
Tes!
Tanpa bisa di cegah akhirnya air mata menetes dengan begitu deras, sakit sekali Ya Allah. Suami yang ku kira Setia ternyata bermain dusta, apakah kesetiaan ku selama ini tak ada artinya dimata Mas Dimas, kurang apa aku selama ini padanya, kurang bakti apakah aku selama menjadi istrinya.
Tak lama terdengar deru mesin mobil memasuki pelataran rumah. Gegas ku hapus air mataku, menghapus log panggilan dan pesan dari perempuan berinisial M tersebut. Baiklah Mas, aku akan mencari tahu siapa wanita yang sudah menjadi duri dalam rumah tangga kita, akan ku buktikan bahwa aku bukan wanita lemah. Lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu dan wanita simpanan mu itu, karena kau telah salah memilih musuh.
Bersambung....
Mohon dukung cerbung author ini, kritik dan saran sangat berarti bagi author pemula seperti saya. semoga pada suka yaaa dengan cerbung ini
Terika Kasiiihhhhh
Gegas ku simpan kembali hp Mas Dimas diatas nakas. Aku tak ingin terlihat lemah, mari mas kita bermain-main dulu, sebelum ku hancurkan kau sampai sehancur-hancurnya Dan ku kembalikan kau ke tempat asalmu.
"Sayang, aku sudah beli soto ayam kesukaan mu. Ayo kita makan sama-sama" ucap Mas Dimas sambil berjalam ke arahku.
Oke, tenang hati. Bersikaplah biasa saja seolah kau tak tahu apa-apa, batinku.
"Ayo mas, kebetulan sekali aku sudah sangat lapar. Mumpung Adam juga sedang tidur" ucapku
Di meja makan, sudah terhidang soto ayam kesukaanku Dan beberapa tusuk sate telur puyuh Dan sate usus. Sungguh semua hidangan tersebut menggugah selera, tapi entah kenapa sekarang aku tak bernafsu untuk menyantapnya. Padahal menu tersebut Salah satu menu favoritku, aku bisa menghabiskan sampai dua porsi nasi jika sudah makan dengan hidangan tersebut.
"Dek, kok melamun. Ayo kita makan, mumpung sotonya masih panas" ucapan Mas Dimas membuyarkan lamunanku
"Oh, eh i-iya mas" ucapku terbata
Akhirnya aku paksakan untuk makan, aku duduk berhadapan dengan Mas adam
"Ini untukmu dek. Makan Yang banyak ya agar ASI mu melimpah. Biar Adam nanti semakin gembul" ucap Mas Adam sambil memberikanku sepiring nasi. Ah, mungkin jika aku tak memgetahui pengkhianatan Mas Dimas, ini akan sangat romantis namun sayangnya sekarang malah terlihat memuakan bagiku.
"Dek, besok mas akan pulang telat lagi. Kemungkinan sampai tengah malam. Soalnya di kantor sedang banyak kerjaan, apalagi sebentar lagi proyek pembangunan sekolah akan segera di mulai. Banyak pekerjaan yang mas harus selesaikan"
"Ya, sudah biasa juga kan akhir-akhir ini kamu pulang larut malam terus mas"
"Makasih ya dek, mas janji nanti setelah pekerjaan mas selesai. Mas akan ajak kamu Dan Adam liburan. Kita habisakan waktu bersama ya" ucapnya sumringah.
Aku hanya menganggukan kepala tanda setuju. Baiklah mas silahkan saja pergi, jangan anggap lagi aku bodoh. Mungkin dulu aku akan percaya dengan semua omonganmu, tapi untuk sekarang aku tak akan bisa kau bodohi lagi.
Setelah makan, aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Melihat Adam takutnya dia sudah bangun, di dalam kamar masih ku dapati Adam tertidur dengan sangat nyeyak, bayi berumur dua bulan itu sangat mewarisi sekali wajah ayahnya. Hanya bibirnya saja Yang menurun kepadaku. Melihat wajah Adam, ada rasa sesak di dalam dada. Bagaimana nantinya anak sekecil ini akan kehilangan kasih sayang dari orang tuanya.
"Maafkan ibu nak, jika nanti pada akhirnya ibu akan menyerah. Jika saja ayahmu tak banyak tingkah, mungkin sekarang Dan seterusnya kita akan menjadi keluarga bahagia. Tapi tenang saja, ibu akan menjadi ibu sekaligus ayah untukmu. Ibu pastikan kamu tak akan kekurangan kasih sayang nak. Sekarang hanya kamulah penyemangat ibu" ucapku sambil terisak.
Pintu kamar terbuka, Mas Dimas ikut duduk di sebelahku. Cepat ku hapus airmata agar tak terlihat olehnya, aku tak ingin menjadi lemah. HP diatas nakas kembali berdering, kulihat dengan ekor mata, Mas Dimas buru-buru mengambil HP tersebut Dan bergegas meninggalkan kamar. Pasti itu telfon dari gundiknya. Ah, nikmatilah waktumu sekarang mas, jika sudah saatnya akan ku buat kau hancur berkeping-keping.
Ku rogoh HP Yang kusimpan di saku daster, aku akan menghubungi temanku Yang bekerja dibidang IT. Aku akan meminta bantuannya untuk menyelesaikan rencanaku.
Tuuut...
"Halo tari" ucap Haris padaku
"Halo Ris, maaf aku mengganggu waktumu"
"Okey, no problem. What happened? Tumben-tumbenan nih Mahmud nelfon"
"Ris, aku mau minta tolong sama kamu nih"
"Minta tolong apa Tar, sepertinya penting sekali"
"Lebih dari penting Ris. Besok kamu ada waktu gak? Bisa ketemuan? Nanti akan aku ceritakan secara detail padamu"
"Oke, besok di cafe jingga pukul 13.00"
"Siap, terima kasih Ris"
"Sama-sama Tari"
Sambungan telfon pun ku putus, Haris adalah teman semasa kuliah dulu. Memang kami beda jurusan tapi kami berteman sangat akrab. Pada dialah aku selalu menceritakan semua keluh kesah, dia termasuk ahli IT, jadi sepertinya aku akan sangat membutuhkan bantuannya.
Tak lama Mas Dimas kembali ke dalam kamar.
"Dek, em m-mas izin keluar sebentar ya ada masalah dikantor" ucap Mas Dimas gugup
"Kok tumben hari libur gini ada masalah di kantor? Emang gak bisa besok lagi apa?" Jawabku dengan nada kesal
"Gak bisa dek, mas harus ke kantor sekarang. Ini sangat urgent"
Huffttt, ku hela nafas panjang
"Pergilah mas" ucapku singkat
Setelah mendengar jawabanku Mas Dimas bergegas mengganti baju. Setelah Mas Dimas pergi, ku intip dia lewat jendela kamar, mobil Yang ditumpangi nya pun melesat meninggalkan rumah.
"Halo, ikuti dia sekarang. Foto Dan kabari semua apa Yang dia lakukan kepadaku".
Tut! Sambungan telfon ku matikan
Silahkan kau bersenang-senang dulu sekarang mas, tunggulah waktunya kau akan menangis Dan memelas maaf dariku.
Bersambung....
Aku memang menyuruh salah satu penjaga di rumahku untuk mengikuti semua gerak gerik Mas Dimas saat ini. Para penjaga adalah anak buah ayahku, sengaja ayahku menempatkan dua orang untuk berjaga-jaga dirumah ini. Ah, ayahku memang seposesif itu pada putrinya ini. Apalagi sekarang di tambah ada Adam yang menjadi cucu kesayangan ayah. Padahal dirumah sudah ada security yang berjaga, tapi tetap saja ayah ingin penjagaan yang lebih extra. Takut terjadi apa-apa pada cucu katanya.
Ah, entahlah nanti apa jadinya jika ayah tau apa yang sedang terjadi pada Putri satu-satunya ini. Dikhianati dan di sakiti oleh suaminya sendiri, membayangkannya saja aku sudah begidik ngeri. Ayah tidak akan segan-segan melukai orang yang berani menyakitiku, aku adalah segalanya bagi ayah. Semenjak ditinggal Ibu meninggal, kasih sayang ayah tumpah ruah kepadaku. Apalagi aku adalah anak satu-satunya.
Untuk sekarang, aku akan menyembunyikan dulu semua masalah yang aku hadapi dari ayah. Jika nanti waktunya sudah tepat, akan aku beritahu semuanya tanpa ada yang di tutup-tutupi. Sekarang, aku akan mengumpulkan dulu bukti-bukti atas perselingkuhan Mas Dimas.
Ting!
Gawai yang ku pegang berbunyi, segera ku cek. Ternyata ada pesan dari Sugeng, penjaga suruhanku
[Bu, bapak bukan ke kantor. Melainkan ke rumah ini]
[Mengirimkan foto Mas Adam sedang memeluk seorang wanita]
Kuremas gawai yang sedang ku pegang, berarti benar dia tengah bermain api di belakangku. Awas saja kau mas, dasar manusia tak tahu diri. Geramku
[Cari tahu semua tentang wanita tersebut, segera kabari aku jika kau menemukan info tentang wanita itu] balasku pada Sugeg
[Baik bu]
Tak ku balas lagi pesan dari Sugeng.
Aku harus lebih cerdas dari Mas Adam, lihat saja Mas siapa nanti Yang akan benar-benar hancur! Aku tak akan tinggal diam atas pengkhianatanmu. Tunggu pembalasan dariku.
Bergegas aku menuju lemari, akan ku amankan semua aset dan barang-barang berhargaku. Tak kan aku biarkan gundikmu itu menikmati hartaku, karena ini semua murni kepunyaanku, jika kau tak di angkat oleh ayahku sebagai direktur. Sudah pasti sekarang kau masih menjadi pekerja rendahan mas, menjadi OB dikantor ayahku.
Akan ku amankan surat-surat berharga yang ada di dalam brangkas. Termasuk buku nikah, aku yakin ini akan dibutuhkan suatu saat nanti, emas dan berlian yang ada di dalam laci tak luput aku amankan. Akan ku ganti dengan yang imitasi, untuk berjaga-jaga saja. Setelah semua surat dan barang berharga aku jadikan satu, ku simpan di kamar tamu yang memang jarang sekali dipakai. Besok aku akan amankan di bank, sebelum besok aku bertemu dengan Haris.
Ting, ting, ting
Gawaiku kembali berdering, segera ku buka pesan yang di kirimkan oleh Sugeg. Ada 3 pesan yang dikirimkan, gegas aku membuka satu persatu
[Bu, perempuan itu bernama Maya. Dia adalah karyawan di kantor Bapak Handoko juga, hanya saja dia berada di divisi keuangan. Rumah itu baru saja ditempati. Menurut tetangga rumah itu di belikan oleh suaminya]
[Ternyata Bapak dan Maya sudah menikah siri sejak 5 bulan yang lalu]
[Foto Mas Adam dan Maya keluar dari rumah]
Duaaarrrr!
Semakin sakit hatiku mengetahui fakta terbaru, jadi mereka sudah menikah siri. Dan jika diitung itu berarti saat usia kehamilanku memasuki bulan ke 7. Astagfirullah, apa salah hamba ya Allah, sehingga diberi ujian seberat ini. Ingin aku teriak sekencang mungkin, meluapkan segala amarah dan kecewa selama ini.
Kau benar-benar br*ngs*k mas, tak ku sangka kau serendah itu. Kurang apa selama ini aku padamu mas, sudah ku serahkan seluruh hidupku untukmu. Aku berusaha Setia pada satu hati yaitu kamu, tapi kau malah menikamku dari belakang. Kau sungguh tega mas.
Ku hapus airmata ini dengan kasar, aku tak boleh kalah, aku tak boleh lemah. Aku harus kuat menghadapi ini semua.
[Terus ikuti mereka kemana pun mereka pergi. Laporkan terus apa yang dilakukan suamiku, jika kau kehilangan mereka, akan ku pastikan kau dipecat!] balas ku pada Sugeng
[Siap, baik bu. Serahkan semuanya pada saya]
Oke lah mas, jika kau ingin bermain-main denganku. Akan ku ikuti permainanmu, tapi akan ku pastikan bahwa kaulah yang akan kalah dan menderita!
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!