Judul : Lihatlah Aku
Tema: Mengubah Takdir
Kategori Pria / Wanita
Mika Putri
Mahasiswi cantik tingkat dua difakultas kedokteran Negri.
Gadis dengan tinggi 165 cm, dengan wajah oval, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah alami dan bermata bulat dengan bulu mata yang lentik.
Dibalik kesempurnaan fisik, Mika mempunyai riwayat penyakit aneh yang membuatnya minder.
Selain penyakit yang dimiliki, latar belakang anak panti asuhan juga membuatnya tersingkirkan dan sering mendapat bully dari teman-temannya.
Sikapnya yang mengalah, membuatnya semakin tertindas.
Diam dan airmata menjadi senjata hidupnya bertahan.
Atas nama cinta membuat Mika merubah penampilan.
Menjadi dokter adalah keinginan kuat dalam dirinya, berharap dirinya sendiri dapat menyembuhkan sakitnya.
Devon Dirgantara
Pria berusia 29 tahun, berwajah tampan dan bertubuh atletis dengan tinggi 180 cm.
Seorang Dokter Specialist Penyakit Dalam. Lahir dikeluarga yang miliki Profesi sama, dimana ayah, ibu dan kakak Devon adalah dokter - dokter hebat.
Devon praktek di RS milik keluarganya sendiri dan menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Negri Bandung.
Sikapnya yang cool, membuatnya terlihat tidak peduli dengan sekitarnya.
Banyak wanita cantik yang mencoba mendekatinya, tidak sedikit dari mereka yang secara terang-terangan menyatakan cinta ke padanya.
Karena cinta lah yang merubah dirinya menjadi lebih perhatian bahkan cenderung posesif.
Shila
Gadis berparas cantik, modis dan berasal dari keluarga kaya.
Memiliki sifat manja dan centil tapi sangat mudah bergaul sehingga mempunyai banyak teman.
Shila teman satu-satunya yang dimiliki Mika. Karena hanya dia yang mau berteman dengan Mika, walaupun sebenarnya Shila sangat licik dan penuh dengan kepura-puraan.
Shila hanya memanfaatkan Mika untuk kepentingannya.
Iri hati dan cemburu membuatnya nekat menjebak Mika.
Aldo
Seorang dokter umum yang praktek di RS milik orang tua Devon.
Memiliki sifat ambisius, oportunis dan pendendam.
Aldo adalah seorang Playboy, kebiasaannya suka clubbing, main perempuan dan meminum Alkohol.
Iri hati dengan kelebihan Devon membuat nekat menghancurkan karier dan hidup Devon.
Ibu Leni
Wanita parubaya yang tidak memiliki anak.Dirinya mengabdikan diri sebagai ibu asuh di panti asuhan Bunda Kasih, tempat Mika tinggal.
Sikapnya yang lembut dan sabar membuat semua penghuni panti terkasihi olehnya.
Pak Edi
Beliau adalah salah satu donatur tetap di panti asuhan Bunda Kasih.
Sikap tegas dan disiplin membuat para karyawan segan dan takut terhadapnya.
Namun dibalik sikap tegas dia adalah orang yang sangat dermawan.
Prof.DR.Dr.Dimas Dirgantara,SP.PD,Finasim.
Seorang pemilik RS swasta terlengkap dan terbaik di Kota Bandung.
Sikapnya yang ramah dan supel terhadap semua orang tanpa melihat status sosial orang.
Pandai dalam mengembangkan RS yang dimiliki.
Dr.Intan Dirgantara,Sp.KJ
Dokter cantik dan energik.
Memiliki sifat yang ceplas-ceplos dan humoris.
Memiliki analisis yang tajam dan tepat pada setiap pasiennya.
Bersuamikan perwira TNI membuatnya sering ditinggal berdinas oleh suaminya.
Lingkup : Kisah nyata dari kehidupan seseorang dengan tambahan pemikiran lainnya untuk membuat cerita lebih menarik.
Nama Pena : Angelina Diansa
Sinopsis:
Gadis yatim piatu bernama Mika Puteri.
Nama pemberian dari Ibu pengurus Panti Asuhan tempat dia dibesaran.
Mika tidak mengenal asal usul orangtuanya. Tidak ada petunjuk apapun tentang identitas dirinya.
Ibu Leni hanya bercerita kalau Mika ditemukan didepan pintu panti asuhan pada malam hari, tidak ada yang mengetahui siapa yang menaruhnya.
Memiliki paras wajah yang cantik dengan tinggi badan 165 cm dan berkulit putih bersih.
Dibalik paras cantiknya, Mika memiliki penyakit aneh.
Kulit tubuhnya seringkali muncul bercak- bercak merah yang terasa gatal, panas dan perih, ketika Mika merasa tegang dan cemas yang berlebihan.
Tidak pernah Mika tau apa nama penyakit yang selama ini diderita.
Karena sejak kecil penyakit anehnya ini hanya di obati dengan obat yang biasa dijual di warung - warung kecil dekat panti.
Mika hanya diam dengan deritanya, tidak ada keberanian bersuara tentang apa yang dia rasakan.
Mika takut menjadi beban masalah untuk Ibu Leni.
Karena masih banyak anak panti lainnya yang membutuhkan perhatian ibu Leni.
Mika adalah mahasiswi kedokteran tingkat dua, dengan jalur beasiswa.
Untuk tambahan biaya kuliah Mika bekerja part time di sebuah cafe milik Pak Edi.
Beliau adalah salah satu donatur di panti asuhan tempat Mika tinggal selama ini.
Mika sering terganggu dengan penyakit anehnya yang melandanya di saat situasi yang tidak diinginkan.
Tertawaan, ejekan dan cibiran pedas sering terlontar dari mulut orang disekitarnya.
Penghinaan status yang tak jelas tentang asal usul orang tuanya adalah cibiran yang paling sangat menyakitkannya.
Tapi Mika bersyukur Ibu Leni dan Adik-adik panti sangat menyayanginya.
Tekat Mika yang besar untuk menjadi dokter, agar kelak dapat mengetahui sakit apa yang dideritanya selamat ini.
Mika memiliki seorang teman bernama Shila, sikapnya yang baik dan tutur katanya yang manis membuat Mika tertipu dengan kebohongannya.
Shila menyimpan dendam dihatinya untuk Mika.
Keterpurukan membuat Mika bangkit dari kesedihan.
Mencintai pria yang sempurna, menjadi salah satu alasan dirinya berubah.
“Apakah dengan perubahan pada dirinya menjadi buah manis dalam percintaannya?”
“Akankah Mika dapat mengatasi masalah selanjutnya?”
“Apakah kebusukan shila selama ini terungkap?”
“Apakah cita-cita Mika menjadi Dokter dapat terwujud?”
“Akankah Mika akan sembuh dari Sakitnya dan menjadi gadis yang normal?”
Lanjut membaca untuk Novel pertamaku ya ingin aku konteskan, terimakasih.
Bab 1
Mika Puteri adalah namanya, gadis cantik berusia 20 Tahun, kehadirannya didunia ini tidak diharapkan orang tuanya.
...Flasback....
20 tahun yang lalu, tepatnya jumat malam, tanggal 10 April, dengan kondisi hujan lebat.
Bu Leni dan suaminya sedang asik berbincang - bincang di ruang tamu, ditemani teh hangat dan kue kering.
"Pak..pak, ada suara bayi menangis, bapak dengar tidak?" tanya bu Leni pada suaminya
"Iya bu, ayo kita lihat!" ajak suami bu Leni
ketika membuka pintu kedua suami istri itu terkaget melihat bayi terbungkus kain dalam kardus.
"Siapa yang menaruhnya ya, pak?" tanya bu Leni
"Tak tau bu, ayo kita bawa kedalam dulu, kasihan bayi nya kedinginan" ucap suami bu Leni
"Iya Pak, ayo kita masuk!" ajak bu Leni
Bu leni mengangkat bayi mungil itu dari kardus, lalu membukusnya dengan selimut bersih miliknya.
"Ya Tuhan, cantik sekali kamu neng, tega sekali mereka membuangmu" ucap bu Leni
"Bu, ada petunjuk tentang bayi itu?" tanya suami bu Leni
"Tidak ada petunjuk apa pun pak" jawab bu Leni
"Kita bernama Mika Puteri ya pak?" rayu bu Leni pada suaminya
"Iya bu, bapak setujuh, Mika Puteri nama yang pas untuk bayi cantik ini" ucap suami bu Leni
Sejak itu Mika kecil menjadi anak pertama yang tinggal dipanti asuhan Bunda Kasih.
Ketulusan hati bu Leni dan suaminya dalam mencurahkan kasih sayang membuat Mika bahagia.
Saat Mika usia 3 tahun terserang demam tinggi, panas badannya mencapai 40 derajat.
Mika kecil dilarikan ke RS untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, selama 4 hari Mika dirawat.
Setelah pulang dari RS tubuh kecil Mika menjadi ringkih, Mika kecil mudah sering sakit.
Sehabis demam tubuh kecil Mika selalu dipenuhi bercak merah hampir di seluruh tubuhnya. Setelah seminggu berlalu bercak itu berangsur menghilang.
Hal ini selalu Mika alami, awalnya Mika menganggap ini hal biasa, namun penyakit ini lambat laun sering menyerangnya, tanpa diawali demam.
"Bu, badan Mika gatal" ucap Mika kecil pada bu Leni
"Kenapa sayang? , coba ibu lihat" ucap bu Leni
"Apakah gatal sayang? " tanya bu Leni
"Iya bu, gatal sekali" jawab Mika
"Ini minum obatnya, pasti Mika akan sembuh" rayu bu Leni
"Sejak itu, tiap penyakit Mika melandanya, bu Leni selalu memberi obat warung".
Obat itu hanya mengurangi rasa gatal, dan penyakit itu masih sering melanda Mika.
Sejak itu Mika tidak lagi menceritakan keadaannya bila penyakit aneh itu melanda dirinya.
Kondisi ekonomi bu Leni yang kurang setelah suaminya meninggal 1 tahun yang lalu dan bertambahnya anak- anak panti yang bernasib sama dengannya membuat Mika tidak boleh banyak menuntut perhatian lebih dari bu Leni.
Banyak adik-adik pantinya yang masih kecil dan membutuhkan perhatian bu Leni.
Mika yang sudah terbiasa dengan kondisinya ini hanya pasrah saja.
Tetapi kondisi ini membuat Mika menjadi korban bully dari teman - teman di sekolahnya.
Mika kecil tumbuh dengan kepribadian yang minder, tertutup dan penuh bullyan dari temannya.
Hal ini yang membangkitkan cita - citanya menjadi seorang dokter.
Mika berharap kelak ketika sudah menjadi dokter dirinya dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
...Back On..
Kini Mika hampir setengah menggapai cita -citanya.
Mika telah terdaftar sebagai mahasiswi kedokteran tingkat dua di salah satu Universitas Negri Bandung.
Mika kuliah dengan jalur beasiswa.
Mika bersyukur karena Tuhan menganugerahkan kecerdasan pada dirinya.
Namun dirinya dihadapi dengan masalah jarak tempuh ke kampus.
Letak panti asuhan Bunda Kasih yang berada dipinggirkan Bandung selatan membuat jarak panti kekampusnya sangat jauh.
Mika memerlukan Waktu 2,5 jam untuk sampai kekampusnya.
Ketika hujan turun waktu tempuh akan lebih lama lagi karena banyak jalan yang banjir, sehingga sulit dilalui angkutan umum yang biasa Mika gunakan.
Ditengah masalah yang datang pada Mika, lagi-lagi Tuhan mengirimkan hambaNya untuk menolong kesulitan Mika.
Namanya adalah Pak Edi, beliau adalah salah satu donatur tetap di panti asuhan Mika tinggal. Pak Edi menawarkan pekerjaan pada Mika sebagai pelayan di cafe miliknya.
Disana Mika mendapatkan fasilitas tinggal di mess karyawan.
Letak cafe yang dekat dengan kampus, membuatnya menerima pekerjaan itu.
Selain itu pekerjaan ini sangat membantu untuk biaya tambahan kuliah Mika, sehingga tidak perlu merepotkan Ibu panti lagi.
Tak terasa pekerjaan part time sebagai pelayan cafe ini sudah Mika lakukan hampir satu setengah tahun.
Mika memulai bekerja saat semester 2.
Sejauh ini Mika dapat membagi waktu dengan baik, pagi sampai siang Mika menghabiskan waktu untuk kuliah dan sore harinya dimulai jam 5 sampai jam 11 malam Mika mulai bekerja sebagai pelayan dicafe.
Mika mendapatkan jatah libur 2 hari dalam satu bulan, untuk melepas kangen.
Mika manfaatkan untuk mengunjungi ibu dan adik-adik pantinya.
Mika tidak lupa membawa hadiah buat adik - adik pantinya ketika dirinya berkunjung, perhatian Mika inilah selalu dirindukan adik -adik pantinya.
Bab 2
Masa lalu Mika sayang sering mendapat bully an dari teman - teman di sekolahnya membuat Mika menjadi pendiam dan tertutup.
Sikap Minder Mika membuat dirinya sulit sekali untuk bergaul dengan teman kampusnya.
Hanya Shila seorang yang mau menawarkan pertemanan dengan Mika.
Shila adalah teman pertama yang dia punya, karena selama ini dari SD hingga sekarang tidak ada yang mau berteman dengannya.
Hanya Shila lah yang mau mendekat dengannya.
Latar belakang anak panti menjadi alasan teman - teman sekolahnya menjauh.
Shila adalah gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Awalnya Mika ragu menerima pertemanannya, karena status sosial Shila.
Tutur kata Shila yang halus dan manis membuat Mika percaya padanya.
Sikap Shila yang baiknya berbeda dengan teman temannya yang lain membuatnya menerima pertemanan itu.
Awalnya perteman mereka biasa saja, tetapi makin kemari Shila banyak memanfaatkan kebaikan Mika.
Dia selalu membebankan tugas kuliah kepada Mika.
Mika selalu membantunya, namun lama - kelamaan Mika kewalahan sendiri dalam mengerjakannya.
Karena waktu istirahat yang Mika miliki sangat sedikit.
Sikap Shila yang selalu lembut membuat Mika tidak bisa menolaknya.
Shila selalu membayarkan makan Mika di kantin kampus, Shila juga sering memberikan oleh - oleh ketika pulang liburan.
Shila juga sering memberikan Mika pakaian, tas dan sepatu bekasnya, walaupun bekas tapi kondisinya masih seperti baru.
Sikap perhatian Shila inilah yang membuat Mika sulit menolak keinginan Shila.
Pagi ini Mika ada kuliah Pelajaran Anatomi. Mata kuliah yang sangat disenanginya.
“Hai Mika, kamu tidak lupa tugasku kan?” tanya Shila
“Tentu saja, ini tugasmu” ucap Mika sambil menyerahkan tugas Shila
“Terimakasih Mika, kau adalah benar - benar sahabat terbaikku dan ini untukmu, ucap Shila sambil memberikan sebuah bingkisan ke Mika.”
“Apa ini Shila?” tanya Mika
"Oleh - oleh dari Paris, special untuk mu" jawab Shila
“Kau tidak perlu memberikan ini Shila, jangan membuatku banyak berhutang budi padamu, ucap Mika dengan wajah tertunduk malu.”
“Shila hanya tersenyum menanggapi tolakan Mika.”
Mata Kuliah Anatomi kini telah berlangsung.
Mika sangat serius dalam memperhatikan apa yang di jelaskan dosen yang diam - diam di kaguminya.
Setelah dosen itu selesai menjelaskan, dosen tersebut memberikan tugas kelompok pada mahasiswanya, diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan tugas tersebut.
Lagi - lagi Mika tidak mendapatkan kelompok.
Shila dengan tutur kata manisnya mengajak masuk kekelompoknya.
Sungguh Mika terenyuh dengan kebaikan Shila.
Mika yang telah menjadi bagian kelompok Shila ternyata hanya dimanfaatkan saja.
Semua tugas hanya Mika seorang yang mengerjakan.
Shila dan teman - temannya hanya sibuk bermain Gadget mereka masing - masing.
Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas itu berakhir, Mika telah menyelesaikannya.
“Apakah sudah selesai tugasnya Mik?” tanya Shila ke Mika
“Tentu saja, siapa yang akan maju untuk mempresentasikan ya?” tanya Mika
“Kamu lah”, jawab serempak Shila dan teman - temannya
Dengan besar hati Mika menjalankan kemauan teman - teman kelompoknya.
Kecerdasan yang Mika miliki membuatnya mudah dalam menjawab pertanyaan dosen yang dikaguminya itu.
Nilai kelompok Shila mendapat Nilai tertinggi dari kelompok lain.
Berkat Mika mereka mendapat nilai sempurna dari dosen Anatomi.
Mata kuliah Anatomi berakhir dan berganti dengan mata kuliah Genetika.
Dosen Genetika sudah masuk ruangan, beliau menjelaskan lalu memberikan tugas ke mahasiswanya.
Mika dengan mudah mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
setelah selesai mengerjakan, Mika ijin ke toilet.
Perutnya yang mulas membuat Mika menghabiskan waktu cukup lama di toilet.
Kini Mika sudah lega, setelah menyelesaikan hajatnya.
Mika telah kembali ke ruangannya.
"Waktu mengerjakan tugas habis" ucap dosen Genetika
"Tolong kumpulkan ke meja saya, tugas anda!" perintah dosen Genetika
seluruh mahasiswa berbondong - bondong mengumpulkan tugasnya.
Mika yang hendak mengumpulkan kebingungan mencari tugas yang dibuatnya itu hilang dari atas mejanya.
“Shil, Apakah kamu melihat tugasku?” tanya Mika kepada Shila
“Aku tidak tau, mungkin kau lupa meletakkannya!” jawab Shila
“Aku tadi menaruhnya di meja ini sebelum aku ijin ke toilet.” penjelasan Mika
“Tapi sungguh aku tidak melihatnya Mik.” jawab Shila pada Mika
Mika tidak menyadari bahwa Shila lah yang telah mengambil lembar tugas miliknya, karena Shila tahu kalau Mika selalu mengerjakan dengan baik.
Dosen tersebut menghitung jumlah lembar tugas dan menyesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang hadir.
“Siapa yang belum mengumpulkan?” tanya dosen
“Semua terdiam, Mika pun diam, karena merasa sudah mengerjakan, tapi kenapa lembar jawabannya hilang.”
“Sekali lagi ,siapa yang belum mengumpulkan?” tanya dosen sekali lagi
“Semua terdiam.”
“Baiklah, kalau tidak ada yang mengaku, bagi yang tidak mengerjakan tugas ini saya kasih nilai E" ucap dosen tersebut
Mika semakin panik, ancaman nilai E membuatnya cemas.
Dengan suara terbata-bata Mika memberanikan diri untuk mengakui bahwa dia belum mengumpulkan.
“Maaaf Bu” ucap Mika sambil gemetar
“Tugas saya hilang, sungguh saya sudah membuatnya, sewaktu sebelum saya ijin ketoilet saya sudah menyelesaikan dan meletakan di atas meja saya, tetapi setelah kembali lembar jawaban tugas saya sudah tidak ada” ucap Mika dengan air mata yang tertahan
“Huuuuuuu....suara riuh teriakan menyorakkan Mika."
“Diam...diam... tolong anda semua diam” ucap sang dosen
“Kenapa anda diam saja, saat saya menanyakannya beberapa kali?” ucap sang dosen
“Maaf, saya sedang berusaha mencarinya” jawab jujur Mika
“Alasan saja, saya tidak mau excuse apapun” ucap sang dosen
“Tolong beri saya kesempatan bu, berikan saya waktu, besok pagi saya akan menyerahkan tugas saya bu, Mika memohon pada sang dosen.”
“Tidak bisa” ucap dosen dengan lantang sambil meninggalkan ruangan
Mika hanya bisa terdiam, airmata yang ditahan perlahan menetes di pipi mulusnya.
Teman - teman mahasiswa lainnya mulai mencibirnya, banyak kata - kata yang membuat hatinya terluka.
Shila datang mendekati Mika bagaikan Dewi penolong.
“Sudahlah Mika jangan menangis lagi” ucap Shila dengan lembut
“Tapi Shil, sungguh aku sudah membuatnya” ucap Mika dengan linangan airmata
Masalah ini membuat Mika tertekan, ancaman nilai E membuat Mika semakin cemas.
Penyakit aneh Mika yang dideritanya selama ini kambuh.
Leher dan tangan Mika telah dipenuhi bercak merah, rasa gatal dan panas telah dirasakan Mika.
Mika yang tak tahan dengan gatal melandanya, membuat Mika menggaruk dengan keras dibagikan tubuh gatalnya.
Sekarang bukan lagi rasa gatal dan panas yang di rasakan Mika, rasa perihpun dirasakannya.
Kuku tajamnya telah membuat goresan di bagian leher dan tangannya.
“Mika,Apakah kau baik- baik saja?” tanya Shila dengan lembut
“Mika hanya menggelengkan kepalanya tanda dia sedang tidak baik.”
“Mika, kita ke kantin yuk!” ajak Shila
“Maaf Shil, aku tidak bisa.” tolak halus Mika.
Mika kembali melanjutkan aktifitas lainnya. Mika menunggu angkot didepan kampusnya.
Angkot yang biasa mengantarkan dirinya ke cafe tempat dirinya bekerja.
Bab 3
Mika tumbuh menjadi gadis yang terbiasa dengan masalah yang hampir tiap hari harus dihadapinya.
Bully an teman di kampus dan di tempat kerja sudah biasa, namun kali ini kemalangan Mika berlanjut, saat rekan kerjanya memperolok - oloknya.
Mika yang tidak mau terjadi konflik dengan rekan kerjanya.
Mika memilih diam dan tidak menanggapinya.
Namun diamnya Mika bukan mereda perlakuan mereka tetapi menjadi petaka bagi dirinya.
Mereka semakin geram dengan sikap tidak respon Mika.
Mereka sengaja memancing amarah Mika.
Kebencian mereka karena Pak Edi, pemilik cafe sangat baik dan perhatian pada Mika di banding karyawannya yang lain.
Puncaknya ketika Mika hendak mau mengganti pakaiannya dengan seragam cafe.
"Hei Mika sini kamu, punya jam tidak?" tanya salah satu dari mereka
"Iya, ada apa Mbak" jawab Mika
"Enak ya masuk kerja seenaknya, jangan karena pak Edi memspecialkan kamu, jadi songong ya!" bentak karyawan senior Mika
Mika tidak menjawab lagi ucapan mereka.
Mika takut menambah kemarahan mereka.
Lalu melanjutkan langkahnya ke toilet untuk mengganti seragamnya.
Namun pemikiran Mika bertolak belakang dengan mereka.
Dengan sengaja mereka bertiga menghadang Mika, salah satu dari mereka mendorong badan Mika sekuat-kuatnya kebelakang.
Sehingga Mika terpelanting dan pelipis kirinya membentur pinggiran meja dapur.
Mika merasakan sakit dan perih, ketika tangannya mengusap bagian pelipis yang perih itu, darah segar menetes.
Takut mendapatkan kekerasan lagi, Mika langsung bangkit berdiri untuk menghindari penganiayaan lainnya.
Mika lanjutkan tujuannya, dia masuk toilet dan mengganti dengan seragam cafe.
Mika mencuci muka dengan sabun muka agar tampak lebih segar.
Saat bercermin terlihat mata bengkaknya yang menjadi saksi tangisan Mika tadi pagi dikampus dan kejadian sore ini.
Setelah selesai mengganti seragam, Mika mulai menjalankan tugasnya sebagai pelayan.
Tiba - tiba salah satu dari mereka berbisik ke Mika.
"Hei Mika, awas kamu kalau sampe mengadukan kami ke Pak Edi atau bu manager" ancam mereka
"Iya mbak" jawab Mika
Mika melupakan begitu saja kejadian yang menimpahnya tadi.
Mika dengan cekatan mulai mendatangi meja pengunjung yang ingin memesan makan dan minum atau sekedar minuman saja.
Bercak merah di leher dan tangannya diabaikannya, walaupun banyak pengunjung yang melihat ke arahnya dengan tatapan jijik.
“Mika...Mika....kesini!” perintah bu manager cafe padanya.
“Ya bu, Mika langsung mendatanginya dengan cepat."
“Tolong kamu antarkan pesanan minuman 3 gelas es koktail ini ke meja No 7.” perintah bu Manager
“Mika langsung melaksanakan perintah bu Manager.”
Mika dengan hati - hati membawa nampan yang berisi 3 gelas es koktail itu.
" Permisi Kak, ini pesanannya" ucap Mika dengan senyum
tidak ada jawaban dari ucapan Mika, hanya lirikan dari mereka.
" ih... jijik, koq pelayan kulit kurap bisa diterima" cibir dari mereka, sambil melirik kearah Mika
Kondisi Mika yang sedang dilanda penyakit anehnya, bercak merah di leher dan tangannya membuat Mika mendapatkan bully an dari mereka.
Mika lagi - lagi tidak merespon dan tetap tersenyum kepada pengunjung cafe itu.
Mika mulai menata es koktail di atas meja tersebut.
Ketika tangan Mika sibuk menata tiba- tiba salah seorang gadis di meja No 7 itu berteriak yang memekakkan telinga.
“Hei...apa yang kau lakukan, kau menumpahkan celanaku dengan es koktail ini!!!” ucap sombong sang gadis itu
Mika yang tak merasa melakukan kesalahan hanya terbengong.
Karena memang tidak ada yang tumpah diatas meja No 7.
Cacian dan makian terucap dari mulut gadis itu dan kedua temannya.
Kegaduhan yang terjadi membuat pengunjung lainya terganggu.
Ada dari mereka yang kasihan dengan Mika, tetapi banyak pula yang ikut mencibir Mika.
Melihat keributan itu, bu manager cafe mendatangi kami.
Mika yang terdiam dan syok atas fitnah yang diucapkan pengunjung cafe itu.
Mika sedih atas tuduhan itu, karena dirinya memang tidak melakukannya.
“Mika, ada apa ini?” tanya bu manager
“Iii..tuu bu.” ucap Mika sambil gemetar.
Belum sempat Mika melanjutkan kata-katanya, gadis itu langsung berkata, bahwa Mika menumpahkan es koktail ke celananya.
“Mendengar hal ini, bu manager langsung meminta maaf atas ketidak nyaman yang pengunjung dapatkan.”
Bu manager juga menyuruh Mika untuk meminta maaf pada gadis pembohong itu.
Awalnya Mika enggan mengucapkan permintaan maaf, namun gadis itu mengancam akan memviralkan pelayanan buruk di cafe ini.
Hal ini membuat Mika dengan terpaksa meminta maaf agar tidak semakin luas masalah ini.
" Maafkan atas ketidak sengajaan saya Kak" ucap Mika kepada 3 gadis pembohong itu.
Bu manager juga menggratiskan semua pesanan minuman di meja No 7 , sebagai permohonan maaf dan meminta agar mereka tidak memviralkan berita ini.
Setelah kesepakatan telah disepakati, maka masalah ini di anggap selesai.
Namun tidak dengan Mika.
Bu manager memanggil Mika untuk ke ruangannya.
Kini Mika sudah ada di dalam ruangan bu manager.
"Mika ini untuk mu" ucap bu manager, sambil memberikan amplop putih
"Apa ini Bu? " tanya Mika
" Buka dan bacalah sendiri" perintah bu manager
Dengan perasan cemas dan takut, Mika membuka amplop putih itu dan membacanya.
"Apa, saya mendapatkan Surat peringatan (SP 1) bu?" tanya Mika
"Ya, perbaiki kinerja mu kalau tidak mau mendapat SP selanjutnya!" ucap bu manager dengan tegas
"Baik bu" jawab Mika
Lalu bu manager menyuruh Mika membayar minuman yang di minum pengunjung tersebut.
Harga 1 gelas es koktail 45 ribu.
Mereka memesan 3 gelas, maka Mika harus membayar 135 ribu.
Mika menego sang manager agar penggantian hari ini untuk potong gaji saja.
Namun keinginan Mika ditolak bu manager dengan alasan transaksi per hari harus di closing di hari yang sama.
Mika hanya bisa menelan ludahnya.
Dengan berat hati Mika membayarnya.
Sungguh Mika ingin sekali teriak sekeras - kerasnya untuk meluapkan beban dalam dadanya.
“Mengapa mereka tega membully ku?”
“Mengapa melakukan kekerasan fisik padaku?”
“Mengapa mereka memfitnahku?”
Pertanyaan ini berputar - putar dalam pikirannya.
Mika bekerja tidak fokus seperti biasanya, senyuman yang biasa terbit di bibirnya bagai tenggelam.
Jam telah menunjukkan jam 11 malam.
Jam kerja Mika hari telah berakhir.
Mika yang lelah tertindas memutuskan untuk merubah diri dan sikapnya.
Sepulang kerja dia tidak langsung pulang ke mess karyawan.
Mika pergi ke salah satu butik yang buka 24 jam, disana dirinya membeli beberapa helai pakaian.
Dirinya mengubah cara berpakaian cupunya menjadi lebih modis.
Mika memilih pakaian yang sedang trend dikalangan anak muda zaman now.
Setelah puas berbelanja niat hatinya ingin pulang ke mess, tetapi ditengah jalan ia melihat ada salon yang masih buka walaupun sudah tengah malam.
Dirinya yang ragu, akhirnya memberanikan diri memasuki salon tersebut.
Mika meminta rambut panjangnya ini di potong segi layer pada hair stylist salon itu.
Setelah puas dengan perubahan dirinya Mika pulang ke Mess.
Dirinya bertekat, mulai esok dan seterusnya dirinya tidak ingin dianggap lemah.
Mika yang sekarang adalah Mika cantik, dengan karakter tegas bukan Mika cupu yang lemah.
“Selamat tinggal masa lalukan”, ucap Mika sebelum tidurnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!