NovelToon NovelToon

Pernikahan Rahasia

PR S1 BAB 1_Vania Zafia Pradipta

Pagi hari yang cerah, seorang gadis cantik berusia 25 tahun harus segera bangun dari tidurnya karena dia harus berangkat bekerja kalau tidak ingin terlambat.

"Sayang, kamu gak kerja apa? Ini udah jam 7 loh!" pekik sang mama.

"Iya, ma." gumam wanita tersebut dari balik selimut dan mulai merenggangkan otot-otot nya.

Wanita tersebut adalah Vania Zafia Pradipta atau yang biasanya di panggil Vania, anak dari pasangan Wildan Pradipta dan juga Devi Pradipta dan jangan lupa dia juga memiliki kakak laki-laki bernama Danar Pradipta dan juga kakak ipar bernama Indri mikaila, gadis cantik berusia 25 tahun sekarang ini bekerja sebagai seorang wartawan dan juga jurnalis di salah satu stasiun tv nasional dan juga masih betah dengan status single nya.

Setelah di bangunkan oleh sang mama Vania pun segera bersih-bersih dan bersiap untuk bekerja karena dia akan ada siaran hari ini.

Vania keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan untuk sarapan bersama dengan keluarganya, di sana sudah ada mama, papa dan juga sang kakak yang juga sudah siap akan bekerja dan juga ada kakak iparnya di sana yang sedang mengandung besar.

Kak Danar dan kak Indri memang tinggal bersama mereka karena keinginan mama dan papa, apalagi sekarang kak Indri sedang mengandung anak pertamanya membuat mama dan papa sedikit was was kalau harus tinggal terpisah karena kak Indri juga sudah tidak memiliki keluarga dan hanya merekalah keluarganya sekarang ini.

Kakaknya sendiri yaitu Danar Pradipta sekarang ini dia bertugas untuk melanjutkan bisnis papa karena di usia papa yang sudah semakin tua papa memilih untuk pensiun dari dunia bisnis, meski pun perusahaannya tidak terlalu besar tetapi cukup lah untuk menafkahi kami sekeluarga beberapa tahun ke depan.

"Pagi semuanya!" kebiasaan Vania yang selalu menyapa di pagi hari.

"Pagi sayang," jawab papa Wildan melihat anak perempuannya.

Mereka sekeluarga pun makan dengan tenang namun sesekali sang kakak yang selalu saja jahil dengan Vania yang selalu menanyakan tentang pacar sang adik, menurutnya entah mengapa membuat adiknya kesal adalah salah satu hobi nya.

"Dek, malam Minggu nanti ke mana?" tanya kak Danar.

"Kakak kepo deh," jawab Vania ketus karena dia tahu kalau kakaknya ini pasti akan mengejeknya.

"Ih kamu itu ya, kakak ini sedang tanya serius tahu!" ucap kak Danar.

"Ya gak kemana-mana kak," jawab Vania.

"Makanya sana cari pacar atau kalau bisa cari suami biar bisa malmingan bareng pasangan gak jomlo kayak itu," ledek kak Danar.

Kan apa yang Vania duga pasti kakaknya akan mengejeknya dan benar saja kakaknya tercinta malah mengejeknya dengan mengatakan Vania jomblo.

"Ih, kak Indri lihat tuh kak Danar ngeselin banget." aduh Vania kepada istri sang kakak karena dia tahu kalau kakaknya itu akan sangat takut jika sudah istrinya yang bertindak.

"Kamu ih mas, jangan di goda terus adiknya itu." ucap kak Indri membuat Vania senang.

"Wekk, rasain!" sahut Vania.

Sedangkan mama dan papa nya hanya melihat tingkah anak anaknya yang menurut mereka sangat lah lucu sekali.

Setelah selesai sarapan Vania pun pamit untuk pergi bekerja dengan Kaka Danar sebagai supirnya karena kantor kak Danar sangat dekat dengan kantor Vania bahkan melewati membuat Vania kadang kadang kalau malas untuk bawa mobil sendiri akan nebeng sang kakak.

"Dek, emang kamu belum mau punya pacar apa kamu yang gak laku?" tanya kak Danar atau lebih tepatnya sih yah ngeledek saat mereka sedang berada di dalam mobil menuju ke tempat kerja mereka berdua.

"Bukan gak laku kak, tapi emang akunya aja yang males pacaran. Kalau soal yang ngechat sih banyak kan adik mu ini cantik sekali tetapi karena aku punya standar yang tinggi jadi tidak semua orang bisa memenuhi standar tersebut," jawab Vania dengan percaya diri.

"Jangan tinggi-tinggi kalau cari kriteria nanti malah kamu jadi perawan tua," ucap sang kakak.

"Ih kakak mah gak asik," sewot Vania.

Setelah itu tak lama mobil pun sampek di depan kantor Vania, dia segera turun dari mobil setelah berpamitan tadi dengan sang kakak.

"Aku kerja dulu ya kak," pamit Vania.

"Iya, hati-hati ya."

Setelah di rasa Vania sudah masuk sempurna ke dalam kantornya kak Danar pun segera melajukan mobil nya ke kantornya juga karena dia akan ada meeting penting pagi ini.

Sedangkan di sisi lain setelah Vania masuk sepenuhnya ke dalam kantor dan segera mengerjakan tugasnya, maklum lah namanya juga bekerja di balik layar televisi jadi harus sering kerja di lapangan untuk mencari berita yang ada.

Hari ini Vania harus melihat sebuah kecelakaan beruntun di jalan raya Siliwang antara bus umum dan juga truk bermuatan bahan bakar dan mengakibatkan ledakan yang cukup besar.

"Vania segera kamu ke sana bareng Anton dan Rangga," ucap pak Sigit ketua divisi berita.

"Baik, pak."

Setelah itu mereka bertiga pun menuju ke lokasi kejadian, miris sekali saat Vania melihat banyaknya korban karena si jago merah yang meluluh lantahkan semuanya.

Tak lama berita pun mulai di naikkan dengan Vania sebagai wartawan untuk memberitakan kejadian tersebut.

Sebenarnya mama Devi awalnya sangat tidak setuju jika Vania harus bekerja sebagai seorang jurnalis karena pekerjaannya yang cukup menyita waktu dan juga berbahaya seperti contohnya sekarang yang harus meliputi sebuah berita kecelakaan namun Vania memberikan pengertian kepada sang mama bahwa dia akan baik baik saja akhirnya mama Devi pun mengizinkan Vania untuk bekerja sebagai jurnalis.

Di tempat kejadian sudah banyak mobil pemadam kebakaran dan juga ambulans yang nantinya membawa para korban ke rumah sakit tak bisa di bayangkan jika Vania di posisi korban atau pun keluarga korban.

Setelah melaporkan kejadian tersebut Vania pun segera kembali ke kantor, sungguh pekerjaan yang sangat melelahkan tetapi tetap menyenangkan bagi Vania karena dia sangat senang bekerja di bidang ini.

.

.

Bersambung......

Halo readers aku balik lagi nih👋👋

Aku bakalan ngadain giveaway nih buat para readers kesayangan aku nantinya di cerita ini, aku bakalan up rules nya jadi jangan sampai ketinggalan ya dengan cerita baru aku ini 😊

PR S1 BAB 2_Raka Tanaka Rasendriya

Sedangkan di sisi lain seorang pria tampan nan gagah yang mempunyai sifat dingin dan cuek berusia 30 tahun yaitu Raka Tanaka Rasendriya atau yang biasanya di panggil Raka, seorang dokter bedah saraf dan juga direktur utama di rumah sakit Rasendriya medical yang juga rumah sakit yang sangat terkenal di kota ini dan CEO dari kerajaan Rasendriya company.

Anak semata wayang dari pasangan Bagas Rasendriya dan Aida Rasendriya dan juga pewaris satu satunya dari kerajaan Rasendriya company ini terkenal dengan sifat dinginnya dan cuek sekali bahkan mama Aida sudah sangat pusing menangani sang anak yang sudah berkepala tiga tapi masih betah menjomblo.

.

Raka keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan di mana di sana sudah ada orang tuanya yang menunggunya untuk sarapan bersama.

"Pagi," sapa Raka dengan dingin.

Dia memang terlihat dingin dan juga cuek di luar sana seperti tidak pernah bisa di gapai dan di sentuh tetapi jika bersama dengan keluarganya maka Raka akan menjadi seorang yang lebih penuh kasih sayang meski pun dia tetap sering diam dan tak banyak bicara.

"Pagi, sayang. Yuk sarapan dulu," ajak mama Aida.

"Kayaknya aku langsung ke ruang sakit aja deh ma soalnya ada operasi sebentar lagi," ucap Raka.

"Kalau begitu nih bawa bekalnya," sahut mama Aida memberikan bekal untuk sang anak karena beliau tahu kalau anaknya pasti akan mengatakan hal tersebut.

"Kalau begitu Raka berangkat dulu ya ma, pa." pamit Raka setelah mengambil bekal makanan dari sang mama.

"Hati-hati, ka." ucap papa Bagas.

"Hati-hati, sayang." lanjut mama Aida.

Raka pun pergi meninggalkan orang tuanya dan keluar dari mansion besarnya itu.

"Pa, kenapa ya Raka itu anaknya kok pendiem banget, susah banget kalau di suruh ngomong!" ucap mama Aida yang sedikit kesal dengan sikap sang anak.

"Kalau begini terus kapan coba mama bisa punya mantu, apa jangan jangan dia masih kepikiran sama mantannya yang ninggalin dia itu pa?" terka mama Aida karena anaknya setelah putus dengan pacarnya dulu tidak pernah sekali pun membawa pacar barunya kepada mama Aida.

"Udah ah ma, biarin aja dia mencari pasangannya sendiri kita gak usah ikut campur." ucap papa Bagas.

"Papa ini gimana sih, Raka itu udah umur tiga puluh tahun pa, bisa bisa jadi perjaka tua dia kalau tak juga mencari pasangan hidup, emangnya papa mau apa mati sebelum melihat Raka memiliki istri dan anak, mau apa papa gak lihat cucu dulu?!" ucap mama Aida yang ada benarnya juga.

"Yah papa gak mau lah, papa masih pingin lihat cucu imutnya papa nanti." ucap papa Bagas.

"Kan, makanya suruh anak mu itu buat cari pacar dan kalau bisa langsung nikah." ucap mama Aida.

Sedangkan Raka setelah keluar dari mansion besarnya, dia segera menaiki mobil mewahnya menuju ke rumah sakit Rasendriya medical karena memang dia ada operasi sebentar lagi dan juga akan ada rapat penting dengan para dokter dan juga profesor membahas tentang sebuah operasi.

Sampai di rumah sakit dia segera melakukan prosedur operasi yang sudah di jadwalkan, operasi ini memakan waktu kurang lebih dua belas jam membuat Raka harus ekstra hati-hati karena memang operasi ini sangat berbahaya, namun semua orang tahu yang mengoperasi pasien ini adalah dokter Raka sehingga semuanya sudah yakin kalau ini pasti akan berhasil.

Di luar perkiraan operasi hanya berjalan selama delapan jam dan juga operasi nya sangat sukses sehingga sebelum jam empat sore operasi sudah selesai, setelah di rasa opersi sudah selesai Raka pun berencana untuk mengadakan rapat untuk membahas sebuah operasi sulit lainya namun belum juga dia berganti pakaian saat dia melewati IGD di sana sudah banyak pasien dengan banyak luka maklum Raka belum mendengar akan kejadian kebakaran yang terjadi tadi pagi sehingga dia tidak tau para pasien tersebut kenapa.

"Sus, ini ada apa?" tanya Raka kepada salah satu suster.

"Dokter Raka, dok mereka adalah korban dari kecelakaan maut dari truk yang berisi minyak yang meledak." ucap suster tersebut.

Setelah itu Raka tidak tega melihat para dokter dan suster sepertinya sedang kekurangan tenaga karena untuk beberapa hari ini banyak dokter dan suster yang di kirim oleh rumah sakit untuk melakukan tugas di wilayah bencana di luar kota karena terkena tsunami, Raka pun akhirnya harus turun tangan untuk mengecek para korban dan dia harus menunda rapat tersebut menjadi besok atau pun lain harinya.

Sebagai dokter, Raka harus siap siaga selama dua puluh empat jam jika ada panggilan mendadak ke rumah sakit pun dia harus bersedia, begitu lah resiko menjadi dokter tetapi Raka tidak pernah merasa terbebani karena begitu lah jalan yang sudah ia pilih.

Hampir lima jam korban terus berdatangan akhirnya IGD pun mulai kondusif dan tidak banyak korban meninggal dunia meskipun ada beberapa yang tak terselamatkan mulai dari di perjalanan atau pun di rumah sakit karena itu sudah kehendak yang di atas seberapa kita berusaha takdir tuhan lebih tepat.

Sekarang ini sudah hampir jam sebelas malam, sebenarnya waktu pulang Raka sudah lewat yaitu jam enam atau jam tujuh biasanya tetapi sekarang hampir jam sebelas. Raka pun mulai mengemasi barangnya dan pergi dari rumah sakit menuju ke mansionnya, ada rasa penyesalan setiap kali dia harus mengumumkan kabar tentang kematian pasien karena baginya tidak ada yang berharga kecuali hidup dan nyawa manusia.

Saat masuk di sana sudah ada papa Bagas yang menunggu Raka pulang setelah mendapatkan kabar tentang kecelakaan maut tersebut.

"Papa, papa belum tidur?" tanya Raka.

"Belum ka, papa khawatir sama kamu. Gimana kondisi rumah sakit?" tanya papa Bagas yang tahu kalau sebagian besar korban di larikan ke rumah sakit Rasendriya medical.

"Ya begitu pa, karena banyak dokter dan suster yang ikut ke bantuan bencana dan juga ada yang sedang operasi jadi penanganan jadi sedikit lambat tapi untungnya tak lama dokter yang sudah selesai operasi juga membantu," ucap Raka.

"Ya sudah kalau begitu lebih baik kamu ke kamar bersih bersih kemudian tidur pasti capek kan, tadi kamu bilang juga ada operasi pagi gitu." sahut papa Bagas.

Raka pun berpamitan dan pergi dari ruang tamu menuju ke kamarnya di lantai dua, papa Bagas memang sering menanyakan soal rumah sakit kepada sang putra karena bagiamana pun ruang sakit tersebut adalah rumah sakit yang berarti untuk papa Bagas karena sebelum Raka yang mengambil alih rumah sakit tersebut beliau lah dulunya yang mengelola rumah sakit tersebut yang di berikan oleh sang papa yaitu kakek Raka.

.

.

Bersambung..........

PR S1 BAB 3_Ganti Rugi

Pagi harinya semuanya terasa sama saja baik bagi Raka maupun Vania, seperti sekarang ini Vania memilih untuk menaiki motor Scoopy kesayangannya dari pada mobil di rumahnya karena baginya motor adalah kendaraan paling cepat dari pada mobil.

Namun sialnya di tengah perjalanan tak sengaja dia menabrak sebuah mobil mewah di lampu merah, itu semua karena salah sebuah motor yang langsung menyalipnya sehingga Vania yang terkejut pun harus banting stir ke kiri dan kebetulan ada sebuah mobil mewah yang melaju dan berhenti karena lampu merah.

BRAK

Bunyi tabrakan yang cukup kencang, untungnya saja Vania tidak apa-apa namun mobil mewah tersebut mengalami beret yang cukup besar dan vania yakin penanganan mobil tersebut pasti akan sangat mahal bahkan gajinya sebagai seorang jurnalis pun akan sangat kurang.

"Mampus elo Vania," sahut Vania mengatai dirinya sendiri karena kecerobohan nya yang harus berurusan dengan mobil orang kaya.

Sedangkan di sisi lain Raka sedang berkendara santai di jalanan menuju ke rumah sakit, dia tidak terburu-buru karena tidak ada operasi pagi ini dan hanya ada beberapa pasien rawat jalan dan juga rapat yang sempat tertunda itu.

Saat di lampu merah Raka pun harus berhenti karena merah dengan hati-hati Raka berhenti namun sialnya saat dia akan berhenti tiba-tiba di samping kanannya terdengar sebuah benda yang menabrak mobilnya, saat dia melihat di spion ternyata sebuah motor menabrak mobilnya dan sepertinya meninggalkan bekas yang cukup banyak karena dari tabrakan tersebut terdengar sangat kencang.

Akhirnya Raka pun menepikan mobilnya di ikuti oleh motor Scoopy tersebut yap siapa lagi kalau bukan Vania Zafia Pradipta wanita cantik dengan sejuta kecerobohannya.

"Maaf pak, saya sama sekali tidak tahu tadi ada motor yang nyalip saya jadi saya oleng pak." ucap Vania mencari pembelaan.

Sedangkan Raka hanya menatap tajam ke arah wanita yang sudah membuat mobilnya beret panjang.

"Saya akan maafkan kamu namun kamu harus tetap mengganti rugi semua kerusakan ini!" ucap Raka dengan nada dinginnya yang bisa mengintimidasi seseorang.

"Baik, pak." jawab Vania yang tidak bisa menghindar dari tanggung jawabnya.

"Dan satu lagi jangan panggil saya pak karena saya bukan bapakmu," ucap Raka.

"Iya, maaf." balas Vania dengan wajah sedikit kesal, dia sudah telat tapi masih saja di marahi bikin moodnya tambah hilang saja.

"Mana kartu nama kamu," minta Raka.

"Buat apa?" sahut Vania tidak tahu tujuan pria di depannya ini meminta nomor hp nya.

"Untuk meminta ganti rugi sama kamu," tekan Raka kemudian mengambil kartu nama Vania yang kebetulan memang terlihat olehnya di tas wanita tersebut.

"Asisten saya akan segera menghubungi kamu dan meminta ganti ruginya," ucap Raka kemudian pergi meninggalkan Vania yang masih mematung di tempat.

Tak lama dia pun sadar dan segera pergi dari sana karena dia sendiri sudah sangat terlambat bisa-bisa dia kena omel sama pak Sigit.

Satu Minggu kemudian tak ada orang yang menghubungi nya sama sekali membuat Vania merasa sedikit lega dan berfikir kalau ganti ruginya tak jadi, namun saat dia akan pulang dari kantor tiba-tiba hp nya berdering menandakan ada telepon masuk dari nomor yang tidak ia kenal, vania pun segera mengangkat telepon tersebut takut jika ada berita penting yang ia tidak tahu tanpa tahu siapa yang menelepon nya.

[Halo, dengan Vania di sini. kalau boleh tahu ini siapa ya?]

[Hal, saya Rizky asisten dari tuan Raka.]

[Asisten, Raka?]

Raka memang tak hanya dokter dan juga direktur rumah sakit tetapi juga CEO dari Rasendriya company sehingga dia memiliki sekertaris dan juga sekaligus asisten pribadinya yaitu Rizky namun hanya saja Rizky membantu Raka mengurus semuanya kecuali yang berurusan dengan medis tapi tetap mengurusi berkas rumah sakit yang tidak berhubungan dengan medis saja.

[Nona bukannya pernah menabrak mobil dari bos saya, beliau menyuruh saya untuk menghubungi nona dan meminta nona untuk mengganti rugi semua kerusakan yang sudah di timbulkan oleh nona.]

[Oh iya, kalau begitu tagihannya boleh di kirimkan ke saya biar saya bayar,]

[Baik, nona.]

Setelah itu telepon pun mati dan tak lama sebuah pesan masuk dengan tagihan perbaikan mobil yang membuatnya tercengang.

"Apa! Bagaimana bisa semahal ini padahal kan beretnya juga gak terlalu besar besar banget tapi bagaimana bisa sampai 70 juta," ucap Vania.

Dia tidak paham dengan urusan otomotif sehingga tidak ada pilihan lain selain harus menggantikan biaya kerusakan yang aja.

Dia pun mentransfer uang tersebut ke rekening yang sudah di kasih padanya, rasanya sangat sesak sekali saat melihat saldo tabungannya harus terkuras habis hanya gara-gara kelalaian nya padahal dia harus menabung dulu untuk mendapatkan uang tersebut tapi sekarang malah hilang begitu saja.

"Udah miskin sekarang aku tuhan," rengek Vania tak percaya akan hal tersebut.

Di sisi lain Raka sedang berada di kantor pusat kerajaan bisnis Rasendriya, setelah satu Minggu menunggu mobilnya selesai di perbaiki akhirnya hari ini jadi juga. Raka menyuruh Rizky asisten pribadi nya untuk meminta ganti rugi kepada wanita ayang menabraknya kala itu.

"Tuan, baru saja uang ganti ruginya di transfer oleh orang yang menabrak mobil tuan." ucap Rizky memberitahukan Raka.

"Bagus, kalau begitu kamu boleh pergi," jawab Raka yang masih saja fokus dengan berkas di depannya.

.

.

Bersambung..........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!