Namaku Keisha Anindya aku besar di sebuah panti asuhan, aku tidak tahu kedua orang tuaku siapa, karena dari cerita ibu panti aku di temukan di pos ronda yang tidak jauh dari panti asuhan ini. Oleh warga setempat yang menemukan diriku, aku di bawa kesini.
19 tahun sudah aku berada disini dan tepat hari ini satu tahun setelah kelulusan ku dari SMA dan anniversary ku dengan kekasihku yang ke tiga, aku dan dia berencana akan merayakannya bersama. Elvan Nanda ya itu nama kekasihku dia seumuran denganku kami bersama sejak kelas 11 Sekolah menengah atas.
Aku memiliki seorang sahabat dia anak orang cukup berada bernama Elena Veronica, aku bersahabat dengan gadis itu sejak duduk di bangku SMP jujur saja hanya dia yang yang mau berteman denganku karena aku anak panti kebanyakan tidak mau berteman denganku.
Pertama kali bertemu dengan Elena saat kami satu tim di saat mengadakan MOS sejak saat itu kami berteman dan bersahabat sampai sekarang.
Aku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena terhalang biaya jadi aku memutuskan untuk bekerja di salah satu kafe sedangkan sahabatku dan juga kekasihku mereka melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama.
...Keisha Anindya...
...Elvan Nanda...
...Elena Veronica...
*****
Hari ini Kami bertiga janjian di sebuah danau untuk merayakan hari anniversary ku dengan Elvan.
Aku sudah menunggu Elvan di tepi danau beberapa waktu dan akhirnya kekasihku dan sahabatku datang.
Ya Elvan dan Elena mereka datang bersama itu hal biasa yang ku lihat karena mereka kuliah di universitas yang sama juga mengambil jurusan yang sama pula jadi wajar saja mereka selalu berbarengan.
Kalau di tanya apakah diriku sedih iya karena jujur saja aku sangat ingin melanjutkan kuliah tapi apa daya aku tak mampu.
"Sayang maaf membuat mu menunggu lama" ucap Elvan yang sudah berada di sampingku.
Aku tersentak kaget karena dia sudah duduk di sampingku lalu aku pun tersenyum dan menjawab "tak apa Bee".
Kulihat Elena duduk di seberang kami berada "Aku membawakan camilan untuk kita hari ini" ucapnya.
Aku tersenyum menganggukkan kepalaku "Terimakasih" jawabku.
Siang itu kami lalui dengan bersenda gurau ya kami bertiga sering bersama karena hanya Elvan dan Elena yang terdekat denganku.
Sampai suatu ketika dadaku terasa sakit tepat saat aku memakan kue brownies yang di bawa oleh Elena, aku memegang dadaku yang berdenyut dan tetiba merasa sesak "Ha ha ha" aku mencoba menekan dadaku, "Bee dadaku sakit" ucapku mencoba meraih tangannya tapi hal yang mengejutkan bagiku, tanganku di tepis oleh Elvan "Nikmatilah sayang" ucap Elvan tersenyum padaku.
Aku terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya dia berdiri dan duduk di samping Elena dan merangkul bahunya.
"Apa maksud nya ini se mua" ucapku sembari tersengal menahan sakit di dadaku.
"Sudah jelaskan Key bahwa kamu sudah saatnya pergi" ucap Elena tersenyum padaku.
Aku mengerutkan dahi ku tanda masih bingung akan ucapannya.
"Sudahlah Bee lebih baik jelaskan padanya di saat-saat terakhir dirinya" ucapan dari Elvan membuat dadaku semakin sakit.
"Bee, kamu memanggil El... dengan sebutan Bee.." ucapku dan mereka berdua tersenyum dan menganggukkan kepala mereka bersama.
Elena berdiri mendekati diriku "Dengarkan baik-baik Key aku akan menceritakan sebuah kebenaran padamu. Aku dan Elvan kami adalah sepasang kekasih, aku telah lama menjalin hubungan dengan Elvan meskipun kamu orang pertama yang menyandang status pacarnya Elvan tapi tak masalah bagiku karena orang yang benar-benar di cintai oleh Elvan adalah diriku"
"Kami menjalin hubungan setelah anniversary satu bulan kalian, hehe cukup lama kan jadi anniversary kamu dengan Elvan juga anniversary aku dengan Elvan hanya berbeda satu bulan Key sayang" tambahnya lagi sembari tersenyum remeh padaku.
Ku lihat Elvan berdiri mendekat ke arahku lebih tepatnya berdiri di samping Elena sembari merangkul mesra "Maaf Key bahwa kebenaran ini menyakitkan bagimu tapi jujur saja aku menjalin hubungan denganmu hanya karena kasihan tidak benar-benar mencintaimu".
Aku tertunduk mendengar hal itu sembari masih menahan sakit di dadaku aku berusaha menguatkan diriku untuk berkata hal terakhir kalinya pada mereka.
"Terima kasih a..tas se..ga..lanya Bee, terima kasih un..tuk mu ju..ga El ka..re..na mau men..jadi sa..ha..bat ku se..lama ini, meski se..ka..rang aku ha..rus mene..rima ke..nya..taan bah..wa aku di khia..nati oleh orang yang pa..ling aku kasihi sa..tu, hal yang aku se..sali me..nga..pa ka..lian tidak me..nga..ta..kan lebih awal ka..lau ka..lian sa..ling men..cintai, an..dai kalian me..nga..takan aku siap un..tuk un..dur diri" jawabku semakin melemah dan "Uhukk" aku mengeluarkan seteguk darah dan aku merebahkan diriku yang sudah sangat tidak mampu untuk duduk.
"Selamat tinggal" ucapku untuk yang terakhir kalinya dan aku menutup mataku.
POV Elvan
Deg
Mendengar ucapan dari Keisha saat dia mengatakan terimakasih padaku juga El entah mengapa aku merasakan suatu hal yang tak bisa aku jelaskan.
Jujur saja selama menjalin hubungan dengan Key dia gadis baik meskipun tingkahnya yang sering terlihat konyol juga sering memalukan tapi dia bukan tipe pacar yang menuntut diriku tapi mengapa dengan kejamnya aku mencoba menyingkirkan dirinya hanya karena aku ingin mempublikasikan hubunganku dengan Elena.
"Hon, ada apa, mengapa melamun?" tanya Elena menggandeng lenganku dan mengembalikan kesadaran ku.
"Tidak ada apa-apa Bee" jawabku sembari masih fokus melihat Keisha yang tergeletak di tanah dengan darah yang keluar dari dalam mulutnya.
"Semua sudah selesai, saatnya kita bahagia tanpa ada orang lain di antara hubungan kita" ucap Elena.
Aku dan Elena membawa tubuh Keisha ke pinggir danau dan menceburkan tubuhnya ke dalam danau kemudian kami pun bergegas pergi dari sana.
*****
Di tempat lain di sebuah rumah yang cukup besar ada seorang perempuan yang terbaring lemah di atas ranjang sejak seminggu yang lalu mata itu terpejam dan seperti begitu enggan untuk terbuka lagi.
Hanya ada satu orang yang setia di samping perempuan itu.
Bi Minah satu-satunya pelayan di rumah besar itu yang menyayangi perempuan yang sedang terbaring saat ini.
"Nyonya, saya izin membersihkan tubuh nyonya ya" ucap bi Minah.
Bi Minah mengambil kain yang berada dalam mangkuk kemudian memeras airnya setelah itu membersihkan wajah juga tubuh nyonya nya itu dengan sangat lembut.
"Sudah seminggu loh Nyonya rebahan seperti ini, apakah Nyonya tidak bosan?" ucap bi Minah dengan tetesan air matanya.
Bi Minah orang yang sangat menyayangi perempuan yang sedang terbaring itu sekaligus majikannya di rumah besar ini.
*****
Jeng jeng jeng
Halo kakak-kakak semua ay kembali bikin cerita yang berbeda dari sebelumnya kali ini ay mencoba bikin cerita seseorang yang berpindah tempat hehe semoga kalian semua suka ya.
Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya zheyeng like komen tap favorit untuk masukkan ke dalam rak kalian.
Sekali lagi ay ucapin makasih banyak untuk semuanya yang sudah berkenan untuk mampir ke cerita receh ay ini.
...Salam hangat dari Aya ❤️...
📌 gambar by pinterest
...Papayo...
Eughh
Seseorang yang terbaring di atas ranjang tersebut melenguh merasakan sakit di kepalanya.
Matanya mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di dalam ruangan tersebut.
Setelah beberapa saat dirinya sudah bisa membuka matanya dengan sempurna.
"Au, kepalaku berdenyut" ucap orang itu.
Orang yang baru saja sadar itu menatap heran ke seluruh ruangan, dirinya bingung dan bertanya-tanya ada di mana dirinya saat ini.
"Mengapa kepalaku sakit ya, seingat ku yang sakit itu kan dadaku tapi kok ini malah kepalaku ya yang berdenyut" Ucap orang itu sembari masih memijit pelipisnya.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya.
"NYONYA" ucap wanita paruh baya itu lebih tepatnya berteriak mungkin karena kaget atau apalah.
"Hemm" Aku mengernyitkan dahi ku bingung siapa wanita ini.
Wanita paruh baya itu pun mendekat ke sisi samping ranjang ku berada.
"Syukurlah Nyonya sudah sadar, bibi senang melihatnya" ucap wanita paruh baya itu.
"Kamu siapa?" tanyaku yang memang benar-benar tidak tahu siapa dia.
"Apa Nyonya tidak ingat siapa Saya?" tanya wanita di depanku ini yang terlihat sangat syok.
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban karena memang aku tidak tahu siapa dia.
Wanita paruh baya itu pun luruh terduduk di samping ranjang ku dia terisak dan Aku pun mencoba menurunkan kakiku dari ranjang karena aku ingin menarik wanita itu agar tidak duduk di atas lantai.
"Eh Nyonya mau apa? kalau Nyonya mau sesuatu katakan saja biar bibi yang ambil kan" ucapnya padaku di sela isakan tangisnya.
"Maaf bi bisakah bibi berdiri dari situ dan duduk di sini di sampingku" ucapku sambil menepuk disebelah tempat kosong ranjang ku ini.
"Bibi di sini saja Nyonya" jawabnya yang masih setia duduk di atas lantai.
"Bi coba tarik bangku itu ke sisi ranjang ku ini dan bibi duduk di situ" ucapku dengan nada sedikit tegas mengisyaratkan bahwa tidak mau di tolak.
Wanita paruh baya itu pun menganggukkan kepalanya dia berdiri dan menarik bangku yang ada di samping tembok yang ada di ruangan ini.
"Coba ceritakan sebenarnya siapa Aku ini karena aku benar-benar tidak mengetahui siapa diriku dan apa yang terjadi" ucapku dengan tersenyum
Wanita paruh baya itu pun menganggukkan kepalanya dan dia mulai bercerita.
"Nyonya bernama Arsyila Romeesa Farzana berusia 25 tahun anak dari Tuan Romi dan Nyonya Anita. Nyonya adalah istri dari Tuan Abercio Arzan Adelard, Anda dan Tuan menikah sudah berlangsung selama 4 tahun. Tuan Arzan adalah Putra dari Tuan Aarav Adelard dan Nyonya Shanum. Tuan Aarav dan Nyonya Shanum adalah sahabat dari kedua orang tua Anda. Kedua orang tua Nyonya Zana meninggal karena kecelakaan sewaktu umur Anda 10 tahun dan setelah kejadian itu Nyonya diasuh oleh kedua orang yang menjadi mertua Anda saat ini. Sewaktu umur Nyonya Zana ingin memasuki usia 21 tahun, Nyonya Shanum menginginkan kan Anda menjadi istri dari Putranya. Tuan Arzan ingin menolak karena dirinya sudah mempunyai seorang kekasih tetapi karena keadaan Nyonya Shanum yang semakin hari semakin memburuk karena penyakit yang dideritanya tuan Arzan pun akhirnya menyetujui dirinya menikah dengan Nyonya Zana. Satu minggu setelah pernikahan berlangsung Nyonya Shanum akhirnya berpulang ke pangkuan Ilahi" heuh wanita paruh baya di depanku ini membuang nafasnya yang begitu berat.
Aku tersenyum saat dia memandangku dan aku pun kembali berkata "lanjutkan ceritanya bi" dan dia pun menganggukkan kepalanya kembali memulai cerita.
"1 bulan setelah kepergian Nyonya Shanum Tuan Aarav pergi ke luar negeri tepatnya ke negara Swiss selain untuk menenangkan diri juga untuk mengurus perusahaannya. Sekarang di rumah besar ini hanya ada Anda Tuan Arzan dan para pelayan termasuk saya bi Minah" ucap perempuan ini yang akhirnya aku mengetahui namanya.
"Terus bagaimana ceritanya Aku sampai lupa siapa dan apa yang terjadi pada diriku ini?" tanyaku pada bi Minah.
Aku melihat bi Minah menarik nafas begitu berat. Aku bertanya-tanya dalam pikiranku apakah kebenaran tentang diriku ini begitu berat?
"Begini Nyonya, 1 minggu yang lalu Saya dan beberapa pelayan menemukan Nyonya yang hampir tenggelam di danau belakang rumah ini, seperti biasa Nyonya selalu duduk di gazebo dekat danau buatan tuan Aarav itu. Saya yang sore itu terlambat membawakan camilan dan juga teh melati kesukaan Nyonya disebabkan saya harus terlebih dahulu melayani seorang wanita yang dibawa oleh Tuan Arzan ke rumah ini, setelah selesai baru Saya menemui Nyonya di gazebo tapi hal yang sangat mengejutkan, Saya melihat Nyonya terjun kedalam danau membuat Saya berteriak histeris dan memanggil beberapa pelayan untuk membantu Nyonya naik ke permukaan. Setelah Nyonya bisa diangkat ke permukaan Saya melihat darah segar keluar dari kepala Anda, ternyata kepala Nyonya terbentur batu yang ada di danau tersebut, dokter mengatakan semoga benturan di kepala Nyonya tidak berakibat fatal contohnya sampai membuat Nyonya amnesia tapi ternyata hal itu benar-benar terjadi. Benturan tersebut membuat Nyonya tidak mengingat apapun" ucap bi Minah yang kembali terisak sedangkan Aku yang masih setia mendengarkan melihat bi Minah kembali tersedu saat menceritakan kejadian tempo hari, Aku dapat menyimpulkan bahwa wanita di depanku ini sangat menyayangi pemilik asli tubuh ini.
"Lanjutkan bi Aku ingin mendengarkan semua ceritanya" ucapku.
"Anda dan Tuan Arzan tidur terpisah sejak awal menikah, Tuan Arzan awalnya orang yang hangat tapi semua berubah seiring berubahnya status hubungan Anda dan Tuan. Beliau sendiri yang lebih suka menghabiskan waktu diluar rumah ataupun kalau Tuan ada di rumah ini dapat di pastikan kekasihnya itu ikut dengannya" cerita tentang kekasih dari suami nyonya pemilik tubuh barunya ini entah mengapa membuat diriku mengingat kembali cerita kehidupan ku sebelumnya.
"Apa bibi mengetahui penyebab pastinya Aku terjun ke danau tersebut?"
"Untuk pastinya Saya tidak tahu Nyonya, tapi kemungkinan karena Nona Davina yang ingin tinggal bersama dirumah ini" jawaban dari bi Minah membuat ku tersentak.
"Apa? jadi wanita itu ingin tinggal disini bersama haih wanita gila, apa apa an itu " ucapku sedikit emosi ku lirik bi Minah seperti terkejut ke arahku "ada apa bi?" tanya ku.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya "tidak ada Nyonya"
"Ok lanjut cerita tentang kebiasaan diriku di rumah ini" ucapku jujur saja tidak ada memori sedikitpun yang tersisa untuk Aku mengetahui kebenaran tentang pemilik asli tubuh yang ku tempati ini.
"Nyonya selalu menyiapkan segala keperluan Tuan Arzan dari pakaian sampai memasak meskipun pada akhirnya mau pakaian dan juga makanan yang dimasak Nyonya tidak di sentuh oleh Tuan Arzan, Nyonya tetap melakukan hal itu" perkataan bi Minah kali ini tiba-tiba saja membuat ku mengepalkan kedua tanganku.
"Nyonya" panggil bi Minah karena melihat diriku yang hanya diam saja.
"Iya bi, apa sudah semuanya?" tanyaku dan di angguki oleh perempuan di depanku ini.
"Baiklah, bibi boleh keluar Aku ingin istirahat sekarang" ucapku
"Baiklah Nyonya bibi keluar selamat beristirahat Nyonya" jawabnya sembari melangkah pergi menuju pintu.
Setelah kepergiannya Aku pun memejamkan mataku kembali karena tiba-tiba saja kepalaku kembali berdenyut.
*****
Jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya ya zheyeng like komen juga jangan lupa untuk tap favorit biar masuk rak kalian hehe.
...see you in the next episode...
Salam hangat dari Aya ❤️
...papayo...
POV Farzana.
HOAM...
Seseorang baru saja bangun dari tidur nyenyak nya.
Seseorang itu yang tak lain adalah Farzana. Saat dia bangun matahari sudah sangat condong, tinggal beberapa jam lagi matahari akan benar-benar tenggelam dan angkasa akan di taburi oleh jutaan bintang-bintang.
Farzana beringsut duduk dan mengambil sebuah foto yang ada di atas nakas tersebut.
"Nyonya Farzana ini sebenernya cantik ye kan cuman penampilan dia doang yang agak cupu hehe" gumam ku setelah memandang foto tersebut.
Ku taruh bingkai foto tersebut, Aku menurunkan kedua kakiku dan berniat ingin mandi. Aku berjalan menuju kamar mandi, tapi tiba-tiba...
BRAK...
"Auu"
CEKLEK...
"Nyonya..."
Setelah itu bi Minah berlari mendekati diriku.
"Nyonya ada apa? apa Nyonya butuh sesuatu?" tanya bi Minah sembari membantu diriku berdiri.
"Ah tidak bi, Aku hanya ingin pergi mandi tapi penglihatan ku masih belum terlalu jelas dan tiba-tiba saja Aku terjatuh" jawabnya
"mengapa Nyonya tidak memakai kacamata nyonya?" tanya bi Minah.
"Hah.. ku pikir karena efek kepalaku yang masih sakit ternyata karena memang penglihatan si Nyonya ini yang bermasalah" ucap Keisha dalam hati.
"Hehe, maaf bi Aku lupa" ucapku.
"Eh, Nyonya kenapa harus minta maaf pada bibi? Nyonya ini ada-ada saja" jawabnya sembari mengambilkan kacamata yang ada di atas nakas sebelah tempat tidurku.
"Ini Nyonya kacamatanya"
"Terimakasih bi, ah jelasnya hehe" jawabku membuatnya ikut tersenyum.
Aku berlalu pergi untuk mandi dan bi Minah membersihkan tempat tidurku.
Setelah selesai, Aku keluar dari kamar mandi kulihat bi Minah sudah tidak ada di kamarku.
Aku berjalan ke arah ruangan yang aku ketahui tempat menyimpan baju oleh pemilik tubuh ini.
Ceklek
Ku masuki ruangan yang sering di sebut walk-in closet itu dan yah cukup luas dengan deretan pakaian juga barang milik Nyonya Farzana ini.
Ku pilih salah satu baju untuk Aku pakai. Selesai Aku berpakaian, aku pun menuju meja rias.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan sosok yang beberapa saat lalu membantu ku, ya dia bi Minah.
"Nyonya ini saya bawakan makanan" ucap bi Minah sembari menaruh di atas nakas.
Aku sedikit bingung mengapa Aku makan harus dikamar, kenapa tidak di luar tepatnya di meja makan, apa tidak ada meja makan di rumah ini?
"Bi" panggil ku.
Bi Minah menoleh dan "iya Nyonya" jawabnya
"Kok Aku makan disini? mengapa gak di luar di meja makan tepatnya?" tanya ku sambil mengangkat sebelah alisku.
"Kan kebiasaan Nyonya selalu makan di kamar, kalau Tuan Arzan ada di rumah" jawaban dari bi Minah mengerutkan dahi ku
"Mengapa seperti itu?" tanya ku yang masih bingung.
"Nyonya selalu menghindari untuk bertemu dengan Tuan, karena Tuan yang selalu acuh pada Nyonya, dan hal itu yang membuat Anda tidak ingin makan bersama dengan beliau di meja makan" jawab bi Minah.
"What? sebegitu cintanya dirimu pada suamimu itu ya Nyonya" Aku terlonjak kaget dan hanya berkata di dalam hati.
"Mulai saat ini Aku hanya ingin makan di luar kamar bi, oke" ucapku dan kulihat bi Minah sedikit kaget tapi setelahnya ku lihat sebuah senyuman terukir di wajahnya yang tidak lagi muda itu.
"Baiklah Nyonya, kalau begitu Saya akan membawa kembali makanan ini dan akan menyiiapkan di meja makan" jawabnya dan ku angguki dengan kepalaku.
Setelah bi Minah keluar, Aku pun bersiap untuk keluar menuju dapur karena jujur saja perutku sudah mengadakan konser sedari tadi.
Aku berjalan keluar dan ternyata kamar yang ku tempati berada di lantai atas rumah ini. Perlahan ku turuni anak tangga satu persatu, lah iya satu satu mana mungkin aku langsung melangkah dari atas anak tangga ke 10 langsung ke anak tangga kesatu lebar amat langkah ku hehe.
Sampai di lantai dasar, Aku berjalan menyusuri rumah tersebut ke arah yang ku yakini ruang makan karena ku lihat bi Minah ada di sana sembari melihat isi rumah yang membuat ku takjub.
"Tak menyangka sekarang Aku hidup jadi orang kaya meskipun jadi istri yang tak di anggap uhh sedihnya hehe" gumam ku dalam hati sembari berjalan menuju dapur.
Sampai di depan meja makan kulihat ada seseorang duduk di sana, ya seorang perempuan yang ku yakini kekasih dari suami pemilik tubuh ini.
"Hai Zana" sapa wanita itu tersenyum ke arahku.
"Hai juga" balasku dengan sebuah senyuman terukir indah dibibir mungil ku.
"Kamu Farzana kan, aku Clarissa Davina kekasih dari Arzan" ucapnya dengan sedikit tekanan di namanya juga nama suami Nyonya Farzana ini.
Tak ada sahutan dariku, karena Aku sudah terlalu malas melihat wajahnya dengan bibir besarnya haha mengapa sampai sebesar itu, Aku sedikit kepo akan hal itu tapi diriku lebih memilih untuk diam.
"Silakan Nyonya makan dulu" ucap bi Minah mengalihkan pemikiran ku barusan. Ku angguki bi Minah, belum juga masuk sesendok nasi ke mulut, suara langkah kaki mendekat dan mengalihkan pandangan ku ke arah suara tersebut. Tepat berada di ujung meja makan ini ada seseorang berdiri memandang ke arah ku. Ku perhatikan betul rupa dari lelaki tersebut, heum tampan dan terlihat macho. Ku pastikan dia adalah suami tercinta dari Nyonya Farzana dan untuk pertama kalinya aku bertatap muka dengan suami pemilik tubuh baruku ini.
Kulihat dia mengangkat sebelah alisnya, mungkin bertanya-tanya mengapa aku ada di sini ye kan haha tapi masa bodoh lah saat ini aku lapar, melihat dia datang aku hanya menampilkan sebuah senyuman padanya.
"Tumben sekali Kamu makan disini?" nah kan nanya dia, belum juga masuk ini nasi yang ada di sendok ke mulut. Ku taruh kembali sendok yang sudah berada di depan mulutku dan menatap lelaki yang bertanya barusan.
"Memang kenapa kalau Aku ingin makan disini? apa ada yang salah Tuan? tanya ku dengan mengangkat sebelah alisku memandang wajah rupawan tersebut tapi sayang tidak bisa menghargai istrinya itu.
Tak ada jawaban darinya, dia dan wanita di sebelahnya itu hanya diam. Aku tersenyum kemudian kembali fokus pada makanan yang ada di hadapanku saat ini.
Ku lihat sekilas wajah dari Tuan tampan itu menampilkan wajah bingung dan Aku tidak perduli akan hal itu.
Aku pun memulai makan yang jujur saja makanan yang ada di hadapanku ini sangat menggiurkan ku sedari tadi.
Selama Aku makan kedua orang yang berada di meja makan yang sama dengan ku hanya diam dan hal itu membuat diriku menjadi tenang selama makan, oh bagus sekali bukan?.
"Selesai" ucapku yang membuat kedua orang berbeda gender itu menoleh ke arahku.
Kulihat mereka berdua mengernyitkan dahi mereka dan Aku hanya tersenyum.
"Aku permisi" setelah itu pergi dari sana.
Aku tak perduli dengan mereka mau wanitanya itu tinggal di rumah ini tak masalah untukku, yang terpenting dia tidak menggangu kehidupan ku, karena cukup di masa lalu Aku diberikan racun hanya karena kekasihku ingin bersama dengan kekasih barunya tapi sialnya orang itu adalah seseorang yang ku anggap sahabat selama ini. Untuk waktu sekarang jangan harap kejadian dulu terulang kembali.
POV Farzana end.
Setelah Farzana pergi bi Minah juga selesai membersihkan bekas makan majikannya itu bi Minah pun permisi kepada kedua orang yang ada di ruangan tersebut.
"Sayang" sapa wanita bernama Davina tersebut sembari menggenggam telapak tangan kekasihnya itu.
"Heum ya" jawabnya tersenyum manis pada wanita didepannya itu
"Kamu mengapa melamun? apa yang dipikirkan oleh mu?" tanya wanitanya tersebut.
"Tidak ada, kau mau jalan-jalan?" tanyanya.
Dengan mata berbinar dan mengangguk dengan cepat "iya yuk kita jalan-jalan".
Lelaki itu pun tersenyum dan mengusap pucuk kepala wanitanya itu.
Mereka bersiap untuk pergi. "Aku ganti baju dulu ya kamu tunggu sebentar" ucap Davina dan di angguki oleh Arzan.
Arzan melangkahkan kakinya ke luar rumah dan ingin menunggu kekasihnya di depan rumah.
Saat kakinya melangkah mendekati mobil matanya tanpa sengaja melihat Farzana sedang duduk di bangku taman rumahnya itu dengan sebuah buku di tangan kanannya.
*****
Jangan lupa untuk tinggalkan jejaknya zheyeng like komen tambah favorit juga rate bintang lima ogeh😚
*gambar by pinterest
...Salam hangat dari Aya ❤️...
papayo 🤸♀️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!