NovelToon NovelToon

PERNIKAHAN SANDIWARA

Part 01 Perkenalan Karakter..

Kinara Almerra adalah seorang gadis berusia 22 tahun memiliki paras yang sangat cantik jelita,,Nara biasa dia di panggil adalah seorang gadis yang baik hati walaupun dia terlahir dari keluarga yang sangat sederhana dan serba kekurangan namun Nara selalu bersyukur dengan apa yang dia dapatkan..

Nara adalah anak dari pasangan Hendrawan dan Almarhumah Ibu Diana..

Nara adalah anak yatim yang di tinggal Ibunya semenjak beberapa tahun yang lalu..

Nara terpaksa hidup mandiri semenjak lulus SMA.

Nara yang hanya anak tunggal pun harus rela hidup bersama dengan Ayahnya yang sakit sakitan semenjak kepergian Ibundanya.

Nara pun bekerja paruh waktu di beberapa tempat untuk membiayai pengobatan sang Ayah..

Nara pun bekerja di tiga tempat sekligus demi mencukupi kebutuhannya dan juga pengobatan sang Ayah..

Alvero Suhendar Pramudibyo adalah seorang pemuda yang sangat tampan dan juga mapan. Alvero memiliki wajah yang sangat tampan dan juga memiliki segalanya..

Banyak wanita yang ingin memikat hati seorang Alvero namun Vero biasa dia di panggil tak pernah menggubris semua wanita yang mengejarnya...

Vero adalah seorang lelaki yang sangat tegas dan selalu disiplin di setiap pekerjaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ke cerita yuks...

Ketika Nara baru saja kembali dari tempat Nara bekerja, Nara melihat ada mobil yang kecelakaan menabrak pohon tak jauh dari tempatnya berada sekarang..

Nara langsung mengecek apakah ada korban atau tidak. Saat Nara mendekat Nara melihat ada seorang pemuda yang telah berlumuran darah dan nyaris tak sadarkan diri..

"Tolong aku..." ucap seorang laki laki yang telah terkapar tak berdaya..

Dengan panik Nara pun memberanikan diri membuka pintu mobil dengan memecahkan kaca bagian sampingnya..

Nara membuka pintu mobil dengan paksa lalu Nara pun berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan laki laki itu dari dalam mobil...

"Yang sabar ya Mas kamu akan baik baik dan." ucap Nara sembari memapa tubuh atlentis Lelaki yang dia tolong..

Nara pun langsung panik ketika melihat laki laki itu tiba tiba pingsan sebelum pingsan laki laki itu menarik liontin milik Nara tanpa sengaja...

Nara dengan penuh darah membawa lelaki itu kerumah sakit, hati kecil Nara terpanggil untuk membantu karena itu adalah ajaran yang selalu di ajarkan oleh kedua orang tuanya..

Sesampainya di rumah sakit Nara langsung berteriak memanggil suster untuk segera membawa lelaki itu menuju ruang perawatan..

" Suster tolong saya, dia korban kecelakaan."

Nara pun menjadi panik kerena sama sekali Nara tak tahu dimana dan siapa keluarganya..

Nara pun langsung menuju ruang IGD karena merasa bertanggung jawab atas lelaki yang dia tolong...

Tak lama kemudian Dokter yang menangani Vero pun keluar...

"Dok bagaimana lelaki itu apa dia baik baik saja?"tanya Nara dengan sedikit cemas..

Dokter itu pun menatap kearah Nara..

"Vero kehilangan banyak darah golongan darah nya AB tapi kami kehabisan stok darah. Saya sudah menghubungi keluarganya namun beliau sedang ada di luar negri.." Dokter itu menjelaskan, Dokter itu ternyata adalah Paman dari Vero..

Nara pun menjadi sedikit bingung dengan ucapan Dokter itu..

"Apa Dokter kenal dengan laki laki itu?" tanya Nara bingung..

Dokter itu tersenyum..

"Dia keponakan aku jadi tentu aku mengenalnya.." ucap Dokter Frenki yang tak lain adalah adik dari Suhendar Pramudibyo Ayah Vero..

Glekkkkkkk bagai di sambar petir di siang bolong, Nara kaget mendengar itu..

Dokter Frenki nampak cemas karena tak mendapatkan stok darah golongan AB sementara kondisi Vero semakin lemah..

"Dok kita gak menemukan golongan darah AB bagaimana ini Dok?" ucap seorang Suster yang mendekat kearah mereka..

Nara pun langsung ingat bahwa golongan darahnya AB..

"Dok jika berkenan ambil darah saya saja Dok kebetulan golongan darah saya AB." ucap Nara lirih..

Dokter Frenki kaget mendengar ucapan Nara namun mereka tak punya pilihan lain..

"Baiklah kalau begitu saya sangat berterima kasih kalau boleh tahu nama kamu siapa?" tanya Dokter Frenki lirih..

"Nara.." ucap Nara pelan..

Dokter Frenki langsung membawa Nara ke laboratorium untuk melakukan pengecekan dan kecocokan..

Setelah menunggu lebih dari tiga puluh menit hasil yang di tunggu pun tiba golongan darah mereka cocok dan Nara langsung mendonorkan darahnya untuk Vero..

Part 02

Golongan darah Nara dan Vero ternyata memiliki kecocokan yang sangat akurat. Nara langsung bersiap untuk segera melakukan tranfusi mengingat kondisi Vero yang semakin menurun..

"Kamu akan baik baik saja semoga darahku akn bisa menyelamatkan mu." ucap Nara sembari menatap laki laki yang wajahnya di tutup oleh perban sehingga Nara sama sekali tak bisa melihat wajah asli Vero...

Satu jam sudah akhirnya tranfusi darah pun selesai,kini Nara masih berada di ruang overvasi untuk melihat kondisi Nara sendiri. Dokter Frenki pun menemui Nara dan mengucapkan terima kasih..

"Terima kasih Nara karena kamu telah menolong keponakanku. Aku tak tahu harus membalasmu dengan cara apa?"

Dokter Frenki menatap kearah Nara dengan tatapan yang tak biasa, di era modern seperti ini jarang sekali ada seorang wanita yang amu berkorban untuk membantu lelaki yang sama sekali tak dia kenal namun ternyata Nara justru sebaliknya..

"Dokter bukankah sesama manusia itu harus saling tolong menolong? Dan kedua orang tua saya selalu mengajarkan hal itu jadi Insyaallah saya ikhlas membantu keponakan Dokter tanpa meminta imbalan apapun."

Dokter Frenki pun tersenyum..

"Baiklah Nara kalau begitu saya pamit dulu mau visit ruangan,oh iya tadi kakak saya berpesan beliau ingin kamu menunggu mereka karena mereka ingin sekali berterima kasih kepadamu."

Nara pun hanya mengangguk..

"Iya Dok saya akan menunggunya.." ucap Nara sembari tersenyum...

Setelah Dokter Frenki pergi,Nara pun langsung meninggalkan rumah sakit setelah sebelumnya melihat kondisi Vero terlebih dahulu..

"Sepertinya dia baik baik saja, tugasku sudah selesai dan aku harus segera pulang untuk melihat Ayah."

Nara pun bergesas meninggalkan ruangannya tanpa sepengetahuan suster yabg berjaga..

Sesampainya di rumahnya Nara langsung membersihkan diri dan melihat sang Ayah..

"Assalamualaikum Ayah maaf ya Ayah,Nara pulang telat tadi sedikit repot." ucap Nara terpaksa berbohong a karena Nara tak mau membuat sang Ayah khawatir..

Ayah Nara pun tersenyum..

"Iya Nara yang penting kamu sudah pulang? Maafkan Ayah ya Nara karena Ayah kamu harus bekerja sepeti inu Ayah memang seseorang yang tidak berguna." ucap Ayah Hendrawan sembari menunduk..

Nara pun langsung memeluk sang Ayah dengan lembut..

"Ayah ini ngomong apa? Aku gak merasa terbebani ataupun apa aku bisa memiliki Ayah saja Nara susah sangat bahagia,sudah sekarang Ayah makan ya tadi Nara beli makanan." ucap Nara sembari berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambil makanan yang dia bawa...

Setelah menyuapi sang Ayah makan, kini Nara'pun makan dan ketika sudah selesai dan Nara sudah berada di kamarnya Nara baru sadar bahwa kalung liontin miliknya hilang,padahal itu adalah barang yang paling berharga peninggalan sang Bunda..

"Ya Allah kalung ku dimana? Apa mungkin jatuh pas aku menolong laki laki itu? Padahal itu barangku yang paling berharga." ucap Nara sembari menunduk karena merasa kehilangan hadiah terakhir dari sang Bunda sebelum Bundanya meninggal..

Pada malam harinya orang tua Vero pun sampai Jakarta setelah menempuh perjalanan yang jauh. Meraka langsung menuju rumah sakit tempat Vero dirawat..

Dokter Frenki yang sedang mencari keberadaan Nara pun menjadi bingung pasalnya Dokter Frenki sendiri telah berjanji untuk mempertemukan sang kakak dengan Nara..

"Aduh Nara kamu kemana si? Mana Mas Suhendar sebentar lagi datang?" ucap Dokter Frenki sedikit gelisah..

Tak lama kemudian Taun Suhendar dan Nyonya Sintia pun sampai di ruang sakit mereka langsung menuju ruangan Vero..

"Frenki bagaimana kondisi Vero? Apa dia baik baik saja " ucap Tuan Suhendar sesaat setelah sampai di ruangan Vero.

Dokter Frenki pun menatap kearah sang kakak..

"Alhamdulillah sudah baik baik saja kok Mas tinggal menunggu dia sadar saja.." ucap Dokter Frenki sembari memeriksa kembali kondisi Vero..

Tuan Suhendar dan Nyonya Sintia pun menanyakan dimana keberadaan gadis baik hati yang telah menolongnya..

"Frenk dimana gadis baik hati itu, saya ingin menemuinya untuk mengucapakan terima kasih." ucap Tuan Suhendar dengan lembut..

Dokter Frenki pun menatap kearah sang kakak..

"Dia kabur Mas, padahal aku susah menyuruhnya untuk menunggu. Bahkan dia menghilang begitu saja." ucap Dokter Frenki sembari menatap Vero..

Tuan Suhendar dan Nyonya Sintia pun tak habis pikir kalau masih ada gadis sebaik Nara..

Mereka juga berharap untuk mempertemukan mereka di kemudian hari...

Part 03

Beberapa hari kemudian Vero telah sadar dan kondisinya pun membaik Vero hanya mengalami cidera di kepalanya akibat benturan yang sangat keras waktu di kecelakaan..

"Aku aku dimana?" ucap Vero sesaat setelah ia membuka matanya..

Nyonya Sintia yang sedang menemaninya pun langsung senang karena melihat Vero telah sadar..

"Sayang kamu sudah sadar Nak,kamu ada di rumah sakit Ver,beberapa hari lalu kamu kecelakaan." ucap Nyonya Sintia sembari menatap Vero..

Vero pun mengingat sesuatu,dalam benak Vero muncul kembali sosok wanita cantik yang waktu itu menolongnya. Tiba tiba saja dalam genggaman Vero ada sebuah liontin yang dia genggam saat ia di tolong oleh wanita itu..

"Sayang ini punya siapa?" tanya Nyonya Sintia yang melihat sebuah kalung berbentuk hati..

Vero pun langsung mengambil kalung itu dan melihatnya. Vero membuka liontin yang berbentuk hati disana Vero melihat dua foto satu foto seorang wanita paruh baya dan datu lagi foto wanita yang telah menolongnya..

Tak lama kemudian sesaat setelah Vero sadar Dokter Frenki yang tak lain adalah Om dari Vero masuk kedalam ruangan Vero untuk memeriksa kondisi Vero..

Tanpa sengaja Dokter Frenki melihat foto yang berada pada liontin itu..

"Kinara.." ucap Dokter Frenki lirih..

Vero dan Nyonya Sintia pun kaget mendengar Dokter Frenki mengenali wanita yang ada di dalam foto itu..

"Apa Om mengenalnya?" tanya Vero sedikit bingung..

Dokter Frenki pun menjelaskan bahwa Nara adalah wanita yang membawa Vero ke rumah sakit dan Nara juga yang telah mendonorkan darahnya untuk Vero. Namun sesaat setelah Nara melakukan tranfusi Nara pergi tanpa di ketahui..

Vero pun merasa sangat berhutang budi terhadap Nara, Vero berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencari Nara dan Vero ingin menjadikan Nara wanita yang sepesial di dalam hidupnya...

"Aku pasti akan menemukanmu malaikatku." ucap Vero dalam hatinya..

Vero pun tersenyum kemudian menanyakan tentang alamat Nara,namun pihak rumah sakit tak mengetahui alamat Nara hal itu membuat Vero sedikit sedih..

"Jika sudah di takdir kan untuk bertemu kalian juga akan di pertemukan. Percayalah akan kuasa Allah." ucap Nyonya Sintia sembari tersenyum..

...****************...

Beberapa tahun kemudian kondisi Ayah Nara drop dan Nara harus membawa sang Ayah ke rumah sakit..

Dokter yang merawat Ayah Nara pun menyarankan untuk segera melakukan operasi karena kondisi sang Ayah sudah sangat menurun..

Nara menjadi syok dan juga down sesaat mendengar kalau Ayahnya kritis Nara juga bingung harus mencari biaya operasi dari mana..

"Ya Allah ujian apalagi ini, berilah aku jalan keluar ya Allah aku mohon." ucap Nara sembari menitipkan airmata..

Ketika Nara sedang berada di jalan tiba tiba saja sebuah mobil hendak menabrak Nara untung saja lelaki itu bisa menekan rem tepat waktu..

Nara yang merasa stress karena bingung pun langsung berjongkok sembari menangis..

Vero yang mengendarai mobil itu pun langsung turun untuk melihat kondisi wanita yang nyaris dia tabrak itu..

"Kamu gak apa apa? Maaf aku kurang hati hati." ucap Vero sembari menatap wajah gadis itu..

Jantung Vero langsung berdetak dengan sangat kencang saat melihat Nara yang berada di hadapannya, seorang wanita yang dulu dengan ikhlas menolongnya dan sepertinya kini dia sedang ada masalah..

"Aku gak apa apa maaf kalau aku mrnyusahkanmu." ucap Nara sembari berdiri dan kemudian menatap Vero..

Nara sendiri tak mengenali Vero karena waktu itu wajah tampan Vero berlumuran darah saat kecelakaan..

"Ok,apa perlu aku mengantar kamu kerumah sakit?" ucap Vero sembari tersenyum...

Nara pun menggeleng dan kemudian tersenyum..

"Gak usah aku gak apa apa?" ucap Nara sembari pergi meninggalkan Vero yang masih mematung di tengah jalan..

Vero pun langsung mengikuti taxsi yang di tumpangi Nara dan ternyata Nara menuju rumah sakit..

Sesaat Nara sampai di lobby tiba tiba seorang suster berkata bahwa Tuan Hartawan mengalami kejang hal itu mengharuskan Tuan Hartawan untuk segera melakukan tindakan operasi..

Nara pun langsung lemas dan tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat Vero yabg sedang memperhatikan Nara..

"Tapi Sus saya belum ada uangnya apa bisa Ayah saya di operasi terlebih dahulu saya janji saya akn mendapatkan uangnya segera." ucap Nara sembari memohon..

"Maaf Bu tapi Ibu harus mengikuti prosedur yang ada, kami tak bisa melakukan tindakan kalau administrasi nya belum di selesaikan." ucap Suster hal itu membuat Nara langsung terkulai lemas..

Hati Vero merasa tercabik cabik sesaat setelah melihat wanita yang sudah menolongnya merasa down karena dia tidak mampu membayar biaya operasi sang Ayah..

Vero pun langsung mendekat dan kemudian menghampiri Nara..

"Suster lakukan operasi terhadap Ayah gadis ini segera, saya akan melunasi administrasinya." ucap Vero sembari berjalan ke kasir untuk menanyakan biaya atas nama Bapak Hartawan..

Nara pun bingung saat melihat Vero melakukan itu semua, Nara tak mengenal Vero tapi kenapa Vero mau menolongnya..

"Terima kasih Mas, saya janji saya akan melunasi hutang saya walaupun aku tak tahu mau sampai kapan aku akan membayarnya." ucap Nara sembari mendekat kearah Vero..

Vero hanya tersenyum dan kemudian melanjutkan menyelesaikan administrasi sang calon mertuanya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!