NovelToon NovelToon

Suami Pengamen Menjadi Miliarder

bab 1

" Ayah berangkat kerja dulu ya nak." Rian Aditya berpamitan pada anaknya.

Dengan suara khas anak kecil, Winda, anak Rian menjawab" iya ayah.."

Rian tidak lupa berpamitan dengan istrinya " Mih.. Pipih berangkat dulu yah!" Rian berteriak memanggil istrinya.

"Iya apih!, hati - hati di jalan!" Tari istri Rian menyaut dari dalam.

Rian aditya usia 28 tahun, dia sudah menikah dan di karuniai dua orang anak , anak pertama perempuan Winda Avrilia usia 9 tahun dan anak keduanya Alveandra masih berusia 1 tahun.

Hari - hari Rian yang di maksud bekerja adalah mengamen di alun - alun kota B, berbeda dengan pengamen lain yang berkeliling kesana kemari, Rian diam di satu tempat dengan bernyanyi dan memainkan sebuah gitar usangnya.

Pendapatan Rian kalau lagi rame bisa mendapat 100 ribu semalam ,tetapi jika sedang kosong dia hanya mendapatkan 20 ribu , di bilang cukup atau tidak ,pasti Rian akan menjawab .. ya.. di cukup - cukupin.

...****************...

Rian seperti biasa mempersiapkan gitar dan speaker untuk mencari nafkah buat keluarganya.

dia bernyanyi dengan orang yang berlalu lalang di depannya, sesekali ada yang melemparkan uang dua ribu, lima ribu,bahkan lima ratus perak pun Rian tetap mensyukurinya.

malam itu kebetulan malam minggu, jadi banyak muda mudi yang nongkrong di alun - alun, Rian berinisiatif menyanyikan lagu romantis, dia berharap dengan menyanyikan lagu romantis mereka berinisiatif memberikan uang lebih.

Usaha Rian berbuah manis ,banyak pasangan yang suka mendengar permainan gitar Rian.

" Mas, saya request lagu bisa?!" seorang wanita dengan wajah oriental nan manis menegur Rian.

Rian menatap wanita itu dengan senyum yang di buat semanis mungkin " tentu bisa Mba, Mba mau lagu apa ?"

Wanita itu berpikir sebentar kemudian berkata " emm... Hanya ingin Kau tahu 'Republik' Mas."

" Oke!" Rian memastikan Chord gitarnya sebentar sebelum memainkan lagu tersebut.

Rian mulai memainkan gitarnya dengan lembut, dia bernyanyi dengan kusyuk, wanita tersebut menikmati alunan lagu Rian yang begitu menyihir.

Dia seolah - olah di bawa ke dalam lagu, lirik yang menyayat hati membuatnya terkenang dengan seseorang yang pernah dia sayangi.

Tanpa berasa lagu itu sudah selesai, wanita tersebut membuka matanya dan bertepuk tangan sambil tersenyum.

" Mantab mas! Kamu pandai main gitar dan suara kamu bagus." Wanita itu memuji dengan tulus .

Rian tersenyum simpul mendengar ucapan wanita tersebut " terima kasih pujiannya mba ."

Wanita itu kemudian mengularkan selembar uang 100 ribu " ini mas."

"Duh mba belum ada kembaliannya, aku baru datang soalnya ." Rian berkata dengan jujur.

Rian mematok harga pada orang yang minta request lagu hanya 10 ribu, jadi dia memang belum punya kembalian, di atas sapu tangan yang Rian gelar cuma ada beberapa lembar uang dua ribuan dan recehan lima ratus yang tercecer di sana.

Wanita itu menggeleng " tidak usah di kembaliin, buat kamu semua mas."

" Duh, Aku gak enak menerimanya Mba " Rian menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal.

" Sudah, terima aja, anggap aja rejeki Masnya!" wanita itu memaksa Rian menerima uang seratus ribu itu.

Rian tersenyum senang " wah!, makasih banget loh Mba "

Rian sebelumnya tidak pernah mendapatkan uang seratus ribu, boro - boro seratus ribu ,sepuluh ribu saja jarang ada yang ngasih, paling kalau lagi hoki.

Rian ngobrol dengan wanita itu, dia lupa dengan ngamennya karena keasyikan ngobrol dengan wanita itu .

" Ngomong - ngomong kita belum kenalan, aku Ayu Reftalina ." Wanita yang bernama Ayu mengulurkan tangan pada Rian.

Rian menyambut uluran tangan tersebut " Rian Aditya "

Ayu tersenyum dan berkata " Mas mau nggak kerja nyanyi di kafe ayah aku ?"

Rian menjawab langsung setuju dengan ajakan tersebut " aku mau!"

Karena Rian yakin jika kerja di kafe dia akan mendapatkan penghasilan yang stabil, tidak seperti mengamen seperti itu.

Dia juga berfikir, keluarga kecilnya tidak akan di cemooh oleh tetangganya karena dia hanya seorang pengamen .

Ayu mengerutkan keningnya dan terkekeh " hihihi.. masnya gak takut di tipu aku ?"

" Eh.. memangnya kamu mau menipu aku ?" Rian malah balik bertanya dengan polos.

Ayu tersenyum - senyum sendiri , entah bagaimana dia tertarik dengan tingkah laku Rian yang apa adanya " sini nomor mas, nanti aku beri tahu lokasinya lewat WA, besok malam Mas langsung saja kesana "

Tanpa banyak kata Rian langsung memberikan nomornya, dia tidak berpikiran aneh - aneh pada Ayu, pasalnya Rian tidak akan mencurigai orang yang sudah berbuat baik pada dirinya.

Setelah mereka saling bertukar nomor, Rian membereskan peralatan ngamennya dan bergegas pulang. dia tidak sabar ingin memberi tahu istri dan anaknya kabar baik itu.

Rian menaiki motor bututnya denga senyum bahagia, dia tidak menyangka akan mendapatkan rejeki malam ini.

Saat sampai di rumah Rian mengetuk pintu dan membukanya " Aku pulang!"

" Yey! Ayah pulang " Winda yang masih belum tidur karena besok hari minggu, saat melihat ayahnya menenteng kantong kresek bertanya " itu apa Ayah ?"

Rian memberikan kantong kresek pada anaknya " Batagor, ambil piring gih, kita makan bersama."

Winda berlari kedapur dengan membawa kantong kresek tersebut.

Tari kemudian mencium tangan Rian " tumben udah pulang pih? Biasanya kalau malam minggu sampai larut pulangnya ?"

Rian melepaskan jaketnya saat duduk, dia tersenyum menunjukan uang seratus ribuan yang di kasih Ayu " Pipih dapat rejeki, jadi Pipih cepat pulang "

" Wah .. bagus dong, Buat iuran Winda nanti 70 ribu yah pih ?" Tari tersenyum cerah melihat suaminya mendapatkan uang 100 ribu.

Rian mengangguk " terserah kamu saja, Pipih juga dapat kerjaan Mih !"

Tari bertanya dengan semangat " kerjaan apa pih, kantoran kah ?"

" Ngawur kamu ini, pipih akan menyanyi di kafe!" Rian berkata dengan jujur.

Rian menjelaskan pertemuannya dengan Ayu, dia tidak menutup - nutupi sedikitpun tentang Ayu, pasalnya Rian sudah berkomitmen tidak akan merahasiakan apapun pada istrinya yang telah menemaninya dengan sabar ,walaupun kehidupan mereka seperti sekarang.

Tari merupakan wanita yang hebat, dia tidak berpaling dari Rian walaupun tetangganya selalu mencemooh mereka, Tari hanya menganggapnya angin lewat, dia tidak pernah memperdulikan tentang hal itu.

bagi Tari bersama dengan orang terkasih sudah lebih dari cukup untuk menjalankan kehidupan, dia tidak pernah mengeluh, bahkan dia juga mendidik anaknya agar tidak manja.

Mereka berdua selalu saling mengingatkan tentang komitmennya, bahkan mereka hampir tidak pernah bertengkar dalam rumah tangga yang penuh dengan kekurangan materi itu.

Karena menurut mereka, Rizki sudah ada yang mengatur, mereka hanya perlu menjalani dan berusaha.

bab 2

Tari tersenyum pada suaminya, dia berkata " selamat yah pih.. semoga pekerjaan itu menjadi berkah buat kita ".

" Amiiin .. " Rian mengecup kening istrinya .

setelah beberapa saat Winda keluar membawa tiga piring batagor, Mereka mengobrol bersama ,sesekali tertawa melihat tingkah Winda yang lucu dan menggemaskan.

keesokan malamnya Rian menuju tempat yang di beri tahu Ayu, dia tahu tempat itu karena tidak jauh dari alun - alun tempat biasa dia mengamen.

saat sampai di sana ,Rian takjub melihat dekorasi kafe yang elegan, tempat itu cocok buat pasangan muda - mudi yang sedang kasmaran.

Rian memasuki kafe dengan pandangan yang menyapu ke segala arah , dia melihat setiap sudut ruangan yang di desain agar suasana menjadi romantis, saat dia melihat ke sudut ruangan tersebut dia melihat panggung kecil yang di siapkan untuk menghibur tamu.

Mata Rian berbinar senang, mimpinya untuk berdiri di panggung akan segera terwujud, walaupun panggung itu kecil tetapi menurut Rian itu sudah cukup baginya.

saat Rian masih berdiri menatap panggung, terdengar suara perempuan yang memanggilnya " mas Rian sini ..!" perempuan itu melambaikan tangannya.

Rian mencari sumber suara tersebut, dia kemudian menemukan sosok yang dia kenal dan langsung menghampirinya.

perempuan itu Ayu Reftalina ,penampilannya yang sekarang lebih cantik dari yang kemarin ,dia memakai Riasan tipis yang pas dengan wajahnya yang oriental, Ayu memakai gaun biru selutut, yang menonjolkan lekukan tubuhnya yang proposional, berbeda dengan kemarin yang hanya berpakaian santai.

Rian menghampiri Ayu dan duduk di sebelahnya " maaf mba.. aku telat.." Rian berbicara sambil tersenyum.

Ayu menggeleng " baru juga jam 19.30 ,ini masih sore.. kamu belum telat "

pasalnya di kafe itu kebanyakan muda - mudi yang datang , di jam seigitu belum banyak pengunjung yang datang, biasa mereka mulai berdatangan jam 20.00 , Imajinasi kafe merupakan kafe favorit di kota B., setiap hari pasti banyak pengunjung akan berdatangan, apa lagi kalau malam minggu, pasti akan rame banget di kafe tersebut.

kemudian Ayu mengenalkan seseorang pada Rian " mas Rian kenalkan.. dia ayahku Restu Pangestu pemilik kafe ini !"

Rian mengulurkan tangannya " saya Rian om.. salam kenal ."

Restu menjabat tangan Rian , dengan senyum penuh arti " jadi ini orang yang membuat anakku tertarik.. " Restu melirik putrinya.

Ayu tersipu, wajahnya merah merona " ih.. ayah apa sih .."

Restu terkekeh saat melepas jabatan tangannya dan berkata " baiklah.. kita bicarakan pekerjaan .. mas Rian benar mau bekerja di sini untuk menghibur pengunjung ?"

" iya om.. kemarin Ayu yang menawarkan padaku " Rian buru - buru menjawab.

Restu mengangguk " jadi .. kamu minta bayaran berapa sekali tampil ?"

" kalau aku terserah om saja.. yang penting sesuai dengan kerja aku saja " Rian berkata dengan jujur.

Restu tersenyum penuh arti, dia cukup puas dengan sifat pembawaan Rian yang tidak sombong ,tetapi bersahabat.

" satu kali tampil aku bayar kamu 1 juta bagaimana ?" Restu langsung pada intinya.

" sa..satu juta !" Rian terlonjak kaget.

" iya .. apa masih kurang ?" Restu menatap Rian dengan pasti.

" tidak.. tidak om, malah aku mau bilang itu terlalu banyak om " Rian berkata dengan jujur ,pasalnya dia mendapatkan uang seratus ribu aja harus bernyanyi sampai larut, ini sekali tampil satu juta bukankah terlalu banyak ?.

Restu mengulas sebuah senyum " itu menurutku pas dengan suara kamu yang bagus, saya kemarin sudah melihat dari rekaman video Ayu, jadi saya putuskan untuk membayar kamu segitu dulu, kalau nanti pengunjung puas dengan penampilanmu, saya mungkin akan menambahkan bayaranmu "

" setuju om.. " Rian tanpa ragu langsung menyetujui perjanjian itu.

Mereka menandatangani kontrak yang sudah di siapkan Restu, Rian tanpa membacanya langsung tanda tangan.

Restu mengulurkan tangannya " selamat bergabung dengan Kami Rian aditya "

Rian menjabat tangan Restu " terima kasih om "

mereka ngobrol - ngobrol sebentar , kemudian Rian bersiap - siap di atas panggung , di menyetel gitarnya sedemikian rupa.

berbeda dengan saat di alun - alun yang selalu solo, Rian di sini di temani beberapa orang pemusik seperti dirinya.

Rian memegang mikrofon , di kemudian berbicara " selamat malam semua.. perkenalkan saya Rian aditya.. malam ini saya akan mencoba menghibur anda semua... lagu yang akan saya bawakan malam ini ' BUIH JADI PERMADANI ' ..!"

pengunjung kafe tidak menanggapi ucapan Rian ,mereka sibuk dengan pasangannya masing - masing, tetapi Rian sudah terbiasa dengan hal seperti itu ,jadi dia memakluminya.

Rian mulai memetik gitarnya , mengalunkan intro lagu, terdengar suara sautan piano yang mengiringi.

kemudian Rian mendekatkan mulutnya di mikrofon memulai bait pertama ...

di..nginnya angin...malam ini...

menerpa tubuhku..

...----------------...

suara Rian begitu lembut , langsung menusuk hati para pengunjung, mereka tidak sadar langsung menatap kearah panggung.

Restu dan Ayu tersenyum cerah, Restu sungguh beruntung menemukan Rian untuk bernyanyi di kafenya.

saat lagu sampai di reff..

ooh... mungkinkah diri ini..

dapat merubah buih yang memutih..

menjadi permadani...

...----------------...

pengunjung semakin terhanyut dalam irama lagu, mereka menikmati kata demi kata, not demi not yang Rian mainkan.

mereka seolah tersihir masuk ke dalam dunia Musik Rian.

saat sampai di suara dua, Rian berinisiatif menyodorkan ke penonton menyuruh mereka bernyanyi bersama, seperti dugaan Rian mereka membalas ajakan Rian.

Rian melanjutkan dengan begitu kusyuk, ada beberapa pengunjung yang menetes kan air matanya karena tersentuh dengan suara Rian, ada juga yang merekam dan membagikan di sosial media mereka.

lagu pun berakhir, suara tepuk tangan pengunjung membuat kafe yang tadi sunyi menjadi riuh.

" gila suaranya keren banget !"

" dia juga begitu tampan !"

" aku mau jadi pacarnya !"

Pengunjung Wanita yang nongkrong bersama teman wanitanya histeris, saat mendengar nyanyian Rian.

kemudian terdengar suara sorakan.

" lagi..!"

" lagi..!"

" lagi..!"

Rian tersenyum ,dia memegang mikrofonnya dan bersuara " sesuai permintaan anda semua.. kali ini saya akan membawakan sebuah lagu yang membuat aku bekerja di sini, sebelumnya saya berterima kasih dengan beliau yang sufah percaya pada saya.. 'HANYA INGIN KAU TAHU' !"

Rian dan pemusik yang ada di panggung mulai memainkan alat musik mereka, Rian seperti biasa menyanyi dengan kusyuk dan merdu , dia seolah menikmati alunan musik yang menggema dalam kafe.

pengunjung juga begitu takjub dengan nya, suara khasnya cocok dengan lagu yang melow , pengunjung menikmati lagu itu, mereka sekali - kali bernyanyi bersama,menyauti Rian.

Ayu yang melihat Rian ,tatapannya tidak mau lepas dari sosok Rian, Hati Ayu tiba - tiba bergetar, dia merasakan gejolak aneh yang mulai tumbuh di hati kecilnya.

Ayu memegang dadanya dan membatin ' apakah aku jatuh cinta padanya, tidak.. tidak.. tidak.. ini terlalu cepat , aku tidak mungkin semudah itu jatuh cinta padanya !"

Ayu meyakinkan dirinya sendiri, dia tidak mau bertindak ceroboh seperti dulu lagi , pasalnya dia pernah begitu mudah mencintai pria dan hasilnya dia di duakan , karena dia terlalu percaya pada pria tersebut.

bab 3

setelah lagu selesai pengunjung bertepuk tangan, Rian membungkuk hormat.

dia sangat senang karena pengunjung kafe menyukai penampilannya.

Rian turun dari panggung ,dia menghampiri Ayu dan ayahnya . dia duduk disamping Ayu, Entah kenapa Ayu menjadi salah tingkah dia gugup saat Rian dekat dengan dirinya.

Restu tersenyum cerah, dan berkata " anakku memang pintar mencari seseorang yang berbakat, aku yakin tidak lama lagi kamu akan membawa banyak pelanggan ke kafe kita ."

" om Restu terlalu memuji.. " Rian berkata dengan malu - malu.

Restu kemudian memberikan amplop Coklat pada Rian " ini ..untuk malam ini .."

Rian menggeleng " tapi om.. saya baru bekerja di sini ?!"

" ambillah.. mulai sekarang kamu bekerja di sini, kamu akan mengisi acara 4 hari. selasa ,kamis ,sabtu dan minggu , bagaimana ?" ucap Restu memastikan Rian.

Rian terlonjak kaget, satu kali dia mengisi acara saja di bayar satu juta, jika empat malam berarti empat juta, jantung Rian berdetak dengan kencang, dia sangat bersemangat ,karena setelah ini, keluarga kecilnya tidak akan kekurangan uang lagi.

Rian tidak sabar ingin memberi tahu istrinya ,dia benar - benar beruntung bisa bertemu orang baik seperti Ayu dan Ayahnya.

Rian mengambil amplop tersebut dan mengantonginya " terima kasih om.. saya pasti tidak akan mengecewakan om Restu !" Rian bersungguh - sungguh saat berkata.

Anisa yang di sampingnya kemudian buka suara " apa kamu sudah makan malam Rian ?"

Rian tersenyum kecut " Hehehe.. aku tidak pernah makan malam, yang ada makan sore " Rian menggaruk - garuk belakang telinganya yang tidak gatal.

Om Restu terkekeh " hahaha... pria yang jujur.. aku sangat menyukaimu " dia menepuk - nepuk Bahu Rian.

kemudian dia melanjutkan" ya sudah.. om pergi dulu.. kalian nikmatilah malam ini, Rian titip anak om !".

Restu meninggalkan mereka berdua yang sedang berpikir dalam benaknya masing - masing.

Rian memikirkan ingin cepat - cepat pulang menemui istrinya, sementara Ayu bingung harus memulai pembicaraan dari mana dengan Rian, pasalnya Ayu pikir ,Rian merasakan hal yang sama dengan dirinya.

Rian kemudian membuka suara " kok diem aja Ayu ?"

" emm.. eh.. anu.." ayu gugup dan salah tingkah saat Rian menegurnya.

Rian melanjutkan dia memegang kening Ayu dengan punggung tangannya " kamu sakit Ayu ?, Mau aku antar pulang ?"

Ayu menggeleng " a..aku tidak apa - apa Rian, kamu mau pesan apa ?"

Ayu buru - buru mengalihkan perhatian agar Rian tidak melihatnya yang sedang gugup, dia memberikan buku menu pada Rian.

setelah selesai makan Rian tampil beberapa kali lagi dan pulang, sementara Ayu sudah pulang lebih awal, dia tidak mau perasaannya semakin tumbuh jika mendengarkan Rian bernyanyi.

Seperti biasa Rian mengendarai motor butut yang senantiasa menemaninya ,biasnya pulang dengan sedikit lesu, tapi malam ini berbeda ,Rian begitu bersemangat, saat memasuki rumah pun dia bernyanyi - nyanyi sendiri.

Tari yang mendengar suara motor suaminya langsung terbangun dari tidurnya, dia merapikan Rambutnya dan buru - buru bikin teh manis kesukaan suaminya jika sehabis pulang ngamen.

Rian duduk di kursi kayu yang sudah usang di ruang tamu Rumahnya , Tari dari dalam membawa secangkir teh manis,dan bertanya " kayaknya pipih lagi senang banget ?"

Rian mendongak dan tersenyum ke arah istrinya " ini bukan senang .. tapi bahagia .. hehehe.. " Rian langsung mengambil amplop oklat yang di beri om restu dan menaruh di depan istrinya.

Tari mengerutkan keningnya " apa ini pih ?"

" bukalah.. itu bayaran pipih sekali tampil " Rian menyeruput teh manis dan tersenyum.

Tari membuka amplop coklat itu, tangannya bergetar " astaga pih.. ini.. banyak banget ?!"

tentu sja Tari kaget ,pasalnya semenjak Sepuluh tahun yang lalu dia menikah dengan Rian, Tari tidak pernah mendapat uang satu juta semalam, tetapi malam ini berbeda .

" mulai hari ini kita tidak akan kekurangan uang lagi mih, pipih satu minggu tampil empat kali, jadi pipih bisa mendapat empat juta dalam satu minggu !" Rian menjelaskan dengan bangga.

mata Tari berkaca - kaca menatap suaminya " akhirnya mimih bisa membelikan makanan enak buat ade dan kakak pih ."

Rian memeluk istrinya " kok malah nangis, harusnya tersenyum dong sayang.., jangan lupa kamu beleiin ade dan kakak baju baru, kasihan sudah lama kakak tidak beli baju baru ."

Tari mendongak dan tersenyum " iyah pih, besok kan minggu, mimih mau ajak kaka ke pasar buat beli baju baru ,sekalian peralatan sekolah kakak !."

pasangan suami istri itu biasa hidup dengan sederhana, mereka biasnya membelikan baju baru untuk anaknya kalau mau lebaran, itu juga Rian berusaha keras menyisihkan satu lembar uang 5 ribuan untuk di tabung.

jika sudah mendekati bulan ramadhan pasti Rian akan melakukan hal itu ,tanpa di ketahui istrinya, itu juga kalau uangnya tidak terpakai ,jika Rian pulang dengan tangan kosong.

Rian mengusap kepala istrinya yang masih di pelukannya " makasih yah mih.. sudah mau bersabar dengan pipih selama ini, mungkin ini takdir tuhan pipih di pertemukan dengan orang baik seperti mba Ayu ."

Tari mengangguk setuju " pih .. bisa kenalin mimih dengan mba Ayu, mimih juga ingin bilang terimakasih padanya ."

" tentu saja boleh.. nanti yah ..kalau mba ayu tidak sibuk ,pipih pasti kenalin sama mimih !"

Rian kemudian melepaskan pelukannya.

Tari memeluk uang itu di dadanya ,dia tersenyum - senyum sendiri, dia membayangkan jika suaminya bisa bekerja terus denga Ayu, mungkin Rumah mereka bisa di renovasi juga.

Rumah suami istri itu cukup sederhana, Rumah itu merupakan pemberian Ayah Tari, itu juga dia memberinya dengan bentuk uang ,karena Ibu Tari tidak merestui hubungan mereka.

Ayah Tari memberikan uang 60 juta , dia mewanti - wanti Rian dan Tari agar menggunakan uang itu digunakan untuk membangun Ruamah.

dan jadilah Rumah yang mereka huni sekarang, Rumah dengan tembok bata belum di plester, lantainya masih tanah, perabotan rumah saja kebanyakan Rian buat sendiri dari lempeng cor.

hanya lemari dan televisi 14 inch, yang mampu mereka beli, tetapi mereka tetap mensyukiri itu semua.

Rian berbincang - bincang sebentar,kemudian menyuruh istrinya tidur kembali, tetapi Tari tidak mau ,dia lebih memilih menemani suaminya untuk malam ini.

Rian tersenyum ,dia mengerti maksud istrinya yang masih cantik walau tanpa perawatan dan hanya memaki daster khas ibu rumah tangga.

......................

setelah melakukan hubungan suami istri, Tari bertanya " pipih besok mau di belikan makanan apa ?"

Rian menggeleng " mimih seperti tidak tahu pipih aja, semua makanan yang di berikan mimih pasti pipih makan kok "

Tari mencubit pinggang Rian " aww ..!!"

" ih.. pipih .. Mimih ingin makan enak bareng pipih !" wajah Tari merah merona, walaupun mereka sudah beranak dua tetapi mereka seperti pengantin baru, yang setiap harinya selalu tampil mesra.

Rian juga tidak pernah menuntut Tari untuk ini, itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!