NovelToon NovelToon

Istri CEO Tampan

prolog

#masa lalu adinda

Dahulu Adinda tinggal bersama keluarga nya, hidupnya selalu senang walaupun mereka hanya keluarga yang bisa dibilang sederhana.

Ayah Adinda sangat menyayangi nya, dia selalu memberikan apa yang diinginkan putri nya, tapi walau begitu Adinda tidak pernah meminta sesuatu yang merepotkan bagi sang ayah.

Ibu Adinda juga sangat menyayangi putrinya tersebut, dia memiliki banyak kenangan bersama anaknya, Adinda adalah putri satu satunya maka dari itu mereka sangat menjaga Adinda.

Adinda termasuk perempuan yang ceria, tidak pernah bersedih jika memiliki masalah sebesar apapun.

sampai suatu hari orangtuanya mengajak Adinda untuk pergi liburan bersama nya dan di sana lah kecelakaan itu terjadi, hati Adinda begitu sakit ketika tau orang tua nya tak selamat, umur nya yang masih 13tahun sudah harus menanggung kesedihan teramat saat dia kehilangan orang tua satu satunya yg dia miliki.

pada saat kejadian itu Adinda hanya bisa menangis memanggil manggil kedua orang tua nya, lalu tiba tiba muncul seorang keluarga yang tidak sengaja lewat arah dimana Adinda kecelakaan, keluarga itu langsung menghubungi ambulan dan juga polisi untuk mengurus hal tersebut, keluarga itu bertanya apakah Adinda memiliki keluarga lain? tetapi Adinda menjawab tidak, dengan rasa tak tega melihatnya Tio Anggara itu mengajak Adinda untuk tinggal bersama nya, dengan keadaan nya yang masih begitu kecil ia langsung menganggukan kepalanya, menandakan bahwa ia mau tinggal di rumah orang itu.

setiap hari Adinda selalu termenung, sampai sampai tak pernah terlihat lagi senyum manis di pipi nya, ia terus memikirkan nasib nya yang begitu buruk.

ia berharap semua itu adalah mimpi, namun kenyataan nya tidak.

semua itu adalah nyata.

bertahun tahun ia diurus oleh keluarga Anggara, disekolahkan, dikuliahkan, hingga sampai saat ini yg umurnya telah memasuki 23tahun ia tetap diperhatikan oleh keluarga tersebut.

ia juga dijodohkan oleh putra tunggal mereka.

istri Tio Anggara berharap putranya bisa membuat Adinda selalu tersenyum.

ini wajah Adinda sekarang,,dia begitu cantik persis seperti ibunya dulu.

#masa lalu satria

semenjak keluarga nya menemukan & mengurus Adinda, Satria selalu berusaha untuk membantu Adinda agar dapat melupakan kejadian itu.

usia satria saat itu 15tahun, mereka hanya berbeda 2tahun saja.

dari kecil satria memang selalu dekat dengan Adinda, ia sering mengajak Adinda cerita bersama, ia juga selalu memberikan pundak nya untuk Adinda jika ingin berkeluh kesah, bahkan menangis.

Satria selalu menyuruh Adinda agar dapat mudah tersenyum, Adinda terkadang menyukai rasa peduli yang diberikan Satria kecil.

namun saat ini Satria sudah 25tahun, tapi dia tetap memperhatikan Adinda setiap hari.

walaupun Satria sibuk mengurus perusahaan nya, ia tetap memberikan waktu untuk membantu Adinda melupakan masalalu nya yg buruk.

Satria dan keluarga nya tinggal di kota A, begitupun Adinda.

kini saat Adinda sudah dewasa, ia selalu memilih untuk tinggal sendiri, namun Satria dan keluarga nya tidak menyetujui karena khawatir dengan keadaan nya yg sendiri.

dari situlah Tio Anggara menjodohkan Satria dengan Adinda, agar Satria bisa menjaga Adinda nantinya.

ini wajah Satria sekarang

**

Satria sering sekali bersikap manis kepada Adinda, namun baginya Adinda tidak pernah berubah, dia tetap menjadi perempuan yang tak lagi kenal apa itu senyuman bahkan bicara pun kadang hanya seperlu nya saja.

membahas perjodohan sejak kecil

Pagi pagi sekali Adinda sudah rapih, dia juga sudah membereskan ruangan nya

kemudian kepala pelayan di rumah itu menemui Adinda dengan membawa perintah dari tuan Tio.

tok..tok..tokk

"yaaa tunggu sebentar." Adinda segera menuju pintu kamar nya dan melihat siapa yang datang

"selamat pagi nona, maaf mengganggu." ucap kepala pelayan itu yang bernama Romi

"ada apa pak?." tanya Adinda

"nona dipanggil oleh tuan Tio dan beliau menunggu anda di ruangan nya." jawab pak Romi

"oh kalau begitu saya langsung segera ke sana."

Adinda langsung menuju lantai pertama dimana ruangan Tio Anggara berada.

"permisi.." ucap Adinda dibalik pintu ruangan tersebut

"masuk nak." katanya

"ada apa tuan memanggil saya kemari? apakah ada yang harus saya bantu?." tanya Adinda

"tidak ada, duduklah, saya ingin berbicara serius sama kamu."

ada apa ya.. tidak biasanya tuan Tio memasang ekspresi seserius itu. dalam hati Adinda

"jadi begini nak, apakah kamu berkenan jika saya menikahkan kamu dengan putra saya?." tanya Tio Anggara terhadap Adinda

"maaf apa saya boleh bertanya untuk apa anda menikahkan saya dengan putra anda tuan?." jawab Adinda penasaran

"saya ingin kamu aman nak bersama nya, saya ingin melihat mu memiliki kebahagiaan, jika awalnya kau merasa biasa saja dengan dia, kau bisa belajar untuk membangun kebahagiaan itu perlahan lahan. dari dulu saya berniat untuk menjodohkan mu dengan putra tunggal saya ketika kamu dewasa." ucap nya penuh harapan

bagaimana mungkin aku menikah dengan nya, bahkan tidak berdasarkan cinta sedikitpun. tapi dengan semua yang diberikan oleh orang tua nya apa aku masih pantas menolak? aku benar benar tidak ingin menyinggung perasaan nya, ibu dan tuan begitu baik padaku. batin Adinda

"gimana nak? apa kau berkenan?." tanya Tio sekali lagi

"i..iyaa tuan saya berkenan." jawab Adinda

detik itu juga terlihat senyuman di wajah Tio Anggara. dia langsung memanggil pak Romi untuk menyuruh Satria menghadap nya.

lalu beberapa menit kemudian Satria datang

"ada apa pah?." tanya Satria

"duduk, akan papa jelaskan." ucap Tio kepada putranya

kemudian Satria menuruti perintah papa nya, dia segera duduk dan mendengarkan setiap detail yang dijelaskan oleh Tio.

"jadi begini, tadi papa sudah bertanya kepada Adinda tentang perjodohan yang sudah papa buat dari kalian kecil, Adinda menyetujui jika dia menikah dengan mu. bagaimana dengan mu?." tanya Tio kepada putranya

"tapi apa ini tidak terlalu cepat?." jawab Satria

"Satria, apa kamu tidak melihat papa yg sudah tua seperti ini? papa ingin kamu bersama dengan Adinda, bahagiakan dia nak. papa yakin Adinda bisa menjadi yg terbaik di hidup kamu." katanya

Satria pun tak bisa menolak keinginan papa nya tersebut, dalam hati kecil Satria sebenarnya dia juga memiliki perasaan untuk Adinda, karena masa lalu Adinda yg membuat Satria harus memberi banyak perhatian dan itu membuat dirinya menaruh hati pada perempuan tersebut.

"ya udah pa kalau begitu aku ikut saja perintah papa, aku permisi dulu mau berangkat ke kantor." ucap Satria

setelah Satria pergi ke kantor ditemani oleh asisten nya, tuan Tio Anggara menanyakan tentang pekerjaan kepada Adinda

"Adinda, apa kamu tidak berangkat kerja?."

"tidak tuan, hari ini adalah jadwal libur kerja saya." jawab Adinda

ya, Adinda bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan Lee, dari dulu tuan Tio telah menyuruhnya untuk masuk kedalam perusahaan Anggara namun Adinda selalu saja menolak dengan alasan beliau sudah banyak memberi sesuatu yang berharga untuknya.

"oh yasudah kalau seperti itu, jangan lupa sarapan ya nak, tanyakan pada Novi dia membuat masakan apa hari ini, jika kamu tidak menyukainya suruh dia mengganti menu makanan tersebut." kata Tio Anggara

"iyaa tuan terimakasih, saya pamit ke kamar dulu." Adinda menjawab

tertidur di taman

setelah Adinda masuk kedalam kamarnya dia memikirkan perkataan tuan Tio yang ingin menikahkan nya dengan Satria.

ibu.. ayah..

andai saja saat itu kita tidak pergi berlibur, mungkin kalian masih ada untuk ku sampai sekarang..

lihatlah anak mu ini, dia ingin dinikahkan dengan seorang laki laki yang sama skali tidak mencintai nya, aku ingin menolak tapi rasanya tak tega dengan apa yang telah dia lakukan untuk ku selama bertahun tahun lama nya. dalam hati Adinda

selang 2 sampai 3 jam, Adinda merasa bosan berada dikamar nya yg hanya memikirkan tentang pernikahan itu.

kemudian dia memilih untuk keluar rumah dan berkeliling di taman belakang

"pak Romi, saya ke taman belakang ya." ucap Adinda

"saya akan ikut dengan nona." jawab pak Romi

"ah tidak perlu pak, saya bisa sendiri. bapak disini saja, takut sewaktu waktu seseorang membutuhkan bapak." sahut Adinda kepada Romi

"tapi nona, tuan besar memerintahkan saya untuk selalu menjaga nona." jawabnya lagi

"tidak perlu pak, kalau nanti tuan besar mencari ku bilang saja padanya aku berada di taman belakang." kata Adinda

"baik nona."

lalu Adinda menuju taman belakang dan dia duduk di sana sambil melihat indahnya pemandangan tersebut.

taman itu sangat luas sekali, banyak bunga bunga indah yang berada di sana, banyak pepohonan yg tak bosan bosan nya untuk dilihat.

ditempat lain Satria sedang menanda tangani setiap berkas yg diberikan oleh sekretaris nya, ketika hari sudah siang ia bergegas untuk menuju cafe depan kantornya untuk segera makan siang.

saat sedang makan ia teringat dengan Adinda..

*kira kira dia sudah makan atau belum ya? a*pa dia masih bekerja? aku akan segera menghubungi nya. kata Satria dalam hati

ia melanjutkan makan nya, setelah selesai ia juga langsung menghubungi Adinda, namun tidak merespon respon.

lalu Satria menghubungi pak Romi untuk menyuruh nya datang ke perusahaan Lee menemui Adinda

"halo pak? tolong kunjungi Adinda di perusahaan Lee dan beritahu padanya bahwa aku tadi menghubungi nya." ucap Satria di sebrang ponsel

"iya tuan, tapi nona Adinda sedang libur bekerja tuan, tadi pagi setelah tuan berangkat ke kantor tuan besar menanyakan pada nya." jawab pak Romi kepada tuan nya

"lalu kemana dia??? mengapa telfon ku tidak diangkat??." tanya Satria yang mulai bingung, takut jika Adinda pergi bersama pria lain walaupun hanya sebatas teman nya saja

"nona tidak kemana mana tuan, dia sedari tadi berada di taman belakang." jawab pak Romi lagi

"sejak kapan dia di sana ? aneh skali dia tidak menjawab telfon ku." kata Satria

"sudah lama tuan, akan saya cek bila tuan ingin tahu sedang apa nona di sana."

"tidak tidak, saya akan segera ke sana sekarang juga. terimakasih." ucap Satria yang langsung mematikan telfon tersebut dan menuju kantornya untuk memberitahu farel asisten kepercayaan nya agar menghendel pekerjaan Satria hari ini.

kemudian Satria segera kembali ke rumah diantar asisten pribadi nya untuk melihat Adinda di taman belakang.

saat sampai di rumah, Raka yang merupakan asisten pribadi nya itu segera membukakan pintu mobil tersebut.

Satria menuruni mobil dan langsung menuju arah taman belakang

ketika dia memasuki taman, terlihat Adinda yang tertidur pulas di kursi taman itu dengan ponsel yang berada di dekat nya.

"pantas saja kau tidak menerima panggilan ku, ternyata kau tertidur." ucap Satria sambil tersenyum melihat wajah Adinda yang cantik itu

lalu Satria duduk disebelahnya dan memegangi pipi Adinda, Satria juga mengelus rambut Adinda dengan lembut

saat itu juga Adinda terbangun

"eh tuan, maaf saya tidak tau bahwa tuan disini." kata Adinda menunduk

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!